Pengaruh Perencanaan Pajak dan Kualitas Laba Terhadap Penghasilan Kena Pajak (Pada PT. Astra Otopart Tbk)
INCOME (At The Pt Astra Otopart Tbk)
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Sarjana (S1)
Jurusan Akuntansi S1
Disusun Oleh : Archam Sukharta
21110205
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG
(2)
vi DAFTAR ISI
Halaman LEMBAR PENGESAHAN ...
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ...
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah ... 6
1.2.1 Identifikasi Masalah ... 6
1.2.2 Rumusan Masalah ... 6
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 7
1.3.1 Maksud Penelitian ... 7
1.3.2 Tujuan Penelitian ... 7
1.4 Kegunaan Penelitian ... 7
1.4.1 Kegunaan Praktis ... 7
1.4.2 Kegunaan Akademis ... 8
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 8
1.5.1 Lokasi Penelitian ... 8
1.5.2 Jadwal Penelitian ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS.... 10
2.1 Kajian Pustaka ... 10
2.1.1 Perencanaan Pajak ... 10
2.1.1.1 Pengertian Perencanaan Pajak ... 10
2.1.1.2 Indikator Atau Ukuran Perencanaan Pajak ... 11
(3)
vii
2.1.2.1 Pengertian Kualitas Laba ... 12
2.1.2.2 Indikator Kualitas Laba ... 13
2.1.3 Penghasilan Kena Pajak ... 14
2.1.3.1 Pengertian Penghasilan Kena Pajak ... 14
2.1.3.2 Indikator Dan Ukuran Penghasilan Kena Pajak ... 15
2.2 Kerangka Pemikiran ... 17
2.2.1 Pengaruh perencanaan pajak terhadap penghasilan kena pajak ... 18
2.2.2 Pengaruh kualitas laba terhadap penghasilan kena pajak ... 19
2.2.3 Pengaruh perencanaan pajak dan kualitas laba terhadap penghasilan kena pajak ... 20
2.3 Hipotesis ... 22
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 23
3.1 Objek Penelitian ... 23
3.2 Metode Penelitian ... 23
3.2.1 Desain Penelitian ... 24
3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 28
3.2.3 Sumber Data dan Tekhnik Penentuan Data ... 30
3.2.3.1 Sumber Data ... 30
3.2.3.2 Tekhnik Penentuan Data ... 31
3.2.4 Tekhnik Pengumpulan Data ... 33
3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 34
3.2.5.1Uancangan Analisis ... 34
3.2.5.2 Pengujian Hipotesis ... 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 48
4.1 Hasil Penelitian ... 48
4.1.1 Gambaran Umum PT. Astra Otopart Tbk ... 48
4.1.1.1 Sejarah PT. Astra Otopart Tbk ... 49
4.1.1.2 Struktur PT. Astra Otopart Tbk ... 51
4.1.1.3 Deskripsi Jabatan ... 53
(4)
viii
4.1.2.1 Perkembangan Perencanaan Pajak Pada PT. Astra
Otopart Tbk ... 60
4.1.2.2 Perkembangan Kualitas Laba Pada PT. Astra Otopart Tbk ... 62
4.1.2.3 Perkembangan Penghasilan Kena Pajak Pada PT. Astra Otopart Tbk ... 63
4.1.3 Analisis Verifikatif ... 65
4.1.3.1Pengaruh Perencanaan Pajak Dan Kualitas Laba Terhadap Penghasilan Kena Pajak Pada PT. Astra Otopart Tbk... 65
4.1.3.1.1 Uji Asumsi Klasik ... 65
4.1.3.1.2 Analisis Regresi Linier Berganda ... 70
4.1.3.1.3 Analisis Koefisien Korelasi Berganda ... 72
4.1.3.1.4 Analisis Koefisien Determinasi (R2) ... 74
4.1.3.1.5 Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji F) ... 76
4.1.3.1.6 Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t) ... 78
4.1.4 Keterbatasan Hasil Penelitian ... 82
4.2 Pembahasan... 82
4.2.1 Analisis Pengaruh Perencanaan Pajak Terhadap Penghasilan Kena Pajak ... 82
4.2.2 Analisis Pengaruh Kualitas Laba Terhadap Penghasilan Kena Pajak ... 84
4.2.3 Analisis Pengaruh Perencanaan Pajak Dan Kualitas Laba Terhadap Penghasilan Kena Pajak ... 86
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 88
5.1 Kesimpulan ... 88
5.2 Saran ... 89
5.2.1 Perusahaan ... 89
5.2.2 Peneliti Selanjutnya ... 90
DAFTAR PUSTAKA ... 91
LAMPIRAN ... 94
(5)
91
A. C Maftuchan (2013). Penerimaan pajak harusnya bisa digenjot hingga Rp 1.500 triliun. Diakses pada Rabu, 11 September 2013 dari http://www.merdeka.com/uang/penerimaan-pajak-harusnya-bisa-digenjot-hingga-rp-1500-triliun.html
Andi Rahmat. (2008). Penerimaan negara tergerus perilaku orang kaya. Diakses
25 Oktober 2011 dari world wide web:
http://www.kompas.com/lipsus102008/readib/xml/2008/06/13/08074627/ P enerimaan.Negara.Tergerus.Perilaku.Orang.Kaya.
Andi Supangat. (2007). Statistika dalam kajian Deskriptif, Inferensi, dan Nonparametrik. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.
Arles ompusunggu. (2011). Cara legal Siasati Pajak. Jakarta: Puspa Swara. Abdel-Khalik, A.R., dan J.C McKeown (1978). "Understanding Accounting
Changes in an Efficient Market: Evidence of Diferential Reaction," The Accounting Review (October 1978), pp. 851-868.
Benjamin Ayers. (2009). Contemporary Accounting Research: Taxable Income as a Performance Measure: The Effects of Tax Planning and Earnings Quality, 26(1),15-54.
Budi, Account representative kantor pelayanan pajak dijakarta (2013) Inilah senjata ampuh tangkal pidana pajak. Diakses pada Senin, 20 Mei 2013 06:54 WIB dari : http://www.antaranews.com/berita/375640/inilah-senjata-ampuh-tangkal-pidana-pajak
Darmin Nasution. (2008). Darmin: Negara Tak Maju Bila Enggan Bayar Pajak. Diakses pada 25 Oktober 2011 dari world wide web: http://economy.okezone.com/read/2008/11/30/277/169197/darmin-negara- tak-maju-bila-warga-enggan-bayar-pajak.
Dopuch, N. dan M. Pincus (198R). "Evidence on the Choice of Inventory Accounting Methods: LIFO vs. FIFO,” Journal of Accounting Research (Spring 1988), pp. 28-59
Erly Suandy. (2011). Perencanaan Pajak. Jakarta : Salemba Empat.
Fuad Rahmani. (2011). Banyak Orang Kaya & Pengusaha Tak Bayar Pajak . Diakses pada 21 Mei 2011dari world wide web :
(6)
http://economy.okezone.com/read/2011/05/21/20/459419/dirjen-pajak-banyak-orang-kaya-pengusaha-tak-bayar-pajak
Husein Umar. (2005). Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo.
Hebderi Gunadi. (2013) Uang Pajak Jangan Dibajak. Diposting pada 20 Desember 2013 dari web Detik News.com.
Imam Ghozali. (2007). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit - Undip.
Jonathan Sarwono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta : Graha ilmu.
Linda H. Chen. (2007). The Impact of Earnings Management and Tax Planning on the Information Content of Earnings, 1-2
Lindah, F. W. (1989). "Dynamic Analysis of Inventory Accounting Choice,"Journal of Accounting Research (Autumn 1989), pp. 201-226.
Manuel Pakpahan. (2011). Pajak, Peralihan Kekayaan Rakyat & Pemerintah.Diakses pada 25 Oktober 2011 dari world wide web: http://economy.okezone.com/read/2011/03/13/20/434396/pajak-peralihan -kekayaan-rakyat-pemerintah.
Mardiasmo. (2009). Perpajakan Edisi Revisi 2009. Yogyakarta : Andi Ofset. Mohammad Zain. (2005). Manajemen Perpajakan 2005. ,Jakarta : Salemba
empat.
M Tjiptardjo. (2010). Bayar Pajak Jangan Dikurangi & Dilebihkan.Diakses pada
25 Oktober 2011 dari world wide web:
http://economy.okezone.com/read/2010/04/19/20/324002/bayar-pajak -jangan-dikurangi-dilebihkan.
Moh Nazir. (2003). Metode Penelitian. Cetakan Ketiga. Jakarta: Ghalia Indonesia. Siti Kurnia Rahayu. (2010). Perpajakan Indonesia Konsep & Aspek Formal.
Yogyakarta: Graham Ilmu.
Sri Mulyani. (2010). Menkeu Imbau Masyarakat Tetap Bayar Pajak. Diakses pada 30 Oktober 2011 dari world wide web: http://economy.okezone.com/read/2010/03/30/20/317718/menkeu-imbau -masyarakat-tetap-bayar-pajak.
(7)
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:Alfabeta.
Schipper, K., dan L. Vincent. (2003). Earnings quality. Accounting Horizons 17: 97-110.
Sullivan, Mantan Menteri Ekonomi Departemen Keuangan AS. (2011). Apple Dituding Sebagai Penghindar Pajak di As. Diakses pada Rabu, 22 Mei 2013 dari : http://www.tempo.co/read/news/2013/05/22/116482440/Apple-Dituding-Sebagai-Penghindar-Pajak-di-AS-.
Sutopo (2009). Manajemen Laba dan Manfaat Kualitas Laba dalamkeputusan Investasi. UPT Perpustakaan UNS
Sunder, S (1973). "Relationship Between Accounting Changes and Stock Prices: Problems of Measurement and Some Empirical Evidence,"J ournal of Accounting Research (Supplement, 1973), pp. 1-45.
