Prosedur Pelaksanaan penelitian METODOLOGI PENELITIAN

36 pen 6070, agregat kasar, agregat halus, filler berupa semen yaitu mendatangkan bahan-bahan yang diperlukan ke laboratorium inti jalan raya Fakultas Teknik Universitas Lampung dan menyiapkan serta mengecek peralatan tersebut sebelum digunakan. 2. Pengujian bahan Pemeriksaan material yang digunakan mengikuti prosedur pemeriksan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan seperti tertera pada Tabel 7. Tabel 8. dan Tabel 9. di bawah : Tabel 7. Standar Pengujian Aspal. No Jenis Pengujian Standar Uji 1 Penetrasi 25 ⁰C mm SNI 06-2456-1991 2 Titik Lembek ⁰C SNI 06-2434-1991 3 Daktilitas pada 25 ⁰ cm SNI 06-2432-1991 4 Berat Jenis SNI 06-2441-1991 5 Kehilangan Berat SNI 06-2440-1991 Sumber : Spesifikasi Bina Marga 2010 Divisi 6 hal.38. Tabel 8. Standar Pemeriksaan Agregat Kasar. No Jenis Pengujian Standar Uji 1 Analisa saringan SNI 03-1968-1990 2 Berat jenis Berat jenis Bulk, Berat jenis SSD dan Berat Jenis Semu dan penyerapan agregat kasar SNI 03-1969-1990 3 Los Angeles Test SNI 03-2417-1990 Sumber : Spesifikasi Umum Bina Marga 2010 Divisi 6 Perkerasan Aspal. Tabel 9. Standar Pemeriksaan Agregat Halus. No Jenis Pengujian Standar Uji 1 Analisa saringan SNI 03-1968-1990 2 Berat jenis Berat jenis Bulk, Berat jenis SSD dan Berat Jenis Semu dan penyerapan agregat halus SNI 03-1970-1990 Sumber : Spesifikasi Umum Bina Marga 2010 Divisi 6 Perkerasan Aspal. 37 3. Perencanaan Campuran Rencana campuran adalah analisa perhitungan komposisi campuran material agregat dari tiap nomor saringan, sehingga didapat komposisi campuran agregat yang diharapkan. Pemilihan gradasi agregat campuran sangat penting sekali bagi kinerja perkerasan jalan. Untuk itu dalam pemilihan gradasi agregat campuran ini harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Penelitian ini dilakukan dengan melihat perbandingan pada gradasi batas bawah, 3 lolos diluar batas bawah dan 6 lolos diluar batas bawah sesuai dengan Spesifikasi Bina Marga 2010. Seperti yang tertera pada Tabel 10. dan Gambar 4. di bawah ini. Tabel 10. Gradasi Agregat Campuran AC-BC yang di Uji. Ukuran Saringan Gradasi Lolos Diameter mm Lolos Batas bawah 3 Lolos Batas bawah 6 Lolos Batas bawah Benda Uji I Benda Uji II Benda Uji III 37.5 25 100 100 100 19 90 87 84 12.5 71 68 65 9.5 58 55 52 4.75 37 34 31 2.36 23 20 17 1.18 15 12 9 0.6 10 7 4 0.3 7 4 1 0.15 5 2 0.075 4 1 Gambar 4. Grafik Gradasi yang di Uji. 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 0.01 0.1 1 10 100 Lo lo s Sar in g an Kurva Gradasi Agregat Yang Di Uji Lolos Batas bawah Benda Uji I 3 Lolos Batas bawah Benda Uji II 6 Lolos Batas bawah Benda Uji III Lolos Batas atas Lolos Batas Tengah Diameter Saringan mm 1 12 1 34 12 38 No.4 No.8 No.16 No.30 No.50 No.100 No.200 Nomer Saringan inch 38 39 Langkah-langkah dalam merencanakan campuran aspal sebagai berikut : a. Menghitung persentase kombinasi masing-masing agregat terdiri dari tiga fraksi agregat kasar, agregat halus dan filler tiap kelompok benda uji. Dalam memperoleh persentase gradasi yang ingin digunakan maka menggunakan