Perancangan Enterprise Architecture Sistem Informasi Dengan Togaf Adm 9.1 di CV. Cotelligent Indonesia
PERANCANGAN
ENTERPRISE ARCHITECTURE
SISTEM INFORMASI
DENGAN TOGAF ADM 9.1
DI CV. COTELLIGENT INDONESIA
Oleh :
RADEN SOFIAN BAHRI
NPM: 57.101.11.078
TESIS
Untuk memenuhi salah satu syarat ujian
guna memperoleh gelar Magister Sistem Informasi
FAKULTAS PASCA SARJANA
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
(2)
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR SIMBOL ... xii
BAB I
PENDAHULUAN ... 1
1.1
Latar Belakang ... 1
1.2
Identifikasi Masalah ... 2
1.3
Tujuan Penelitian ... 3
1.4
Manfaat Penelitian ... 3
1.5
Batasan Masalah ... 3
1.6
Sistematika Penulisan ... 4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA... 6
2.1
Sistem Informasi ... 6
2.2
Enterprise ... 7
2.3
Arsitektur ... 7
2.4
Enterprise Architecture ... 8
2.5
TOGAF ... 9
2.5.1
TOGAF Architecture Development Method ... 11
2.6
Business Value Chain Model ... 13
2.7
Service-Oriented Architecture(SOA) ... 15
(3)
vi
2.8
Unified Modeling Language (UML) ... 17
2.8.1
Use case ... 18
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN ... 20
3.1
Kerangka Penelitian ... 20
3.2
Metodologi Penelitian ... 21
3.2.1
Studi Literatur ... 21
3.2.2
Pengumpulan Data ... 21
3.2.3
Identifikasi Awal ... 22
3.2.4
Fase Preliminary : Frameworkand Pricnciples ... 22
3.2.5
Requirement Management ... 23
3.2.6
Architecture Vision (Visi Arsitektur Sistem Informasi) ... 23
3.2.7
Business Architecture (Perancangan ArsitekturBisnis) ... 24
3.2.8
Information System Architecture (Arsitektur Sistem Informasi) 25
3.2.9
Technology Architecture (Arsitektur Teknologi) ... 25
3.2.10
Opportunities and Solutions (Peluang dan Solusi) ... 26
3.2.11
Migration Planning (Rencana Perpindahan) ... 26
BAB IV
HASIL PENELITIAN... 27
4.1
Identifikasi Awal... 27
4.1.1
Visi Perusahaan ... 27
4.1.2
Misi Perusahaan ... 27
4.1.3
Deskripsi Sistem ... 28
4.1.4
Analsis SWOT ... 37
4.2
Fase Preliminary ... 44
4.2.1
Ruang Lingkup Enterprise ... 44
4.2.2
Dukungan Pembangunan Arsitektur Enterprise ... 45
(4)
4.2.4
Penentuan Framework Arsitektur ... 46
4.3
Fase Architecture Vision ... 47
4.4
Fase Business Architecture ... 47
4.4.1
Proses Bisnis CV. Cotelligent Indonesia ... 48
4.4.2
Target Arsitektur Bisnis ... 53
4.5
Fase Information System Architecture ... 57
4.5.1
Fase Arsitektur Data ... 58
4.5.2
Fase Arsitektur Aplikasi ... 63
4.5.3
Kondisi Aplikasi Saat Ini ... 63
4.6
Fase Technology Architecture ... 72
4.6.1
Kondisi Teknologi Saat Ini ... 72
4.7
Fase Opportunities and Solutions ... 75
4.8
Fase Migration Planning ... 77
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN ... 80
5.1
Kesimpulan ... 80
5.2
Saran ... 81
DAFTAR PUSTAKA ... 82
LAMPIRAN A - DISKUSI KELOMPOK ... 1
LAMPIRAN B
–
PRINSIP ARSITEKTUR... 1
LAMPIRAN C
–
SKENARIO BISNIS ... 1
LAMPIRAN D
–
INTEROPERABILITY REQUIREMENT ... 1
(5)
82
DAFTAR PUSTAKA
[1]
Adrienne Curry, P. F., Ivan Hollingsworth (2006). Managing Information and
Systems. New York, Routledge.
[2]
Erl, T. (2005).
Service-Oriented Architecture: Concepts, Technology, and
Design Prentice Hall PTR.
[3]
Group, T. O. (2011). TOGAF® Version 9.1, Open Group Standard.
[4]
Kenneth C. Laudon, J. P. L. (2006). Management Information Systems.
MANAGING THE DIGITAL FIRM. New Jersey, Prentice Hall.
[5]
Laplante, P. A. (2007). WHAT EVERY ENGINEER SHOULD KNOW
ABOUT SOFTWARE ENGINEERING. Florida, CRC Press.
[6]
Minoli, D. (2008).
Enterprise Architecture A to Z.
Frameworks,
Business
Process Modeling, SOA, and Infrastructure Technology. Florida, CRC Press.
[7]
O’Docherty, M. (2005). Object
-Oriented Analysis and Design. Chichester,
John Wiley & Sons Ltd.
[8]
Roshen, W. (2009). SOA-Based
Enterprise Integration. New York, The
McGraw-Hill Companies.
[9]
Shim, J. K. (2000). INFORMATION SYSTEMS and TECHNOLOGY for the
(6)
iii
KATA PENGANTAR
Tiada ungkapan yang pantas peneliti ucapkan selain rasa syukur kepada
Allah SWT. Semoga rahmat, salam, dan berkah-Nya terlimpah kepada Nabi
Muhammad SAW. Hanya dengan ridho Allah penulis dapat menyelesaikan tesis
dengan
judul
“
PERANCANGAN
ENTERPRISE
ARCHITECTURE
SISTEM
INFORMASI
DENGAN
TOGAF
ADM
9.1
DI
CV.
COTELLIGENT INDONESIA
”
.
Tesis ini ditulis dalam upaya melengkapi syarat untuk mencapai gelar
Magister Strata-2, dan lebih dari itu sesungguhnya penyusunan tesis ini
merupakan rangkuman dari proses pembelajaran yang telah ditempuh selama
masa perkuliahan. Semoga dengan terselesaikannya tesis ini dapat memberi
sumbangsih kepada pihak-pihak yang berkepentingan dan para pembaca.
Dalam penulisan tesis ini, penulis tak lepas dari berbagai hambatan dan
rintangan. Akan tetapi, berkat bantuan dari berbagai pihak, segala macam
hambatan dapat teratasi. Untuk itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima
kasih yang tulus kepada :
1.
Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW atas rahmat dan kuasanya hingga
tesis ini dapat terselesaikan.
2.
Ayahanda dan Ibunda tercinta yang telah banyak memberikan kasih sayang,
perhatian, dukungan
, dan do’a
sepenuhnya untuk Ananda.
Do’a
Ibu dan
Ayah selama ini memberi dorongan bagi Ananda untuk lebih semangat lagi.
(7)
iv
3.
Dr.Ir.Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc, selaku Rektor Universitas Komputer
Indonesia.
4.
Dr. Ir. Herman Suryanto Soegoto, MBA selaku Dekan Fakultas Pascasarjana
Universitas Komputer Indonesia.
5.
Yasmi Afrizal, S.Kom., M.Kom., selaku dosen pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan dan petunjuk
kepada penulis.
6.
Rekan-rekan mahasiswa MSI-2 BU Reguler angkatan IV. Terima kasih atas
dukungan dan kebersamaannya selama ini.
7.
Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terima kasih untuk
segala bantuan yang telah diberikan.
Akhir kata penulis ucapkan semoga tesis ini dapat memberikan manfaat dan
dapat menambah pengetahuan kita semua. Amin.
Bandung, Januari 2014
(8)
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
CV. Cotelligent Indonesia adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa
perekrutan pegawai dengan
client yang tersebar di Eropa dan Kanada dan
berkantor pusat di London. Perusahaan memiliki beberapa produk jasa yang
digunakan untuk menjaring pasar dengan jenis bisnis yang sama maupun
perusahaan non-outsourcing yang memiliki lowongan pekerjaan tersendiri.
Perusahaan ini sudah memiliki sistem informasi yang terlibat di dalam
proses bisnis namun masih terpisah sesuai dengan fungsi bisnisnya. Aktor-aktor
yang terlibat di dalam perusahaan membutuhkan pertukaran informasi antar
sistem yang saat ini tidak dapat diakomodasi dengan baik karena seluruh sistem
tidak dapat melakukan pertukaran informasi dan menggunakan informasi akun
yang berbeda. Perbedaan lokasi menyebabkan perbedaan jam kerja dengan selisih
waktu 6-7 jam sehingga bagian administrasi di London mengalami kesulitan
dalam mengakses dokumen yang ada di Bandung dan sebaliknya.
Dampak kerjasama dengan perusahaan lain adalah pengembangan sistem
secara berkala. Tidak adanya
blueprint yang bisa digunakan sebagai panduan
dalam pengembangan sistem membuat
developer
kesulitan dalam melakukan
perubahan karena harus mengetahui dampak yang bisa mempengaruhi kinerja
sistem lain.
(9)
2
Dari deskripsi yang dijelaskan, perusahaan sudah memiliki sistem
informasi namun tidak ada aliran informasi antar sistem. Selain itu, perusahaan
tidak memiliki blueprint yang menggambarkan keseluruhan sistem sehingga tidak
ada panduan yang bisa digunakan jika terjadi perubahan atau pengembangan.
Perusahaan membutuhkan
blueprint yang digunakan untuk menggambarkan
keseluruhan sistem, membantu
developer saat melakukan pengembangan, dan
membantu kinerja operasional akan kebutuhan aliran informasi antar bagian dan
sistem. TOGAF ADM 9.1 digunakan sebagai metode dalam pembangunan
arsitektur
enterprise sebagai bentuk rencana strategis perusahaan sehingga
diharapkan dapat diketahui kebutuhan sistem informasi berdasarkan kondisi
perusahandan dituangkan dalam tesis
dengan judul “Perancan
gan
Enterprise
Architecture
Sistem Informasi dengan TOGAF ADM 9.1di CV. Cotelligent
Indonesia
”
.
1.2
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi
permasalahan yang ada sebagai berikut:
1.