Sarwono, Jonathan (2012). Path Analysis Teori, Aplikasi, Prosedur Analisis Untuk Riset Skripsi, Tesis dan Desertasi (Menggunakan SPSS). Jakarta: Elex Media Komputindo
Supramono (2010:44) Perpajakan Indonesia. Amazon.
Umi Narimawati ., Sri Dewi Anggadini., & Linna Ismawati. (2010). Penulisan Karya Ilmiah : Panduan Awal Menyusun Skripsi dan Tugas Akhir Aplikasi Pada Fakultas Ekonomi UNIKOM. Bekasi : Genesis.
Undang-Undang Nomor 36 Tahun (2008). Pajak Penghasilan.
Widanarti Pudjiastuti dan Aida Ainul Mardiyah. (2006). “The Influence of Earnings Management on Earnings Quality. Padang : Simposium Nasional Akuntansi 9.
Yenni Mangoting. (1999). Tax Planning : Sebuah Pengantar Sebagai Alternatif Meminimalkan Pajak, 1(1), 43
(8)
(9)
(10)
iii
Alhamdulilah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia dan ridhonya, serta shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW, akhirnya penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik.
Penulisan Skripsi yang berjudul “Pengaruh Perencanaan Pajak Dan Kulaitas Laba Terhadap Penghasilan Kena Pajak Pada PT Astra Otopart Tbk”.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari berhasilnya studi dan penyusunan pengajuan unit penelitian ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, terutama kepada Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., SE., M.Si, selaku dosen pembimbing yang dengan sabarnya memberikan kemudahan dalam meluangkan waktu dalam memberikan arahan, serta masukan dalam sela-sela kesibukan beliau.
Atas segala petunjuk dan bimbingan yang telah penulis dapatkan maka dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc, Selaku Rektor Universitas Indonesia.
2. Prof. Dr. Hj Dwi Kartini, SE., Spec., Lic, Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
(11)
iv
Universitas Komputer Indonesia.
5. Dr. Ony Widilestariningtyas, SE., M.Si selaku penguji 1 penulis yang telah memberikan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. 6. Sri Dewi Anggadini, SE., M.Si selaku penguji 2 penulis yang telah
memberikan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. 7. Inta Budi Setyanusa, SE. M.Ak Selaku Dosen Wali kelas Ak-5
8. Seluruh dosen tetap maupun tidak tetap akuntansi yang telah memberikan dukungan selama penulis menimbah ilmu di Universitas Komputer Indonesia.
9. Keluarga tercinta yang telah memberikan doa dan dukungan baik secara moril maupun materil serta cinta kasih yang tiada henti yang diberikan kepada penulis untuk keberhasilan penulis.
10. Teman-teman Akuntansi Angkatan 2010 khususnya kelas AK-5, terima kasih atas kebersamaannya.
11. Semua pihak yang ikut membantu dan terlibat dalam penyusunan Usulan Penelitian ini.
(12)
v
membaca.
Akhir kata, semoga kebaikan mereka yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT, Amin.
Bandung, April 2014 Penulis
Archam Sukharta NIM 21110205
(13)
1
Ciri dari negara maju adalah negara yang masyarakatnya sadar akan membayar pajak, banyak negara maju seperti Eropa, Korea, China dan negara yang serumpun dengan kita yaitu Malaysia, Filipina dan Thailand, masyarakatnya sudah membayar pajak hampir 100 persen, tetapi kesadaran membayar pajak di Indonesia ternyata masih sangat minim, ini dilihat dari seluruh penduduk, cuma 20 juta wajib pajak pribadi terdaftar. Sementara wajib pajak badan baru 500.000 yang rajin memenuhi kewajibannya(A.C Maftuchan,2013). Sampai sekarang masih banyaknya pengusaha yang belum membayar pajak juga menyebabkan penerimaan dari sektor Pajak Penghasilan masih rendah, Penerimaan negara dari sektor pajak hingga 30 September 2013 baru Rp 638,3 triliun. Angka penerimaan itu masih jauh dari target yang ditetapkan pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2013 sebesar Rp 995,2 triliun. (Yustinus Prastowo,2013). Padahal seharusnya setiap penghasilan yang diterima wajib pajak tersebut terdapat kewajiban menyetorkan pajak untuk kepentingan pembangunan (M Tjiptardjo,2010).
Tanpa kita sadari dengan adanya pajak, salah satu manfaat yang akan didapat adalah pembangunan sarana infrastruktur yang juga nantinya berguna bagi masyarakat (Fuad Rahmany,2011). Sejalan dengan itu, pajak merupakan suatu peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk tabungan masyarakat yang
(14)
merupakan sumber utama untuk membiayai sumber investasi, termasuk untuk pembangunan sehingga dapat membuka kesempatan kerja, yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan masyarakat (Manuel Pakpahan,2011). Karena melalui pajak pula, kesejahteraan, kemakmuran, dan martabat bangsa akan tercipta (Darmin Nasution,2008).
Sejatinya wajib pajak pribadi atau badan usaha yang mempunyai penghasilan besar harus membayar pajak lebih, karena penghasilannya besar dan menjalankan usahanya di negeri ini dengan kemudahan-kemudahan yang diberikan negara, tentu akan adil bagi yang penghasilannya tinggi membayar pajak yang tinggi (Sullivan, Mantan Menteri Ekonomi Departemen Keuangan AS,2011). Tetapi pada kenyataanya, penghasilan yang diperoleh wajib pajak yang utama ditujukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, pada saat telah memenuhi ketentuan perpajakan, timbul kewajiban pembayaran pajak kepada negara, yang akhirnya timbul konflik antara kepentingan pribadi dan kepentingan negara, dan pada umumnya kepentingan pribadi yang selalu dimenangkan, hal ini lah yang menjadi penyebab utama masyarakat enggan melaksanakan kewajiban untuk membayar pajak (Siti Kurnia,2010:149). Jika wajib pajak tidak mau lagi membayar pajak maka pengaruhnya akan sangat besar dalam penerimaan negara (M Tjiptardjo,2010).
Untuk dapat menghitung PPh, terlebih dahulu harus diketahui dasar pengenaan pajaknya, untuk wajib pajak dalam negeri dan Bentuk Usaha Tetap (BUT) yang menjadi dasar pengenaan pajak adalah penghasilan kena pajak, besarnya penghasilan kena pajak untuk wajib pajak badan dihitung sebesar
(15)
penghasilan netto, sedangkan untuk wajib pajak orang pribadi dihitung sebesar penghasilan netto dikurangi dengan penghasilan tidak kena pajak atau yang lebih sering dikenal dengan PTKP (Mardiasmo,2009:137).
Seperti yang kita ketahui, saat ini banyak sekali penyimpangan yang terjadi terkait masalah perpajakan (Manuel Pakpahan,2011). Wajib pajak selalu mencari celah peraturan untuk menyiasati agar pajak yang dibayarkan bisa sekecil mungkin. Di tahap inilah wajib pajak mulai membajak uang pajak. Memang belum ada peraturan yang melarang dilakukannya perencanaan pajak oleh wajib pajak, namun justru karena inilah praktik perencanaan pajak (aggressive tax planning) makin menjadi-jadi (Henderi Gunadi). Sehingga penerimaan negara makin tergerus oleh perilaku orang kaya Indonesia yang berupaya mencari negara dengan tarif pajak rendah (Andi Rahmat,2010). Padahal hanya ada dua kewajiban warga negara Indonesia (WNI) yang jelas diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945, yakni mempertahankan negara dan membayar pajak, karena sebuah negara tidak mungkin kuat jika warga negaranya enggan membayar pajak (Darmin Nasution,2008).
Pajak yang dipungut oleh negara pun akan digunakan untuk membiayai semua kepentingan umum, termasuk untuk pembangunan sehingga dapat membuka kesempatan kerja, yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan masyarakat (Manuel Pakpahan,2011). Tetapi masih banyak Wajib Pajak (WP) yang belum memenuhi kewajibannya sampai sekarang, baik pajak orang pribadi atau pajak badan usaha (Agus Martowardojo,2011).
(16)
Masyarakat tidak perlu khawatir terhadap uang pajak yang disetorkan akan diselewengkan, karena uang pajak yang masuk langsung masuk ke dalam sistem perbankan, seharusnya masyarakat tetap membayar pajak sebagai kewajiban terhadap negara, meskipun banyak gerakan yang menentang membayar pajak setelah kasus makelar pajak Rp 25 miliar terkuak ke muka publik (Sri Mulyani,2010).
Penghasilan kena pajak dipengaruhi oleh perencanaan pajak dan manajemen laba (Linda Chen et all,2007). Perencanaan pajak merupakan analisis sistematis dari pilihan pajak yang berbeda dengan tujuan untuk meminimalkan kewajiban pajak dalam masa pajak saat ini dan masa depan, artinya perencanaan pajak dapat meminimalkan kewajiban pajak yang mana kewajiban tersebut bersumber dari penghasilan kena pajak (Anders Susan dalam Erly Suandi,2011:7).
Sejalan dengan itu pula, perencanaan pajak memberikan suatu formula umum yang bisa digunakan untuk mengatur secara sistematis jumlah pajak yang harus dibayar, usaha untuk mengurangi pembayaran pajak, bukan suatu hal yang baru, bukan hanya karena permasalahan yang terjadi di bidang perpajakan Indonesia, melainkan sudah sejak lama usaha tersebut digunakan oleh beberapa perusahaan dalam mengatur jumlah pajak yang harus dibayar, usaha tersebut dinamakan tax planning atau yang lebih dikenal dengan perencanaan pajak, yakni sebagai proses mengorganisasi usaha wajib pajak atau kelompok wajib pajak sedemikian rupa sehingga hutang pajaknya baik pajak penghasilan maupun pajak-pajak lainnya berada dalam posisi yang minimal, sepanjang hal ini dimungkinkan
(17)
oleh ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku (Mohammad zain 2005:43).
