25
Sejarah Indonesia
4. MengasosiasiMengolah informasi
Experimenting dalam pembelajaran Sejarah mungkin agak kesulitan. Tetapi langkah exsperimenting ini dapat digantikan tahapan
mempraktikkan. Misalnya dalam kaitannya dengan hasil pengamatan tadi, peserta didik ditugasi untuk menggambarkan candi dan
mendeskripsikan ciri-cirinya. Membuat laporan dalam bentuk tulisan.
Peserta didik membuktikan adanya asosiasi antara bentuk muka bumi dengan aktivitas manusia. Bukti yang dapat ditunjukkan adalah tabel
hasil klasifikasi antara bentuk muka bumi dan ragam aktivitas yang ada di atasnya. Bukti juga ditujukkan dalam bentuk gambar yag telah
dikumpulkan dari berbagai sumber.
5. Membangun jejaring Networking atau mengomunikasikan.
Membangun jejaring dalam konteks pendekatan pembelajaran scientific dapat berupa penyampaian hasil atau temuan kepada pihak
lain. Keterampilan menyajikan atau mengomunikasikan hasil temuan atau kesimpulan sangat penting dilatih sebagai bagian penting dalam
proses pembelajaran. Dengan kemampuan tersebut, peserta didik dapat mengomunikasikan secara jelas, santun, dan beretika. Misalnya
peserta didik membuat tulisan tentang perkembangan Kerajaan Singhasari dengan beberapa peninggalan candi yang ada di Jawa
Timur kemudian dipresentasikan, atau dibuat dalam suatu ulasan dan dimuat dalam majalah dinding sekolah, atau juga dapat dimuat dalam
sebuah blog yang dikelola oleh sekolahan.
d. Model dan Skenario Pembelajaran
Dalam kurikulum 2013 beberapa model dan skenario pembelajaran dikembangkan untuk menunjang proses belajar mengajar, antara lain :
1. MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
Model Pembelajaran Berbasis Masalah atau Problem Based Learning ini sangat mendukung implementasi Kurikulum 2013,
terutama yang terkait dengan tahapan proses pembelajaran. Melalui kegiatan pembelajaran berbasis masalah ini peserta didik akan
mendapat pengetahuan penting yang membuat mereka mahir
26
Buku Guru Kelas X SMAMASMKMAK Edisi Revisi
dalam memecahkan masalah dan memiliki model belajar sendiri serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarannya
menggunakan pendekatan yang sistemik untuk memecahkan masalah atau menghadapi tantangan yang nanti diperlukan dalam kehidupan
sehari-hari.
A. Pengertian
Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah pendekatan dan juga model pembelajaran yang menyajikan masalah
kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah,
peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata real world. Pembelajaran berbasis masalah
merupakan suatu metode pembelajaran yang menantang peserta didik untuk “belajar bagaimana belajar”, bekerja secara
berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata. Masalah yang diberikan ini digunakan untuk mengikat
peserta didik pada rasa ingin tahu. Masalah diberikan kepada peserta didik, sebelum peserta didik mempelajari konsep atau
materi yang berkenaan dengan masalah yang harus dipecahkan.
B. Tujuan dan Hasil dari Model Pembelajaran Berbasis
Masalah Tujuan dan hasil pengembangan model pembelajaran berbasis
masalah antara lain: a. Mengembangkan keterampilan berpikir dan
keterampilan memecahkan masalah b. Menerapkan pemodelan dalam rangka
menjembatani gap antara pembelajaran sekolah formal dengan aktivitas mental yang lebih praktis
yang dijumpai di luar sekolah.
c. Mengembangkan pembelajaran mandiriBelajar
pengarahan sendiri self directed learning. Mengingat pembelajaran berbasis masalah berpusat
pada peserta didik, maka peserta didik harus dapat menentukan sendiri apa yang harus dipelajari, dan
dari mana informasi harus diperoleh, di bawah bimbingan guru.