Tabel 8. Gradasi Agregat Campuran AC-BC yang di Uji serta Gambar 4. Grafik Gradasi yang di Uji. b. Menghitung perkiraan awal kadar aspal optimum Pb sebagai berikut : Pb = 0,035 CA + 0,045 FA + 0,18 FF + Konstanta Nilai konstanta kira-kira 0,5 sampai 1,0 untuk Laston dan 2,0 sampai 3,0 untuk Lataston. Untuk jenis campuran lain gunakan nilai 1,0 sampai 2,5. Pb : Kadar aspal tengahideal, persen terhadap berat campuran CA : Persen agregat tertahan saringan No.8 2,36 mm FA : Persen agregat lolos saringan No.8 2,36 mm dan tertahan saringan No.200 0,075 mm Filler : Persen agregat minimal 75 lolos No.200 0,075 mm K : Nilai Konstanta c. Bulatkan perkiraan nilai P b sampai 0,5 terdekat. Jika hasil perhitungan diperoleh 5,8 maka dibulatkan menjadi 6 . d. Siapkan benda uji Marshall pada kadar aspal dapat dilihat pada Tabel 11. sebagai berikut : 40 Tabel 11. Jumlah Benda Uji Pada Kadar Aspal. Benda Uji Kadar Aspal Jumlah Benda Uji buah Total Benda Uji buah Lolos Batas bawah Pb - 1 3 15 Pb - 0,5 3 Pb 3 Pb + 0,5 3 Pb + 1 3 3 Lolos Diluar Batas bawah Pb - 1 3 15 Pb - 0,5 3 Pb 3 Pb + 0,5 3 Pb + 1 3 6 Lolos Diluar Batas bawah Pb - 1 3 15 Pb - 0,5 3 Pb 3 Pb + 0,5 3 Pb + 1 3 Jumlah Total 45 e. Setelah didapat nilai kadar aspal, selanjutnya menghitung berat jenis maksimum BJ Max dengan mengambil data dari percobaan berat jenis agregat halus dan agregat kasar. f. Jika semua data telah didapatkan, yang dilakukan berikutnya adalah menghitung berat sampel, berat aspal, berat agregat dan menghitung kebutuhan agregat tiap sampel berdasarkan persentase tertahan. 4. Pembuatan Benda Uji Pencampuran dilakukan secara manual sesuai prosedur metode Marshall. Dengan cetakan mold berbentuk silinder dengan tinggi standar 6,35 cm dan diameter 10,16 cm. Pemadatan dilakukan dengan tumbukan tiap sisi atas dan bawah dengan menggunakan alat Marshall Automatic Compactor. 41 Berikut langkah-langkah pembuatan benda uji : a. Menimbang agregat sesuai dengan presentase agregat campuran yang telah dihitung, kemudian keringkan campuran agregat tersebut sampai beratnya tetap pada suhu 150 ± 5 ºC. b. Memanaskan aspal untuk pencampuran, agar temperatur pencampuran agregat dan aspal tetap maka pencampuran dilakukan diatas pemanas dan diaduk hingga rata. c. Setelah temperatur pemadatan tercapai, maka campuran tersebut dimasukkan ke dalam cetakan mold yang telah dipanasi 100º C hingga 170º C dan diolesi pelumas terlebih dahulu, serta bagian bawah cetakan diberi sepotong kertas yang telah dipotong sesuai dengan diameter cetakan mold, sambil ditusuk-tusuk dengan spatula sebanyak 15 kali dibagian tepi dan 10 kali dibagian tengah. d. Pemadatan standar dilakukan dengan alat Marshall Automatic Compactor dengan jumlah tumbukan 75 kali dibagian sisi atas kemudian dibalik dan sisi bagian bawah juga ditumbuk sebanyak 75 kali. e. Setelah proses pemadatan selesai benda uji didiamkan agar suhunya turun, setelah dingin benda uji dikeluarkan dengan ejektor dan diberi kode. f. Benda uji dibersihkan dari kotoran yang menempel dan diukur tinggi benda uji dengan ketelitian 0,1 mm di ke empat sisi benda uji dan ditimbang beratnya di udara. 