Selain perencanaan pajak, ada pula yang dapat mempengaruhi penghasilan kena pajak, yakni kualitas laba, dalam penelitiannya mengemukakan bahwa kualitas laba yang rendah berpengaruh signifikan terhadap penghasilan kena pajak (Benjamin Ayers et all,2009). Sejalan dengan itu masih ada wajib pajak yang merekayasa laporan keuangannya dengan tujuan mengatur besar kecilnya pajak yang harus dibayar. (Budi, Account representative kantor pelayanan pajak dijakarta, 2013). Kualitas laba yakni adalah laba yang bebas dari manipulasi apapun dan mencerminkan kinerja keuangan perusahaan yang sesungguhnya. (Widanarti Pudjiastuti dan Aida Ainul Mardiyah,2006).
Berdasarkan fenomena diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH PERENCANAAN PAJAK DAN KUALITAS LABA TERHADAP PENGHASILAN KENA PAJAK PADA PT ASTRA OTOPARTS TBK”.
(18)
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, maka penulis mencoba mengidentifikasikan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut :
1. Pelaporan pajak tahunan secara tidak benar untuk mengatur besaran pajak yang harus dibayar.
2. Wajib pajak selalu mencari celah peraturan untuk menyiasati agar pajak yang dibayarkan bisa sekecil mungkin.
3. Laba perusahaan yang tinggi seharusnya membayar pajak yang tinggi juga, namun masih ada perusahaan yang membayar pajak dengan tarif pajak rendah. 4. Saat ini banyak sekali penyimpangan yang terjadi terkait masalah perpajakan
seperti membajak uang pajak dengan melakukan perencanaan pajak dan mengatur kualitas laba yang dilaporkan secara bias dan tidak benar.
1.2.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian ini adalah :
1. Seberapa besar pengaruh perencanaan pajak terhadap penghasilan kena pajak di PT Astra Otoparts Tbk.
2. Seberapa besar pengaruh kualitas laba terhadap penghasilan kena pajak di PT Astra Otoparts Tbk.
3. Seberapa besar pengaruh perencanaan pajak dan kualitas laba terhadap penghasilan kena pajak di PT Astra Otoparts Tbk.
(19)
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perencanaan pajak dan kualitas laba terhadap penghasilan kena pajak di PT Astra Otoparts Tbk.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulis dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh perencanaan pajak terhadap penghasilan kena pajak di PT Astra Otoparts Tbk
2. Untuk pengaruh Kualitas Laba terhadap penghasilan kena pajak di PT Astra Otoparts Tbk.
3. Untuk mengetahui seberapa pengaruh perencanaan pajak dan kualitas laba terhadap penghasilan kena pajak di PT Astra Otoparts Tbk.
1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Praktis
Sebagai tambahan informasi mengenai pengaruh perencanaan pajak dan kualitas laba terhadap penghasilan kena pajak pada PT Astra Otoparts Tbk, sehingga akan menjadi lebih baik dan berkembang.
(20)
1.4.2 Kegunaan Akademis
1. Bagi Peneliti
Peneliti mengharapkan hasil penelitian dapat bermanfaat dan untuk menambah pengetahuan, dan njuga memperoleh gambaran langsung tentang pengaruh perencanaan pajak dan kualitas laba terhadap pengghasilan kena pajak pada PT Astra Otoparts Tbk.
2. Bagi Perusahaan
Dengan penelitian ini dapat memberikan pandangan bagi perusahaan tentang pengaruh perencanaan pajak dan kualitas laba terhadap penghasilan kena pajak pada PT Astra Otoparts Tbk.
3. Bagi Peneliti Lainnya
Dapat dijadikan sebagai bahan tambahan pertimbangan dan pemikiran dalam penelitian lebih lanjut dalam bidang yang sama, yaitu pengaruh perencanaan pajak dan kualitas laba terhadap penghasilan kena pajak pada PT Astra Otoparts Tbk.
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.5.1 Lokasi Penelitian
Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian perencanaan pajak dan kualitas laba, maka penelitian ini dilakukan pada PT Astra Otoparts Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dengan mengambil data sekunder yang diperoleh dari Pusat Informasi Pasar Modal yang beralamatkan di jalan Veteran No 10 Bandung.
(21)
1.5.2 Waktu Penelitian
Adapun waktu yang ditempuh dalam melaksanakan dan menyelesaikan penelitian yaitu dimulai pada bulan Maret 2014 sampai dengan bulan Juli 2014. Waktu penelitian dirinci dalam tabel berikut:
Tabel 1.1 Waktu Penelitian
BULAN & TAHUN
NO KEGIATAN MAR APR MEI JUNI JULI AGT SEPT SKRIPSI 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014
Persiapan Skripsi
1. Pengajuan
I. Proposal UP
2. Permohonan Ijin
Melaksanakan
Skripsi
3. Bimbingan
Usulan
Penelitian
4. Seminar Usulan
Penelitian
5. Revisi Usulan
Penelitian
Pelaksanaan
Skripsi
II. 1. Bimbingan
Setelah UP
2. Pendaftaran
Sidang Skripsi
3. Pelaksanaan
Sidang Skripsi
4. Selesai
(22)
23
Objek penelitian merupakan hal-hal yang dikaji dalam penelitian, juga merupakan suatu permasalahan yang dijadikan sumber topik untuk penelitian. Husein Umar (2005:303) mengemukakan objek penelitian adalah :
“Sesuatu yang menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi objek penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu”.
Dari penjelasan tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa objek penelitian dalam penyusunan penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu yang ingin dicapai. Objek penelitian ini berfokus pada perencanaan pajak, Kualitas laba dan penghasilan kena pajak.
3.2 Metode Penelitian
Menurut Umi Narimawati (2010:29) metode penelitian adalah :
“Cara penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data untuk mencapai tujuan tertentu”.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif, yaitu hasil penelitian yang kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil kesimpulannya, artinya penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang menekankan pada data-data numeric (angka), dengan menggunakan metode penelitian ini akan diketahui hubungan antara variabel yang diteliti, sehingga
(23)
menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek penelitian.
Menurut Sugiyono dalam Umi Narimawati (2010:29) metode deskriptif adalah :
“Metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas”.
Sedangkan menurut Mashuri dalam Umi Narimawati (2010:29) metode verifikatif adalah :
“Metode yang memeriksa benar tidaknya, apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan, yang telah dilaksanakan ditempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dalam kehidupan”.
Penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan penjelasan dengan cara melakukan pengukuran secara cermat terhadap fenomena tertentu. Data yang dibutuhkan adalah data yang sesuai dengan masalah-masalah yang ada dan sesuai dengan tujuan penelitian, sehingga data tersebut akan dikumpulkan, dianalisis dan diproses lebih lanjut sesuai dengan teori-teori yang telah dipelajari, sehingga dari data tersebut akan ditarik kesimpulan.
3.2.1 Desain Penelitian
Dalam melakukan penelitian, peneliti harus melakukan perencanaan dan perancangan penelitian, tujuannya adalah agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan sistematis. Menurut Moh. Nazir (2003:84) desain penelitian adalah :
(24)
“Rancangan utama penelitian yang menyatakan metode dan prosedur- prosedur yang digunakan oleh peneliti dalam pemilihan, pengumpulan dan analisis data”.
Dari penjelasan tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa desain penelitian merupakan semua proses penelitian yang dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan penelitian yang dilakukan pada waktu tertentu.
Adapun langkah-langkah desain penelitian menurut Umi Narimawati (2010:30) adalah :
1. Menetapkan Permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian, selanjutnya menetapkan judul penelitian.
2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi. 3. Menetapkan rumusan masalah.
4. Menetapkan tujuan penelitian.
5. Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan teori.
6. Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian yang digunakan.
7. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik pengumpulan data.
8. Melakukan analisis data.
9. Melakukan pelaporan hasil penelitiaan.
Berikut ini penjelasan mengenai langkah-langkah desain penelitian :
1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian, selanjutnya menetapkan judul penelitian.
Ada pendapat yang menyatakan bahwa masih minimnya kesadaran masyarakat Indonesia dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya, dikarenakan penghasilan yang didapat utamanya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan pajak yang harus dibayarkan dianggap sebagai beban yang dapat
(25)
mengurangi penghasilannya. Untuk itu ada usaha-usaha yang dilakukan wajib pajak untuk mengurangi beban pajaknya yang bersumber dari penghasilan kena pajak. Usaha-usaha tersebut diantaranya perencanaan pajak dan kualitas laba. Maka judul dari penelitian ini adalah pengaruh perencanaan pajak dan kualitas laba terhadap penghasilan kena pajak.
2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi.
Ada beberapa usaha atau cara yang dapat mempengaruhi besaran penghasilan kena pajak. Dalam penelitian ini usaha atau cara yang diambil adalah perencanaan pajak dan kualitas laba.
3. Menetapkan rumusan masalah.
Dalam penelitian ini rumusan masalahnya yaitu seberapa besar pengaruh perencanaan pajak dan kualitas laba terhadap penghasilan kena pajak di PT Astra Otopart Tbk.
4. Menetapkan tujuan penelitian.
Tujuan penelitian ini yaitu ingin menganalisis seberapa besar pengaruh perencanaan pajak dan kualitas laba terhadap penghasilan kena pajak pada PT Astra Otoparts Tbk.
5. Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan teori. Hipotesis dalam penelitian ini adalah perencanaan pajak dan kualitas laba berpengaruh terhadap penghasilan kena pajak.
6. Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian yang digunakan.
(26)
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah perencanaan pajak dan kualitas laba, sedangkan yang menjadi variabel terikatnya adalah penghasilan kena pajak.
7. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik pengumpulan data.
Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu berupa laporan keuangan. Teknik penentuan data terdiri dari populasi dan sampel. Populasi dan sampel dalam penelitian ini yaitu laporan laba rugi, neraca dan laporan arus kas PT Astra Otoparts Tbk tahun 2003-2013. Teknik pengumpulan data yaitu dokumentasi dan studi kepustakaan.
8. Melakukan analisis data.
Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis kualitatif (metode deskriptif) dan analisis kuantitatif (metode verifikatif).
