TIDAK RAHASIA
BAHASA INDONESIA SMPMTS
1. Bacalah kutipan biografi berikut
Wage Rudolf Supratman lahir pada tanggal 9 Maret 1903 di Somongari. Supratman sangat pandai bermain sandiwara dan mahir bermain alat musik. Setiap waktu luang, ia
manfaatkan untuk bermain musik terutama biola. Keberaniannya mengutarakan pendapat membuat ia diangkat menjadi pembantu surat kabar Kaoum Moeda di
Bandung. Meskipun gaji yang diperolehnya kecil, ia puas karena ia dapat dengan bebas mengutarakan pendapat serta pikiran dalam tulisan-tulisannya. W.R. Supratman
menulis dan menggubah lagu-lagu perjuangan untuk mengobarkan semangat nasionalisme dan rasa cinta tanah air. Ia dikenal sebagai pencipta lagu kebangsaan
Indonesia Raya. Pada saat ia diminta memperdengarkan lagu Indonesia Raya, dan semua hadirin berdiri khidmat, hal itulah yang tak terlupakan baginya. Ia bekerja tanpa
pamrih. Dalam hidupnya, ia lebih suka memberi daripada menerima.
Biografi Wage Rudolf Supratman, Soebagijo I.N.
Keistimewaan tokoh pada kutipan biografi tersebut adalah . . . . A. pembantu surat kabar Kaoum Moeda
C. pemain sandiwara sejak kecil B. pencipta lagu kebangsaan Indonesia Raya D. penulis berita di surat kabar
2. Bacalah kutipan biografi berikut
Hoegeng Imam Santoso meskipun berasal dari keluarga ningrat, namun perlaku sejak kecil tidak menunjukkan sikap tinggi hati. Bahkan ia banyak bergaul dari anak-anak dari
lingkungan biasa. Masa kecil kecil beliau diwarnai kehidupan sederhana. Karena jujurnya, Beliau baru memiliki rumah saat memasuki pensiun. Atas kebaikan Kapolri
penggantinya, rumah dinasnya menjadi milik keluarga Hoegeng. Itupun seluruh perabot yang merupakan inventaris kantor ia kembalikan semuanya
Hal yang dapat diteladani dari tokoh pada kutipan biografi tersebut adalah . . . . A. tidak sombong dan jujur
C. sulit bergaul dengan siapa saja B. hidup sangat sederhana
D. berasal dari keluarga ningrat
3. Bacalah kutipan cerita berikut
“Cepat sedikit, Omar Matahari sudah tinggi” seru ayah sambil mengikat kayu-kayu penyangga aqals yang telah selesai dibongkarnya. Aku menepuk-nepuk kepala unta di
hadapanku agar cepat menghabiskan minumnya. Setelah binatang tersebut mengangkat kepalanya, cepat-cepat kuambil ember tempat minumnya dan
menyerahkannya pada ibu.
“Ayah, sekarang kita akan ke mana? Kita kan baru seminggu di sini,” kataku bingung. Aku memang tidak mengerti kenapa tiba-tiba ayah mengajak kami pindah padahal
rumput di sekitar tempat ini masih cukup subur dan banyak untuk makanan domba- domba kami.
Dikutip dari kumpulan cerpen Gadis Lembah Tsang Po Sudut pandang cerita tersebut adalah . . . .
A. orang pertama C. orang ketiga serba tahu
B. orang ketiga D. orang ketiga di luar cerita
4. Bacalah paragraf berikut