Ruang Lingkup Penelitian PENDAHULUAN
Pendapat Van Dijk dan Halliday yang menyatakan bahwa wacana sama dengan teks, mendapat pertentangan dari Edmondson dalam Rusminto 2009: 3 yang
mengemukakan wacana berbeda dengan teks. Wacana adalah suatu peristiwa yang terstruktur yang dimanifestasikan dalam perilaku linguistik, sedangkan teks adalah
urutan ekspresi-ekspresi linguistik yang terstruktur yang membentuk suatu keseluruhan yang terpadu.
Dari berbagai pendapat di atas, penulis lebih mengacu kepada pendapat yang disampaikan oleh Tarigan yang mengemukakan bahwa wacana adalah satuan bahasa
terlengkap dan tertinggi atau terbesar di atas kalimat atau klausa dengan koherensi dan kohesi tinggi yang berkesinambungan, memiliki awal dan akhir, dan secara nyata
disampaikan secara lisan maupun tulisan. Karena Tarigan berusaha membatasi pengertian wacana dengan cara menguraikan unsur-unsur penting yang terdapat di
dalamnya sehingga pendapat dari Tarigan tersebut lebih terperinci dan mudah dipahami oleh penulis.
Sebuah wacana itu dikatakan baik dan sempurna, jika di dalamnya terdapat kalimat- kalimat yang terikat sebagai satu kesatuan yang utuh. Sebagaimana pendapat yang
disampaikan oleh Rusminto 2009: 24 kesatuan yang utuh dalam suatu wacana dapat terbentuk dengan menggunakan alat-alat formal yang dinamakan tekstur. Konsep
tekstur adalah sesuatu yang menunjukkan kepada sesuatu yang menjadi pengikat antarkalimat yang menjadi sebuah wacana. Dapat disimpulkan bahwa tekstur itulah
yang menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat yang lainnya sehingga
menjadi sebuah kesatuan. Dengan adanya tekstur dapat diketahui apakah kumpulan kalimat yang tersusun itu merupakan sebuah wacana atau bukan.
Tekstur itu ditandai oleh relasi hubungan yang erat cohesive atau terpadu. Tekstur ini menyebabkan seseorang tidak dapat menginterprestasikan sebuah kalimat tanpa
memperhatikan kalimat yang lain. Kalimat yang satu mensyaratkan pengetahuan seseorang tentang kalimat lain yang sebelumnya atau yang sesudahnya.