7 dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan.
2.1.3.1 Indikator Kualitas Pemeriksaan Pajak
1. Indikator Kualitas Pemeriksa auditor Kualitas pemeriksa auditor sangat dipengaruhi oleh
pengalaman, latar belakang, dan pendidikan. Dan kualitas pemeriksa akan mempengaruhi pelaksanaan pemeriksaan.
Sedangkan indikator kualitas pemeriksa menurut Siti Kurnia Rahayu, 2010:260 adalah sebagai berikut :
1. Integritas 2. Keterampilan
3. Pendidikan
2. Indikator Tahapan Pelaksanaan Pemeriksaan Pelaksanaan pemeriksaan menurut Siti Kurnia Rahayu,
2010:292 adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan pemeriksa dan meliputi:
1. Memeriksa di tempat Wajib Pajak 2. Melakukan penilaian atas Sistem Pengendalian Intern
3. Melakukan pemeriksaan atas buku-buku, catatan- catatan, dan dokumen-dokumen
4. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada Wajib Pajak 5. Melakukan sidang penutup Closing Conference
2.2 Kerangka Pemikiran
2.2.1 Pengaruh Kompetensi Pemeriksa Pajak Terhadap Kualitas
Pemeriksaan Pajak Kualitas pemeriksa pajak sangat menentukan efektivitas undang-
undang dan peraturan perpajakan. Petugas pajak yang berhubungan dengan Wajib Pajak harus memiliki intelektualitas tinggi, terlatih baik,
digaji baik, dan bermoral tinggi. Petugas pajak harus berkompeten di bidangnya, dapat menggali obyek-obyek pajak yang menuntut undang-
undang harus dikenakan pajak, tidak begitu saja mempercayai keterangan dan laporan keuangan Wajib Pajak. All in all a good job
berarti aparat pajak juga harus benar-benar mampu dan ahli di
8 bidangnya masing-masing. DJP melakukan pemetaan kompetensi
Competency Mapping untuk seluruh 30.000 pegawai DJP guna mengetahui sebaran kuantitas dan kualitas kompetensi pegawai.
Meskipun program maping ini masih terbatas mengidentifikasikan „soft‟
competency saja, tetapi informasi yang didapat cukup membantu DJP dalam merumuskan kebijakan kepegawaian yang lebih fair Siti Kurnia
Rahayu, 2010:29.
2.2.2 Pengaruh Etika Pemeriksa Pajak Terhadap Kualitas
Pemeriksaan Pajak Etika auditor merupakan prinsip moral yang menjadi pedoman
auditor dalam melakukan audit dan menghasilkan audit yang berkualitas Hiro Tugiman, 2006:103.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti menuangkan kerangka pemikirannya dalam bentuk skema paradigma penelitian adalah sebagai
berikut:
Gambar 2.1 Paradigma Penelitian
Kompetensi Pemeriksa Pajak X
1
Aristanti Widyaningsih 2013 I Gusti Agung Rai 2008:63
Etika Pemeriksa Pajak X
2
Haula RosdianaEdi
Slamet 2011
Siti Kurnia RahayuEly Suhayati 2013:49
Rendy, dkk 2013 Kualitas Pemeriksaan
Pajak Y
Siti Kurnia Rahayu 2010:29114-115
Hiro Tugiman 2006:103
9
2.2.3 Hipotesis
Menurut Sugiyono 2002:39 menjelaskan tentang hipotesis adalah sebagai berikut:
“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah
dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan
pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis
juga dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik.
Berdasarkan pada kerangka berpikir di atas maka hipotesis
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Hipotesis 1 : Kompetensi Pemeriksa Pajak berpengaruh terhadap
Kualitas Pemeriksaan Pajak. Hipotesis 2 : Etika Pemeriksa Pajak berpengaruh terhadap Kualitas
Pemeriksaan Pajak.
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian