Lapisan Aspal Beton Laston

aspal beton pertama kali dikembangkan di Amerika oleh Asphalt Institude dengan nama Asphalt Concrete AC. Adapun sifat – sifat Laston AC adalah kedap terhadap air, tahan terhadap keausan akibat lalu lintas, mempunyai nilai struktural, mempunyai stabilitas yang tinggi serta peka terhadap penyimpangan perencanaan dan pelaksanaan. Dari hal tersebut tentu laston AC mempunyai fungsi sebagai pendukung beban lalu lintas, laston juga berfungsi sebagai lapisan aus atau yang terletak di atas pada perkerasan sehingga melindungi konstruksi dibawahnya selain itu laston berfungsi sebagai penyedia permukaan jalan yang rata dan tidak licin. 2. Filosofi Laston Menurut Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum 2010 laston mempunyai latar belakang : a. Yang diutamakan adalah stabilitas, yang merupakan sasaran Lapisan Aspal beton. b. Gradasi agregat yang digunakan adalah gradasi harus menerus well graded, agar interlocking antara butir besar. c. Karena gradasi yang digunakan gradasi menerus maka menyebabkan rongga antar butir menjadi kecil. d. Kebutuhan campuran terhadap aspal adalah sedikit, agar mencegah bleeding. Karena kebutuhan aspal sedikit maka selimut aspal Film Thickness menjadi tipis, sehingga aspal akan mudah teroksidasi, menyebabkan laston lapisan aus akan cepat lelah Fatique. Akibatnya campuran tidak awet sehingga menyebabkan lapisan aus mudah retak – retak, daya lekat aspal berkurang dan umur jalan berkurang. 3. Pembagian Laston AC Menurut spesifikasi campuran beraspal Departemen Pekerjaan Umum 2010, laston dibagi menjadi : a. Laston sebagai lapisan aus, dikenal dengan nama AC-WC Asphalt Concrete-Wearing Course, diameter butir maksimal 19,0 mm, bertekstur halus. b. Laston sebagai lapisan antarapengikat, dikenal dengan nama AC-BC Asphalt Concrete-Binder Course, diameter butir maksimal 25,4 mm, bertekstur sedang.. c. Laston sebagai lapisan pondasi, dikenal dengan nama AC-Base Asphalt Concrete-Base, diameter butir maksimal 37,5 mm, bertekstur kasar. Lapisan aspal beton terdiri dari campuran aspal keras dan agregat yang mempunyai gradasi menerus, dicampur, dihampar dan dipadatkan pada suhu tertentu. Bahan Laston terdiri dari agregat kasar, agregat halus, filler jika diperlukan dan aspal keras. Bahan harus terlebih diteliti mutu dan gradasinya. Penggunaan hasil pencampuran aspal dari beberapa pabrik yang berbeda tidak dibenarkan walaupun jenis aspal sama. Laston AC-binder course adalah lapisan perkerasan yang letaknya dibawah lapisan aus AC- WC dan tidak berhubungan langsung dengan cuaca, tetapi perlu memiliki stabilitas untuk memikul beban lalu-lintas yang dilimpahkan melalui roda kendaraan Sukirman,S 2003. Tebal minimum lapis AC-BC adalah 5 cm. Ketentuan sifat – sifat campuran beraspal panas di Indonesia seperti campuran beraspal jenis AC-BC Binder Course adalah ketentuan yang telah dikeluarkan oleh Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah bersama- sama dengan Bina Marga, hal itu menjadi acuan dalam penelitian ini. yaitu seperti tertera dalam Tabel 1. di bawah ini : Tabel 1. Ketentuan Sifat – Sifat Campuran Beraspal Panas AC. Sifat-sifat Campuran LASTON Lapis Aus Lapis Pengikat Antara Lapis Pondasi Kadar aspal efektif Min 5,1 4,3 4,0 Penyerapan aspal Max 1,2 Jumlah tumbukan perbidang 75 112 Rongga dalam campuran VIM Min 3,5 Max 5,0 Rongga dalam Agregat VMA Min 15 14 13 Rongga terisi Aspal VFA Min 65 63 60 Stabilitas Marshall Kg Min 800 1800 Max - - Pelelehan mm Min 3 4,5 Marshall Quotient kgmm Min 250 300 Stabilitas Marshall sisa setelah perendaman selama 24 jam, 60 o C Min 90 Rongga dalam campuran Min 2,5 Sumber : Spesifikasi Umum Bina Marga 2010 Divisi 6 Perkerasan aspal.

C. Bahan Penyusun Campuran Aspal Beton

Jenis perkerasan lapisan aspal beton ini merupakan campuran merata antara agregat dan aspal sebagai bahan pengikat pada suhu tertentu Sukirman,S.1992. Bahan Laston terdiri dari agregat kasar, agregat halus, filler jika diperlukan dan aspal keras. Berikut bahan penyusun konstruksi perkerasan jalan : 1. Agregat Agregat atau biasa disebut batuan didefinisikan secara umum sebagai formasi kulit bumi yang keras dan solid. ASTM 1974 mendefinisikan batuan sebagai suatu bahan yang terdiri dari mineral padat, berupa masa berukuran besar ataupun berupa fragmen-fragmen. Agregat merupakan komponen utama dari lapisan perkerasan jalan yaitu mengandung 90-95 agregat. Agregat mempunyai peranan yang sangat penting dalam prasarana transportasi, khususnya pada konstruksi perkerasan jalan. Daya dukung perkerasan jalan ditentukan sebagian besar oleh karakteristik agregat yang digunakan. Dengan pemilihan agregat yang tepat dan memenuhi syarat akan sangat menentukan keberhasilan pembangunan jalan. Secara umum agregat yang digunakan dalam campuran beraspal dibagi atas 2 dua fraksi, yaitu : a. Agregat Kasar Agregat kasar adalah material yang tertahan pada saringan no.8 2,36 mm. Agregat kasar untuk campuran aspal harus terdiri dari batu pecah yang bersih, kuat, kering, awet, bersudut, bebas dari kotoran lempung dan material asing lainya serat mempuyai tekstur permukaan yang kasar dan tidak bulat agar dapat memberikan sifat interlocking yang baik dengan material yang lain. Tingginya kandungan agregat kasar membuat lapis perkerasan lebih permeabel. Hal ini menyebabkan