Sistem yang ada di perusahaan terpisah dan berdiri serta tidak ada
aliran informasi antar sistem.
2.
Adanya kebutuhan aliran informasi antar bagian dan sistem.
3.
Developer sulit melakukan pengembangan dan perubahan.
4.
Perusahaan tidak memiliki blueprint yang digunakan sebagai panduan
dalam pengembangan sistem.
(10)
1.3
Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam perancangan arsitektur sistem informasi ini
adalah sebagai berikut:
1.
Merancang sistem informasi berorientasi layanan sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi perusahaan.
2.
Merancang
arsitektur
enterprise
sistem
informasi
dengan
menggunakan TOGAF ADM 9.1.
3.
Merancang
blueprint Sistem Informasi yang dapat digunakan sebagai
panduan dalam pengembangan sistem dan responsif terhadap
perubahan.
1.4
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian perancangan arsitektur sistem
informasi adalah sebagai berikut:
1.
Perusahaan memiliki rancangan sistem informasi terinteroperabilitas
sehingga semua sistem dapat saling bertukar informasi yang
dibutuhkan.
2.
Perusahaan memiliki blueprint yang dapat digunakan sebagai panduan
dalam mengembangkan sistem di waktu yang akan datang.
1.5
Batasan Masalah
Batasan masalah yang digunakan di dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1.
Perancangan arsitektur
enterprise sistem informasi menggunakan
TOGAF ADM 9.1.
(11)
4
2.
Sistem yang dianalisis adalah sistem perekrutan, sistem pencatatan
pekerjaan, sistem kepegawaian, dan sistem mailman (pengolahan data
email untuk pemasaran).
3.
Fase TOGAF ADM yang digunakan adalah fase
preliminary hingga
fase migration planning karena keterbatasan peneliti untuk mengakses
kebijakan perusahaan dalam menata kelola pekerjaan (fase
implementation governance) dan mengelola perubahan (architecture
change management).
1.6
Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan dalam penyusunan proposal ini, maka sistematika
penyusunan terdiri atas tiga bab seperti dibawah ini :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang penelitian, identifikasi
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah dan
sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini menguraikan tentang teori-teori yang menunjang diantaranya
konsep mengenaisistem informasi,
enterprise architecture,
framework
TOGAF ADM, tahapan pengembangan model
framework TOGAF ADM,
dan Unified Modellling Language (UML).
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini mengemukakan metodologi penulisan data dan menguraikan
analisis hasil temuan yang digunakan penulis dalam penyusunan laporan
penelitian.
(12)
BAB IV HASIL PENELITIAN
Bab menjelaskan hasil penelitian berupa perancangan enterprise arsitektur
menggunakan TOGAF ADM di CV. Cotelligent Indonesia.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dari uraian pada bab sebelumnya dan
saran-saran yang perlu diperhatikan untuk mendukung pengembangan
selanjutnya.
(13)
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Sistem Informasi
Sistem informasi adalah sistem komputerisasi yang mengolah data (fakta)
dan menghasilkan informasi (Shim 2000). Siklus pengolahan informasi terdiri dari
empat operasi yaitu input, proses, output, dan penyimpanan. Informasi memiliki
nilai dan berguna karena dapat membantu pengambil keputusan.
Pembangunan sistem informasi dapat menjadi tugas yang rumit dan
mencakup banyak pegawai untuk bekerja sama. Dalam proses ini, banyak sistem
informasi kecil yang sudah ada dikombinasikan menjadi sistem yang besar
sehingga semua fungsi bisnis dapat diintegrasikan melalui sistem informasi, atau
sistem informasi yang baru. Membangun sistem informasi di dalam kerangka
kerja terencana dapat menghasilkan sistem yang lebih baik dan membantu
organisasimenghindari kebutuhan menggabungkan sekumpulan sistem informasi
yang tidak sesuai. Oleh karena itu, pembangunan sistem informasi membutuhkan
pemahaman terhadap proses bisnis, ilmu, kebijakan organisasi, keahlian di
bidangnya, visi, dan kemampuan komunikasi yang baik. Menangkap peluang atau
memecahkan masalah bisa menjadi dasar dalam pembangunan sistem informasi
yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
Menangkap peluang. Peluang didefinisikan sebagai kemungkinan
peningkatan di dalam bisnis seperti meningkatkan penjulan, operasi yang lebih
efisien, atau mendapatkan keuntungan kompetitif. Menangkap peluang
(14)
dipertimbangkan menjadi aktifitas proaktif di dalam bisnis, sedangkan pemecahan
masalah dipertimbangkan sebagai reaktif.
Memecahkan masalah. Masalah didefinisikan sebagai situasi yang tidak
diinginkan atau keadaan yang tidak terduga. Sistem informasi yang baik dapat
memberikan solusi terhadap masalah yang dihadapi.
2.2
Enterprise
Enterprise adalah sekumpulan korporat atau entitas atau lembaga dengan
tugas yang mendukung entitas fungsional dan memiliki sekumpulan tujuan atau
suatu perintah (Minoli 2008). Dalam konteks ini, suatu
enterprise adalah divisi
atau department dari suatu perusahaan, sekelompok organisasi yang terpisah
secara geografis namun dihubungkan bersama oleh kepemilikan secara
administratif, agen pemerintah (atau sekumpulan agen) pada setiap tingkat
yuridiksi, sekumpulan agen pemerintah, dan seterusnya (Group 2011).
Organisasi besar dan entitas pemerintah dapat terdiri dari beberapa
enterprise. Suatu arsitektur mendukung penyatuan operasi multi organisasional.
Framework arsitektural dapat memberikan dasar pengembangan repositori
arsitektur untuk penyatuan dan penggunaan kembali model dan rancangan data
dasar.
2.3
Arsitektur
Berdasarkan American National Standards Institute/Institute of Electrical
and Electronics Engineers (ANSI/IEEE) Std 1471-2000, suatu arsitektur adalah
dasar organisasi suatu sistem, diwujudkan di dalam komponennya, hubungannya
terhadap komponen lain dan lingkungannya, dan prinsip mengatur rancangan dan
(15)
8
evolusi
sistem
tersebut.
Arsitektur
dapat
digambarkan
sebagai
blueprintTI/korporat untuk perencanaan suatu kota atau pembangunan yang besar
(Minoli 2008).
Arsitektur mencakup bagian berikut ini:
1.
Arsitektur bisnis: suatu perumusan arsitektural dari fungsi bisnis.
2.
Arisktektur informasi: suatu perumusan arsitektural dari informasi
fungsi melalui model data.
3.
Arsitektur sistem/aplikasi: defenisi arsitektural dari sistem/aplikasi
fungsi.
4.
Arsitektur teknologi infrastruktur : perumusan (penjelasan)
arsitektural dari infrastruktur teknologi fungsi.
2.4
Enterprise Architecture
Enterprise Architecture (EA) adalah kumpulan proses bisnis, aplikasi,
teknologi, dan data yang mendukung strategi bisnis suatu
enterprise
(Minoli
2008). Arsitektur
enterprise adalah suatu rencana perekaman, cetak biru dari
struktur, susunan, pengaturan, pengelompokan fungsional, antar muka, data,
protokol, logika fungsional, integrasi, teknologi, dari sumber IT dan dibutuhkan
untuk mendukung fungsi bisnis atau misi korporat atau organisasi (Minoli 2008).
Tujuan dari EA adalah membuat lingkungan TI yang bersatu (sistem
software dan hardware yang terstandarisasi) melintasi perusahaan atau semua unit
bisnis perusahaan, yang dihubungkan kepada sisi bisnis dan strategi
organisasi.Secara spesifik, tujuannya adalah untuk mempertimbangkan penjajaran,
standarisasi, penggunaan kembali aset TI, dan berbagi metode yang sudah ada
(16)
untuk pengelolaan proyek dan pembangunan
software antar organisasi. Hasil
akhirnya adalah membuat TI lebih murah, strategis, dan responsif.
Maksud dari EA adalah membuat pemetaan aset TI dan proses bisnis dan
sekumpulan prinsip tata kelola yang mengendalikan strategi bisnis dan bagaimana
hal tersebut dapat dijelaskan melaui TI. Hasil dari EA dapat berupa sekumpulan
strategi TI, standar EA yang baru atau dimodifikasi,
roadmap yang menjelaskan
proyek TI yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan arisktektur baru dan
mencapai target, dan suatu rencana pengembangan/penyebaran.
2.5
TOGAF
TOGAF adalah suatu
framework (rincian metode dan sekumpulan tools
pendukung) untuk mengembangkan arsitektur enterprise. (Group 2011)
TOGAF adalah
framework arsitektur yang memberikan metode dan tools
untuk membantu dalam penerimaan, produksi, penggunaan, dan perawatan
arsitektur
enterprise. TOGAF didasarkan pada model proses iteratif yang
didukung oleh best practice dan sekumpulan aset arsitektur yang bisa digunakan
kembali.
TOGAF mendefenisikan
enterprise sebagai sekumpulan organisasi yang
memiliki sekumpulan tujuan (goal) (Group 2011). Sebagai contoh, enterprise bisa
berupa agen pemerintah, suatu perusahaan, suatu bagian dari perusahaan, sautu
department, atau organisasi yang terpisah secara geografis namun mempunyai
pemilik yang sama.
(17)
10
Istilah
enterprise di dalam arsitektur
enterprise dapat digunakan untuk
menunjukan keseluruhan
enterprise
–
menunjukan seluruh layanan teknologi
daninformasi, proses-proses, dan infrastruktur maupun domain tertentu di dalam
enterprise. Arsitektur melintasi berbagai sistem dan berabagai kelompok
fungsional di dalam enterprise.
Tujuan dari arsitektur
enterprise adalah mengoptimasi proses antar
enterprise yang terpisah (baik manual atau otomatis) menjadi satu lingkungan
terintegrasi yang merespon perubahan dan mendukung strategi bisnis. Arsitektur
enterprise yang baik memungkinkan pencapaian keseimbangan antara efesiensi TI
dan inovasi bisnis. Arsitektur
enterprise memungkinan unit bisnis untuk
berinovasi untuk mendapatkan keuntungan strategis.