9. Menyusun pelaporan hasil penelitian.
Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, maka dapat digambarkan desain dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut :
(27)
Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan
Penelitian
Desain Penelitian
Jenis Penelitian Metode yang digunakan
Unit Observasi
Time Horizon
T-1 Deskriptive & Verifikative
Deskriptive & Verifikative
Laporan Laba Rugi & Neraca
Time Series
T-2 Deskriptive & Verifikatif
Deskriptive & Verifikative
Laporan Laba Rugi & Laporan Arus Kas
Time Series
T-3 Deskriptive & Verifikative
Deskriptive & Verifikative
Laporan Laba Rugi secara Fiskal
Time Series
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Variabel harus didefinisikan secara operasional agar lebih mudah dicari hubungannya antara satu variabel dengan variabel lainnya. Untuk itu, agar mempermudah dalam melakukan penilitian, penulis harus menentukan operasionalisasi variabel.
Menurut Jonathan Sarwono (2006:67) oprasionalisasi varibel bermanfaat untuk :
1. Mengidentifikasi kriteria yang dapat diobservasi yang sedang diidentifikasi. 2. Menunjukkan bahwa suatu konsep atau objek mungkin mempunyai lebih dari
(28)
3. Mengetahui bahwa definisi operasional bersifat unik dalam situasi dimana definisi tersebut harus digunakan.
Operasional variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indicator, serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan dengan benar sesuai dengan judul pengaruh perencanaan pajak dan kualitas laba terhadap penghasilan kena pajak, maka variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel independent atau variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain dan tidak berpengaruh oleh variabel lain. Data yang menjadi variabel independent adalah perencanaan pajak dan kualitas laba.
2. Variabel dependent atau variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain dan dapat mempengaruhi variabel lain. Data yang menjadi variabel dependent yaitu penghasilan kena pajak.
Tabel 3.2
Operasonalisasi Variabel
Variabel Kosep variabel Indicator Skala
Perencanaan pajak(X1)
Langkah awal dalam manajemen pajak. Pada tahap ini dilakukan
pengumpulan dan penelitian terhadap peraturan perpajakan, dengan maksud dapat diseleksi jenis tindakan
penghematan pajak yang akan dilakukan (Early Suandi, 2011)
1.Pembebanan natura menjadibiaya gaji dan tunjangan
2.Perencanaan yang menurut fiscal bukan objek pajak 3.Pembebanan penyusutan
melalui metode saldo menurun
4.Pembebanan biaya
makan/minuman untuk seluruh karyawan
(Early Suandi, 2011)
Rasio
Kualitas laba Suatu ukuran untuk Rasio
(29)
(X2) mencocokkan apakah laba yang dihasilkan sama dengan apa
yang sudah
direncanakan
sebelumnya. Kualitas laba semakin tinggi jika mendekati perencanaan awal atau melebihi target dari rencana awal. Kualitas laba rendah
jika dalam
menyajikan laba tidak sesuai dengan laba sebenarnnya sehingga informasi yang di dapat dari laporan laba menjadi bias dan dampaknya menyesatkan kreditor dan investor dalam mengambil
keputusan(Rinawati, 2011)
Ket :
TAC : Total Accruals
NOI : Net Operating Income
CFFO : Cash Flow From Operations
(Nanang Catur , 2005)
Penghasilan kena pajak (Y)
“Dasar perhitungan
untuk menentukan besarnya pajak penghasilan yang terutang. Penghasilan kena pajak diperoleh dari pengurangan antara penghasilan bruto wajib pajak dengan pengurang penghasilan
bruto(UU NO 36 Tahun 2008)
Adapun indikator atau ukuran dari penghasilan kena pajak adalah :
PKP = Penghasilan Sebagai Objek Pajak – Biaya
(UU NO 36 Tahun 2008)
Rasio
3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data 3.2.3.1 Sumber Data
(30)
1. Data Primer
Menurut Andi Supangat (2007:2) data primer adalah :
“Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari objek yang diteliti baik dari objek individual (responden) maupun dari instansi yang mengelolah data untuk keperluan dirinya sendiri”.
2. Data Sekunder
Menurut Andi Supangat (2007:2) data sekunder adalah :
“Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung untuk mendapakan informasi (keterangan) dari objek yang diteliti, biasanya data tersebut diperoleh dari tangan pihak kedua baik dari objek individual (responden) maupun dari suatu badan (instansi) yang dengan sengaja melakukan pengumpulan data dari instansi-instansi atau badan lainnya untuk keperluan penelitian dari pada pengguna”.
Berdasarkan definisi tersebut diatas, maka sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data sekunder berupa laporan keuangan PT Astra Otoparts Tbk yaitu laporan laba rugi, neraca dan laporan arus kas yang diperoleh dari website bursa efek Indonesia dan dari pusat informasi pasar modal yang beralamat di jalan Veteran No. 10 Bandung.
3.2.3.2 Teknik Penentuan Data
Populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Populasi
Pengertian populasi menurut Umi Narimawati (2010:37) adalah :
“Objek atau subjek yang memiliki karakteristik tertentu sesuai informasi yang ditetapkan oleh peneliti, sebagai unit analisis penelitian”.
(31)
Berdasarkan pengertian tersebut diatas, maka populasi penelitian ini adalah seluruh laporan keuangan PT Astra Otoparts Tbk yang telah terdaftar di bursa efek Indonesia, yakni dari tahun 2003 sampai tahun 2013 yaitu sebanyak 11 tahun laporan keuangan.
2. Sampel
Pengertian sampel menurut Umi Narimawati (2010:38) adalah :
“Sebagian dari populasi yang terpilih untuk menjadi unit pengamatan dalam penelitian”.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa sampel merupakan bagian dari populasi dan dapat mewakili populasi secara keseluruhan. Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Nonprobability sampling. Menurut Sugiyono (2011:84) teknik Nonprobability sampling adalah :
“Teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel”.
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling jenuh. Menurut Sugiyono (2011:85) sampling jenuh adalah :
“Teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini dilakukan bila jumlah populasi relative kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel”.
Menurut Usman & Akbar (2008) penelitian yang menggunakan seluruh anggota populasinya disebut sampel total (total sampling) atau sensus. Penggunaan
(32)
metode ini berlaku jika anggota populasi relative kecil (mudah dijangkau). Dalam penelitian ini, karena jumlah populasi mudah dijangkau dan relafif kecil, maka penulis menggunakan metode total sampling. Dengan metode pengambilan sampel ini diharapkan hasilnya dapat cenderung lebih mendekati nilai sesungguhnya dan diharapkan dapat memperkecil pula terjadinya kesalahan/penyimpangan terhadap nilai populasi.
Dengan demikian jumlah sampel yang akan diambil oleh penulis adalah semua populasi yaitu 11 tahun laporan keuangan PT Astra Otoparts Tbk.
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara untuk memperoleh data dan keterangan yang diperlukan dalam penelitian. Adapun teknik pengumpulan data yang akan diteliti yaitu dilakukan dengan cara :
1. Penelitian Lapangan
a. Metode pengamatan (Observasi), yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang sedang diteliti, diamati atau kegiatan yang sedang berlangsung. Dalam penulisan laporan ini, penulis mengadakan pengamatan langsung pada PT Astra Otopart Tbk.
b. Wawancara (Interview), yaitu teknik pengumpulan data yang diperoleh dengan cara tanya jawab langsung dengan pihak- pihak yang terkait langsung dan berkompeten dengan permasalahan yang penulis teliti. c. Pengumpulan data dilakukan dengan menelaah dokumen-dokumen yang
(33)
2. Studi Kepustakaan (Library Research)
Pengumpulan data dilakukan dengan membaca catatan kuliah, buku-buku dari perpustakaan dan tulisan-tulisan yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti oleh peneliti.
3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis 3.2.5.1 Rancangan Analisis
Rancangan analisis adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang telah dikumpulkan. Peneliti melakukan analisa terhadap data yang telah diuraikan dengan menggunakan analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.
1. Analisis Kualitatif
Menurut Sugiyono (2011:14) analisis kualitatif adalah :
“Metode penelitian kualitatif itu dilakukan secara intensif, peneliti ikut berpartisipasi lama dilapangan, mencatat secara hati-hati apa yang terjadi, melakukan analisis reflektif terhadap berbagai dokumen yang ditemukan dilapangan, dan membuat laporan penelitian secara mendetail”.
2. Analisis Kuantitatif
Menurut Sugiyono (2011:31) analisis kuantitatif adalah :
“Dalam penelitian kuantitatif analisis data menggunakan statistik. Statistik yang digunakan dapat berupa statistik deskriptif dan inferensial/induktif. Statistik inferensial dapat berupa statistik parametris dan statistik nonparametris. Peneliti menggunakan statistik inferensial bila penelitian dilakukan pada sampel yang dilakukan secara random. Data hasil analisis selanjutnya disajikan dan diberikan pembahasan. Penyajian data dapat berupa tabel, tabel ditribusi frekuensi, grafik garis, grafik batang, piechart (diagram lingkaran), dan pictogram. Pembahasan hasil penelitian merupakan penjelasan yang mendalam dan interpretasi terhadap data-data yang telah disajikan”.
(34)
1. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas
Menurut Imam Ghozali (2007:110) tujuan dilakukan uji normalitas adalah :
“Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik”.
a. Analisis Grafik
Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.
Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diadonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya, dasar pengambilan keputusannya adalah :
1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
(35)
2. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
b. Analisis Statistik
Uji statistik sederhana dapat dilakukan dengan melihat nilai kurtosis dan skewness dari residual. Nilai z statistik untuk skewness dapat dihitung dengan rumus:
Sumber: Imam Ghozali (2007:113)
Sedangkan nilai z kurtosis dapat dihitung dengan rumus:
Sumber: Imam Ghozali (2007:113)
Dimana n adalah jumlah sampel, jika nilai Zhitung > Ztabel, maka
distribusi tidak normal.
