HUBUPR Hubungan Antara Kecerdasan Adversitas Dengan Prestasi Akademik Pada Aktivis Organisasi Kemahasiswaan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
HUBU
UNGAN ANTARA KEC
CERDASAN
N ADVERS
SITAS DEN
NGAN
PR
RESTASI AKADEMIK
A
K PADA AK
KTIVIS OR
RGANISASII
KEMAH
HASISWAA
AN FAKULT
TAS PSIKO
OLOGI
UN
NIVERSITA
AS MUHAM
MMADIYAH
H
SU
URAKARTA
A
NASKA
AH PUBLIK
KASI
Diajukann kepada Fak
kultas Psikollogi Universsitas Muham
mmadiyah Su
urakarta
Untukk Memenuhi Sebagian Peersyaratan Dalam
D
Menncapai Derajjat Sarjana (S-1) Psikoloogi
Diaajukan oleh
h:
FIKRI YUMNA AQILA
A
F 100 124 0244
TAS PSIKO
OLOGI
FAKULT
UNIVERSITAS MUH
HAMMADIY
YAH SURA
AKARTA
2016
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN ADVERSITAS DENGAN
PRESTASI AKADEMIK PADA AKTIVIS ORGANISASI
KEMAHASISWAAN FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam
Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi
Diajukan oleh :
FIKRI YUMNA AQILA
F 100 124 024
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
ii
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN ADVERSITAS DENGAN
PRESTASI AKADEMIK PADA AKTIVIS ORGANISASI
KEMAHASISWAAN FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
Yang diajukan oleh :
FIKRI YUMNA AQILA
F 100 124 024
Telah disetujui untuk dipertahankan
Di depan Dewan Penguji
Telah disetujui oleh :
Pembimbing Skripsi,
Susatyo Yuwono S.Psi, M. Si., Psi
Surakarta,
iii
PrusT^sI.zu,MxPIDAAI.rMsoicANIs6I
rdd dFn ne6
d
d@ DMi
&Bji
*-"'**'*ff--lPeh@rr5rebd,0[
sllhnqsFel,roda6
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN ADVERSITAS DENGAN
PRESTASI AKADEMIK PADA AKTIVIS ORGANISASI
KEMAHASISWAAN FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITA MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Fikri Yumna Aqila
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
ABSTRAK
Aktivis organisasi kemahasiswaan dalam memperoleh prestasi akademik
yang tinggi tidaklah mudah. Hal ini ditunjukkan adanya mahasiswa yang
mempunyai indeks prestasi akademik yang rendah karena tidak mampu
mempelajari materi perkuliahan dengan baik. Karena itu aktivis diharapkan
mempunyai kecerdasan adversitas yang tinggi agar dapat bertahan dengan
kesulitan yang harus dihadapi dalam bidang akademis maupun non akademis,
sehingga mendukung dalam hal pencapaian prestasi akademik yang baik.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara
kecerdasan adversitas dengan prestasi akademik, sumbangan efektif kecerdasan
adversitas terhadap prestasi akademik, tingkat kecerdasan adversitas dan tingkat
prestasi akademik. Hipotesis yang diajukan yaitu ada hubungan positif antara
kecerdasan adversitas dengan prestasi akademik pada aktivis organisasi
kemahasiswaan.
Metode dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Dengan
subjek penelitian berjumlah 80 mahasiswa yang menjadi pengurus dan anggota
organisasi kemahasiswaan serta minimal menduduki semester 3. Metode
pengumpulan data menggunakan skala kecerdasan adversitas dan dokumentasi
IPK. Sedangkan metode pengambilan data yang dipakai dalam penelitian ini ialah
jenis incidental sampling.
Hasil uji normalitas pada variabel prestasi akademik memperoleh
Kolmogorov-Smirnov Z = 0,563, dengan signifikansi = 0,909 (p > 0,05).
Berdasarkan uji linier diperoleh nilai F pada Deviation from Linierity = 1,150 dan
signifikansi (p) = 0,339; (p > 0,05). Berdasarkan hasil perhitungan dengan product
moment diperoleh nilai koefisien korelasi (rxy) sebesar 0,473; signifikansi (p) =
0,000 (p < 0,01), artinya ada hubungan positif yang sangat signifikan antara
kecerdasan adversitas dengan prestasi akademik pada aktivis organisasi
kemahasiswaan. Sumbangan efektif antara variabel kecerdasan adversitas
terhadap prestasi akademik pada aktivis organisasi kemahasiswaan sebesar 22,4%.
Dari hasil penelitian ini juga diketahui bahwa kecerdasan adversitas dan prestasi
akademik pada aktivis organisasi kemahasiswaan tergolong tinggi.
Kata kunci: Kecerdasan Adversitas, Prestasi Akademik
v
THE CORRELATION BETWEEN THE ADVERSITY QUOTIENT AND
THE ACADEMIC ACHIEVEMENT IN THE ACTIVISTS OF STUDENT
ORGANIZATIONS OF PSYCHOLOGY FACULTY,
MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF SURAKARTA
Fikri Yumna Aqila
Psychology Faculty, Muhammadiyah University of Surakarta
ABSTRACT
Activists of university student organizations are not easy to have a good
academic achievement. It is proved by the presence of university students who
have a low grade point average because of not being able to learn the lecturing
materials well. Therefore, the activists are hoped to have a high adversity quotient
in order to be able to stand the difficulties that must be faced in the academic or
non academic aspects, therefore, it supports the attainment of a good academic
achievement.
The objectives of this research were to know the correlation between the
adversity quotient and the academic achievement, the effective contribution of the
adversity quotient on the academic achievement, the level of the adversity
quotient and the level of the academic achievement. Hypothesis proposed was that
there was a positive correlation between the adversity quotient and the academic
achievement in the activists of university student organizations.
The method in this research used the quantitative method. The amount of
the research subjects was 80 university students who became the organizers and
members of university student organizations who were minimally in the 3rd
semester. The methods of data collection used the scale of adversity quotient and
the documentation of the Grade Point Average (GPA). Meanwhile, the method of
sampling used in this research was the kind of incidental sampling.
From the result of the academic achievement obtained KolmogorovSmirnov Z = 0.563, with significance = 0.909 (p > 0.05). Based on the linear test,
it was obtained F score in the Deviation from Linierity = 1.150 and significance
(p) = 0.339; (p > 0.05). Based on the results of calculation using product moment,
it was obtained the score of the coefficient of correlation (rxy) as much as 0.473;
significance (p) = 0.000 (p < 0.01), that meant that there was a positively
significant correlation between the adversity quotient and the academic
achievement in the activists of university student organizations. The effective
contribution of the variable of the adversity quotient on the academic achievement
in the activists of university student organizations was as much as 22.4%. From
the results of this research, it was also known that the adversity quotient and the
academic achievement in the activists of university student organizations were
categorized as high.
Keywords: Adversity Quotient, Academic Achievement
vi
diri untuk mencapai karier (jabatan
PENDAHULUAN
Era
ASEAN
perdagangan
2016
sudah
dan
bebas
profesi)
tertentu
bidang
kehidupan ekonomi (Syah, 2014).
dimulai.
Melahirkan tingkat persaingan yang
Upaya untuk meningkatkan
semakin ketat dalam bidang jasa,
kapasitas, kapabilitas dan kualitas
terutama jasa psikologi. Masyarakat
keilmuan seorang mahasiswa dapat
psikologi dan para pelakunya mau
dilakukan melalui pendidikan. Secara
tidak mau, suka tidak suka pasti akan
detail, dalam Undang-Undang RI
terkena imbas dengan era tersebut.
Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Psikolog dan profesi lain yang
Sistem Pendidikan Nasional Bab 1
bergerak dibidang jasa pelayanan di
Pasal 1 (1) pendidikan didefinisikan
negara-negara ASEAN sudah mulai
sebagai usaha sadar dan terencana
belajar
secara
untuk mewujudkan suasana belajar
intens. Mereka menilai Indonesia
dan proses belajar agar peserta didik
merupakan
yang
secara aktif mengembangkan potensi
potensial. Apabila kita sebagai insan
dirinya untuk memiliki kekuatan
psikologi
diri
spiritual keagamaan, pengendalian
secara matang dan profesional, maka
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
kita akan tergerus oleh dahsyatnya
mulia,
gelombang tenaga kerja dari negara
diperlukan
ASEAN ke Indonesia.
bangsa dan negara. Hal ini tentu saja
bahasa
Indonesia
pasar
tidak
kerja
menyiapkan
serta
ketrampilan
dirinya,
yang
masyarakat,
diperlukan usaha yang keras oleh
Upaya yang harus dilakukan
seorang mahasiswa adalah dengan
seorang
meningkatkan
mengembangkan potensi yang ada
kapasitas
dan
mahasiswa
untuk
dapat
dalam dirinya.
kapabilitas diri. Serta yang tidak
upaya
Untuk mengetahui potensi
keilmuan,
yang ada didalam diri mahasiswa
agar mahasiswa bisa tetap berkarya
setelah proses belajar dilakukan,
di negeri sendiri. Karena salah satu
maka diperlukan suatu evaluasi.
tugas perkembangan dari seorang
Berdasarkan Undang-Undang Sistem
mahasiswa adalah mempersiapkan
Pendidikan Nasional No. 20 Tahun
kalah
penting
meningkatkan
ialah
kualitas
1
2003 Pasal 58 (1) evaluasi belajar
yang baik, yang ditunjukkan dengan
peserta
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK).
didik
dilakukan
untuk
Bagi
memantau proses, kemajuan, dan
mahasiswa
untuk
perbaikan hasil belajar peserta didik
memperoleh prestasi akademik yang
secara berkesinambungan. Evaluasi
tinggi tidaklah mudah. Permasalahan
belajar
mahasiswa
ini juga dialami mahasiswa yang
melalui
prestasi
dapat
dilihat
akademik
aktif
yang
berorganisasi
di
Psikologi
diraihnya.
Universitas
Muhammadiyah
Prestasi akademik adalah
Fakultas
Surakarta.
