I.3 Tujuan Penulisan Dengan rumusan masalah yang telah diutarakan di atas, tujuan penulis dalam pembuatan
makalah tentang penyimpangan sosial ini adalah agar pembaca dapat :
ü Mengetahui dan memahami apa arti penyimpangan sosial ü Mengetahui contoh nyata penyimpangan sosial
ü Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penyimpangan sosial tersebut ü Mengetahui dampak yang ditimbulkan oleh penyimpangan sosial tersebut
ü Mempelajari upaya pencegahan terhadap penyimpangan sosial
BAB II PEMBAHASAN
II. 1. Pengertian Penyimpangan Sosial
Penyimpangan sosial dapat diartikan sebagai perilaku warga masyarakat yang dianggap tidak sesuai dengan kebiasaan, adat istiadat, tata aturan, atau norma sosial yang berlaku
Budirahayu, 2013, 98. Penyimpangan sosial tidak terbatas pada perilaku-perilaku yang terlampau melewati batas, hal-hal kecil pun bisa termasuk dalam penyimpangan sosial.
Seseorang akan dianggap menyimpang apabila ia melakukan hal-hal di luar perilaku masyarakat pada umumnya. Namun fenomena yang terjadi pada saat ini menunjukkan bahwa banyak hal-hal
menyimpang yang menjadi biasa di kalangan masyarakat. Masyarakat menganggap sebuah perilaku menyimpang yang resesif atau tidak terlalu melewati batas sebagai perilaku normal
yang wajar untuk dilakukan. Tidak sedikit masyarakat yang justru bangga melakukan sebuah penyimpangan sosial. Penyimpangan sosial dianggap sebagai prestasi tersendiri bagi sebagian
masyarakat, khususnya masyarakat yang belum terlalu memahami tentang hal-hal yang termasuk dalam penyimpangan sosial.
II. 2. Contoh Penyimpangan Sosial
Ada banyak contoh penyimpangan sosial yang terjadi di masyarakat, mulai dari hal-hal kecil yang dianggap sepele sampai hal-hal yang berakibat fatal. Membuang sampah tidak pada
tempat sampah sudah bisa dianggap sebagai sebuah perilak menyimpang, karena hal tersebut tidak sesuai dengan norma serta aturan hukum yang berlaku. Contoh lain adalah mencontek,
merokok, mencuri, memakai obat-obatan terlarang dan narkoba, pelacuran, dll. Di sini akan dibahas penyimpangan sosial mengenai kebiasaan merokok yang dilakukan oleh wanita.
II. 2. a. Hasil Wawancara terhadap Wanita Perokok Penulis menyertakan ringkasan hasil wawancara terhadap seorang peerokok wanita
sebagai bukti nyata adanya penyimpangan sosial pada masyarakat.
Narasumber : Astri AR Umur : 19 tahun
Saya Astri, umur 19 tahun. Saya merokok karena saya merasa merokok bukanlah hal yang terlarang. Saya merokok juga karena lingkungan saya melakukan hal yang sama. Teman-
teman saya juga merokok, entah itu laki-laki atau perempuan, sehingga saya merasa tidak mampu bergaul dengan mereka juka saya tidak ikut merokok. Saya juga merasa berani merokok
karena kakak perempuan saya juga merokok. Saya melakukannya tanpa sepengetahuan orangtua saya. Mama saya tidak mengetahui hal ini, hanya kakak-kakak saya yang mengetahuinya.
Saya merokok pada saat saya merasa bosan dan suntuk. Saat mood saya jelek. Saya merasa dengan merokok pikiran saya menjadi lebih tenang dan enjoy. Namun, jujur kadang saya
merasa malu jika ada yang membahas tentang seorang wanita perokok. Di sisi lain saya merasa ini adalah hal yang biasa, namun sisi lain saya mengajak saya untuk berhenti melakukannya.
Sampai saat ini, saya belum merasakan dampak pasti dari kebiasaan saya merokok. Tapi saya tahu bahwa merokok memiliki banyak dampak negatif, seperti menyebabkan kanker paru-
paru dan penyakit-penyakit berbahaya lainnya. saya juga menyadari bahwa merokok sangat tidak disukai oleh banyak orang, terutama perempuan. Saya merokok juga tahu tempat, jika memang
teman-teman saya yang lain tidak terbiasa dengan asap rokok, saya akan mencari tempat khusus sehingga teman-teman saya tidak merasa terganggu dengan keadaan saya yang merokok.
II. 2. b. Kebiasaan Merokok oleh Wanita