Framework arsitektur merupakan struktur dasar, atau sekumpulan struktur,
yang dapat digunakan dalam membangun arsitektur yang berbeda(Group
2011).Framework tersebut harus bisa menjelaskan metode perancangan target
enterprise di dalam sekumpulan bagian dan menunjukan bagaimana
bagian-bagian tersebut saling terhubung. Framework mengandung sekumpulan tools dan
memberikan penjelasan mengenai istilah yang digunakan dan sekumpulan
rekomendasi standar yang bisa digunakan di dalam bagian tersebut.
TOGAF sudah dikembangkan oleh lebih dari 300 perusahaan anggota
forum arsitektur yang berasal dari perusahaan dan organisasi besar.
Mengembangkan dan mendukung arsitektur
enterprise merupakan teknik yang
rumit karena mencakup berbagai
stakeholder dan proses pengambilan keputusan
di dalam organisasi. TOGAF memiliki peran penting di dalam standarisasi dan
(18)
menjelaskan proses pengembangan arsitektur. TOGAF memberikan praktik
kerangka kerja terbaik untuk menambah nilai, dan memungkinkan organisasi
untuk membangun solusi yang dapat dilakukan dan ekonomis dan
mengakomodasi persoalan dan kebutuhan bisnis.
2.5.1
TOGAF
Architecture Development Method
TOGAF
Architecture Development Method (ADM) memberikan proses
teruji dan dapat diulang untuk mengembangkan arsitektur (Group 2011). ADM
mencakup penetapan
framework arsitektur, membangun konten arsitektur,
peralihan, dan mengatur realisasi arsitektur.
(19)
12
Semua aktifitas tersebut ada di dalam suatu siklus iteratif dari defenisi dan
realisasi arsitektur yang memungkinkan organisasi mengubah perusahaan menjadi
bisa dikontrol yang berhubungan dengan tujuan dan peluang bisnis.
Fase-fase yang ada di dalam ADM adalah sebagai berikut:
1.
Fase
preliminary menjelaskan aktifitas persiapan dan permulaan yang
dibutuhkan untuk membuat
Architecture
Capability termasuk
penyesuaian TOGAF dan pendefinisian prinsip arsitektur.
2.
Fase A:
Architecture Vision menjelaskan fase awal dari siklus
pengembangan arsitektur yang mencakup informasi mengenai
penentuan ruang lingkup pembangunan arsitektur, identifikasi
stakeholder, pembuatan visi arsitektur, dan memperoleh izin untuk
membangun arsitektur.
3.
Fase B:
Business Architecture menjelaskan pembangunan
Business
Architecture untuk mendukung
ArchitectureVision yang sudah
disetujui.
4.
Fase C:
Information System
Architecture menjelaskan pembangunan
arsitektur sistem informasi untuk mendukung
ArchitectureVision yang
sudah disetujui.
5.
Fase D: Technology Architecture menjelaskan pembangunan arsitektur
teknologi untuk mendukung ArchitectureVision yang sudah disetujui.
6.
Fase E: Peluang dan Solusi berhubungan dengan perencanaan
implementasi awal dan identifikasi sarana pengiriman untuk arsitektur
yang didefenisikan pada fase sebelumnya.
(20)
7.
Fase F: Migration Planning menjelaskan bagaimana bergerak dari garis
awal ke target arsitektur dengan mengakhiri rincian implementasi dan
rencana perpindahan.
8.
Fase
G:
Implementation
Governance
memberikan
kesalahan
implementasi yang arsitektural.
9.
Fase H: Architecture Change Management menetapkan prosedur untuk
mengelola perubahan terhadap arsitektur yang baru.
10.
Requirement management memeriksa proses pengelolaan kebutuhan
arsitektur melalui ADM.
2.6
Business Value Chain Model
Value chain model fokus terhadap aktifitas tertentu di dalam bisnis dimana
strategi kompetitif dapat diaplikasi dengan baik dan dimana sistem informasi
paling banyak memberikan dampak strategis (Kenneth C. Laudon 2006).
Model ini mengidentifikasi poin kritis tertentu dimana perusahaan dapat
menggunakan teknologi informasi yang paling efektif untuk mencapai posisi
kompetitif. Value chain model melihat perusahaan sebagai sekumpulan atau rantai
aktifitas dasar yang bisa menambah nilai terhadap produk atau layanan
perusahaan. Aktifitas tersebut dapat dibagi menjadi aktifitas utama dan aktifitas
pendukung.
(21)
14
Infrastructure – information systems, legal, accounting, financial management
Human Resource Management – personnel, pay, recruitment, training, manpower planning Product and technology development – product and process design, market testing, R&D Procurement – supplier management, resourcing, subcontracting
Inbound Logistic
Quality control
Receiving
Control of raw material
Operations
Manufacturing
Packaging
Production control
Maintenance
Outbound logistics
Finished goods
Order handling
Dispatch Delivery Invoicing
Sales and marketing
Customer management and
order taking
Promotion sales analysis
Market Research
Servicing
Warranty
Maintenance
Education and training
Value added – cost = profit
Support activities
Primary activities
Gambar 2.2.Value chain Organisasi (Adrienne Curry 2006).
Aktifitas utama berhubungan langsung terhadap produksi dan distribusi
produk dan layanan perusahaan, yang menghasilkan nilai bagi konsumen.
Aktifitas utama mencakup inbound logistic, operasi,
outbound logistic, penjualan
dan pemasaran, dan layanan.Inbound logistic mencakup penerimaan dan
penyimpanan bahan untuk didistribusikan ke produksi. Operasi mengubah input
menjadi produk akhir.
Outbound logistic membutuhkan penyimpanan dan
pendistribusian produk akhir. Penjualan dan pemasaran mencakup aktifitas
promosi dan penjualan produk perusahaan. Aktifitas layanan mencakup perawatan
dan perbaikan barang dan jasa perusahaan.
Aktifitas pendukung membuat aktifitas utama dapat dilakukan dan terdiri
dari infrastruktur organisasi (administrasi dan manajemen), sumber daya manusia
(perekrutan, penggajian, dan pelatihan pegawai), dan
procurement (input
pembelian).
(22)
2.7
Service
-
Oriented Architecture
(SOA)
Service-oriented architecture adalah istilah yang merepresentasikan model
penyusunan logika otomasi menjadi lebih kecil, memperjelas sekumpulan
logika(Erl 2005). Jika dikumpulkan, unit-unit tersebut akan membangun bagian
logika otomasi bisnis yang lebih besar.
Service-Oriented Architecture (SOA)
mendorong sekumpulan logika individual agar tetap ada secara otonomi dan tidak
saling terisolasi.
Gambar 2.3. Layanan dapat mengenkapsulasi berbagai logika.
Seperti pada gambar 2.4, ketika membangun solusi otomasi yang terdiri
dari
service, setiap
service dapat mengenkapsulasi operasi yang dilakukan oleh
langkah individu atau subproses yang terdiri dari sekumpulan langkah.
Service
bahkan dapat mengenkapsulasi seluruh logika proses.
(23)
16
2.7.1
Lapisan SOA
Setiap lapisan dapat meringkaskan aspek solusi tertentu, mengakomodasi
salah satu masalah yang sudah diidentifikasi (Erl 2005). Hal ini mengurangi beban
untuk membangun
service yang mengakomodasi bisnis, aplikasi, dan agilitas
sekaligus.
Gambar 2.4. Tiga lapisan utama layanan.
1.
Application ServiceLayer
Lapisan
service aplikasi merupakan landasan yang menyatakan
fungsionalitas
teknologi
secara
spesifik.
Tujuannya
adalah
memberikan fungsi yang dapat digunakan kembali yang berhubungan
terhadap pengolahan data di dalam lingkungan aplikasi yang baru atau
sudah ada.
(24)
2.
Business servicelayer
Jika layanan aplikasi bertanggung jawab terhadap representasi
teknologi dan logika aplikasi, lapisan
service bisnis memperkenalkan
suatu
service yang hanya terkait dengan representasi logika bisnis.
Lapisan ini bertanggung jawab untuk menyatakan logika bisnis melalui
orientasi
service dan membawa representasi model bisnis korporat ke
dalam wilayah web service. Lapisan ini mengacu pada pembuatan dua
model layanan bisnis yaitu task-centric dan entity-centric. Task-centric
adalah suatu
service yang mengenkapsulasi logika bisnis tertentu
menjadi tugas atau proses bisnis.
Entity-centric adalah suatu layanan
yang mengenkapsulasi entitas bisnis tertentu.
3.
Orchestration service layer
Orkestrasi lebih bernilai dari pada proses bisnis standar karena
memungkinkan menghubungkan logika proses ke interaksi
service di
dala logika
workflow. Lapisan
service orkestrasi memperkenalkan
tingkatan induk yang mengurangi kebutuhan
service lain untuk
mengelola rincian interaksi yang dibutuhkan untuk menjamin bahwa
operasi layanan dieksekui dalam urutan tertentu.
2.8
Unified Modeling Language
(UML)
Unified Modeling Language (UML)
adalah sebuah bahasa yang
berdasarkan grafik/gambar untuk memvisualisasi,menspesifikasikan, membangun,
dan pendokumentasian dari sebuah sistem pengembangan
software berbasis
OO(Object-Oriented). UML adalah bahasa standar yang diterima dengan luas
(25)
18
untuk spesifikasi dan rancangan sistem software yang menggunakan pendekatan
object-oriented (Laplante 2007).
UML adalah bahasa pemodelan terstandarisasi untuk tujuan secara umum
di bidang
software engineering. UML mencakup sekumpulan teknis
penggambaran notasi untuk membuat model abstrak dari suatu sistem (Roshen
2009). UML memungkinkan pengguna untuk memodelkan proses bisnis, struktur
aplikasi, application behavior, struktur data, dan arsitektur. Oleh karena itu UML
dapat dimanfaatkan untuk tiga lapisan atas arsitektur.
UML mendefinisikan 12 tipe diagram, yang dibagi menjadi tiga kategori:
empat diagram yang merepresentasikan struktur aplikasi statis, lima diagram
merepresentasikan aspek
dynamic behavior, dan tiga diagram merepresentasikan
cara mengorganisasi dan mengelola modul aplikasi.