Data
suatu bukti keberhasilan belajar atau
yang diperoleh dari masing-masing
kemampuan
ketua
dalam
seorang
mahasiswa
melakukan
kegiatan
organisasi
Fakultas
kemahasiswaan
Psikologi
Universitas
belajarnya sesuai dengan bobot yang
Muhammadiyah
dicapainya (Winkel, 2009). Prestasi
tertanggal 21 November 2015 jumlah
akademik juga dapat mengetahui
keseluruhan pengurus dan anggota
seberapa jauh keefektifannya dalam
yang aktif berorganisasi ialah 156
mengubah perilaku para mahasiswa
mahasiswa. Terdiri dari angkatan
kearah
yang
2009, 2010, 2011, 2012, 2013 dan
(dalam
2014. Kemudian berdasarkan data
tujuan
diharapkan.
pendidikan
Sanjaya
Surakarta,
Wardiana dkk, 2014) menjelaskan
yang
bahwa
Administrasi Akademik (BAA) UMS
perubahan
perilaku
ini
diperoleh
Biro
diakibatkan oleh adanya pengalaman
tertanggal
dan
bukti
menyatakan bahwa rata-rata IPK
keberhasilan belajar tersebut dapat
mahasiswa yang aktif berorganisasi
diukur
dengan
tersebut sebesar 3,075. Dengan IPK
menggunakan tes standar (Sobur,
tertinggi sebesar 3,78 dan IPK
2011).
terendah
ialah
2,02.
memiliki
IPK
dibawah
dalam
latihan.
atau
Perwujudan
dinilai
Keberhasilan
melalui
mahasiswa
tugas-tugas
yang
21
dari
Desember
2015
Dan
yang
rata-rata
terstandar pada masa perkuliahan
3,075 berjumlah 46,15% mahasiswa.
inilah yang mendorong mahasiswa
Dengan
mampu mencapai prestasi akademik
variasi pencapain prestasi akademik
2
demikian
dapat
dilihat
yang diperoleh mahasiswa yang aktif
kegagalan
dan
memilih
untuk
berorganisasi.
berhenti (Hema & Guptas, 2015).
Syah (2015) menjelaskan
Oleh karena itu intelegensi
bahwa ada berbagai faktor yang
bukan merupakan satu-satunya faktor
dapat
penentu kesuksesan dalam mencapai
mempengaruhi
yang
aktif
mahasiswa
berorganisasi
prestasi
dalam
akademik.
Tetapi
perlu
mencapai prestasi akademik yang
adanya kualitas diri yang baik serta
diharapkan. Faktor-faktor tersebut
ketahanan
ialah faktor internal (kondisi fisik,
menghadapi
inteligensi,
bakat,
dibutuhkan
faktor
motivasi yang kuat agar serasi
eksternal, dan faktor pendekatan
dengan tuntutan hidup di dunia yang
belajar.
baru ini. Jawaban ini pun dapat
minat,
sikap
dan
mental,
motivasi),
seseorang
kesulitan.
sikap
mental
dalam
Maka
dan
internal,
diberikan karena mahasiswa yang
berpendapat
aktif berorganisasi secara fisik dan
bahwa faktor yang mempengaruhi
kejiwaan seyogianya telah mencapai
prestasi akademik seseorang ialah
taraf kedewasaan atau kematangan
taraf inteligensi (IQ) yang tinggi.
rasional
Stotlz
2005)
mendidik dan membentuk dirinya
tidaklah
sendiri menjadi seorang ilmuwan
cukup untuk mencapai kesuksesan,
atau intelektual. Dengan demikian
karena orang-orang yang ber-IQ
mahasiswa yang aktif berorganisasi
tinggi
dapat
diharapkan mempunyai jiwa yang
mewujudkan potensi yang ada dalam
bebas terbuka, sikap yang aktif,
dirinya. Ada juga seseorang yang
kritis, dan kreatif terhadap segala hal
memiliki IQ yang disertai dengan
(Salam, 2004).
komponen EQ tinggi, namun mereka
Untuk
Mengenai
banyak
orang
faktor
yang
(dalam
menjelaskan
Efendi,
bahwa
belum
IQ
tentu
dan
emosional
untuk
meningkatkan
gagal untuk mencapai kesuksesan.
kualitas diri yang baik agar mencapai
Hal ini dikarenakan seseorang tidak
prestasi akademik yang baik pula,
mampu
maka mahasiswa perlu memiliki
bertahan
dalam
suatu
sikap mental yang tangguh dan
3
motivasi yang baik terhadap situasi
adversitas adalah kemampuan untuk
sulit dan menekan. Dalam ilmu
menghadapi
Psikologi, kemampuan ini disebut
seseorang.
dengan Adversity Quotient (AQ) atau
adversitas adalah ilmu ketahanan
kecerdasan
Menurut
manusia yang memprediksi seberapa
Stoltz (2004), kecerdasan adversitas
tahan seseorang dalam mengahadapi
dapat
adversitas.
kesulitan
Karena
hidup
kecerdasan
mengukur
kemampuan
kesulitan yang dihadapi. Terdapat
dalam
menghadapi
beberapa komponen yang digunakan
seseorang
kesulitan. Seseorang yang memiliki
dalam
kemampuan untuk
seseorang
bertahan
dan
mengukur
kemampuan
untuk
menghadapi
terus berjuang dengan gigih ketika
kesulitan dalam hidup. Komponen
dihadapkan
pada
sebuah
tersebut mencakup sikap, kinerja,
permasalahan
hidup, dipandang
motivasi, pemberdayaan, kreativitas,
sebagai
individu
yang
kecerdasan adversitas
produktivitas, dan belajar.
memiliki
Menurut Phoolka & Kaur
yang tinggi.
Kemudian individu yang mudah
(dalam
menyerah dan pasrah begitu saja
kecerdasan
pada keadaan, pesimistik, memiliki
kemampuan yang diperlukan untuk
kecenderungan
terus berjuang ketika mahasiswa
bersikap
sebagai
untuk
senantiasa
menghadapi
negatif dapat dikatakan
individu
yang
Matore
dkk,
adversitas
kesulitan
2015),
adalah
dalam
mencapai kinerja mereka. Pangman
memiliki
kecerdasan adversitas rendah. Stoltz
dkk
(dalam Zahreni & Pane, 2012)
mahasiswa akan belajar bagaimana
mengemukakan
menanggapi
bahwa
semakin
(2009)
menjelaskan
pertanyaan
bahwa
dan
banyaknya kesulitan yang dihadapi
memecahkan masalah atau belajar
individu
rendah
untuk memiliki respon bagi beberapa
dalam
masalah yang pernah dihadapinya.
yang
Pengalaman ini yang seharusnya
maka
intensi
semakin
individu
menyelesaikan
masalah
ditingkatkan dan dikembangkan oleh
dihadapi.
seorang
Parvathy & Praseeda (2014)
mengemukakan bahwa kecerdasan
4
mahasiswa
dalam
menghadai kesulitan dan tantangan-
kapasitas
tantangan yang dihadapi.
menghadapi setiap kesulitan hidup
Menurut
Malabanan
Vinas
(2015),
adversitas
seseorang
dalam
dan ketidakmampuannya
dan
menghadapi
kecerdasan
kesulitan,
memperkirakan
bisa digunakan untuk
dalam
c)
siapa yang dapat
membantu memprediksi siapa yang
melampaui harapan, kinerja, serta
dapat
dalam
potensinya, dan siapa yang tidak, d)
menghadapi kesulitan. Aulia (dalam
dapat memperkirakan siapa yang
Saidah
putus
berkembang
&
Aulia,
menambahkan
bahwa
2014)
asa
kesulitan
kecerdasan
dalam
menghadapi
dan siapa yang akan
bertahan (Stoltz, 2004).
adversitas merupakan kemampuan
Mahasiswa
untuk membangun karakter yang
yang
aktif
dan
mengikuti organisasi sudah diberikan
meningkatkan kepercayaan diri, serta
bekal untuk membentuk kecerdasan
kemampuan
adversitasnya.
mencerminkan
pribadi
untuk
menghadapi
Dalam
organisasi
segala sesuatu yang mengandung
mereka diajarkan untuk menjadi
resiko dan keluar dari kondisi yang
seorang
tidak menyenangkan. Fuziah (2014)
mengemukakan
menjelaskan
mengambil keputusan dengan cepat,
bahwa
kecerdasan
pemimpin,
berani
pendapat,
berani
adversitas adalah kemampuan atau
mengimplementasikan
kecerdasan seseorang untuk dapat
yang telah dibuat, kerjasama, dapat
bertahan
kesulitan-
menjalankan
administrasi
kesulitan dan mampu mengatasi
manajemen,
memiliki
tantangan hidup.
kecemasan yang rendah, memiliki
menghadapi
keputusan
dan
tingkat
adversitas
interaksi sosial yang lebih baik,
mempunyai manfaat bagi seseorang,
memiliki regulasi diri yang lebih
yaitu: a) mampu mengindikasikan
tinggi, memiliki tanggung jawab,
atau menunjukkan tentang seberapa
mampu memecahkan masalah dan
tabah seseorang dalam menghadapi
meraih prestasi yang tinggi (Dwika
sebuah
dkk, 2014)
Kecerdasan
kemalangan,
memperkirakan
seberapa
b)
besar
5
Faktor-faktor
Muhammadiyah
yang
Surakarta
mempengaruhi kecerdasan adversitas
mengetahui
ialah
adversitas dengan prestasi akademik.
daya
saing,
produktivitas,
hubungan
untuk
Menggunakan pendekatan kuantitatif
kreatifitas,
motivasi,
mengambil
resiko,
perbaikan,
dengan
ketekunan,
belajar,
merangkul
kecerdasan
berani
alat
ukur
dokumentasi IPK
aspek-aspek
akademik.
mempengaruhi
Pengambilan
kecerdasan adversitas ialah control
origin–ownership
(pengendalian),
dilakukan
skala
untuk
adversitas
perubahan, dan keuletan. Adapun
yang
kecerdasan
dalam
dan
untuk prestasi
sampel
penelitian
menggunakan
yang
ini
incidental
(asal-usul dan pengakuan), reach
dengan
(jangkauan), dan endurance (daya
sampling, yaitu dalam menentukan
tahan) (Stoltz, 2004).