Uji statistik lain yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis :
H0 : Data residual berdistribusi normal HA: Data residual tidak berdistribusi normal
2. Uji Multikolonieritas
Menurut Imam Ghozali (2007:91), tujuan dilakukan uji multikolonieritas adalah :
(36)
“Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya kolerasi antar variabel bebas (independen)”.
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkolerasi, maka variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai kolerasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi adalah sebagai berikut :
a. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen.
b. Menganalisis matrik kolerasi variabel-variabel independen. Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0.90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolonieritas. Tidak adanya korelasi yang tinggi antar variabel independen tidak berarti bebas dari multikolonieritas. Multikolonieritas dapat disebabkan karena adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel independen.
c. Multikolonieritas dapat juga dilihat dari (1) nilai Tolerance dan lawannya (2) Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi variabel dependen (terikat) dan diregres
(37)
terhadap variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai Tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1 / Tolerance). Nilai cuttof yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerance < 0.10 atau sama dengan nilai VIF > 10.
3. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Imam Ghozali (2007:105) tujuan dilakukan uji heteroskedastisitas adalah :
“Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain”.
Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized.
(38)
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
4. Uji Autokorelasi
Menurut Imam Ghozali (2007:96) tujuan dilakukan uji autokorelasi adalah :
“Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya)”.
Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dengan uji Durbin–Watson (DW test). Uji Durbin–Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi di antara variabel independen.
Hipotesis yang akan diuji adalah : H0 : tidak ada autokorelasi Ha: ada autokorelasi
Menurut Jonathan Sarwono (2012:28) terjadi autokorelasi jika durbin watson sebesar < 1 dan > 3.
(39)
2. Analisis Regresi Linier Berganda
Menurut Andi Supangat (2007:352) garis regresi adalah :
“Garis regresi (regression line/line of the best fit/estimating line) adalah suatu garis yang ditarik diantara titik-titik (scatter diagram) sedemikian rupa sehingga dapat dipergunakan untuk menaksir besarnya variabel yang satu berdasarkan variabel yang lain, dan dapat juga dipergunakan untuk mengetahui macam korelasinya (positif atau negatifnya)”.
Dalam penelitian ini, analisis regresi linier berganda digunakan untuk membuktikan seberapa besar pengaruh perencanaan pajak dan kualitas laba terhadap penghasilan kena pajak.
Analisis regresi berganda digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen, bila dua atau lebih variabel independen sebagai indikator. Analisis ini digunakan dengan melibatkan variabel dependen (Y) dan variabel independen (X1 dan X2 ), dinyatakan dalam persamaan :
Sumber: Sugiyono (2009:192) Ket:
Y : variabel terikat (penghasilan kena pajak) a : bilangan berkonstanta
b1,b2 : koefisien arah garis
X1 : variabel bebas X1 (perencanaan pajak) X2 : variabel bebas X2 (kualitas laba)
3. Analisis Korelasi
Analisis korelasi bertujuan untuk mengukur kekuatan asosiasi (hubungan) linier antara dua variabel. Korelasi juga tidak menunjukkan hubungan fungsional.
(40)
Dengan kata lain, analisis korelasi tidak membedakan antara variabel dependen dengan variabel independen. Dalam analisis regresi, analisis korelasi yang digunakan juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen selain mengukur kekuatan asosiasi (hubungan).
Sedangkan untuk mencari koefisien korelasi antara variabel X1 dan Y, Variabel X2 dan Y, X1 dan X2 sebagai berikut:
Sedangkan untuk mencari koefisien korelasi antara variabel X1 dan Y, Variabel X2 dan Y, X1 dan X2 sebagai berikut:
(Sumber: Nazir, 2003: 464)
Langkah-langkah perhitungan uji statistik dengan menggunakan analisis korelasi dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Koefisien Korelasi Parsial
Koefisien korelasi parsial antar X1 terhadap Y, bila X2 dianggap konstan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
(41)
b. Koefisien Korelasi Parsial
Koefisien korelasi parsial antar X2 terhadap Y, apabila X1 dianggap konstan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
c. Koefisien Korelasi Secara Simultan
Koefisien korelasi simultan antar X1 dan X2 terhadap Y dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Besarnya koefisien korelasi adalah -1 r 1 :
1. Apabila (-) berarti terdapat hubungan negatif. 2. Apabila (+) berarti terdapat hubungan positif. Interprestasi dari nilai koefisien korelasi :
1. Kalau r = -1 atau mendekati -1, maka hubungan antara kedua variabel kuat dan mempunyai hubungan yang berlawanan (jika X naik maka Y turun atau sebaliknya).
2. Kalau r = +1 atau mendekati +1, maka hubungan yang kuat antara variabel X dan variabel Y dan hubungannya searah.
(42)
Sedangkan harga r akan dikonsultasikan dengan table interprestasi nilai r sebagai berikut :
Tabel 3.3
Pedoman untuk memberikan Interpretasi koefisien korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000
Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono (2006:183)
4. Koefisien Determinasi
Analisis Koefisiensi Determinasi (KD) digunakan untuk melihat seberapa besar variabel independen (X) berpengaruh terhadap variabel dependen (Y) yang dinyatakan dalam persentase.
Besarnya koefisien determinasi dihitung dengan menggunakan rumus :
Sumber: Umi Narimawati (2010:50)
Ket:
d: Koefisian determinasi r : Koefisien korelasi
3.2.5.2 Pengujian Hipotesis
Menurut Andi Supangat (2007:293) yang dimaksud dengan pengujian hipotesis adalah :
(43)
“Salah satu cara dalam statistika untuk menguji “parameter” populasi berdasarkan statistik sampelnya, untuk dapat diterima atau ditolak pada tingkat signifikansi tertentu”.
Pada prinsipnya pengujian hipotesis ini adalah membuat kesimpulan sementara untuk melakukan penyanggahan dan atau pembenaran dari masalah yang akan ditelaah. Sebagai wahana untuk menetapkan kesimpulan sementara tersebut kemudian ditetapkan hipotesis nol dan hipotesis alternatifnya, langkah- langkah dalam analisisnya adalah :
1. Pengujian Secara Simultan
Melakukan uji F untuk mengetahui pengaruh seluruh variable bebas secara simultan terhadap variable terikat.
a. Rumus uji F yang digunakan adalah :
Sumber: Umi Narimawati (2010:50)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variable bebas secara bersama-sama dapat berperan atas variable terikat. Pengujian ini dilakukan menggunakan distribusi F dengan membandingkan antara nilai Fkritis dengan nilai Fhitung yang terdapat pada Tabel Analisis of Variance (ANOVA) dari hasil perhitungan dengan microsoft. Jika nilai Fhitung > Fkritis, maka H0 yang menyatakan bahwa variasi perubahan nilai variable bebas tidak dapat menjelaskan perubahan nilai variable terikat ditolak dan sebaliknya.
F = (n-k-1)R²/Y.X… K(1-R²/Y.X…)
(44)
b. Hipotesis
H0 ; ρ = 0, Perencanaan Pajak dan Kualitas Laba tidak berpengaruh terhadap penghasilan kena pajak.
H1 ; ρ ≠ 0, Perencanaan Pajak dan Kualitas Laba berpengaruh terhadap Penghasilan Kena Pajak.
c. Kriteria Pengujian
H0 ditolak apabila Fhitung > Fkritis(α = 0,05) 2. Pengujian Secara Parsial
Melakukan uji t untuk menguji pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variable terikat.
a. Rumus uji t student adalah :
Sumber: Sugiyono (2008)
Ket:
t : nilai uji t
r : koefisien korelasi n : jumlah sampel
b. Hipotesisnya adalah :
H01 ; ρ = 0, Perencanaan pajak tidak berpengaruh terhadap penghasilan kena pajak.
H11 ; ρ ≠ 0, Perencanaan Pajak berpengaruh terhadap penghasilan kena pajak.
thitung = � n− −�²
(45)
H02 ; ρ = 0, Kualitas laba tidak berpengaruh terhadap penghasilan kena pajak.
H12 ; ρ ≠ 0, Kualitas laba berpengaruh terhadap penghasilan kena pajak. c. Kriteria pengakuannya adalah :
H0 ditolak apabila
t
hitung <t
tabel (α = 0,05)Jika menggunakan tingkat kekeliruan (α = 0,01) untuk diuji dua pihak, maka kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis adalah :
1. Jika t hitung ≥ t tabel maka Ho ada di daerah penolakan, berarti Ha diterima artinya antara variabel X dan variabel Y ada hubungannya.
2. Jika t hitung ≤ t tabel maka Ho ada di daerah penerimaan, berarti Ha ditolak artinya antara variabel X dan variabel Y tidak ada hubungannya.
Untuk menggambar daerah penerimaan atau penolakan maka digunakan kriteria sebagai berikut :
Hasil thitung dibandingkan dengan ttabel dengan kriteria :
a) Jika t hitung ≥ t tabel maka H0 ada di daerah penolakan, berarti Ha diterima artinya antara variabel X dan variabel Y ada pengaruhnya.
b) Jika t hitung ≤ t tabel maka H0 ada di daerah penerimaan, berarti Ha ditolak artinya antara variabel X dan variabel Y tidak ada pengaruhnya.
c) thitung, dicari dengan rumus perhitungan t hitung.
d) ttabel, dicari di dalam tabel distribusi t student dengan ketentuan sebagai berikut, α = 0,05 dan dk = (n-k-1).
(46)
Sumber: Andi Supangat (2007:295) Gambar 3.1
Daerah Penerimaan dan penolakan Hipotesis 3. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan dilakukan berdasarkan hasil pengelolahan dan hasil pengujian hipotesis yang dilakukan berdasarkan pada hasil kriteria yang telah dijelaskan diatas, juga dari teori-teori yang mendukung objek dari masalah.