2.8.1
Use case
Use case adalah penjelasan statis bagaimana sistem atau bisnis digunakan,
oleh konsumen, pengguna, atau oleh sistem lain
(O’Docherty 2005)
. Diagram
use
case memperlihatkan bagiamana keterhubungan sistem dan bagaiamana pengguna
berhubungan dengan sistem tersebut. Setiap lingkaran elips pada
use case
merepresentasikanuse case dan lambang orang merepresentasikan pengguna.
Use case menggunakan partisipan yang disebut dengan aktor. Setiap
use
case akan memberikan nilai bagi aktor. Nilai dapat berarti hal yang berbeda bagi
orang yang berbeda. Nilai tersebut bisa berupa beberapa informasi yang ingin
diterima oleh aktor, beberapa efek yang diharapkan oleh aktor karena terhubung
(26)
dengan sistem, beberapa uang, pembelian, atau hal lain yang memotifasi aktor. Use
case membantu dalam menemukan objek, atribut, dan operasi.
(27)
80
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Berikut ini adalah kesimpulan yang dicapai berdasakan hasil penelitian
yang dilakuan.
1.
Perancangan sistem informasi
Services Oriented Architecture
merupakan sistem informasi yang dapat mengakomodasi kebutuhan
perusahaan terhadap aliran informasi antar bagian. Sistem yang
terlibat dibangun
service sebagai
interface agar dapat berkomunikasi
dengan sistem lain tanpa merubah stabilitas sistem.
2.
TOGAF ADM 9.1 dapat digunakan untuk merancang arsitektur
enterprise sistem informasi sehingga dapat diketahui sistem informasi
yang dibutuhkan perusahaan beserta pemetaannya. Skenario bisnis
digunakan untuk mengetahui visi arsitektur yang harus dicapai oleh
perusahaan dengan mempertimbangkan lingkungan bisnis dan
lingkungan teknis perusahaan.
3.
Blueprint yang dihasilkan dari perancangan arsitektur enterprise
dengan menggunakan TOGAF ADM 9.1 dapat digunakan sebagai
panduan dalam mengembangkan sistem.
(28)
5.2
Saran
Berkut ini adalah saran yang dapat dilakukan untuk mengembangkan
penelitian ini:
1.
Pertimbangan keamanan pertukaran informasi antar sistem.
2.
Pertimbangan keamanan pada SSO (Single Sign On).
3.
Document retreival pada dokumen CV kandidat sesuai kata kunci yang
akan berguna pada pencarian dokumen terkait.
(29)
Magister Sistem Informasi UNIKOM
1
PERANCANGAN
ENTERPRISE ARCHITECTURE
SISTEM INFORMASI
DENGAN TOGAF ADM 9.1
DI CV. COTELLIGENT INDONESIA
Raden Sofian Bahri
5710111078
Universitas Komputer Indonesia
Program Pasca Sarjana, Program Studi Magister Sistem Informasi Jalan Dipatiukur 112-116, Bandung 40132
Email : raden.sofian.bahri@gmail.com
ABSTRAK
CV. Cotelligent Indonesia adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa perekrutan pegawai. Perusahaan memilikiclientyang tersebar di Eropa dan Kanada dengan berkantor pusat di London. Perusahaan sudah memiliki sistem-sistem informasi namun tidak ada aliran informasi antar sistem. Selain itu, perusahaan tidak memiliki blueprint yang menggambarkan keseluruhan sistem sehingga tidak ada panduan yang bisa digunakan jika terjadi perubahan atau pengembangan. Perusahaan membutuhkan blueprint yang digunakan untuk menggambarkan keseluruhan sistem, membantu developer saat melakukan pengembangan, dan membantu kinerja operasional akan kebutuhan aliran informasi antar bagian dan sistem. Arsitekturenterprise
adalah suatu rencana perekaman, cetak biru dari struktur, susunan, pengaturan, pengelompokan fungsional, antar muka, data, protokol, logika fungsional, integrasi, teknologi, dari sumber IT dan dibutuhkan untuk mendukung fungsi bisnis atau misi korporat atau organisasi (Minoli 2008). Sistem terpisah yang ada diprusahaan dapat saling berkomunikai dengan menggunakan webservice. Webservice dibangun dengan menggunakan SOA.
Blueprintsistem informasi perusahaan dibangun dengan menggunakan TOGAF ADM 9.1.
Kata kunci:Enterprie Architecture, TOGAF ADM 9.1, dan SOA
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
CV. Cotelligent Indonesia adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa perekrutan pegawai dengan client yang tersebar di Eropa dan Kanada dan berkantor pusat di London. Perusahaan memiliki beberapa produk jasa yang digunakan untuk menjaring pasar dengan jenis bisnis yang sama maupun perusahaan
non-outsourcing yang memiliki lowongan pekerjaan tersendiri.
Perusahaan ini sudah memiliki sistem informasi yang terlibat di dalam proses bisnis namun masih terpisah sesuai dengan fungsi bisnisnya. Aktor-aktor yang terlibat di dalam perusahaan membutuhkan pertukaran informasi antar sistem yang saat ini tidak dapat diakomodasi dengan baik karena seluruh sistem tidak dapat melakukan pertukaran informasi dan menggunakan informasi akun yang berbeda. Perbedaan lokasi menyebabkan perbedaan jam kerja dengan selisih waktu 6-7 jam sehingga bagian administrasi di London mengalami kesulitan dalam mengakses
dokumen yang ada di Bandung dan sebaliknya. Dampak kerjasama dengan perusahaan lain adalah pengembangan sistem secara berkala. Tidak adanya blueprint yang bisa digunakan sebagai panduan dalam pengembangan sistem membuat
developer kesulitan dalam melakukan perubahan karena harus mengetahui dampak yang bisa mempengaruhi kinerja sistem lain.
Dari deskripsi yang dijelaskan, perusahaan sudah memiliki sistem informasi namun tidak ada aliran informasi antar sistem. Selain itu, perusahaan tidak memiliki blueprint yang menggambarkan keseluruhan sistem sehingga tidak ada panduan yang bisa digunakan jika terjadi perubahan atau pengembangan. Perusahaan membutuhkan
blueprint yang digunakan untuk menggambarkan keseluruhan sistem, membantu developer saat melakukan pengembangan, dan membantu kinerja operasional akan kebutuhan aliran informasi antar bagian dan sistem. TOGAF ADM 9.1 digunakan sebagai metode dalam pembangunan arsitektur
enterprise sebagai bentuk rencana strategis perusahaan sehingga diharapkan dapat diketahui kebutuhan sistem informasi berdasarkan kondisi
(30)
Magister Sistem Informasi UNIKOM
2
Cotelligent Indonesia”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi permasalahan yang ada sebagai berikut:
1. Sistem yang ada di perusahaan terpisah dan berdiri serta tidak ada aliran informasi antar sistem.
2. Adanya kebutuhan aliran informasi antar bagian dan sistem.
3. Developersulit melakukan pengembangan dan perubahan.
Perusahaan tidak memiliki blueprint yang digunakan sebagai panduan dalam pengembangan sistem.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam
perancangan arsitektur sistem informasi ini
adalah sebagai berikut:
1. Merancang sistem informasi berorientasi layanan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi perusahaan.
2. Merancang arsitektur enterprise sistem informasi dengan menggunakan TOGAF ADM 9.1.
3. Merancang blueprint Sistem Informasi yang dapat digunakan sebagai panduan dalam pengembangan sistem dan responsif terhadap perubahan.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem Informasi
Sistem informasi adalah sistem komputerisasi yang mengolah data (fakta) dan menghasilkan informasi (Shim 2000). Siklus pengolahan informasi terdiri dari empat operasi yaitu input, proses, output, dan penyimpanan. Informasi memiliki nilai dan berguna karena dapat membantu pengambil keputusan.
Membangun sistem informasi di dalam kerangka kerja terencana dapat menghasilkan sistem yang lebih baik dan membantu organisasimenghindari kebutuhan menggabungkan sekumpulan sistem informasi yang tidak sesuai. Oleh karena itu, pembangunan sistem informasi membutuhkan pemahaman terhadap proses bisnis, ilmu, kebijakan organisasi, keahlian di bidangnya, visi, dan kemampuan komunikasi yang baik.
2.2 Enterprise Architecture
Enterprise Architecture (EA) adalah kumpulan proses bisnis, aplikasi, teknologi, dan data yang mendukung strategi bisnis suatu
fungsional, antar muka, data, protokol, logika fungsional, integrasi, teknologi, dari sumber IT dan dibutuhkan untuk mendukung fungsi bisnis atau misi korporat atau organisasi (Minoli 2008).
2.3 TOGAF
TOGAF adalah suatu framework (rincian metode dan sekumpulan tools pendukung) untuk mengembangkan arsitektur enterprise. (Group 2011).
TOGAF mendefenisikan enterprise sebagai sekumpulan organisasi yang memiliki sekumpulan tujuan (goal) (Group 2011).
Framework arsitektur merupakan struktur dasar, atau sekumpulan struktur, yang dapat digunakan dalam membangun arsitektur yang berbeda(Group 2011). Framework mengandung sekumpulan tools dan memberikan penjelasan mengenai istilah yang digunakan dan sekumpulan rekomendasi standar yang bisa digunakan di dalam bagian tersebut.
2.4 TOGAFArchitecture Development Method
TOGAF Architecture Development Method
(ADM) memberikan proses teruji dan dapat diulang untuk mengembangkan arsitektur (Group 2011). ADM mencakup penetapan framework
arsitektur, membangun konten arsitektur, peralihan, dan mengatur realisasi arsitektur.
Fase-fase yang ada di dalam ADM adalah sebagai berikut:
1. Fase preliminary menjelaskan aktifitas persiapan dan permulaan yang dibutuhkan untuk membuat Architecture Capability
termasuk penyesuaian TOGAF dan pendefinisian prinsip arsitektur.
2. Fase A: Architecture Vision menjelaskan fase awal dari siklus pengembangan arsitektur yang mencakup informasi mengenai penentuan ruang lingkup pembangunan arsitektur, identifikasi
stakeholder, pembuatan visi arsitektur, dan memperoleh izin untuk membangun arsitektur.
3. Fase B: Business Architecture menjelaskan pembangunan Business Architecture untuk mendukung ArchitectureVision yang sudah disetujui.