atau
memilih
subjek
penelitian
ini
dilakukan secara kebetulan, siapa
hubungan
saja yang secara kebetulan bertemu
positif antara kecerdasan adversitas
dengan peneliti dan dapat digunakan
dengan
pada
sampel bila orang tersebut cocok
aktivis organisasi kemahasiswaan.
sebagai sumber data dengan kriteria
Semakin tinggi kecerdasan adversitas
utamanya
pada
organisasi
pengurus dan anggota organisasi
kemahasiswaan, maka akan semakin
kemahasiswaan Fakultas Psikologi
tinggi pula prestasi akademik. Begitu
Universitas
sebaliknya,
Surakarta dan minimal menduduki
Hipotesis
menyatakan
penelitian
terdapat
prestasi
akademik
aktivis
semakin
rendah
semakin
kemahasiswaan,
rendah
pula
aktif
sebagai
Muhammadiyah
semester 3.
kecerdasan adversitas pada aktivis
organisasi
adalah
Untuk
maka
mendapatkan
data
dalam penelitian ini maka digunakan
prestasi
alat ukur skala untuk mengukur
akademik.
kecerdasan adversitas. Kecerdasan
adversitas ini akan diungkap dengan
METODE
menggunakan skala yang dibuat
Penelitian ini dilakukan di
Fakultas
Psikologi
berdasarkan empat aspek kecerdasan
Universitas
6
adversitas
dari
control
meliputi
(2004),
Hal tersebut sesuai dengan
(pengendalian),
pendapat yang dikemukakan oleh
Stotlz
origin–ownership
dan
Syah (2015), bahwa ada lima faktor
pengakuan), reach (jangkauan), dan
yang dapat mempengaruhi prestasi
endurance (daya tahan). Kemudian
akademik pada mahasiswa, salah
untuk
diukur
duanya ialah sikap mental dan
IPK
motivasi. Sikap mental dan motivasi
prestasi
melalui
studi
(asal-usul
akademik
dokumentasi
inilah yang menurut Stoltz (2004)
mahasiswa.
dinamakan
dengan
kecerdasan
adversitas. Hal ini berarti apabila
HASIL DAN PEMBAHASAN
seorang
Berdasarkan hasil penelitian
aktivis
organisasi
product
kemahasiswaan memiliki kecerdasan
moment dari Carl Pearson dengan
adversitas dalam meraih prestasi
menggunakan
akademiknya, maka mahasiswa akan
menggunakan
analisis
bantuan
program
SPSS 15.0 for windows diperoleh
sanggup
hasil koefisien korelasi rxy = 0,473
citanya walaupun akan menemui
dengan sig. = 0,000; (p < 0,01). Hasil
kesulitan-kesulitan.
ini
kesulitan-kesulitan
menunjukkan
ada
hubungan
memperjuangkan
cita-
Karena
yang
dihadapi
positif yang sangat signifikan antara
tersebut dilihat sebagai tantangan
variabel
yang
kecerdasan
adversitas
harus
diatasi,
agar
dapat
dengan prestasi akademik. Artinya
mencapai prestasi akademik yang
semakin tinggi kecerdasan adversitas
optimal.
Penelitian
maka semakin tinggi pula prestasi
akademik,
rendah
dilakukan
Stoltz (2004) menunjukkan bahwa
maka sebaliknya jika
semakin
yang
seseorang
kecerdasan
yang
mempunyai
adversitas maka semakin rendah pula
kecerdasan adversitas yang tinggi
prestasi akademik. Hal tersebut juga
mampu menciptakan peluang dalam
menunjukkan
kesulitan, artinya seseorang akan
bahwa
variabel
kecerdasan adversitas dapat sebagai
berupaya
prediktor untuk memprediksi prestasi
dengan
akademik.
potensi yang dimilikinya. Selain
7
menyelesaikan
menggunakan
sesuatu
segenap
mampu
peluang,
determinasi (r2) atau nilai R Squared
mempunyai
sebesar 0,224. Berarti masih terdapat
menciptakan
seseorang
yang
kecerdasan adversitas yang tinggi
77,6%
juga mampu berpikir kreatif untuk
mempengaruhi prestasi akademik.
tetap
sehingga
Menurut Syah (2015) faktor lain
mendukung proses belajar berjalan
selain kecerdasan adversitas (sikap
lancar dan berdampak pada prestasi
mental dan motivasi) yang dapat
akademik yang meningkat.
mempengaruhi
fokus
belajar
faktor
lain
prestasi
yang
akademik
aktivis
ialah faktor internal, faktor eksternal
dalam
(lingkungan sosial dan lingkungan
menghadapi kesulitan dengan baik
nonsosial), faktor pendekatan belajar
atau
(approach
Kemampuan
organisasi
kemahasiswaan
mempunyai
adversitas
tinggi
mencerminkan
prestasi
kecerdasan
to
learning),
faktor
dapat
lingkungan (lingkungan alami dan
akademik
lingkungan sosial sosial budaya), dan
yang tinggi pula. Hal ini sesuai
faktor
dengan
program, sarana, fasilitas dan dosen).
hasil
penelitian
yang
instrumental
dilakukan oleh Setyaningtyas (2011),
Terkait
yang
keadaan atau kondisi fisiologis dan
menunjukkan
bahwa
faktor
(kurikulum,
internal
meliputi
dapat
psikologis
mahasiswa.
Kondisi
menentukan prestasi akademik pada
psikologis
mahasiswa
meliputi
mahasiswa.
tingkat kecerdasan, bakat, minat, dan
kecerdasan
adversitas
Mahasiswa
yang
kemampuan
kognitif.
tinggi mampu menghadapi kesulitan-
menunjukkan
bahwa
kesulitan yang ditemuinya dalam
adversitas dengan segala aspek yang
proses belajar dan tidak mempunyai
terkandung
didalamnya
rasa
memberikan
kontribusi
memiliki
kecerdasan
untuk
adversitas
menyerah
ketika
kecerdasan
adversitas
oleh
kecerdasan
cukup
terhadap
akademik tidak hanya dipengaruhi
efektifitas
oleh variabel tersebut.
terhadap
Hasil analisis menyebutkan
prestasi akademik sebesar 22,4%
ditunjukkan
ini
prestasi akademik, meskipun prestasi
mengalami suatu kegagalan.
Sumbangan
Hasil
bahwa variabel kecerdasan adversitas
koefisien
8
mempunyai rerata
sebuah peristiwa yang menimbulkan
empirik (RE)
sebesar 192,65 dan rerata hipotetik
kesulitan
(RH) sebesar 162,5 yang berarti
Selanjutnya
kecerdasan
termasuk
artinya subjek mampu mencari tahu
dalam kategori tinggi. Berdasarkan
asal usul kesahalan atau kesulitan
hasil
kecerdasan
yang
dari
mengakui akibat-akibat kesulitan dan
adversitas
kategori
adversitas
skala
diketahui
80
dimasa
mendatang.
origin-ownership,
dihadapi,
mampu
mahasiswa terdapat 0% (0 orang)
mau
yang memiliki kecerdasan adversitas
kesulitan tersebut jika kesulitan itu
sangat rendah, 0% (0 orang) yang
memang bersumber dari diri subjek.
memiliki
adversitas
Pada aspek reach, subjek mampu
rendah, 23,75% (19 orang) yang
mengatasi kesulitan atau masalah
tergolong
kecerdasan
yang dihadapi agar tidak merambah
adversitasnya, 68,75% (55 orang)
pada aktivitas maupun segi-segi lain
yang tergolong tinggi kecerdasan
dari kehidupan subjek. Dan aspek
adversitasnya, dan 7,5% (6 orang)
endurance, dimana subjek mampu
yang
tinggi
menemukan solusi dengan cepat dan
Ini
tepat dalam memecahkan masalah,
menunjukkan bahwa prosentase dari
agar kesulitan yang dialami tidak
jumlah terbanyak berada pada posisi
berlangsung lama.
kecerdasan
sedang
tergolong
kecerdasan
sangat
adversitasnya.
aktivis
jawab
atas
Variabel prestasi akademik
tinggi. Hal tersebut dapat diartikan
bahwa
bertanggung
serta
mempunyai rerata
organisasi
empirik
(RE)
kemahasiswaan mampu memenuhi
sebesar 3,057 dan rerata hipotetik
aspek-aspek kecerdasan adversitas
(RH) sebesar 2 yang berarti variabel
dari Stoltz (2014), yaitu control
prestasi akademik termasuk dalam
origin-ownership
kategori tinggi. Berdasarkan hasil
(pengendalian),
(asal-usul dan pengakuan), reach
kategori
(jangkauan), dan endurance (daya
diketahui dari 80 mahasiswa terdapat
tahan).
atau
0% (0 orang) yang memiliki prestasi
pengendalian, dimana subjek mampu
akademik sangat rendah, 0% (0
mengendalikan
orang)
Aspek
control
dan
mengelola
9
skor
yang
prestasi
memiliki
akademik
prestasi
akademik tergolong rendah, 3,75%
mahasiswa adalah mempersiapkan
(3 orang) yang memiliki prestasi
diri untuk mencapai karier (jabatan
akademik tergolong sedang, 61,25%
dan profresi) tertentu di bidang
(49 orang) yang memiliki prestasi
ekonomi.
akademik tergolong tinggi dan 35%
sekarang ini terjadi persaingan yang
(28 orang) yang memiliki prestasi
semakin ketat, karena pada tahun
akademik tergolong sangat tinggi. Ini
2016 sudah berlangsung pasar bebas
menunjukkan bahwa prosentase dari
ASEAN. Rata-rata dari perusahaan
jumlah terbanyak berada pada posisi
meminimalkan
tertinggi. Hal tersebut dapat diartikan
diatas 3,00. Berdasarkan standar
bahwa subjek mempunyai IPK yang
penilaian
tinggi karena
Muhammadiyah
mampu
mengikuti
Pada
bidang
ekonomi
ketentukan
dari
IPK
Universitas
Surakarta,
dapat
dengan baik seluruh program studi
dilihat variasi IPK yang didapat dari
yang direncanakan (Salam, 2004).