(47)
88
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka penulis mengambil beberapa kesimpulan sesuai rumusan masalah yang dicari sebagai berikut :
1. Secara parsial perencanaan pajak berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penghasilan kena pajak pada PT Astra Otoparts Tbk, dengan pengaruh sebesar 40,35%. Fenomena yang terjadi wajib pajak selalu mencari celah peraturan untuk menyiasati agar pajak yang dibayarkan bisa sekecil mungkin. Di tahap inilah wajib pajak mulai membajak uang pajak 2. Secara parsial kualitas laba berpengaruh positif dan signifikan terhadap
penghasilan kena pajak pada PT Astra Otoparts Tbk, dengan pengaruh sebesar 42,02%. Fenomena yang terjadi masih ada wajib pajak yang merekayasa laporan keuangannya dengan tujuan mengatur besar kecilnya pajak yang harus dibayar.
3. Secara simultan perencanaan pajak dan kualitas laba berpengaruh signifikan terhadap penghasilan kena pajak pada PT Astra Otoparts Tbk, dengan total pengaruh sebesar 82,4% sedangkan sisanya sebesar 17,7% merupakan pengaruh dari variabel lain diluar penelitian. Fenomena yang
(48)
terjadi adalah banyaknya perilaku orang kaya di Indonesia yang mencari Negara dengan tarif pajak rendah. Sehingga diperlukan perencanaan pajak dan kualitas laba yang dipengaruhi manajemen untuk mengatur besaran penghasilan kena pajak yang menjadi dasar pengenaan pajak.
5.2Saran
Setelah penulis memberikan kesimpulan dari hasil penelitian tentang Pengaruh Perencanaan Pajak dan Manajemen Laba terhadap Penghasilan Kena Pajak, maka penulis akan memberikan beberapa saran yaitu sebagai berikut :
5.2.1 Perusahaan
1. Perencanaan pajak berpengaruh terhadap penghasilan kena pajak, dengan melakukan perencanaan pajak, maka akan memperkecil besaran penghasilan kena pajak yang menjadi dasar pengenaan pembayaran pajak. Caranya adalah dengan memperbesar biaya-biaya yang diakui, contohnya pembebanan biaya kesehatan menjadi tunjangan kesehatan. Sehingga tunjangan tersebut dapat diakui secara fiskal, yang akhirnya akan mengurangi besaran Penghasilan Kena Pajak.
2. Kualitas laba berpengaruh terhadap Penghasilan kena Pajak , dengan kualiats laba yang dipengaruhi oleh manajemen dengan keputusan untuk memperkecil dan memperbesar laba akan mempengaruhi besaran penghasilan kena pajak. Sehingga masyarakat diharapkan dapat tetap membayar pajak walaupun terdapat banyak penyimpangan dalam masalah perpajakan
(49)
3. Perencanaan pajak dan Kualitas laba berpengaruh terhadap penghasilan kena pajak, dengan melakukan usaha perencanaan pajak dan kualitas laba yang dipengaruhi manajemen laba yang memiliki keputusan untuk memperkecil dan memperbesar laba, maka akan mempengaruhi pula besaran penghasilan kena pajak. Caranya adalah dengan memperkecil atau memperbesar pengakuan penghasilan ataupun memperbesar atau memperkecil biaya yang diakui, sehingga dapat mempengaruhi besaran Penghasilan Kena Pajak. Sehingga seberapa pun besar tarif pajak di Indonesia, tidak akan menjadi halangan untuk tidak membayar pajak.
5.2.2 Peneliti Selanjutnya
1. Disarankan pada peneliti lain atau selanjutnya untuk melakukan penelitian yang sama, dengan metode yang sama akan tetapi unit analisis atau objek yang menjadi sampel harus berbeda agar dapat memperoleh kesimpulan yang mendukung dengan teori dan konsep yang diterimah secara umum. 2. Dalam perkembangan ilmu dibidang akuntansi khususnya perpajakan
diharapkan hasil ini dapat menjadi acuan agar kedepannya peneliti dapat menggunakan atau mencari variabel lain seperti penghasilan tidak kena pajak, tarif pajak luar negeri dan kompensasi kerugian. Dimana ketiga variabel tersebut akan menjawab kekurangan akan hasil dari penelitian sebelumnya tentang penghasilan kena pajak.
(50)
TERHADAP PBNGHASILAN KENA PAJAK
@ada PT Astra OtoPart Tbk)
The Effect Tax Planning And Emnings Snalt$ Of Taxabte fncome (At The PT Astra Otopan Tbk)
ARCHAM ST'KHARTA
21110205
Telah disetujui dan disahhn di Bandrmg sebagai Tugas S*ripsi padatanggal
10 Juli 2014
Program Studi Akuntansi
n Fakultas E
il4
Dr. ffi. Dwi Kartini. SE S
.34.02.01s
(51)
Bahrva yang ber-tandatangan ini" penulis dan pihak instansi tempat penelrtian, lvlenyetului .
"Untuk mernberikan kepada Universitas Clornputer Indonesia Hak Bebas Rovalty Nonekslusit atas penelitian ini dan bersedia untuk di-cniline-kan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
untuk kepentingan riset dan pendidikan",
Bandung. Agustus 2014
Penulis,
Archarn Sukharta
NiNf.2l l r 0205
L-'atatan :
Kecuali data yang terdapal pada Bab
Il
clan Bab iV, serta larnpiran tidak untukdipublikasikan. dengan alasan bukan konsumsi public dan untuk mencegah penvalah guniian
oleh pihak lain.
Kepala Kantor Perivakilan Bandung
Men-eetahui,
Dosen Pembimbing
(52)
Jenis Kelamin : Laki-Laki Warga Negara : Indonesia
Agama : Islam
Nama Ayah : Drs Haris M.Si
Nama Ibu : Hamsinar
Alamat Rumah : YPPKG Blok K2 No. 10 Daya RT 01 RW 001 Biringkanaya-Makassar
Telepon : 0411513139 / 085320505020
Pendidikan Formal
Tahun 1997-1998, TK AL-Insyirah Makassar,
Tahun 1998-2004, SD Inpres Paccerakkang Makassar, Tahun 2004-2007, SMP Negeri 12 Makassar,
Tahun 2007-2010, SMA Negeri 6 Makassar,
Tahun 2010-sekarang Universitas Komputer Indonesia Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi.
Yang Menyatakan
Archam Sukharta NIM. 21110205
(53)
1 Jl. Dipatiukur No.112-116 Bandung 40132
e-mail : archamsukharta@yahoo.com
ABSTRACT
Taxpayers are always looking for loopholes to get around the rules so that the tax paid can be as small as possible. This is caused because taxable income is a variable that can reduce corporate profits. The purpose of this study is to analyze how much influence taxable income on the tax planning and earnings quality at PT Astra Otopart Tbk.
The sample in this study was 11 years of financial statements. The sampling method was census saturated, sempel analysis used is descriptive analysis and verification with quantitative approach. The analysis model used is multiple regression analysis.
The test results showed that hipotesi in (1) Tax planning affect the taxable income PT Astra Otopart Tbk. (2) Quality of earnings affect the taxable income PT Astra Otopart Tbk. (3) tax planning and earnings quality affects the taxable income PT Astra Otopart Tbk. Keywords: Tax Planning, Quality of Earnings and Taxable Income
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Ciri dari negara maju adalah negara yang masyarakatnya sadar akan membayar pajak, banyak negara maju seperti Eropa, Korea, China dan negara yang serumpun dengan kita yaitu Malaysia, Filipina dan Thailand, masyarakatnya sudah membayar pajak hampir 100 persen, tetapi kesadaran membayar pajak di Indonesia ternyata masih sangat minim, ini dilihat dari seluruh penduduk, cuma 20 juta wajib pajak pribadi terdaftar. Sementara wajib pajak badan baru 500.000 yang rajin memenuhi kewajibannya
A.C Maftuchan,2013). Sampai
sekarang masih banyaknya pengusaha
yang belum membayar pajak juga
menyebabkan penerimaan dari sektor Pajak Penghasilan masih rendah, Penerimaan negara dari sektor pajak hingga 30 September 2013 baru Rp 638,3 triliun. Angka penerimaan itu masih jauh dari target
yang ditetapkan pemerintah dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Perubahan 2013 sebesar Rp 995,2
triliun.(Yustinus Prastowo,2013). Padahal
seharusnya setiap penghasilan yang
diterima wajib pajak tersebut terdapat
kewajiban menyetorkan pajak untuk
kepentingan pembangunan (M
Tjiptardjo,2010).
Tanpa kita sadari dengan adanya pajak, salah satu manfaat yang akan
didapat adalah pembangunan sarana
infrastruktur yang juga nantinya berguna bagi masyarakat (Fuad Rahmany,2011). Sejalan dengan itu, pajak merupakan suatu peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan
untuk tabungan masyarakat yang
merupakan sumber utama untuk membiayai
sumber investasi, termasuk untuk
pembangunan sehingga dapat membuka kesempatan kerja, yang pada akhirnya
dapat meningkatkan pendapatan
masyarakat (Manuel Pakpahan,2011).
Karena melalui pajak pula, kesejahteraan, kemakmuran, dan martabat bangsa akan tercipta (Darmin Nasution,2008).
Sejatinya wajib pajak pribadi atau badan usaha yang mempunyai penghasilan besar harus membayar pajak lebih, karena penghasilannya besar dan menjalankan usahanya di negeri ini dengan kemudahan-kemudahan yang diberikan negara, tentu akan adil bagi yang penghasilannya tinggi membayar pajak yang tinggi (Sullivan,
(54)
2 timbul kewajiban pembayaran pajak kepada
negara, yang akhirnya timbul konflik antara
kepentingan pribadi dan kepentingan
negara, dan pada umumnya kepentingan pribadi yang selalu dimenangkan, hal ini lah yang menjadi penyebab utama masyarakat enggan melaksanakan kewajiban untuk membayar pajak (Siti Kurnia,2010:149). Jika wajib pajak tidak mau lagi membayar pajak maka pengaruhnya akan sangat besar
dalam penerimaan negara (M
Tjiptardjo,2010).