4. Fase C: Information System Architecture
menjelaskan pembangunan arsitektur sistem
informasi untuk mendukung
ArchitectureVisionyang sudah disetujui. 5. Fase D: Technology Architecture
menjelaskan pembangunan arsitektur
teknologi untuk mendukung
(31)
Magister Sistem Informasi UNIKOM
3
6. Fase E: Peluang dan Solusi berhubungan dengan perencanaan implementasi awal dan identifikasi sarana pengiriman untuk arsitektur yang didefenisikan pada fase sebelumnya.
7. Fase F: Migration Planning menjelaskan bagaimana bergerak dari garis awal ke target arsitektur dengan mengakhiri rincian implementasi dan rencana perpindahan. 8. Fase G: Implementation Governance
memberikan kesalahan implementasi yang arsitektural.
9. Fase H: Architecture Change Management
menetapkan prosedur untuk mengelola perubahan terhadap arsitektur yang baru.
Requirement management
memeriksa proses pengelolaan kebutuhan arsitektur melalui ADM.
2.5 Service-Oriented Architecture(SOA) Service-oriented architecture adalah istilah yang merepresentasikan model penyusunan logika otomasi menjadi lebih kecil, memperjelas sekumpulan logika(Erl 2005). Jika dikumpulkan, unit-unit tersebut akan membangun bagian logika otomasi bisnis yang lebih besar. Service-Oriented Architecture(SOA) mendorong sekumpulan logika individual agar tetap ada secara otonomi dan tidak saling terisolasi.
Gambar 1. Layanan dapat mengenkapsulasi berbagai logika.
3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Kerangka Penelitian
Proses penelitian yang dilakukan dalam melakukan pembangunan arsitektur enterprise di CV. Cotelligent Indonesia dapat dilihat melalui kerangka penelitian yang ada di gambar 2.
Gambar 2. Kerangka Penelitian Perancangan Arsitektur
EnterpriseTOGAF ADM di CV. Cotelligent Indonesia.
3.2 Metodologi Penelitian
Penelitian dilakukan di CV. Cotelligent Indonesia dengan tujuan untuk mengumpulkan data yang terkait dengan perancangan arsitektur
enterprise dengan TOGAF ADM. Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam melakukan penelitian adalah sebagai berikut:
3.2.1 Studi Literatur
Tahapan ini d i l a kuka n untuk mencari uraian mengenai teori-teori, temuan dan bahan penelitian lainnya sebagai acuan untuk dijadikan landasan teori dalam kegiatan penelitian yaitu dengan melakukan studi terhadap literatur-literatur berupa buku, jurnal dan informasi dari internet dan lain-lain.
3.2.2 Pengumpulan Data
Tahapan ini dilakukan untuk mengetahui kondisi perusahaan saat ini, yaitu dengan cara:
1. Observasi
Merupakan metode pengumpulan data dengan cara pengamatan atau peninjauan langsung terhadap obyek penelitian, yaitu mengumpulkan, menelaah, dan mengemati setiap aktivitas beserta data administrasi perusahaan berkaitan dengan 6 tahapan kerangka TOGAF ADM.
2. Wawancara
(32)
Magister Sistem Informasi UNIKOM
4
:Business Manager, Bagian Administrasi, dan Direktur Utama.
3.2.3 Identifikasi Awal
Tahapan ini dilakukan sebagai tahap identifikasi awal terhadap komponen-komponen yang terkait penelitian dengan cara observasi dan studi dokumen.
Langkah-langkahnya meliputi :
1. Pengumpulan data-data terkait visi dan misi, tujuan, dan struktur organisasi perusahaan. 2. Melakukan identifikasi proses bisnis yang
sedang berjalan.
3. Indentifikasi terhadap sistem informasidan teknologi informasi yang digunakan saatini. 4. Analisis SWOT terhadap sistem dan
teknologi informasi yang digunakan saat ini. Fase ini menghasilkan analisis SWOT yang akan digunakan untuk mengetahui kondisi sistem yang digunakan oleh perusahaan.
3.2.4 Fase Preliminary : Framework and Pricnciples
Tahapan ini merupakan tahap persiapan dan permulaan untuk mendefinisikan kerangka dan prinsip yang bertujuan untuk mengkonfirmasi komitmen dari manajemen, penentuan kerangka kerja dan rincian metodologi yang akan digunakan pada perancangan arsitekturenterprise.
Adapun tahapan yang dilakukan di dalam fase ini adalah sebagai berikut:
1. Penentuan lingkup arsitekturenterpriseyang digambarkan melaluivalue chain.
2. Identifikasi stakeholder yang terlibat berdasarkan aktifitasvalue chain.
3. Identifikasi prinsip arsitektur yang digunakan di dalam perusahaan.
4. Penentuan framework. Pada penelitian ini
framework yang digunakan adalah TOGAF ADM.
5. Penentuantoolsyang akan digunakan.Tools
yang akan digunakan adalah value chain, BPMN, dan diagram UML.
Prinsip arsitektur enterprise dibangun berdasarkan kebutuhan dan budaya pekerjaan perusahaan sehingga diharapkan mampu mendukung perusahaan dalam pencapaian misi. Setiap prinsip yang dibentuk memiliki implikasi yang menjadi acuan dalam pembangunan arsitektur.
3.2.5 Requirement Management
Tahapan ini dilakukan analisa dan mendokumentasikan kebutuhan perusahaan.
kemudian memberikannya kepada tahapan yang relevan.
Requirementsdilakukan untuk setiap tahapan dari kerangka kerja TOGAF ADM tahap A (Arsitektur Visi) sampai dengan F (Perencanaan Migrasi) dengan mengumpulkan setiap bahan yang dibutuhkan untuk membangun arsitektur
enterprise.
3.2.6 Architecture Vision (Visi Arsitektur Sistem Informasi)
Tahapan ini membahas mengenai visi, dan hasil akhir yang ingin dicapai dari perancangan arsitekturenterprisesistem informasi. Skenario bisnis pada lampiran digunakan untuk
menghasilkan kebutuhan bisnis. Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam membuat skenario bisnis adalah sebagai berikut:
1. Identifikasi dan prioritaskan masalah perusahaan.
2. Identifikasi lingkungan bisnis dan lingkungan teknologi.
3. Identifikasiobjectiveyang diinginkan. 4. Identifikasi aktor yang terlibat (manusia dan
komputer).
5. Identifikasi peran, tanggung jawab, dan ukuran kesuksesan aktor.
Hasil dari skenario bisnis adalah solusi dari masalah yang ada dan digunakan sebagai target. Solusi dari masalah tersebut harus memenuhi prinsip arsitektur yang ditetapkan pada langkah sebelumnya.
3.2.7 Business Architecture (Perancangan
ArsitekturBisnis)
Tahapan ini dilakukan analisis terhadap proses bisnis yang sedang berjalan saat ini. Langkah-langkah yang dilakukan meliputi :
1. Melakukan analisis terhadap proses bisnis saat ini.
2. Menentukan target arsitektur bisnis yang mendukung visi arsitektur.
3. Melakukan analisis kesenjangan (Gap Analysis) terhadap proses bisnis. Analaisis kesenjangan dilakukan terhadap kesenjangan bisnis, data, aplikasi dan teknologi.
Fase ini menghasilkan usulan proses bisnis yang diajukan untuk memperbaiki proses bisnis saat ini dan mendukung pencapaian visi pembangunan arsitektur.
(33)
Magister Sistem Informasi UNIKOM
5
3.2.8 Information System Architecture
(Arsitektur Sistem Informasi)
Tahapan ini dilakukan pemodelan terhadap arsitektur sistem informasi yang meliputi pemodelan Arsitektur Data(DataArchitecture)dan pemodelan Arsitektur Aplikasi (Architecture Application).
Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagi berikut:
1. Identifikasi data dan aplikasi saat ini. 2. Identifikasi data dan aplikasi yang
dibutuhkan dan digunakan sebagai target arsitektur sistem informasi.
3. Analisisgapantara kondisi data dan aplikasi saat ini dan target yang diharapkan.
4. Mengajukan usulan arsitektur data dan aplikasi dengan menggunakan ERD dan use casediagram.
Fase ini menghasilkan usulan arsitektur data dan aplikasi untuk mengakomodasi arsitektur bisnis dan mendukung pencapaian visi arsitektur.
3.2.9 Technology Architecture (Arsitektur Teknologi)
Tahapanini dilakukan perancangan terhadap arsitektur teknologi yang akan mendukung arsitektur sistem informasi meliputi perangkat keras dan perangkat lunak.
Langkah-langkah yang dilakukan pada tahapan ini adalah sebagai berikut:
1. Membuat analisis kesenjangan kondisi teknologi saat ini dan kondisi teknologi yang menjadi target.
2. Identifikasi kebutuhan teknologi sesuai dengan kebutuhan aplikasi.
3. Usulan perancangan infrastruktur dan jaringan komputer.
Fase ini menghasilkan arsitektur teknologi yang diusulkan untuk mengakomodasi kebutuhan arsitektur sistem informasi yang diajukan pada fase sebelumnya dan mendukung pencapaian visi arsitektur.
3.2.10 Opportunities and Solutions (Peluang dan Solusi)
Tahapan ini menekankan pada manfaat yang diperoleh dari perancangan arsitektur enterprise. Adapun tahapan yang akan dilakukan pada fase ini adalah sebagai berikut:
1. Menggabungkan dan mengulas hasil analisis kesenjangan dan solusi dari arsitektur bisnis, sistem informasi, dan teknologi.
2. Menentukan paket pekerjaan yang dibutuhkan berdasarkan solusi pada langkah 1.
3.2.11 Migration Planning (Rencana
Perpindahan)
Tahapan ini merencanakan proses peralihan dari sistem yang lama ke sistem yang baru agar penerepan sistem informasi yang dibangun menjadi terarah dan berjalan dengan baik. Proses migrasi ini meliputi penentuan prioritas proyek, penentuan sumber daya, dan langkah yang ditempuh untuk meminmalisir resiko akibat terjadinya perubahan.
4. HASIL PENELITIAN
4.1 Fase Preliminary
Fase ini digunakan untuk menentukan ruang lingkup enterprise, dukungan pihak perusahaan dalam pembangunan arsitektur enterprise, prinsip arsitektur yang akan dibangun, dan penentuan domain yang akan digunakan.
4.1.1 Ruang Lingkup Enterprise
Penentuan ruang lingkup enterprise
dilakukan dengan menggunakan value chain yang dibagi menjadi dua aktifitas yaitu aktifitas utama dan aktifitas pendukung pada gambar 4.5.
Gambar 3.Value chainperusahaan.
Berdasarkan value chain pada gambar 3, aktifitas utama perusahaan bergerak di bagian administrasi dengan proses bisnis intinya adalah pengolahan lowongan pekerjaan yang di-submit
olehclient.
4.1.2 Dukungan Pembangunan Arsitektur
Enterprise
Tahapan ini dilakukan untuk mendefinisikan komitmen perusahaan dalam pembangunan arsitektur enterprise. Pembangunan arsitektur
enterprise sesuai dengan perencanaan yang sudah disusun sebagai salah satu bentuk strategi penyesuaian misi untuk mencapai visi perusahaan. Lampiran D berisi salinan surat penelitian.
4.1.3 Prinsip ArsitekturEnterprise
Prinsip ini dibangun berdasarkan kebutuhan dan budaya pekerjaan perusahaan. Prinsip arsitektur enterprise dibentuk berdasarkan prinsip bisnis, data, aplikasi, dan teknologi. Prinsip
(34)
Magister Sistem Informasi UNIKOM
6
dan sesingkat mungkin agar dapat mencapai target dalam jumlah yang banyak dan besar 2. Bisnis harus tetap beroperasi tanpa
terganggu semua resiko yang mengancam terhentinya proses bisnis.
3. Data memiliki nilai bagi perusahaan. Nilai yang dimaksud adalah mendatangkan keuntungan secara finansial.
4. Data yang digunakan adalah data yang paling updatedan hanya dapat diakses oleh pihak dengan otoritas tertentu.
5. Aplikasi yang dibangun harus mampu mengakomodasi kebutuhan pengguna dan dapat mencakup berbagai sistem lain. 6. Perusahaan tidak memerlukan penggunaan
teknologi canggih sebagai sarana penggunaan sistem yang akan dibangun. 7. Sistem yang dibangun harus sesuai dengan
teknologi yang sudah ada.
4.1.4 Penentuan Framework Arsitektur Framework yang digunakan dalam pembangunan arsitektur sistem informasi di perusahaan adalah TOGAF yang mengacu pada TOGAF ADM. Adapun fase yang digunakan adalah fase berikut ini:
1. ArsitekturVision
2. Business Architecture
3. Information System Architecture
4. Technology Architecture
5. Opportunities and Solution
6. Migration Planning
4.2 Fase Architecture Vision
Architecture vision digunakan sebagai tujuan yang ingin dicapai dalam pembangunan TOGAF. Visi arsitektur didapatkan dari skenario bisnis pada lampiran yang dimulai dari analisis lingkungan bisnis secara internal dan eksternal dan lingkungan teknologi perusahaan. Solusi yang didapatkan dari masalah pada kedua lingkungan tersebut dijadikan visi arsitektur yang harus dicapai dalam pembangunan arsitektur enterprise. Adapun visi yang ingin dicapai dalam pembangunan arasitektur adalah sebagai berikut:
1. Pembangunan sistem dengan kemampuan interoperabilitas dimana terdapat satu antar muka tunggal yang mampu berhubungan dengan sistem lain dan cukup menggunakan satu informasi akun.
2. Sistem mampu mengakomodasi sinkronisasi data yang dibutuhkan.
3. Penyediaan area yang dapat digunakan sebagai acuan dalam filterisasi data.
diketahui masalah yang terjadi dan ingin dicapai oleh perusahaan. Kesenjangan antara masalah yang terjadi dan target yang ingin dicapai akan dianalisis sehingga menghasilkan analisis gap yang disesuaikan dengan visi arsitektur pada fase sebelumnya.
4.3.1 Proses Bisnis CV. Cotelligent Indonesia
Proses bisnis perusahaan di bagi menjadi empat aktifitas utama yaitu, aktifitas perekrutan pegawai, pencatatan waktu pekerjaan, pemasaran, dan kepegawaian.
4.3.1.1 Proses Bisnis Perekrutan Pegawai
Pada aktifitas ini bagian administrasi akan bekerja dengan dua sistem perekrutan pegawai FF dan RB dimana keduanya merupakan sistem yang berbeda dan terpisah namun memiliki proses bisnis yang sama.
Client adalah pihak yang memiliki lowongan pekerjaan dan menunggu daftar kandidat yang akan diolah oleh bagian administrasi. Gambar 4.6 menjelaskan bahwa administrasi akan mencari kandidat berdasarkan lowongan pekerjaan yang diolah oleh client. Selama ini masing-masing administrasi mengumpulkan dokumen-dokumen kandidat dalam folder tertentu. Nama folder disesuaikan dengan nama lowongan pekerjaan. Jika dokumen selesai dianalisis dan sesuai kriteria lowongan pekerjaan, maka dokumen kandidat terkait akan diupload.
Masalah yang terjadi adalah tidak adanya data master kandidat yang dapat digunakan sehingga sering terjadi duplikasi data kandidat pada lokasi lowongan yang berbeda. Tidak seluruh administrasi memiliki informasi mengenai status kandidat, apkah kandidat sudah bekerja atau tidak.
Administrasi harus mencatat waktu pekerjaan saat akan melakukan pencarian kandidat. Pencatatan waktu pekerjaan dilakukan dengan menggunakan sistem timesheet dengan lokasi sistem yang berbeda.
4.3.1.2 Proses Bisnis Pencatatan Waktu
Pekerjaan
Pencatatan waktu pekerjaan dilakukan saat administrasi melakukan aktifitas pencarian kandidat pada proses bisnis perekrutan pegawai.
Bagian administrasi akan memilih pekerjaan yang sudah di-submit oleh client. Bagian administrasi dapat mengisi deskripsi pekerjaan kemudian memulai pekerjaan dengan menekan tombol Mulai. Perhitungan waktu akan dilakukan hingga bagian administrasi menekan tombol
(35)
Magister Sistem Informasi UNIKOM
7
Selesai.
Gambar 4. Proses bisnis pencatatan waktu pekerjaan.
Administrasi harus membuat laporan menggunakan sistem dengan hasil akumulasi waktu pekerjaan dalam file berformat xls, kemudian mengirimkannya ke bagian HRD melalui email untuk perhitungan gaji yang akan diterima.
4.3.1.3 Proses Bisnis Pemasaran
Aktifitas pemasaran dilakukan dengan mengirimkan email secara masal terhadap target email potensial atau posting advert. Administrasi harus mengolah penerima email target berdasarkan data email kandidat yang diterima. Posting advert dilakukan oleh bagian marketing pada situs-situs website tertentu sesuai advert yang sudah dibuat oleh bagian administrasi sedangkan pengiriman email masal dilakukan dengan menggunakan aplikasi lain (terpisah dengan sistem).
Penerima email yang tidak berkenan dapat melayangkan tuntutan hukum karena telah menerima email pemasaran yang tidak diinginkan. Penerima email yang tidak berkenan akan memberikan peringatan terhadap pihak perusahaan untuk tidak mengirimkan kembali email di lain waktu yang dikenal dengan istilah unsubscribe. Penerima email dapat membalas email dengan subject unsubscribe atau dengan isi peringatan. Pihak perusahaan tidak memiliki daftar email
unsubscribe atau email kandidat yang sudah bekerja atau tidak tertarik terhadap layanan yang ditawarkan sehingga dapat terjadi pengiriman kembali ke alamat email yang sama.
Laporan yang dibutuhkan oleh pihak HRD adalah laporan jumlah waktu yang dibutuhkan oleh bagian administrasi untuk melakukan suatu pekerjaan (lowongan pekerjaan). Data waktu akan digunakan sebagai acuan dalam perhitungan penggajian.
4.3.2 Target Arsitektur Bisnis
Target arsitektur bisnis yang dibangun didasarkan pada masalah yang ada pada proses bisnis perusahaan saat ini dan digunakan sebagai kebutuhan-kebutuhan yang perlu diakomodasi
dalam pembangunan IT serta mendukung pencapaian visi pembangunan enterprisearsitektur dengan dilandasi prinsip arsitektur enterprise. Analisis gap dilakukan pada kondisi arsitektur bisnis saat ini dan target yang bisa dilihat pada tabel 2.
Tabel 1. Analisisgaparsitektur bisnis.
Kondisi Saat Ini Gap Target
Administrasi harus menunggu data lowongan pekerjaan dari klien untuk mencari kandidat yang sesuai
Terjadi perubahan proses bisnis saat melakukan pencarian dan posting kandidat. Administrasi dapat melakukan pengolahan data kandidat tanpa bergantung pada data lowongan pekerjaan yang di-submitoleh
client. Administrasi harus
mengolah data email kandidat yang akan menjadi target mailman. Terjadi perubahan proses bisnis dalam penentuan target mailman. Administrasi dapat langsung menentukan target mailman Bagian kepegawaian harus meminta data perhitungan waktu pekerjaan dari bagian administrasi untuk perhitungan penggajian Bagian kepegawaian dapat mengakses informasi perhitungan penggajian secara real time. Bagian kepegawaian dapat melakukan perhitungan penggajian tanpa menunggu data perhitungan waktu pekerjaan
4.3.2.1 Usulan Perancangan Proses Bisnis Perekrutan Pegawai
Berdasarkan dokumen diskusi kelompok yang terdapat pada lampiran, perusahaan akan melakukan perubahan proses bisnis dimana administrasi dapat mengolah data kandidat secara independen sehingga menjadikan data kandidat sebagai data master tanpa bergantung terhadap lowongan yang di-submitolehclient.
Setiap data kandidat eksternal yang ditemukan akan diposting ke dalam pool yang digunakan untuk menyimpan data kandidat sehingga sistem memiliki data master kandidat. Data kandidat yang sudah diposting dapat diasosiasikan terhadap data lowongan yang diolah olehclient.
Dengan proses bisnis yang diajukan, administrasi dapat melakukan pencarian kandidat tanpa harus menunggu adanya lowongan pekerjaan yang diolahclient.