80 mahasiswa terdapat 0% (0 orang)
Menurut
prestasi
yang memiliki IPK sebesar 0 sampai
akademik yang tinggi menandakan
1, 0% (0 orang) yang memiliki IPK
bahwa mahasiswa sudah berusaha
sebesar 1,1 sampai 2, 10% (8 orang)
dengan keras dalam belajar, mampu
yang memiliki IPK sebesar 2,1
mendayagunakan kapasitas kognitif
sampai 2,5, 30% (24 orang) yang
(kemampuan
yang
memiliki IPK sebesar 2,6 sampai 3,
dimiliki) untuk keperluan belajar
48,75% (39 orang) yang memiliki
serta metode mengajar yang telah
IPK sebesar 3,1 sampai 3,5 dan
digunakan
proses
11,25% (9 orang) yang memiliki IPK
mengajar-belajar mampu diterima
sebesar 3,5 sampai 4. Dari standar
dengan baik oleh mahasiswa.
penilaian
Syah
(2015)
kecerdasan
dosen
dalam
dapat
digunakan
terdapat
48
mahasiswa yang mempunyai IPK
Prestasi akademik yang tinggi
tersebut,
diatas,
diatas
untuk
3,00,
sedangkan
menjadi syarat dalam mencari suatu
mempunyai
pekerjaan. Syah (2014) menjelaskan
sebanyak 32 mahasiswa. Apabila
bahwa
mahasiswa yang memiliki IPK diatas
salah
perkembangan
satu
dari
tugas
3,00
seorang
10
IPK
mampu
dibawah
yang
3,00
mempertahankan
bahkan meningkatkan IPK sampai
sebelumya dapat disimpulkan bahwa:
dengan kelulusan, maka lebih mudah
ada hubungan positif yang sangat
bersaing
signifikan
di
Sedangkan
bidang
ekonomi.
mahasiswa
antara
kecerdasan
adversitas dan prestasi akademik
yang
memiliki IPK dibawah 3,00 harus
pada
aktivis
organisasi
lebih berusaha meningkatkan IPK
kemahasiswaan,
sampai dengan kelulusan agar dapat
efektifitas atau peranan kecerdasan
bersaing di bidang ekonomi.
adversitas
sumbangan
terhadap
prestasi
ini
akademik sebesar 22,4% ini berarti
menunjukkan ada hubungan yang
masih terdapat 77,6% faktor lain
sangat signifikan antara kecerdasan
yang
adversitas dengan prestasi akademik
akademik, seperti: faktor fisiologis,
pada
faktor psikologis (tingkat kecerdasan,
Hasil
penelitian
aktivis
organisasi
mempengaruhi
minat,
prestasi
kemahasiswaan Fakultas Psikologi
bakat,
Universitas
Muhammdaiyah
kognitif), faktor lingkungan sosial,
Surakarta. Hal ini berarti bahwa
faktor lingkungan nonsosial, faktor
kecerdasan
adversitas
dapat
pendekatan
dijadikan
prediktor
untuk
lingkungan alami, faktor sosial sosial
memprediksi
prestasi
budaya
akademik,
dan
kemampuan
belajar,
dan
faktor
faktor
instrumental
hasil
(kurikulum, program, sarana, fasilitas
penelitian ini terbatas pada populasi
dan dosen), serta subjek penelitian
ditempat
memiliki kecerdasan adversitas yang
namun
generalisasi
sehingga
penelitian
penerapan
dari
dilakukan,
pada
tergolong
ruang
tinggi,
dan
prestasi
lingkup yang lebih luas dengan
akademik yang tergolong tinggi pula.
karakteristik yang berbeda kiranya
Berdasarkan hasil penelitian,
perlu
dilakukan
penelitian
pembahasan dan kesimpulan yang
lagi
diperoleh
dengan variabel-variabel yang lain.
peneliti
selama
pelaksanaan penelitian, maka peneliti
memberikan sumbangan saran yang
KESIMPULAN DAN SARAN
diharapkan dapat bermanfaat, yaitu:
Berdasarkan hasil penelitian
bagi
dan pembahasan yang telah diuraikan
11
aktivis
organisasi
kemahasiswaan,
dalam
mengingat
bidang
akademik
pentingnya kecerdasan adversitas,
organisasi
maka
mampu
Kemudian
bagi
kecerdasan
diharapkan
mampu
sebaiknya
mempertahankan
yang
dan
diikutinya.
orang
tua,
memberikan
adversitasnya seperti sekarang ini,
perlakuan yang dapat mendukung
dengan cara mempertahankan daya
peningkatan kecerdasan adversitas
juangnya ketika menghadapi berbagi
pada
permasalahan hidup yang dimiliki
kemahasiswaan,
sehingga
persuasion
mampu
mengelola
aktivis
organisasi
verbal
seperti
yaitu
bujukan
atau
yang
dorongan verbal dari orang lain yang
positif. Daya juang ini juga dapat
dapat membuat individu melakukan
membantu
menghadapi
sesuatu lebih baik dari biasanya. Dan
kesulitan dalam belajar, karena daya
bagi peneliti selanjutnya, diharapkan
juang
lebih memperluas tinjauan teoritis
kesulitan
menjadi
sesuatu
individu
yang
dimiliki
menjadikan
dalam
yang belum terdapat dalam penelitian
menghadapi masalah atau kesulitan
ini, lebih menyempurnakan alat ukur,
dan tidak patah semangat dalam
memperluas
populasi
mencapai prestasi akademik yang
memperbanyak
sampel
lebih
bagi
lingkup penelitian dan generalisasi
pimpinan fakultas dan staff dosen,
menjadi lebih luas serta mencapai
diharapkan dengan adanya penelitian
proporsi
ini, pihak pimpinan fakultas dan staff
memperhatikan
dosen dapat membantu para aktivis
yang
organisasi
akademik selain dari kecerdasan
individu
lebih
optimal.
tangguh
Kemudian
kemahasiswaan
dalam
mengadakan
adversity
quotient
organisasi
agar
kemahasiswaan
training
sehingga
seimbang
dengan
faktor-faktor
mempengaruhi
adversitas,
meningkatkan kecerdasan adversitas
dengan
yang
dan
seperti
lain
prestasi
pengaruh
pendekatan belajar, lingkungan sosial
budaya,
aktivis
bakat,
kemampuan kognitif.
lebih
mampu siap dalam menghadpi resiko
dari keputusan yang dipilihnya, yaitu
dengan tetap bertanggung jawab
12
minat
dan
and Third-Year Vacational
Students. Journal of Social
Sciences, 5 (4), 466-470.
DAFTAR PUSTAKA
Dwika,
D. Y., Zulharman, &
Hamidy, M. Y. (2014).
Hubungan
Pengalaman
Berorganisasi dengan Tingkat
Adversity Quotient (AQ)
pada Mahasiswa Angkatan
2012 Fakultas Kedokteran
Universitas Riau. JOM FK, 2
(1), 1-15.
Parvathy, U., & Praseeda. (2014).
Relationship
Between
Adversity
Quotient
and
Academic Problems among
Student Teachers. Journal Of
Humanities
And
Social
Science , 19, 23-26.
A.
(2005).
Revolusi
Kecerdasan Abad 21 Kritik
MI, EI, SQ, AQ & Successful
Intelligence
Atas
IQ.
Bandung: Alfabeta.
Saidah, S., & Aulia, L. A. A. (2014).
Hubungan Self Efficacy
dengan Adversity Quotient
(AQ). Jurnal Psikologi, 2 (2),
54-61.
Fauziah, N. (2014). Emapati,
Persahabatan,
dan
Kecerdasan Adversitas pada
Mahasiswa yang Sedang
Skripsi. Jurnal Psikologi
Undip, 13 (1), 78-92.
Salam, B. (2004). Cara Belajar yang
Sukses di Perguruan Tinggi.
Jakarta: Rineka Cipta.
Efendi,
Setyaningtyas, E. (2011). Hubungan
Adversity Quotient (AQ)
dengan
Prestasi
Belajar
Mahasiswa Program Studi
Kebidanan
Universitas
Sebelas Maret. Karya Tulis
Ilmiah. Surakarta. Fakultas
Kedokteran
Universitas
Sebelas Maret.
Hema, & Guptas, D. S. (2015).
Adversity
Quotient
for
Prospective
Higher
Education. Journal of Indian
Psychology, 2 (3), 49-64.
Matore, M. E., Khairani, A. Z., &
Razak, N. A. (2015). The
Influence of AQ on the
Academic
Achievement
among
Malaysian
Polythechnic
Student.
International
Education
Studies, 6, 69-74.
Sobur, A. (2011). Psikologi Umum.
Bandung: Pustaka Setia.
Stoltz, P. G. (2004). Adversity
Quotient
Mengubah
Hambatan Menjadi Peluang.
Jakarta: Grasindo.
Pangman, R., Tayraukham, S., &
Nuangchalerm, P. (2009).
Causal Factors Adversity
Quotient of Twelfth Grade
Syah,
13
M.
(2014).
Psikologi
Pendidikan.
Bandung:
Rosdakarya Offset.
_______ (2015). Psikologi Belajar.
Jakarta: Rajawali Pers.
Hubungan antara Adversity
Quotient (Aq) dan Minat
Belajar
dengan
Prestasi
Belajar Matematika pada
Siswa Kelas V SD. Jurnal
PGSD, 2 (1), 1-11.
Undang-Undang Sisetem Pendidikan
Nasional No. 20 Tahun 2003:
Depdiknas.
Winkel. (2004). Psikologi Belajar.
Jakarta:
PT
Gramedia
Pustaka.
Vinas, D. K., & Malabanan, M. G.
(2015). Adversity Quotient
and Coping Strategis of
College Students in Lyceum
of the Philippines University.
Journal of Education, Arts
and Sciences, 2 (3), 68-72.
Zahreni, S., & Pane, R. S. (2012).
Pengaruh Adversity Quotient
terhadap
Intensi
Berwirausaha.
Jurnal
Ekonom, 15 (4), 173-178.