42 g. Benda uji direndam dalam air selama 10 – 24 jam supaya jenuh. h. Setelah jenuh benda uji ditimbang dalam air. i. Benda uji dikeluarkan dari bak perendam dan dikeringkan dengan kain pada permukaan agar kondisi kering permukaan jenuh saturate surface dry, SSD kemudian ditimbang. 5. Pengujian dengan Alat Marshall Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan ketahanan stabilitas terhadap flow dari campuran aspal sesuai dengan prosedur SNI 06-2489- 1991 atau AASHTO T-245-9. Berikut langkah-langkah pengujian dengan alat Marshall : a. Benda uji direndam dalam bak perendaman pada suhu 60 ºC ± 1 ºC selama 30 hingga 40 menit. b. Bagian dalam permukaan kepala penekan dibersihkan dan dilumasi agar benda uji mudah dilepaskan setelah pengujian. c. Benda uji dikeluarkan dari bak perendam, letakkan benda uji tepat di tengah pada bagian bawah kepala penekan kemudian letakkan bagian atas kepala penekan dengan memasukkan lewat batang penuntun, kemudian letakkan pemasangan yang sudah lengkap tersebut tepat di tengah alat pembebanan, arloji kelelehan flow meter dipasang pada dudukan diatas salah satu batang penuntun. Dengan catatan bahwa waktu yang diperlukan dari saat diangkatnya benda uji dari bak perendam water bath ke kepala penekan tidak boleh melebihi 30 detik. 43 d. Kepala penekan dinaikkan hingga menyentuh alas cincin penguji, kemudian diatur kedudukan jarum arloji penekan dan arloji kelelehan pada angka nol. e. Pembebanan dilakukan dengan kecepatan tetap 51 mm 2 inch. per menit, dibaca pada saat arloji pembebanan berhenti dan mulai kembali berputar menurun, pada saat itu pula dibaca arloji kelelehan. f. Setelah pengujian selesai, kepala penekan diambil, bagian atas dibuka dan benda uji dikeluarkan. 6. Menghitung Parameter Marshall Setelah pengujian stabilitas dengan alat Marshall selesai serta didapatkan nilai stabilitas dan flow, kemudian menghitung Parameter Marshall yaitu VIM, VFA,VMA, kepadatan density, flow, stabilitas, Marshall Quotient MQ sesuai parameter yang ada pada Spesifikasi campuran. 7. Pembahasan dan Analisa Hasil Dari data hasil penelitian di Laboratorium akan membandingkan nilai stabilitas dan karakteristik campuran rongga dalam campuran, rongga antar agregat dan rongga terisi aspal dari ke tiga jenis benda uji yang berbeda gradasi menggunakan Marshall Compactor pada 75 tumbukan. Kemudian menggambarkan grafik hubungan antara kadar aspal dan parameter Marshall, yaitu gambar hubungan antara : a. Kadar aspal terhadap Kepadatan b. Kadar aspal terhadap VIM 44 c. Kadar aspal terhadap VMA d. Kadar aspal terhadap VFA e. Kadar aspal terhadap stabilitas f. Kadar aspal terhadap flow g. Kadar aspal terhadap Marshall Quotient MQ Setelah itu menganalisa pengaruh gadasi terhadap setiap parameter Marshall tersebut pada setiap kelompok benda uji.

E. Diagram Alir Penelitian

Dari prosedur yang telah dijelaskan di atas dapat dibuat diagram alir penelitian seperti pada Gambar 5. sebagai berikut : 45 Tidak Syarat benda Uji Ya Kesimpulan dan Saran Gambar 5. Diagram Alir Penelitian di Laboratorium. Persiapan