Untuk dapat menghitung PPh, terlebih dahulu harus diketahui dasar pengenaan pajaknya, untuk wajib pajak dalam negeri dan Bentuk Usaha Tetap (BUT) yang menjadi dasar pengenaan pajak adalah penghasilan kena pajak, besarnya penghasilan kena pajak untuk wajib pajak badan dihitung sebesar penghasilan netto, sedangkan untuk wajib pajak orang pribadi
dihitung sebesar penghasilan netto
dikurangi dengan penghasilan tidak kena pajak atau yang lebih sering dikenal dengan PTKP (Mardiasmo,2009:137).
Seperti yang kita ketahui, saat ini banyak sekali penyimpangan yang terjadi
terkait masalah perpajakan (Manuel
Pakpahan,2011). Wajib pajak selalu
mencari celah peraturan untuk menyiasati agar pajak yang dibayarkan bisa sekecil mungkin. Di tahap inilah wajib pajak mulai membajak uang pajak. Memang belum ada peraturan yang melarang dilakukannya perencanaan pajak oleh wajib pajak, namun justru karena inilah praktik perencanaan pajak (aggressive tax planning) makin menjadi-jadi (Henderi Gunadi). Sehingga penerimaan negara makin tergerus oleh
perilaku orang kaya Indonesia yang
berupaya mencari negara dengan tarif pajak rendah (Andi Rahmat,2010). Padahal hanya ada dua kewajiban warga negara Indonesia (WNI) yang jelas diatur dalam
Undang-Undang Dasar 1945, yakni
mempertahankan negara dan membayar pajak, karena sebuah negara tidak mungkin
kesempatan kerja, yang pada akhirnya
dapat meningkatkan pendapatan
masyarakat (Manuel Pakpahan,2011).
Tetapi masih banyak Wajib Pajak (WP)
yang belum memenuhi kewajibannya
sampai sekarang, baik pajak orang pribadi
atau pajak badan usaha (Agus
Martowardojo,2011).
Masyarakat tidak perlu khawatir terhadap uang pajak yang disetorkan akan diselewengkan, karena uang pajak yang masuk langsung masuk ke dalam sistem perbankan, seharusnya masyarakat tetap
membayar pajak sebagai kewajiban
terhadap negara, meskipun banyak gerakan yang menentang membayar pajak setelah kasus makelar pajak Rp 25 miliar terkuak ke muka publik (Sri Mulyani,2010).
Penghasilan kena pajak dipengaruhi oleh perencanaan pajak dan manajemen laba (Linda Chen et all,2007). Perencanaan pajak merupakan analisis sistematis dari pilihan pajak yang berbeda dengan tujuan untuk meminimalkan kewajiban pajak dalam masa pajak saat ini dan masa depan,
artinya perencanaan pajak dapat
meminimalkan kewajiban pajak yang mana
kewajiban tersebut bersumber dari
penghasilan kena pajak (Anders Susan dalam Erly Suandi,2011:7).
Sejalan dengan itu pula,
perencanaan pajak memberikan suatu formula umum yang bisa digunakan untuk mengatur secara sistematis jumlah pajak
yang harus dibayar, usaha untuk
mengurangi pembayaran pajak, bukan suatu hal yang baru, bukan hanya karena permasalahan yang terjadi di bidang perpajakan Indonesia, melainkan sudah sejak lama usaha tersebut digunakan oleh beberapa perusahaan dalam mengatur jumlah pajak yang harus dibayar, usaha
tersebut dinamakan tax planning atau yang
lebih dikenal dengan perencanaan pajak, yakni sebagai proses mengorganisasi usaha wajib pajak atau kelompok wajib pajak sedemikian rupa sehingga hutang pajaknya baik pajak penghasilan maupun pajak-pajak
(1)
9
perencanaan pajak konstan, makapenghasilan kena pajak akan meningkat sebesar 0,650.
Hasil dari nilai korelasi yang diperoleh antara kualitas laba dengan penghasilan kena pajak adalah sebesar 0,837. Nilai korelasi bertanda positif yang menunjukan hubungan yang terjadi antara keduanya adalah searah. Dimana semakin tinggi kualitas laba, akan diikuti pula oleh semakin tingginya penghasilan kena pajak. Berdasarkan interpretasi koefisien korelasi, nilai korelasi sebesar 0,837, Nilai 0,837 berada pada interval 0,80-1,000 termasuk kategori sangat kuat.
Hasil dari koefisien determinasi kualitas laba memberikan kontribusi yang dominan terhadap penghasilan kena pajak (Y) dengan kontribusi yang diberikan sebesar 42,02%, pada PT Astra Otopart Tbk sedangkan 57,98% sisanya merupakan besar kontribusi pengaruh dari variable yang tidak di teliti seperti penghasilan tidak kena pajak, tarif pajak luar negri, dan kompensasi kerugian. Seperti pada teori yang dikemukakan oleh (Gunadi, 2002). yaitu besarnya penghasilan kena pajak tidak selalu sama dengan penghasilan neto karena akan tergantung pada jenis objek pajak yang dikenakan Pajak Penghasilan, ada tidaknya kerugian yang dapat dikompensasikan, cara pengenaannya, dan lainnya.
Hasil dari pengujian thitung untuk kualitas laba sebesar 2,440. Sehingga, sesuai dengan kriteria pengujian hipotesis bahwa H0 ditolak Ha diterima, artinya secara parsial kualitas laba berpengaruh signifikan terhadap penghasilan kena pajak pada PT Astra Otopart Tbk.
Hasil analisis pada verifikatif kualitas laba telah menjawab fenomena masih ada wajib pajak yang merekayasa laporan keuangannya dengan tujuan mengatur besar kecilnya pajak yang harus dibayar.(Budi,2013). Seperti yang di paparkan oleh Benyamin Ayers, Laplante (2009) dan Linda Chen (2007) Dari pengertian tersebut dengan kualitas laba yang didasari praktik manajemen laba perusahaan akan mendapatkan penghasilan kena pajak yang tinggi maupun yang rendah sesuai dengan
keputusan manajemen untuk memaksimumkan atau meminimumkan laba perusahaan. Penelitian ini menyebutkan bahwa penghasilan kena pajak dipengaruhi oleh kualitas laba. Hal tersebut dikarenakan kualitas laba yang dipengaruhi oleh manajemen dengan keputusan untuk memperkecil dan memperbesar laba akan mempengaruhi besaran kena pajak, sehingga wajib pajak diharapkan dapat tetap membayar pajak walaupun terdapat banyak penyimpangan dalam masalah perpajakan.
4.2.3 Analisis Pengaruh Perencanaan Pajak Dan Kualitas Laba Terhadap Penghasilan Kena Pajak
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh perencanaan pajak dan kualitas laba terhadap penghasilan kena pajak dapat diketahui bahwa H0 ditolak, maka hipotesis H1 pada penelitian ini diterima, maka dapat diketahui bahwa perencanaan pajak dan kualitas laba secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap penghasilan kena pajak. besarnya pengaruh perencanaan pajak dan kualitas laba terhadap penghasilan kena pajak dilihat dari besarnya koefisien Determinasi secara bersama-sama (simultan) yang didapatkan yaitu sebesar 82,3%.
Pada teori ini menjelaskan keterkaitan antara perencanaan pajak dan kualitas laba terhadap penghasilan kena pajak, Motivasi pengaturan laba banyak dilakukan berkaitan dengan kepentingan perpajakan. Masalah ini merupakan motivasi yang paling nyata terhadap alasan mengapa manajemen mengatur kualitas laba dengan cara memper besar atau memperkecil laba dan melakukan perencanaan pajak (Tax planning). Otoritas pajak cenderung mengatur akuntansi sebagai dasar untuk menghitung penghasilan kena pajak (taxable income) tanpa memberikan ruang gerak wajib pajak melakukan manuver. Akibatnya motivasi perpajakan ini seharusnya bukan memainkan peran penting dalam manajemen laba. Motivasi perpajakan yang seringkali dilakukan yakni dengan memilih kebijakan penaikan gaji, tunjangan karyawan dan penilaian persediaan antara FIFO dan LIFO.
(2)
10
Penelitian yang berkaitan dengan ini telahdilakukan oleh Dopuch dan Pincus (1998), Lindah(1989), Sunder (1973), Abdel Khalik dan McKeown (1978).
Berdasarkan hasil koefisien determinasi parsial, diketahui secara parsial kualitas laba memberikan pengaruh paling dominan terhadap penghasilan kena pajak dengan kontribusi pengaruh yang diberikan sebesar 42,02%, disusul oleh perencanaan pajak yang memberikan pengaruh sebesar 40,35%, sehingga total pengaruh yang diberikan keduanya adalah sebesar 82,30% pada PT Astra Otopart Tbk, sedangkan sebanyak 17,70% sisanya merupakan besar kontribusi pengaruh dari factor lain yang tidak di teliti seperti penghasilan tidak kena pajak, tarif pajak luar negeri, dan kompensasi kerugian. Seperti pada teori yang dikemukakan oleh (Gunadi, 2002). yaitu besarnya penghasilan kena pajak tidak selalu sama dengan penghasilan neto karena akan tergantung pada jenis objek pajak yang dikenakan Pajak Penghasilan, ada tidaknya kerugian yang dapat dikompensasikan, cara pengenaannya, dan lainnya.
5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka penulis mengambil beberapa kesimpulan sesuai rumusan masalah yang dicari sebagai berikut :
1. Secara parsial perencanaan pajak berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penghasilan kena pajak pada PT Astra Otoparts Tbk, dengan pengaruh sebesar 40,35%. Fenomena yang terjadi wajib pajak selalu mencari celah peraturan untuk menyiasati agar pajak yang dibayarkan bisa sekecil mungkin. Di tahap inilah wajib pajak mulai membajak uang pajak
2. Secara parsial kualitas laba berpengaruh positif dan signifikan terhadap penghasilan kena pajak pada PT Astra Otoparts Tbk, dengan pengaruh sebesar 42,02%. Fenomena yang terjadi masih ada wajib pajak yang merekayasa laporan keuangannya dengan tujuan mengatur besar kecilnya pajak yang harus dibayar.