Wardiana, P. A., Wiarta, I. W., &
Zulaikha,
S.
(2014).
14
UNGAN ANTARA KEC
CERDASAN
N ADVERS
SITAS DEN
NGAN
PR
RESTASI AKADEMIK
A
K PADA AK
KTIVIS OR
RGANISASII
KEMAH
HASISWAA
AN FAKULT
TAS PSIKO
OLOGI
UN
NIVERSITA
AS MUHAM
MMADIYAH
H
SU
URAKARTA
A
NASKA
AH PUBLIK
KASI
Diajukann kepada Fak
kultas Psikollogi Universsitas Muham
mmadiyah Su
urakarta
Untukk Memenuhi Sebagian Peersyaratan Dalam
D
Menncapai Derajjat Sarjana (S-1) Psikoloogi
Diaajukan oleh
h:
FIKRI YUMNA AQILA
A
F 100 124 0244
TAS PSIKO
OLOGI
FAKULT
UNIVERSITAS MUH
HAMMADIY
YAH SURA
AKARTA
2016
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN ADVERSITAS DENGAN
PRESTASI AKADEMIK PADA AKTIVIS ORGANISASI
KEMAHASISWAAN FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam
Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi
Diajukan oleh :
FIKRI YUMNA AQILA
F 100 124 024
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
ii
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN ADVERSITAS DENGAN
PRESTASI AKADEMIK PADA AKTIVIS ORGANISASI
KEMAHASISWAAN FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
Yang diajukan oleh :
FIKRI YUMNA AQILA
F 100 124 024
Telah disetujui untuk dipertahankan
Di depan Dewan Penguji
Telah disetujui oleh :
Pembimbing Skripsi,
Susatyo Yuwono S.Psi, M. Si., Psi
Surakarta,
iii
PrusT^sI.zu,MxPIDAAI.rMsoicANIs6I
rdd dFn ne6
d
d@ DMi
&Bji
*-"'**'*ff--lPeh@rr5rebd,0[
sllhnqsFel,roda6
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN ADVERSITAS DENGAN
PRESTASI AKADEMIK PADA AKTIVIS ORGANISASI
KEMAHASISWAAN FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITA MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Fikri Yumna Aqila
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
ABSTRAK
Aktivis organisasi kemahasiswaan dalam memperoleh prestasi akademik
yang tinggi tidaklah mudah. Hal ini ditunjukkan adanya mahasiswa yang
mempunyai indeks prestasi akademik yang rendah karena tidak mampu
mempelajari materi perkuliahan dengan baik. Karena itu aktivis diharapkan
mempunyai kecerdasan adversitas yang tinggi agar dapat bertahan dengan
kesulitan yang harus dihadapi dalam bidang akademis maupun non akademis,
sehingga mendukung dalam hal pencapaian prestasi akademik yang baik.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara
kecerdasan adversitas dengan prestasi akademik, sumbangan efektif kecerdasan
adversitas terhadap prestasi akademik, tingkat kecerdasan adversitas dan tingkat
prestasi akademik. Hipotesis yang diajukan yaitu ada hubungan positif antara
kecerdasan adversitas dengan prestasi akademik pada aktivis organisasi
kemahasiswaan.
Metode dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Dengan
subjek penelitian berjumlah 80 mahasiswa yang menjadi pengurus dan anggota
organisasi kemahasiswaan serta minimal menduduki semester 3. Metode
pengumpulan data menggunakan skala kecerdasan adversitas dan dokumentasi
IPK. Sedangkan metode pengambilan data yang dipakai dalam penelitian ini ialah
jenis incidental sampling.
Hasil uji normalitas pada variabel prestasi akademik memperoleh
Kolmogorov-Smirnov Z = 0,563, dengan signifikansi = 0,909 (p > 0,05).
Berdasarkan uji linier diperoleh nilai F pada Deviation from Linierity = 1,150 dan
signifikansi (p) = 0,339; (p > 0,05). Berdasarkan hasil perhitungan dengan product
moment diperoleh nilai koefisien korelasi (rxy) sebesar 0,473; signifikansi (p) =
0,000 (p < 0,01), artinya ada hubungan positif yang sangat signifikan antara
kecerdasan adversitas dengan prestasi akademik pada aktivis organisasi
kemahasiswaan. Sumbangan efektif antara variabel kecerdasan adversitas
terhadap prestasi akademik pada aktivis organisasi kemahasiswaan sebesar 22,4%.
Dari hasil penelitian ini juga diketahui bahwa kecerdasan adversitas dan prestasi
akademik pada aktivis organisasi kemahasiswaan tergolong tinggi.
Kata kunci: Kecerdasan Adversitas, Prestasi Akademik
v
THE CORRELATION BETWEEN THE ADVERSITY QUOTIENT AND
THE ACADEMIC ACHIEVEMENT IN THE ACTIVISTS OF STUDENT
ORGANIZATIONS OF PSYCHOLOGY FACULTY,
MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF SURAKARTA
Fikri Yumna Aqila
Psychology Faculty, Muhammadiyah University of Surakarta
ABSTRACT
Activists of university student organizations are not easy to have a good
academic achievement. It is proved by the presence of university students who
have a low grade point average because of not being able to learn the lecturing
materials well. Therefore, the activists are hoped to have a high adversity quotient
in order to be able to stand the difficulties that must be faced in the academic or
non academic aspects, therefore, it supports the attainment of a good academic
achievement.
The objectives of this research were to know the correlation between the
adversity quotient and the academic achievement, the effective contribution of the
adversity quotient on the academic achievement, the level of the adversity
quotient and the level of the academic achievement. Hypothesis proposed was that
there was a positive correlation between the adversity quotient and the academic
achievement in the activists of university student organizations.
The method in this research used the quantitative method. The amount of
the research subjects was 80 university students who became the organizers and
members of university student organizations who were minimally in the 3rd
semester. The methods of data collection used the scale of adversity quotient and
the documentation of the Grade Point Average (GPA). Meanwhile, the method of
sampling used in this research was the kind of incidental sampling.
From the result of the academic achievement obtained KolmogorovSmirnov Z = 0.563, with significance = 0.909 (p > 0.05). Based on the linear test,
it was obtained F score in the Deviation from Linierity = 1.150 and significance
(p) = 0.339; (p > 0.05). Based on the results of calculation using product moment,
it was obtained the score of the coefficient of correlation (rxy) as much as 0.473;
significance (p) = 0.000 (p < 0.01), that meant that there was a positively
significant correlation between the adversity quotient and the academic
achievement in the activists of university student organizations. The effective
contribution of the variable of the adversity quotient on the academic achievement
in the activists of university student organizations was as much as 22.4%. From
the results of this research, it was also known that the adversity quotient and the
academic achievement in the activists of university student organizations were
categorized as high.
Keywords: Adversity Quotient, Academic Achievement
vi
diri untuk mencapai karier (jabatan
PENDAHULUAN
Era
ASEAN
perdagangan
2016
sudah
dan
bebas
profesi)
tertentu
bidang
kehidupan ekonomi (Syah, 2014).
dimulai.
Melahirkan tingkat persaingan yang
Upaya untuk meningkatkan
semakin ketat dalam bidang jasa,
kapasitas, kapabilitas dan kualitas
terutama jasa psikologi. Masyarakat
keilmuan seorang mahasiswa dapat
psikologi dan para pelakunya mau
dilakukan melalui pendidikan. Secara
tidak mau, suka tidak suka pasti akan
detail, dalam Undang-Undang RI
terkena imbas dengan era tersebut.
Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Psikolog dan profesi lain yang
Sistem Pendidikan Nasional Bab 1
bergerak dibidang jasa pelayanan di
Pasal 1 (1) pendidikan didefinisikan
negara-negara ASEAN sudah mulai
sebagai usaha sadar dan terencana
belajar
secara
untuk mewujudkan suasana belajar
intens. Mereka menilai Indonesia
dan proses belajar agar peserta didik
merupakan
yang
secara aktif mengembangkan potensi
potensial. Apabila kita sebagai insan
dirinya untuk memiliki kekuatan
psikologi
diri
spiritual keagamaan, pengendalian
secara matang dan profesional, maka
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
kita akan tergerus oleh dahsyatnya
mulia,
gelombang tenaga kerja dari negara
diperlukan
ASEAN ke Indonesia.
bangsa dan negara. Hal ini tentu saja
bahasa
Indonesia
pasar
tidak
kerja
menyiapkan
serta
ketrampilan
dirinya,
yang
masyarakat,
diperlukan usaha yang keras oleh
Upaya yang harus dilakukan
seorang mahasiswa adalah dengan
seorang
meningkatkan
mengembangkan potensi yang ada
kapasitas
dan
mahasiswa
untuk
dapat
dalam dirinya.
kapabilitas diri. Serta yang tidak
upaya
Untuk mengetahui potensi
keilmuan,
yang ada didalam diri mahasiswa
agar mahasiswa bisa tetap berkarya
setelah proses belajar dilakukan,
di negeri sendiri. Karena salah satu
maka diperlukan suatu evaluasi.
tugas perkembangan dari seorang
Berdasarkan Undang-Undang Sistem
mahasiswa adalah mempersiapkan
Pendidikan Nasional No. 20 Tahun
kalah
penting
meningkatkan
ialah
kualitas
1
2003 Pasal 58 (1) evaluasi belajar
yang baik, yang ditunjukkan dengan
peserta
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK).
didik
dilakukan
untuk
Bagi
memantau proses, kemajuan, dan
mahasiswa
untuk
perbaikan hasil belajar peserta didik
memperoleh prestasi akademik yang
secara berkesinambungan. Evaluasi
tinggi tidaklah mudah. Permasalahan
belajar
mahasiswa
ini juga dialami mahasiswa yang
melalui
prestasi
dapat
dilihat
akademik
aktif
yang
berorganisasi
di
Psikologi
diraihnya.
Universitas
Muhammadiyah
Prestasi akademik adalah
Fakultas
Surakarta.