4.3.2.2 Usulan Proses Bisnis Pemasaran
Jika selama ini administrasi harus mengolah data email kandidat yang akan menjadi target
(36)
Magister Sistem Informasi UNIKOM
8
Administrasi tidak mengolah data email target karena data email yang dibutuhkan dapat diambil dari data kandidat pada sistem perekrutan pegawai.
4.3.2.3 Usulan Proses Bisnis Pencatatan Waktu Pekerjaan
Pemberitahuan yang dilakukan oleh bagian administrasi bertujuan memberikan informasi bahwa pihak yang bersangkutan sudah menyelesaiakan pekerjaan tertentu sehingga bagian HRD dapat melihat perubahan informasi penggajian.
4.4 FaseInformation System Architecture
Fase ini dilakukan untuk mengetahui kondisi sistem informasi yang digunakan oleh perusahaan. Analisis dilakukan terhadap target sistem informasi yang diharapkan untuk mendukung visi pembangunan arsitektur dan mengakomodasi kebutuhan sistem berdasarkan proses bisnis yang diajukan.
Fase ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu fase arsitektur data dan fase arsitektur aplikasi.
4.4.1 Fase Arsitektur Data
Bagian ini menjelaskan kondisi sistem yang digunakan oleh perusahaan melalui analisis kondisi data saat ini dan yang diajukan untuk mengakomodasi kebutuhan pengguna.
Berdasarkan visi pembangunan arsitektur, perusahaan tidak memiliki pool data yang digunakan sebagai acuan dalam melakukan filterisasi data. Adapun sistem yang membutuhkan
pooldata adalah sistem pemasaran (mailman) dan sistem perekrutan pegawai.
Pool data digunakan sebagai acuan dalam filterisasi data. Strategi ini diambil untuk mengakomodasi masalah yang terjadi pada proses bisnis perekrutan pegawai dimana tidak ada data master kandidat sehingga dapat terjadi duplikasi data pada lowongan pekerjaan yang berbeda dan proses bisnis pemasaran dimana bagian marketing tidak memiliki data yang digunakan sebagai acuan dalam filterisasi data email unsubscribe.
Dengan menggunakan pool data kandidat, setiap administrasi dapat mencari data kandidat yang dibutuhkan berdasarkan kategori pekerjaan tanpa menunggu client menambahkan data lowongan pekerjaan. Jika lowongan pekerjaan bertambah, maka administrasi dapat mencari data kandidat yang sesuai pada pool data dan mengasosiasikan data kandidat dan data lowongan pekerjaan.
pemilihan target pemasaran yang akan menerima email lowongan pekerjaan untuk menjaring kandidat.
Gambar 5. Skema relasi sistem mailman.
Gambar 5 adalah skema relasi yang digunakan pada sistem mailman. Gambar 5 menunjukan tidak adanya entitas pool data yang digunakan sebagai acuan untuk filterisasi target email. Selama ini pengguna hanya mengubah status email master. Status ini memberikan keterangan sebagai berikut:
1. Email sudah dikirimkan. 2. Penerima sudah bekerja.
3. (Unsubscribe) Penerima tidak ingin menerima email kembali
4. Email gagal dikirimkan
Tabel 3 berisi keterangan kondisi data sistem mailman saat ini yang harus diakomodasi untuk memenuhi kebutuhan pengguna.
Tabel 2. Analisisgapkondisi data sistem mailman.
No Kondisi Saat Ini
Gap Target
1 Tidak ada
entitas yang digunakan untuk menyimpan data-data email unsubscribe Adanya entitas untuk menyimpan data email yang sudah dikirimkan tanpa mempengaruhi data email master Ada entitas untuk menyimpan data untuk tujuan filterisasi
2 Tidak ada
keterangan kapan email terakhir kali dikirimkan Adanya entitas untuk menyimpan informasi kapan email terakhir dikirimkan Ada ketaerangan kapan email terakhir dikirimkan
Gambar 6 adalah skema relasi yang diajukan untuk mengakomodasi kebutuhan pada tabel 3 dengan menggunakan entitas sentmail untuk menyimpan status penerima (unsubscribe, not interest, atau gagal dikirimkan). Jika penerima sudah bekerja, maka status kandidat akan diganti
(37)
Magister Sistem Informasi UNIKOM
9
pada sistem perekrutan pegawai. Entitas sentmail merupakan bentuk akomodasi kebutuhan pada tabel 3 nomor 2. Entitas ini berhubungan dengan entitas type yang digunakan untuk menentukan tipe layanan tujuan pengiriman email.
Gambar 6.Skema relasi database yang diajukan.
4.4.1.2 Data Sistem Perekrutan Pegawai
Perusahaan memiliki dua sistem dengan proses bisnis yang sama namun dengan nama dagang yang berbeda sebagai bentuk kerjasama dengan perusahaan lain.
Entitas candidates (selanjutnya disebut dengan entitas kandidat), berelasi terhadap entitas vacancies (selanjutnya disebut dengan entitias lowongan) yang mendeskripsikan bahwa admin akan menyimpan data-data kandidat sesuai dengan data lowongan pekerjaan yang diolah oleh client. Sehingga 1 lowongan terdiri dari banyak kandidat. Tabel 4 menjelaskan kondisi data yang digunakan pada sistem perekrutan pegawai saat ini.
Tabel 3.Kondisi data sistem perekrutan pegawai saat ini.
No Kondisi
Saat Ini
Gap Target
1 Tidak ada
entitas kandidat secara independe n sehingga menyebab kan duplikasi data kandidat karena data kandidat sangat bergantung kepada data lowongan pekerjaan. Dibuat entitas kandidat secara independen yang akan mengakomod asi kebutuhan akan data master kandidat sehingga administrasi dapat mengolah data kandidat tanpa bergantung terhadap data lowongan pekerjaan. Adapool data yang digunakan untuk menyimpan data kandidat secara khusus tanpa ketergantung an terhadap lowongan pekerjaan. Dibuat entitas yang dapat menampung asosiasi/peng gabungan lowongan dan kandidat sehingga tidak mengganggu data master kandidat.
Entitas kandidat yang diajukan terpisah dari entitas lowongan sehingga dapat digunakan untuk menyimpan data-data master kandidat. Keduanya memiliki relasi banyak ke banyak sehingga membutuhkan satu tabel untuk menyimpan kedua id. Hal ini memungkinkan penggunaan data kandidat di berbagai lowongan pekerjaan dan mengakomodasi kebutuhan pada tabel 4 nomor 1.
4.4.2 Fase Arsitektur Aplikasi
Bagian ini menjelaskan kondisi sistem yang digunakan oleh perusahaan melalui analisis kondisi aplikasi saat ini dan yang diajukan untuk mengakomodasi kebutuhan pengguna.
4.4.3 Kondisi Aplikasi Saat Ini
Analisis aliran informasi digunakan untuk mengetahui kebutuhan informasi antar unit organisasi. Analisis ini digambarkan dengan menggunakan diagram konteks bisnis yang terdiri dari unit organisasi, partner bisnis, dan sistem yang dihubungkan dengan tanda panah untuk mewakili pesan atau informasi.
Gambar 7 adalah diagram konteks yang digunakan untuk menjelaskan aliran ainformasi antar unit, sistem, dan aplikasi yang terlibat.
Gambar 7.Aliran informasi antar bagian, sistem, dan aplikasi.
Terdapat lima sistem yang digunakan di perusahaan. Sistem RB dan sistem FF adalah dua sistem terpisah namun memiliki proses bisnis yang
(38)
Magister Sistem Informasi UNIKOM
10
administrasi. HRD tidak bisa mengakses informasi perhitungan waktu pekerjaan yang dihasilkan sistem timesheet secara realtimekarenasistem
timesheethanya diperuntukan bagi administrasi. Tabel 5 menjelaskan kondisi aplikasi yang digunakan perusahaan saat ini dan target yang ingin dicapai.
Tabel 4.AnalisisGapkeadaan sistem informasi.
Kondisi Saat Ini Gap Target Penggunaa n sistem secara terpisah dimana dibutuhkan aliran informasi antar sistem tersebut. Pembangunan sistem terinteroperabilita s. Penggunaan satu sistem yang dapat mengakomoda si sistem-sistem lainnya.
4.4.3.1 Pembangunan Sistem Interoperabilitas
Sistem interoperabilitas ditujukan agar aktor-aktor inti yang terlibat di dalam proses bisnis dapat terhubung ke seluruh sistem sesuai otoritas yang dimiliki.
Pembangunan sistem interoperabilitas memungkinkan perubahan konteks bisnis perusahaan yang diajukan seperti terlihat pada gambar 8. Konteks bisnis yang diajukan memungkinkan pertukaran informasi secara
realtimekarena terhubung dengan sistem bus yang menghubungkan berbagai sistem lainnya.
Gambar 8.Konteks Bisnis yang diajukan.
Penghubung berbagai sistem ditunjukan oleh bagian berwarna merah. Penghubung ini memungkinkan aktor inti menggunakan satu sistem yang dapat terhubung dengan sistem lain sesuai
dapat digunakan kembali oleh berbagai sistem. Arsitektur berorieantasi layanan (SOA) memungkinkan terjadinya integrasi diantara proses bisnis dan infrastruktur teknologi informasi dengan melakukan tahap analisis dan perancangan terhadap penentuan service-service yang diturunkan dari proses bisnis.
Sistem berorientasi layanan dibangun sebagai bentuk akomodasi kebutuhan sistem interoperabilitas yang menjadi visi pembangunan arsitekturenterprise. Tahapan dalam pembangunan system dapat dimulai dari analisis berorientasi layanan hingga perancangan layanan.
Analisis dilakukan berdasarkan kebutuhan sistem hingga kandidat service yang dilakukan dengan menggunakan pendeketan entitas.
4.4.3.2 Identifikasi Kandidat Operasi
Business Service Operation
Bagian ini bertujuan untuk melakukan identifikasi dari langkah-langkah pada proses bisnis yang fungsi logikanya dapat dienkapsulasi ke dalam kandidat operasi dari business service. Kandidat operasi service pada proses bisnis yang dapat dikategorikan sebagai proses logika yang potensial untuk dienkapsulasi oleh kandidatservice
ditentukan oleh 2 kriteria:
1. Langkah proses manual yang tidak bisa atau tidak boleh diotomasi.
2. Langkah proses yang dilakukan oleh sistem yang sudah ada dimana pengenkapsulasian layanan bukanlah suatu pilihan.
Dengan menghilangkan langkah-langkah tersebut, maka akan menyisakan langkah yang paling relevan terhadap proses pemodelanservice.