3. Secara simultan perencanaan pajak dan kualitas laba berpengaruh signifikan terhadap penghasilan kena pajak pada PT Astra Otoparts Tbk, dengan total pengaruh sebesar 82,4% sedangkan sisanya sebesar 17,7% merupakan pengaruh dari variabel lain diluar penelitian. Fenomena yang terjadi adalah banyaknya perilaku orang kaya di Indonesia yang mencari Negara dengan tarif pajak rendah. Sehingga diperlukan perencanaan pajak dan kualitas laba yang dipengaruhi manajemen untuk mengatur besaran penghasilan kena pajak yang menjadi dasar pengenaan pajak.
5.2 SARAN
Setelah penulis memberikan kesimpulan dari hasil penelitian tentang Pengaruh Perencanaan Pajak dan Manajemen Laba terhadap Penghasilan Kena Pajak, maka penulis akan memberikan beberapa saran yaitu sebagai berikut :
5.2.1 Perusahaan
1. Perencanaan pajak berpengaruh terhadap penghasilan kena pajak, dengan melakukan perencanaan pajak, maka akan memperkecil besaran penghasilan kena pajak yang menjadi dasar pengenaan pembayaran pajak. Caranya adalah dengan memperbesar biaya-biaya yang diakui, contohnya pembebanan biaya kesehatan menjadi tunjangan kesehatan. Sehingga tunjangan tersebut dapat diakui secara fiskal, yang akhirnya akan mengurangi besaran Penghasilan Kena Pajak. 2. Kualitas laba berpengaruh terhadap
Penghasilan kena Pajak , dengan kualiats laba yang dipengaruhi oleh manajemen dengan keputusan untuk memperkecil dan memperbesar laba akan mempengaruhi besaran penghasilan kena pajak. Sehingga masyarakat diharapkan dapat tetap membayar pajak walaupun terdapat
banyak penyimpangan dalam masalah perpajakan
3. Perencanaan pajak dan Kualitas laba berpengaruh terhadap penghasilan kena pajak, dengan melakukan usaha perencanaan pajak dan kualitas laba yang dipengaruhi manajemen laba yang
(3)
11
memiliki keputusan untuk memperkecildan memperbesar laba, maka akan mempengaruhi pula besaran penghasilan kena pajak. Caranya adalah dengan memperkecil atau memperbesar pengakuan penghasilan ataupun memperbesar atau memperkecil biaya yang diakui, sehingga dapat mempengaruhi besaran Penghasilan Kena Pajak. Sehingga seberapa pun besar tarif pajak di Indonesia, tidak akan menjadi halangan untuk tidak membayar pajak.
5.2.2 Peneliti Selanjutnya
1. Disarankan pada peneliti lain atau selanjutnya untuk melakukan penelitian yang sama, dengan metode yang sama akan tetapi unit analisis atau objek yang menjadi sampel harus berbeda agar dapat memperoleh kesimpulan yang mendukung dengan teori dan konsep yang diterimah secara umum.
2. Dalam perkembangan ilmu dibidang akuntansi khususnya perpajakan diharapkan hasil ini dapat menjadi acuan agar kedepannya peneliti dapat menggunakan atau mencari variabel lain seperti penghasilan tidak kena pajak, tarif pajak luar negeri dan kompensasi kerugian. Dimana ketiga variabel tersebut akan menjawab kekurangan akan hasil dari penelitian sebelumnya tentang penghasilan kena pajak.
DAFTAR PUSTAKA
A. C Maftuchan (2013). Penerimaan pajak harusnya bisa digenjot hingga Rp 1.500 triliun. Diakses pada Rabu, 11
September 2013 dari
http://www.merdeka.com/uang/peneri maan-pajak-harusnya-bisa-digenjot-hingga-rp-1500-triliun.html
Andi Rahmat. (2008). Penerimaan negara tergerus perilaku orang kaya. Diakses 25 Oktober 2011 dari world wide web: http://www.kompas.com/lipsus102008 /readib/xml/2008/06/13/08074627/P enerimaan.Negara.Tergerus.Perilaku. Orang.Kaya.
Andi Supangat. (2007). Statistika dalam kajian Deskriptif, Inferensi, dan Nonparametrik. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.
Arles ompusunggu. (2011). Cara legal Siasati Pajak. Jakarta: Puspa Swara
Abdel-Khalik, A.R., dan J.C McKeown (1978). "Understanding Accounting Changes in an Efficient Market: Evidence of Diferential Reaction," The Accounting Review (October 1978), pp. 851-868.
Benjamin Ayers. (2009). Contemporary Accounting Research: Taxable Income as a Performance Measure: The Effects of Tax Planning and Earnings Quality, 26(1), 15-54. Budi, Account representative kantor
pelayanan pajak dijakarta (2013) Inilah senjata ampuh tangkal pidana pajak. Diakses pada Senin, 20 Mei 2013 06:54 WIB dari : http://www.antaranews.com/berita/37 5640/inilah-senjata-ampuh-tangkal-pidana-pajak
Darmin Nasution. (2008). Darmin: Negara Tak Maju Bila Enggan Bayar Pajak.
Diakses pada 25 Oktober 2011 dari world
wide web:
http://economy.okezone.com/read/20 08/11/30/277/169197/darmin-negara- tak-maju-bila-warga-enggan-bayar-pajak.
Dopuch, N. dan M. Pincus (198R). "Evidence on the Choice of Inventory Accounting Methods: LIFO vs. FIFO,” Journal of Accounting Research (Spring 1988), pp. 28-59 Erly Suandy. (2011). Perencanaan Pajak.
Jakarta : Salemba Empat.
Fuad Rahmani. (2011). Banyak Orang Kaya & Pengusaha Tak Bayar Pajak
. Diakses pada 21 Mei 2011dari world
wide web :
http://economy.okezone.com/read/20 11/05/21/20/459419/dirjen-pajak- banyak-orang-kaya-pengusaha-tak-bayar-pajak
Husein Umar. (2005). Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo.
Hebderi Gunadi. (2013) Uang Pajak Jangan Dibajak. Diposting pada 20 Desember 2013 dari web Detik News.com. Imam Ghozali. (2007). Aplikasi Analisis
Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit - Undip. Jonathan Sarwono. (2006). Metode
Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta : Graha ilmu.
(4)
12
Linda H. Chen. (2007). The Impact ofEarnings Management and Tax Planning on the Information Content of Earnings, 1-2
Lindah, F. W. (1989). "Dynamic Analysis of Inventory Accounting Choice,"Journal of Accounting Research (Autumn 1989), pp. 201-226.
Manuel Pakpahan. (2011). Pajak, Peralihan Kekayaan Rakyat & Pemerintah.Diakses pada 25 Oktober 2011 dari world wide web: http://economy.okezone.com/read/20 11/03/13/20/434396/pajak-peralihan- kekayaan-rakyat-pemerintah.
Mardiasmo. (2009). Perpajakan Edisi Revisi 2009. Yogyakarta : Andi Ofset. Mohammad Zain. (2005). Manajemen
Perpajakan 2005. ,Jakarta : Salemba empat.
M Tjiptardjo. (2010). Bayar Pajak Jangan Dikurangi & Dilebihkan.Diakses pada 25 Oktober 2011 dari world wide web: http://economy.okezone.com/read/20 10/04/19/20/324002/bayar-pajak- jangan-dikurangi-dilebihkan.
Moh Nazir. (2003). Metode Penelitian. Cetakan Ketiga. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Siti Kurnia Rahayu. (2010). Perpajakan Indonesia Konsep & Aspek Formal. Yogyakarta: Graham Ilmu.
Sri Mulyani. (2010). Menkeu Imbau Masyarakat Tetap Bayar Pajak. Diakses pada 30 Oktober 2011 dari
world wide web:
http://economy.okezone.com/read/20 10/03/30/20/317718/menkeu-imbau- masyarakat-tetap-bayar-pajak.
Sugiyono. (2009). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:Alfabeta.
Schipper, K., dan L. Vincent. (2003). Earnings quality. Accounting Horizons 17: 97-110.
Sullivan, Mantan Menteri Ekonomi Departemen Keuangan AS. (2011). Apple Dituding Sebagai Penghindar Pajak di As. Diakses pada Rabu, 22
Mei 2013 dari :
http://www.tempo.co/read/news/2013/ 05/22/116482440/Apple-Dituding-Sebagai-Penghindar-Pajak-di-AS- Sutopo (2009). Manajemen Laba dan
Manfaat Kualitas Laba dalamkeputusan Investasi. UPT Perpustakaan UNS
Sunder, S (1973). "Relationship Between Accounting Changes and Stock Prices: Problems of Measurement
and Some Empirical
Evidence,"J ournal of Accounting Research (Supplement, 1973), pp. 1-45.
Sarwono, Jonathan (2012). Path Analysis Teori, Aplikasi, Prosedur Analisis Untuk Riset Skripsi, Tesis dan
Desertasi (Menggunakan SPSS).
Jakarta: Elex Media Komputindo Supramono (2010:44) Perpajakan
Indonesia. Amazon.
Umi Narimawati ., Sri Dewi Anggadini., & Linna Ismawati. (2010). Penulisan Karya Ilmiah : Panduan Awal Menyusun Skripsi dan Tugas Akhir Aplikasi Pada Fakultas Ekonomi UNIKOM. Bekasi : Genesis.
Undang-Undang Nomor 36 Tahun (2008). Pajak Penghasilan.
Widanarti Pudjiastuti dan Aida Ainul Mardiyah. (2006). “The Influence of Earnings Management on Earnings Quality. Padang : Simposium Nasional Akuntansi 9.
Yenni Mangoting. (1999). Tax Planning : Sebuah Pengantar Sebagai Alternatif Meminimalkan Pajak, 1(1), 43
(5)
13
Lampiran TabelTabel 4.4 Uji Normalitas
Tabel 4.5 Uji Multikolinieritas
(6)
14
Lampiran GambarGambar 4.3