Data
suatu bukti keberhasilan belajar atau
yang diperoleh dari masing-masing
kemampuan
ketua
dalam
seorang
mahasiswa
melakukan
kegiatan
organisasi
Fakultas
kemahasiswaan
Psikologi
Universitas
belajarnya sesuai dengan bobot yang
Muhammadiyah
dicapainya (Winkel, 2009). Prestasi
tertanggal 21 November 2015 jumlah
akademik juga dapat mengetahui
keseluruhan pengurus dan anggota
seberapa jauh keefektifannya dalam
yang aktif berorganisasi ialah 156
mengubah perilaku para mahasiswa
mahasiswa. Terdiri dari angkatan
kearah
yang
2009, 2010, 2011, 2012, 2013 dan
(dalam
2014. Kemudian berdasarkan data
tujuan
diharapkan.
pendidikan
Sanjaya
Surakarta,
Wardiana dkk, 2014) menjelaskan
yang
bahwa
Administrasi Akademik (BAA) UMS
perubahan
perilaku
ini
diperoleh
Biro
diakibatkan oleh adanya pengalaman
tertanggal
dan
bukti
menyatakan bahwa rata-rata IPK
keberhasilan belajar tersebut dapat
mahasiswa yang aktif berorganisasi
diukur
dengan
tersebut sebesar 3,075. Dengan IPK
menggunakan tes standar (Sobur,
tertinggi sebesar 3,78 dan IPK
2011).
terendah
ialah
2,02.
memiliki
IPK
dibawah
dalam
latihan.
atau
Perwujudan
dinilai
Keberhasilan
melalui
mahasiswa
tugas-tugas
yang
21
dari
Desember
2015
Dan
yang
rata-rata
terstandar pada masa perkuliahan
3,075 berjumlah 46,15% mahasiswa.
inilah yang mendorong mahasiswa
Dengan
mampu mencapai prestasi akademik
variasi pencapain prestasi akademik
2
demikian
dapat
dilihat
yang diperoleh mahasiswa yang aktif
kegagalan
dan
memilih
untuk
berorganisasi.
berhenti (Hema & Guptas, 2015).
Syah (2015) menjelaskan
Oleh karena itu intelegensi
bahwa ada berbagai faktor yang
bukan merupakan satu-satunya faktor
dapat
penentu kesuksesan dalam mencapai
mempengaruhi
yang
aktif
mahasiswa
berorganisasi
prestasi
dalam
akademik.
Tetapi
perlu
mencapai prestasi akademik yang
adanya kualitas diri yang baik serta
diharapkan. Faktor-faktor tersebut
ketahanan
ialah faktor internal (kondisi fisik,
menghadapi
inteligensi,
bakat,
dibutuhkan
faktor
motivasi yang kuat agar serasi
eksternal, dan faktor pendekatan
dengan tuntutan hidup di dunia yang
belajar.
baru ini. Jawaban ini pun dapat
minat,
sikap
dan
mental,
motivasi),
seseorang
kesulitan.
sikap
mental
dalam
Maka
dan
internal,
diberikan karena mahasiswa yang
berpendapat
aktif berorganisasi secara fisik dan
bahwa faktor yang mempengaruhi
kejiwaan seyogianya telah mencapai
prestasi akademik seseorang ialah
taraf kedewasaan atau kematangan
taraf inteligensi (IQ) yang tinggi.
rasional
Stotlz
2005)
mendidik dan membentuk dirinya
tidaklah
sendiri menjadi seorang ilmuwan
cukup untuk mencapai kesuksesan,
atau intelektual. Dengan demikian
karena orang-orang yang ber-IQ
mahasiswa yang aktif berorganisasi
tinggi
dapat
diharapkan mempunyai jiwa yang
mewujudkan potensi yang ada dalam
bebas terbuka, sikap yang aktif,
dirinya. Ada juga seseorang yang
kritis, dan kreatif terhadap segala hal
memiliki IQ yang disertai dengan
(Salam, 2004).
komponen EQ tinggi, namun mereka
Untuk
Mengenai
banyak
orang
faktor
yang
(dalam
menjelaskan
Efendi,
bahwa
belum
IQ
tentu
dan
emosional
untuk
meningkatkan
gagal untuk mencapai kesuksesan.
kualitas diri yang baik agar mencapai
Hal ini dikarenakan seseorang tidak
prestasi akademik yang baik pula,
mampu
maka mahasiswa perlu memiliki
bertahan
dalam
suatu
sikap mental yang tangguh dan
3
motivasi yang baik terhadap situasi
adversitas adalah kemampuan untuk
sulit dan menekan. Dalam ilmu
menghadapi
Psikologi, kemampuan ini disebut
seseorang.
dengan Adversity Quotient (AQ) atau
adversitas adalah ilmu ketahanan
kecerdasan
Menurut
manusia yang memprediksi seberapa
Stoltz (2004), kecerdasan adversitas
tahan seseorang dalam mengahadapi
dapat
adversitas.
kesulitan
Karena
hidup
kecerdasan
mengukur
kemampuan
kesulitan yang dihadapi. Terdapat
dalam
menghadapi
beberapa komponen yang digunakan
seseorang
kesulitan. Seseorang yang memiliki
dalam
kemampuan untuk
seseorang
bertahan
dan
mengukur
kemampuan
untuk
menghadapi
terus berjuang dengan gigih ketika
kesulitan dalam hidup. Komponen
dihadapkan
pada
sebuah
tersebut mencakup sikap, kinerja,
permasalahan
hidup, dipandang
motivasi, pemberdayaan, kreativitas,
sebagai
individu
yang
kecerdasan adversitas
produktivitas, dan belajar.
memiliki
Menurut Phoolka & Kaur
yang tinggi.
Kemudian individu yang mudah
(dalam
menyerah dan pasrah begitu saja
kecerdasan
pada keadaan, pesimistik, memiliki
kemampuan yang diperlukan untuk
kecenderungan
terus berjuang ketika mahasiswa
bersikap
sebagai
untuk
senantiasa
menghadapi
negatif dapat dikatakan
individu
yang
Matore
dkk,
adversitas
kesulitan
2015),
adalah
dalam
mencapai kinerja mereka. Pangman
memiliki
kecerdasan adversitas rendah. Stoltz
dkk
(dalam Zahreni & Pane, 2012)
mahasiswa akan belajar bagaimana
mengemukakan
menanggapi
bahwa
semakin
(2009)
menjelaskan
pertanyaan
bahwa
dan
banyaknya kesulitan yang dihadapi
memecahkan masalah atau belajar
individu
rendah
untuk memiliki respon bagi beberapa
dalam
masalah yang pernah dihadapinya.
yang
Pengalaman ini yang seharusnya
maka
intensi
semakin
individu
menyelesaikan
masalah
ditingkatkan dan dikembangkan oleh
dihadapi.
seorang
Parvathy & Praseeda (2014)
mengemukakan bahwa kecerdasan
4
mahasiswa
dalam
menghadai kesulitan dan tantangan-
kapasitas
tantangan yang dihadapi.
menghadapi setiap kesulitan hidup
Menurut
Malabanan
Vinas
(2015),
adversitas
seseorang
dalam
dan ketidakmampuannya
dan
menghadapi
kecerdasan
kesulitan,
memperkirakan
bisa digunakan untuk
dalam
c)
siapa yang dapat
membantu memprediksi siapa yang
melampaui harapan, kinerja, serta
dapat
dalam
potensinya, dan siapa yang tidak, d)
menghadapi kesulitan. Aulia (dalam
dapat memperkirakan siapa yang
Saidah
putus
berkembang
&
Aulia,
menambahkan
bahwa
2014)
asa
kesulitan
kecerdasan
dalam
menghadapi
dan siapa yang akan
bertahan (Stoltz, 2004).
adversitas merupakan kemampuan
Mahasiswa
untuk membangun karakter yang
yang
aktif
dan
mengikuti organisasi sudah diberikan
meningkatkan kepercayaan diri, serta
bekal untuk membentuk kecerdasan
kemampuan
adversitasnya.
mencerminkan
pribadi
untuk
menghadapi
Dalam
organisasi
segala sesuatu yang mengandung
mereka diajarkan untuk menjadi
resiko dan keluar dari kondisi yang
seorang
tidak menyenangkan. Fuziah (2014)
mengemukakan
menjelaskan
mengambil keputusan dengan cepat,
bahwa
kecerdasan
pemimpin,
berani
pendapat,
berani
adversitas adalah kemampuan atau
mengimplementasikan
kecerdasan seseorang untuk dapat
yang telah dibuat, kerjasama, dapat
bertahan
kesulitan-
menjalankan
administrasi
kesulitan dan mampu mengatasi
manajemen,
memiliki
tantangan hidup.
kecemasan yang rendah, memiliki
menghadapi
keputusan
dan
tingkat
adversitas
interaksi sosial yang lebih baik,
mempunyai manfaat bagi seseorang,
memiliki regulasi diri yang lebih
yaitu: a) mampu mengindikasikan
tinggi, memiliki tanggung jawab,
atau menunjukkan tentang seberapa
mampu memecahkan masalah dan
tabah seseorang dalam menghadapi
meraih prestasi yang tinggi (Dwika
sebuah
dkk, 2014)
Kecerdasan
kemalangan,
memperkirakan
seberapa
b)
besar
5
Faktor-faktor
Muhammadiyah
yang
Surakarta
mempengaruhi kecerdasan adversitas
mengetahui
ialah
adversitas dengan prestasi akademik.
daya
saing,
produktivitas,
hubungan
untuk
Menggunakan pendekatan kuantitatif
kreatifitas,
motivasi,
mengambil
resiko,
perbaikan,
dengan
ketekunan,
belajar,
merangkul
kecerdasan
berani
alat
ukur
dokumentasi IPK
aspek-aspek
akademik.
mempengaruhi
Pengambilan
kecerdasan adversitas ialah control
origin–ownership
(pengendalian),
dilakukan
skala
untuk
adversitas
perubahan, dan keuletan. Adapun
yang
kecerdasan
dalam
dan
untuk prestasi
sampel
penelitian
menggunakan
yang
ini
incidental
(asal-usul dan pengakuan), reach
dengan
(jangkauan), dan endurance (daya
sampling, yaitu dalam menentukan
tahan) (Stoltz, 2004).