Identifikasi entitas ini akan menjadi acuan dalam penentuan kandidatserviceyang berada pada
layer business service.
Gambar 9 merupakan kandidat services pada masing-masing layer sebagai bentuk hasil analisis yang dilakukan dengan pendekatan entitas.
Kandidat service dilakukan dengan mengidentifikasi aktifitas utama yaitu perekrutan pegawai, pencatatatan waktu pekerjaan (timesheet), pemasaran (mailman), dan kepegawaian. Keempat aktifitas utama tersebut akan digunakan sebagai
(1)
Magister Sistem Informasi UNIKOM
12 Gambar 11.Lingkungan teknologi yang diajukan
Gambar 11 adalah lingkungan teknologi yang diajukan dimana terdapat penambahan server OJB yang digunakan untuk menyimpan data-data kandidat. semua sistem dapat saling berkomunikasi dengan menggunakan web services. Server ini dapat digunakan dalam kurun waktu 3 tahun ke depan.
Gambar 12 mendeskripsikan penempatan masing-masing services pada masing-masing sistem dan keterhubungan antar sistem yang ditunjukan oleh tanda panah. Sistem pengolahan kandidat (OJB) akan digunakan untuk menampung semua data-data kandidat yang diolah dan disimpan pada database perekrutan pegawai RB dan FF. Hal ini memungkinkan backup data kandidat dengan melakukan penyimpanan pada 3 tempat yaitu RB, FF, dan OJB sehingga dibutuhkan sinkronisasi data yang menjadi salah satu operasiservicepengolahan kandidat. OJB akan dijadikan acuan utama dalam penyimpanan data kandidat, sehingga FF dan RB akan menggunakan data kandidat yang ada pada database OJB.
Gambar 12.Penempatan masing-masingservices. Dokumen-dokumen kandidat yaitu CV, application letter, dan additional document juga akan disimpan pada 3 tempat yang sama dengan data kandidat sehingga dibutuhkan aplikasi sinkronisasi data dengan menggunakan FTP karena keterbatasan hak akses secara langsung terhadap masing-masing server. Sinkronisasi FTP akan menjadi salah satu operasi services upload
dokumen.
4.6 Fase Opportunities and Solutions
Fase ini bertujuan untuk mengetahui paket kerja yang dibutuhkan berdasarkan analisis gap pada fase sebelumnya. Tabel 4.24 berisi ulasan analisis gap fase B hingga fase D dan manfaat/peluang yang didapatkan berdasarkan solusi yang diambil untuk meraih tujuan yang diharapkan.
Tabel 6.Tabel solusi.
Tujuan Solusi Hasil
/Keuntungan Pengukuran Akses informasi pada sistem terpisah secara real time Pembang unan services dengan SOA Sistem dapat berbagi informasi tanpa terbatas lokasi geografis Semua sistem dapat berkomunika si dengan baik Memungkinkan penggunaan reusable services Independent services Akses berbagai sistem dengan informasi akun tunggal Single Sign On Pengguna hanya membutuhkan satu informasi akun untuk mengakses semua sistem Sistem dapat diakses sesuai otoritas pengguna Penyediaan area yang dapat digunakan sebagai acuan dalam filterisasi data. Perancan gan entitas basis data yang dapat dijadikan acuan dalam filterisasi data Tersedianya data master untuk filterisasi data Tidak ada duplikasi data pada masing-masing server Sinkronisasi data Penggun aan server khusus sebagai acuan Peluang untuk membuat produk baru yang menyediakan database kandidat Semua server yang terhubung memiliki data yang sama
Peluang yang didapatkan dari pembangunan services dengan SOA adalah pencipataan produk baru sehingga memungkinkan kandidat untuk melamar lowongan pekerjaan yang terdaftar pada sistem perekrutan pegawai. Hal ini membantu bagian adminsitrasi untuk melakukan pencarian kandidat eksternal.
Penggunaan SOA juga memungkinkan kerja sama dengan perusahaan lain dengan menawarkan jasa perekrutan pegawai namun tetap menggunakan label atau merk dagang perusahaan tersebut (white
(2)
Magister Sistem Informasi UNIKOM
13 label).
Saat ini perusahaan memiliki aset tertidur berupa satu server (server OJB) yang bisa digunakan untuk menyimpan data-data kandidat yang bisa digunakan sebagai acuan dalam melakukan sinkronsiasi data.
Solusi yang didapatkan pada tabel 7 kemudian diturunkan ke dalam paket kerja yang akan dilakukan perusahaan untuk merealisasikan target arsitektur. Tabel 8 adalah paket pekerjaan yang akan dilakukan perusahaan baik yang berasal dari dari analisis SWOT pada bagian IV.I.4 maupun solusi dari tabel 7.
Tabel 7.Paket pekerjaan.
No Paket kerja
1 Pembangunan aplikasibatch
2 Pembangunan dan penerapan basis data 3 Pembangunan sistem SOA
4 Konfigurasi server OJB 5 Trialdan inkubasi sistem
6 Pembangunan aplikasiback upberkala 7 Perbaikan sistem
8 Backupsistem lama dan aktifasi sistem baru
4.7 Fase Migration Planning
Paket pekerjaan yang sudah ditentukan pada fase sebelumnya disusun sesuai dengan prioritas kebutuhan perusahaan. Tabel 9 adalah rincian pekerjaan terurut yang diturunkan dari paket pekerjaan pada tabel 8.
Tabel 8.Rincian Pekerjaan.
No Pekerjaan
1 Pembangunan aplikasi batch
2 Pembangunan dan penerapan basis data perancangan skema basis data backupbasis data
instalasi basis data (temp) 3 Pembangunan sistem SOA
Perancanganservices Pembangunanservices 4 Konfigurasi server OJB 5 Trialdan inkubasi sistem
trialsistem inkubasi sistem
6 Pembangunan aplikasiback upberkala 7 Perbaikan sistem
8 Backupsistem lama dan aktifasi sistem baru
No Pekerjaan
backupsistem lama aktifasi sistem baru
Strategi perubahan yang diambil adalah revolisuoner dimana perubahan dilakukan secara bertahap. Pembangunan aplikasi batch menjadi prioritas utama karena saat ini bagian administrasi membutuhkan sinkronisasi dokumen-dokumen kandidat pada komputer di Bandung dan di London.
Basis data yang dibangun pada urutan pekerjaan kedua masih berupa temporary yang akan digunakan saat pembangunan sistem. Pelatihan akan dilakukan saat trial sistem.
Pembangunan aplikasi back up berkala dilakukan saat sistem diinkubasi. Tujuan dari inkubasi sistem adalah pengujian kualitas sistem yang dilakukan oleh bagian IT Manager. Jika sistem sudah sesuai dengan kebutuhan dan memenuhi kualitas yang diterapkan maka sistem siap aktif dan digunakan. Sistem lama akan dibackup untuk menjaga kegagalan sistem yang baru.
Gambar 13 adalahroadmappekerjaan yang diajukan berdasarkan rincian pekerjaan pada tabel 9.
Gambar 13.RoadmapPekerjaan. 5. KESIMPULAN
Berikut ini adalah kesimpulan yang dicapai berdasakan hasil penelitian yang dilakuan.
1. Perancangan sistem informasi Services Oriented Architecture merupakan sistem informasi yang dapat mengakomodasi kebutuhan perusahaan terhadap aliran informasi antar bagian. Sistem yang terlibat dibangunservicesebagaiinterface agar dapat berkomunikasi dengan sistem lain tanpa merubah stabilitas sistem. 2. TOGAF ADM 9.1 dapat digunakan untuk
merancang arsitektur enterprise sistem informasi sehingga dapat diketahui sistem informasi yang dibutuhkan perusahaan beserta pemetaannya. Skenario bisnis digunakan untuk mengetahui visi arsitektur yang harus dicapai oleh perusahaan dengan mempertimbangkan lingkungan bisnis dan lingkungan teknis perusahaan.
(3)
Magister Sistem Informasi UNIKOM
14 3. Blueprint yang dihasilkan dari
perancangan arsitektur enterprise dengan menggunakan TOGAF ADM 9.1 dapat digunakan sebagai panduan dalam mengembangkan sistem.
6. Saran
Berkut ini adalah saran yang dapat dilakukan untuk mengembangkan penelitian ini:
1. Pertimbangan keamanan pertukaran informasi antar sistem.
2. Pertimbangan keamanan pada SSO (Single Sign On).
3. Document retreival pada dokumen CV kandidat sesuai kata kunci yang akan berguna pada pencarian dokumen terkait.
7. DAFTAR PUSTAKA
[1] Adrienne Curry, P. F., Ivan Hollingsworth (2006). Managing Information and Systems. New York, Routledge.
[2] Erl, T. (2005).Service-Oriented Architecture: Concepts, Technology, and Design Prentice Hall PTR.
[3] Group, T. O. (2011). TOGAF® Version 9.1, Open Group Standard.
[4] Kenneth C. Laudon, J. P. L. (2006). Management Information Systems. MANAGING THE DIGITAL FIRM. New Jersey, Prentice Hall.
[5] Laplante, P. A. (2007). WHAT EVERY ENGINEER SHOULD KNOW ABOUT SOFTWARE ENGINEERING. Florida, CRC Press.
[6] Minoli, D. (2008). EnterpriseArchitecture A to Z. Frameworks, Business Process Modeling, SOA, and Infrastructure Technology. Florida, CRC Press.
[7] O’Docherty, M. (2005). Object-Oriented Analysis and Design. Chichester, John Wiley & Sons Ltd.
[8] Roshen, W. (2009). SOA-Based Enterprise Integration. New York, The McGraw-Hill Companies.
[9] Shim, J. K. (2000). INFORMATION SYSTEMS and TECHNOLOGY for the NON INFORMATION SYSTEMS EXECUTIVE. Florida, CRC Press.
(4)
(5)
(6)