atau
memilih
subjek
penelitian
ini
dilakukan secara kebetulan, siapa
hubungan
saja yang secara kebetulan bertemu
positif antara kecerdasan adversitas
dengan peneliti dan dapat digunakan
dengan
pada
sampel bila orang tersebut cocok
aktivis organisasi kemahasiswaan.
sebagai sumber data dengan kriteria
Semakin tinggi kecerdasan adversitas
utamanya
pada
organisasi
pengurus dan anggota organisasi
kemahasiswaan, maka akan semakin
kemahasiswaan Fakultas Psikologi
tinggi pula prestasi akademik. Begitu
Universitas
sebaliknya,
Surakarta dan minimal menduduki
Hipotesis
menyatakan
penelitian
terdapat
prestasi
akademik
aktivis
semakin
rendah
semakin
kemahasiswaan,
rendah
pula
aktif
sebagai
Muhammadiyah
semester 3.
kecerdasan adversitas pada aktivis
organisasi
adalah
Untuk
maka
mendapatkan
data
dalam penelitian ini maka digunakan
prestasi
alat ukur skala untuk mengukur
akademik.
kecerdasan adversitas. Kecerdasan
adversitas ini akan diungkap dengan
METODE
menggunakan skala yang dibuat
Penelitian ini dilakukan di
Fakultas
Psikologi
berdasarkan empat aspek kecerdasan
Universitas
6
adversitas
dari
control
meliputi
(2004),
Hal tersebut sesuai dengan
(pengendalian),
pendapat yang dikemukakan oleh
Stotlz
origin–ownership
dan
Syah (2015), bahwa ada lima faktor
pengakuan), reach (jangkauan), dan
yang dapat mempengaruhi prestasi
endurance (daya tahan). Kemudian
akademik pada mahasiswa, salah
untuk
diukur
duanya ialah sikap mental dan
IPK
motivasi. Sikap mental dan motivasi
prestasi
melalui
studi
(asal-usul
akademik
dokumentasi
inilah yang menurut Stoltz (2004)
mahasiswa.
dinamakan
dengan
kecerdasan
adversitas. Hal ini berarti apabila
HASIL DAN PEMBAHASAN
seorang
Berdasarkan hasil penelitian
aktivis
organisasi
product
kemahasiswaan memiliki kecerdasan
moment dari Carl Pearson dengan
adversitas dalam meraih prestasi
menggunakan
akademiknya, maka mahasiswa akan
menggunakan
analisis
bantuan
program
SPSS 15.0 for windows diperoleh
sanggup
hasil koefisien korelasi rxy = 0,473
citanya walaupun akan menemui
dengan sig. = 0,000; (p < 0,01). Hasil
kesulitan-kesulitan.
ini
kesulitan-kesulitan
menunjukkan
ada
hubungan
memperjuangkan
cita-
Karena
yang
dihadapi
positif yang sangat signifikan antara
tersebut dilihat sebagai tantangan
variabel
yang
kecerdasan
adversitas
harus
diatasi,
agar
dapat
dengan prestasi akademik. Artinya
mencapai prestasi akademik yang
semakin tinggi kecerdasan adversitas
optimal.
Penelitian
maka semakin tinggi pula prestasi
akademik,
rendah
dilakukan
Stoltz (2004) menunjukkan bahwa
maka sebaliknya jika
semakin
yang
seseorang
kecerdasan
yang
mempunyai
adversitas maka semakin rendah pula
kecerdasan adversitas yang tinggi
prestasi akademik. Hal tersebut juga
mampu menciptakan peluang dalam
menunjukkan
kesulitan, artinya seseorang akan
bahwa
variabel
kecerdasan adversitas dapat sebagai
berupaya
prediktor untuk memprediksi prestasi
dengan
akademik.
potensi yang dimilikinya. Selain
7
menyelesaikan
menggunakan
sesuatu
segenap
mampu
peluang,
determinasi (r2) atau nilai R Squared
mempunyai
sebesar 0,224. Berarti masih terdapat
menciptakan
seseorang
yang
kecerdasan adversitas yang tinggi
77,6%
juga mampu berpikir kreatif untuk
mempengaruhi prestasi akademik.
tetap
sehingga
Menurut Syah (2015) faktor lain
mendukung proses belajar berjalan
selain kecerdasan adversitas (sikap
lancar dan berdampak pada prestasi
mental dan motivasi) yang dapat
akademik yang meningkat.
mempengaruhi
fokus
belajar
faktor
lain
prestasi
yang
akademik
aktivis
ialah faktor internal, faktor eksternal
dalam
(lingkungan sosial dan lingkungan
menghadapi kesulitan dengan baik
nonsosial), faktor pendekatan belajar
atau
(approach
Kemampuan
organisasi
kemahasiswaan
mempunyai
adversitas
tinggi
mencerminkan
prestasi
kecerdasan
to
learning),
faktor
dapat
lingkungan (lingkungan alami dan
akademik
lingkungan sosial sosial budaya), dan
yang tinggi pula. Hal ini sesuai
faktor
dengan
program, sarana, fasilitas dan dosen).
hasil
penelitian
yang
instrumental
dilakukan oleh Setyaningtyas (2011),
Terkait
yang
keadaan atau kondisi fisiologis dan
menunjukkan
bahwa
faktor
(kurikulum,
internal
meliputi
dapat
psikologis
mahasiswa.
Kondisi
menentukan prestasi akademik pada
psikologis
mahasiswa
meliputi
mahasiswa.
tingkat kecerdasan, bakat, minat, dan
kecerdasan
adversitas
Mahasiswa
yang
kemampuan
kognitif.
tinggi mampu menghadapi kesulitan-
menunjukkan
bahwa
kesulitan yang ditemuinya dalam
adversitas dengan segala aspek yang
proses belajar dan tidak mempunyai
terkandung
didalamnya
rasa
memberikan
kontribusi
memiliki
kecerdasan
untuk
adversitas
menyerah
ketika
kecerdasan
adversitas
oleh
kecerdasan
cukup
terhadap
akademik tidak hanya dipengaruhi
efektifitas
oleh variabel tersebut.
terhadap
Hasil analisis menyebutkan
prestasi akademik sebesar 22,4%
ditunjukkan
ini
prestasi akademik, meskipun prestasi
mengalami suatu kegagalan.
Sumbangan
Hasil
bahwa variabel kecerdasan adversitas
koefisien
8
mempunyai rerata
sebuah peristiwa yang menimbulkan
empirik (RE)
sebesar 192,65 dan rerata hipotetik
kesulitan
(RH) sebesar 162,5 yang berarti
Selanjutnya
kecerdasan
termasuk
artinya subjek mampu mencari tahu
dalam kategori tinggi. Berdasarkan
asal usul kesahalan atau kesulitan
hasil
kecerdasan
yang
dari
mengakui akibat-akibat kesulitan dan
adversitas
kategori
adversitas
skala
diketahui
80
dimasa
mendatang.
origin-ownership,
dihadapi,
mampu
mahasiswa terdapat 0% (0 orang)
mau
yang memiliki kecerdasan adversitas
kesulitan tersebut jika kesulitan itu
sangat rendah, 0% (0 orang) yang
memang bersumber dari diri subjek.
memiliki
adversitas
Pada aspek reach, subjek mampu
rendah, 23,75% (19 orang) yang
mengatasi kesulitan atau masalah
tergolong
kecerdasan
yang dihadapi agar tidak merambah
adversitasnya, 68,75% (55 orang)
pada aktivitas maupun segi-segi lain
yang tergolong tinggi kecerdasan
dari kehidupan subjek. Dan aspek
adversitasnya, dan 7,5% (6 orang)
endurance, dimana subjek mampu
yang
tinggi
menemukan solusi dengan cepat dan
Ini
tepat dalam memecahkan masalah,
menunjukkan bahwa prosentase dari
agar kesulitan yang dialami tidak
jumlah terbanyak berada pada posisi
berlangsung lama.
kecerdasan
sedang
tergolong
kecerdasan
sangat
adversitasnya.
aktivis
jawab
atas
Variabel prestasi akademik
tinggi. Hal tersebut dapat diartikan
bahwa
bertanggung
serta
mempunyai rerata
organisasi
empirik
(RE)
kemahasiswaan mampu memenuhi
sebesar 3,057 dan rerata hipotetik
aspek-aspek kecerdasan adversitas
(RH) sebesar 2 yang berarti variabel
dari Stoltz (2014), yaitu control
prestasi akademik termasuk dalam
origin-ownership
kategori tinggi. Berdasarkan hasil
(pengendalian),
(asal-usul dan pengakuan), reach
kategori
(jangkauan), dan endurance (daya
diketahui dari 80 mahasiswa terdapat
tahan).
atau
0% (0 orang) yang memiliki prestasi
pengendalian, dimana subjek mampu
akademik sangat rendah, 0% (0
mengendalikan
orang)
Aspek
control
dan
mengelola
9
skor
yang
prestasi
memiliki
akademik
prestasi
akademik tergolong rendah, 3,75%
mahasiswa adalah mempersiapkan
(3 orang) yang memiliki prestasi
diri untuk mencapai karier (jabatan
akademik tergolong sedang, 61,25%
dan profresi) tertentu di bidang
(49 orang) yang memiliki prestasi
ekonomi.
akademik tergolong tinggi dan 35%
sekarang ini terjadi persaingan yang
(28 orang) yang memiliki prestasi
semakin ketat, karena pada tahun
akademik tergolong sangat tinggi. Ini
2016 sudah berlangsung pasar bebas
menunjukkan bahwa prosentase dari
ASEAN. Rata-rata dari perusahaan
jumlah terbanyak berada pada posisi
meminimalkan
tertinggi. Hal tersebut dapat diartikan
diatas 3,00. Berdasarkan standar
bahwa subjek mempunyai IPK yang
penilaian
tinggi karena
Muhammadiyah
mampu
mengikuti
Pada
bidang
ekonomi
ketentukan
dari
IPK
Universitas
Surakarta,
dapat
dengan baik seluruh program studi
dilihat variasi IPK yang didapat dari
yang direncanakan (Salam, 2004).
80 mahasiswa terdapat 0% (0 orang)
Menurut
prestasi
yang memiliki IPK sebesar 0 sampai
akademik yang tinggi menandakan
1, 0% (0 orang) yang memiliki IPK
bahwa mahasiswa sudah berusaha
sebesar 1,1 sampai 2, 10% (8 orang)
dengan keras dalam belajar, mampu
yang memiliki IPK sebesar 2,1
mendayagunakan kapasitas kognitif
sampai 2,5, 30% (24 orang) yang
(kemampuan
yang
memiliki IPK sebesar 2,6 sampai 3,
dimiliki) untuk keperluan belajar
48,75% (39 orang) yang memiliki
serta metode mengajar yang telah
IPK sebesar 3,1 sampai 3,5 dan
digunakan
proses
11,25% (9 orang) yang memiliki IPK
mengajar-belajar mampu diterima
sebesar 3,5 sampai 4. Dari standar
dengan baik oleh mahasiswa.
penilaian
Syah
(2015)
kecerdasan
dosen
dalam
dapat
digunakan
terdapat
48
mahasiswa yang mempunyai IPK
Prestasi akademik yang tinggi
tersebut,
diatas,
diatas
untuk
3,00,
sedangkan
menjadi syarat dalam mencari suatu
mempunyai
pekerjaan. Syah (2014) menjelaskan
sebanyak 32 mahasiswa. Apabila
bahwa
mahasiswa yang memiliki IPK diatas
salah
perkembangan
satu
dari
tugas
3,00
seorang
10
IPK
mampu
dibawah
yang
3,00
mempertahankan
bahkan meningkatkan IPK sampai
sebelumya dapat disimpulkan bahwa:
dengan kelulusan, maka lebih mudah
ada hubungan positif yang sangat
bersaing
signifikan
di
Sedangkan
bidang
ekonomi.
mahasiswa
antara
kecerdasan
adversitas dan prestasi akademik
yang
memiliki IPK dibawah 3,00 harus
pada
aktivis
organisasi
lebih berusaha meningkatkan IPK
kemahasiswaan,
sampai dengan kelulusan agar dapat
efektifitas atau peranan kecerdasan
bersaing di bidang ekonomi.
adversitas
sumbangan
terhadap
prestasi
ini
akademik sebesar 22,4% ini berarti
menunjukkan ada hubungan yang
masih terdapat 77,6% faktor lain
sangat signifikan antara kecerdasan
yang
adversitas dengan prestasi akademik
akademik, seperti: faktor fisiologis,
pada
faktor psikologis (tingkat kecerdasan,
Hasil
penelitian
aktivis
organisasi
mempengaruhi
minat,
prestasi
kemahasiswaan Fakultas Psikologi
bakat,
Universitas
Muhammdaiyah
kognitif), faktor lingkungan sosial,
Surakarta. Hal ini berarti bahwa
faktor lingkungan nonsosial, faktor
kecerdasan
adversitas
dapat
pendekatan
dijadikan
prediktor
untuk
lingkungan alami, faktor sosial sosial
memprediksi
prestasi
budaya
akademik,
dan
kemampuan
belajar,
dan
faktor
faktor
instrumental
hasil
(kurikulum, program, sarana, fasilitas
penelitian ini terbatas pada populasi
dan dosen), serta subjek penelitian
ditempat
memiliki kecerdasan adversitas yang
namun
generalisasi
sehingga
penelitian
penerapan
dari
dilakukan,
pada
tergolong
ruang
tinggi,
dan
prestasi
lingkup yang lebih luas dengan
akademik yang tergolong tinggi pula.
karakteristik yang berbeda kiranya
Berdasarkan hasil penelitian,
perlu
dilakukan
penelitian
pembahasan dan kesimpulan yang
lagi
diperoleh
dengan variabel-variabel yang lain.
peneliti
selama
pelaksanaan penelitian, maka peneliti
memberikan sumbangan saran yang
KESIMPULAN DAN SARAN
diharapkan dapat bermanfaat, yaitu:
Berdasarkan hasil penelitian
bagi
dan pembahasan yang telah diuraikan
11
aktivis
organisasi
kemahasiswaan,
dalam
mengingat
bidang
akademik
pentingnya kecerdasan adversitas,
organisasi
maka
mampu
Kemudian
bagi
kecerdasan
diharapkan
mampu
sebaiknya
mempertahankan
yang
dan
diikutinya.
orang
tua,
memberikan
adversitasnya seperti sekarang ini,
perlakuan yang dapat mendukung
dengan cara mempertahankan daya
peningkatan kecerdasan adversitas
juangnya ketika menghadapi berbagi
pada
permasalahan hidup yang dimiliki
kemahasiswaan,
sehingga
persuasion
mampu
mengelola
aktivis
organisasi
verbal
seperti
yaitu
bujukan
atau
yang
dorongan verbal dari orang lain yang
positif. Daya juang ini juga dapat
dapat membuat individu melakukan
membantu
menghadapi
sesuatu lebih baik dari biasanya. Dan
kesulitan dalam belajar, karena daya
bagi peneliti selanjutnya, diharapkan
juang
lebih memperluas tinjauan teoritis
kesulitan
menjadi
sesuatu
individu
yang
dimiliki
menjadikan
dalam
yang belum terdapat dalam penelitian
menghadapi masalah atau kesulitan
ini, lebih menyempurnakan alat ukur,
dan tidak patah semangat dalam
memperluas
populasi
mencapai prestasi akademik yang
memperbanyak
sampel
lebih
bagi
lingkup penelitian dan generalisasi
pimpinan fakultas dan staff dosen,
menjadi lebih luas serta mencapai
diharapkan dengan adanya penelitian
proporsi
ini, pihak pimpinan fakultas dan staff
memperhatikan
dosen dapat membantu para aktivis
yang
organisasi
akademik selain dari kecerdasan
individu
lebih
optimal.
tangguh
Kemudian
kemahasiswaan
dalam
mengadakan
adversity
quotient
organisasi
agar
kemahasiswaan
training
sehingga
seimbang
dengan
faktor-faktor
mempengaruhi
adversitas,
meningkatkan kecerdasan adversitas
dengan
yang
dan
seperti
lain
prestasi
pengaruh
pendekatan belajar, lingkungan sosial
budaya,
aktivis
bakat,
kemampuan kognitif.
lebih
mampu siap dalam menghadpi resiko
dari keputusan yang dipilihnya, yaitu
dengan tetap bertanggung jawab
12
minat
dan
and Third-Year Vacational
Students. Journal of Social
Sciences, 5 (4), 466-470.
DAFTAR PUSTAKA
Dwika,
D. Y., Zulharman, &
Hamidy, M. Y. (2014).
Hubungan
Pengalaman
Berorganisasi dengan Tingkat
Adversity Quotient (AQ)
pada Mahasiswa Angkatan
2012 Fakultas Kedokteran
Universitas Riau. JOM FK, 2
(1), 1-15.
Parvathy, U., & Praseeda. (2014).
Relationship
Between
Adversity
Quotient
and
Academic Problems among
Student Teachers. Journal Of
Humanities
And
Social
Science , 19, 23-26.
A.
(2005).
Revolusi
Kecerdasan Abad 21 Kritik
MI, EI, SQ, AQ & Successful
Intelligence
Atas
IQ.
Bandung: Alfabeta.
Saidah, S., & Aulia, L. A. A. (2014).
Hubungan Self Efficacy
dengan Adversity Quotient
(AQ). Jurnal Psikologi, 2 (2),
54-61.
Fauziah, N. (2014). Emapati,
Persahabatan,
dan
Kecerdasan Adversitas pada
Mahasiswa yang Sedang
Skripsi. Jurnal Psikologi
Undip, 13 (1), 78-92.
Salam, B. (2004). Cara Belajar yang
Sukses di Perguruan Tinggi.
Jakarta: Rineka Cipta.
Efendi,
Setyaningtyas, E. (2011). Hubungan
Adversity Quotient (AQ)
dengan
Prestasi
Belajar
Mahasiswa Program Studi
Kebidanan
Universitas
Sebelas Maret. Karya Tulis
Ilmiah. Surakarta. Fakultas
Kedokteran
Universitas
Sebelas Maret.
Hema, & Guptas, D. S. (2015).
Adversity
Quotient
for
Prospective
Higher
Education. Journal of Indian
Psychology, 2 (3), 49-64.
Matore, M. E., Khairani, A. Z., &
Razak, N. A. (2015). The
Influence of AQ on the
Academic
Achievement
among
Malaysian
Polythechnic
Student.
International
Education
Studies, 6, 69-74.
Sobur, A. (2011). Psikologi Umum.
Bandung: Pustaka Setia.
Stoltz, P. G. (2004). Adversity
Quotient
Mengubah
Hambatan Menjadi Peluang.
Jakarta: Grasindo.
Pangman, R., Tayraukham, S., &
Nuangchalerm, P. (2009).
Causal Factors Adversity
Quotient of Twelfth Grade
Syah,
13
M.
(2014).
Psikologi
Pendidikan.
Bandung:
Rosdakarya Offset.
_______ (2015). Psikologi Belajar.
Jakarta: Rajawali Pers.
Hubungan antara Adversity
Quotient (Aq) dan Minat
Belajar
dengan
Prestasi
Belajar Matematika pada
Siswa Kelas V SD. Jurnal
PGSD, 2 (1), 1-11.
Undang-Undang Sisetem Pendidikan
Nasional No. 20 Tahun 2003:
Depdiknas.
Winkel. (2004). Psikologi Belajar.
Jakarta:
PT
Gramedia
Pustaka.
Vinas, D. K., & Malabanan, M. G.
(2015). Adversity Quotient
and Coping Strategis of
College Students in Lyceum
of the Philippines University.
Journal of Education, Arts
and Sciences, 2 (3), 68-72.
Zahreni, S., & Pane, R. S. (2012).
Pengaruh Adversity Quotient
terhadap
Intensi
Berwirausaha.
Jurnal
Ekonom, 15 (4), 173-178.
Wardiana, P. A., Wiarta, I. W., &
Zulaikha,
S.
(2014).
14