Tinjauan Tentang Kontrak Dagang Internasional
21 2.
Badan Hukum Perusahaan 3.
Organisasi Internasional 4.
Negara.
7
Setelah kontrak tersebut dibuat dan disepakati oleh para pihak, maka akibat dari lahirnya kontrak tersebut ialah mengikat para pihak, sehingga para pihak
menjadikan kontrak tersebut sebagai undang-undang bagi para pihak, artinya para pihak harus patuh dan tunduk pada apa yang ada dalam kontrak. Berkaitan dengan
mengikatnya kontrak, ada beberapa teori hukum yang menerangkan hakikat mengikatnya sebuah kontrak bagi para pihak yakni:
1. Teori Kehendak
Teori Kehendak, mengakui bahwa suatu kesepakatan Kontrak, perjanjian, dan sebagainya menjadi mengikat para pihak karena memang hal tersebut
dikehendaki oleh para pihak sendiri tanpa ada campur tangan dari luar. 2.
Teori persetujuan Teori Persetujuan, mengakui bahwa kesepakatan dapat mengikat berdasarkan
persetujuan para pihak sepanjang apa yang telah disepakati para pihak. 3.
Teori Kesetaraan Teori kesetaraan, dalam teori ini, diakui bahwa mengikatnya suatu
kesepakatan menimbulkan kesetaraan bagi para pihak. 4.
Teori Kerugian Teori kerugian menyatakan bahwa kesepakatan dapat mengikat karena para
pihak menyatakan dirinya mengandalkan pihak penerima janji dengan akibat
7
Ibid, hlm. 53
22 adanya kerugian. Dengan kata lain, pelanggaran bentuk apapun yang lahir dari
perjanjian maupun kesepakatan yang telah dibuat akan menimbulkan kerugian bagi para pihak.
8
Dalam pembuatan perjanjian dituntut untuk memuat klausula yang halal. Hal ini dimaksudkan agar perjanjian tidak dibuat bagi klausula yang bertentangan dengan
perundang-undangan, asusila dan ketertiban umum. Hal ini pun berlaku dalam kontrak dagang internasional, klausula yang pada umumnya ada dalam kontrak
dagang internasional antara lain:
1. Klausul jenis dan kualitas barang
Klausul ini memuat penjelasan terkait deskripsi dari objek kontrak. Kejelasan mengenai objek yang diperjanjikan, dimaksudkan agar menghindari sengketa
mengenai objek atau barang yang diperjualbelikan.
2. Klausul harga dan cara pembayaran
Klausul ini menjadi penentu apakah pihak importir melaksanakan kewajibannya dengan itikad baik atau tidak yakni membayar barang yang
diperjanjikan sesuai dengan harga dalam kontrak atau tidak melakukan pembayaran sesuai dengan kontrak.
3. Klausul tempat pengiriman barang, tanggal, dan cara pengiriman
8
Ibid, hlm. 18
23 Klausul ini sangat penting karena klausul ini akan menentukan dimana barang
akan dikirim, bagaimana pengiriman dilakukan FOB Free On Board, CIF Cost And Freight dan kapan barang tersebut harus sampai kepada importir.
4. Klausul peralihan risiko
Klausul ini menentukan siapa pihak yang akan menanggung risiko apabila dalam pelaksanaanya tidak sesuai dengan perjanjian atau mengalami
kerusakan atau hilang. Hal ini biasanya penanggungan risiko berada pada eksportirpenjual apabila kesalahan berada pada penjual. Sebaliknya, pembeli
akan menanggung risiko apabila ia tidak atau belum membayar sejumlah uang yang telah disepakati. Namun, dalam hal ini peralihan risiko biasanya berada
pada badan asuransi yang akan mengganti segala kerugian yang muncul.
5. Klausul pilihan hukum
Klausul ini dipergunakan untuk memilih hukum mana yang harus diberlakukan oleh badan peradilan apabila muncul sengketa dalam
pelaksanaan perjanjian. Hal ini menjadi penting sebab biasanya kontrak dagang internasional melibatkan dua negara atau lebih, dan tidak menutup
kemungkinan memiliki sistem hukum yang berbeda pula.
6. Klausul Pilihan Forum
Klausul pilihan forum sama halnya dengan klausul pilihan hukum. Dalam kontrak dagang internasional, klausul pilihan forum menjadi acuan bagi para
pihak untuk menyelesaikan sengketanya dan termasuk penyerahan sengketa kepada badan peradilan.
9
Kontrak internasional terkait jual beli diatur oleh Convention on Contracts for the International Sales of Goods CISG yang dikeluarkan oleh Majelis
Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB dan ditandatangani oleh negara anggota PBB pada tahun 1980 dan efektif pada tahun 1988. CISG 1980 untuk jual beli
barang antara para pihak yang berada di berbeda negara dapat berlaku apabila: 1.
Negara penjual maupun pembeli merupakan negara peserta CISG 1980 2.
Aturan-aturan dari hukum perdata internasionalnya menunjuk pada penerapan hukum dari negara peserta.
10
Ketentuan hukum umum tentang kontrak internasional untuk jual beli pada CISG 1980 diatur oleh bab III Pasal 25 sampai dengan Pasal 29. Pasal 28 dan
29 mengatur adanya pembatalan kontrak antar para pihak melalui persetujuan. CISG juga mengakui adanya pemberlakuan kebiasaan-kebiasaan internasional
yang diatur dalam Pasal 9 CISG 1980.
CISG 1980 yang bersifat mengatur jual beli barang dagangan skala internasional juga mengatur hak maupun kewajiban penjual dan pembeli.
Kewajiban bagi penjual menurut CISG 1980 pada Pasal 30 sampai dengan 52 , yakni: 1
9
Ibid, hal 121-122
10
Muhammad Syaifuddin.2012.Hukum Kontrak: Memahami Kontrak dalam Prespektif Filsafat, Teori,Dogmatik, dan Praktik Hukum.Bandung: Mandar Maju, hlm.299
menyerahkan barang 2 menyerahkan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan barang 3 Mengalihkan hal milik.
11
Pertama yang akan dibahas ialah waktu penyerahan:
1. Jika tanggalnya ditentukan dalam kontrak, maka penyerahan dilakukan
pada tanggal tersebut, kecuali pembeli memilih tanggal tertentu 2.
Jika tidak ditentukan, maka penyerahan barang dapat dilakukan pada suatu waktu tertentu yang ditentukan setelah pembuatan kontrak.
12
Kedua, tempat penyerahan, CISG mengatur tempat penyerahan barang sebagai berikut :
1. Jika kontrak mencakup juga pengangkutan barang di tempat “handling”
barang dikirimkan kepada pembeli sesuai dengan tempat penyerahan dalam kontrak
2. Dalam hal tidak ditentukan tempatnya, dan jika kontrak menyangkut
barang-barang tertentu, atau barangnya tidak ditentukan asal atau dibuatnya, tetapi pada saat pembuatan kontrak, para pihak mengetahui
dimana barang itu berada atau dibuat, maka penyerahan dapat ditentukan dimana barang tersebut ditempatkan atau ditentukan oleh pembeli
3. Jika tidak ditentukan tempat penyerahan oleh pembeli, maka penyerahan
dilakukan di tempat dimana penjual memiliki usahanya pada saat pembuatan kontrak
11
Ibid, hlm. 302
12
Ibid, hlm. 302-303
Ketiga, kuantitas, kualitas dan uraian yang ditentukan dalam kontrak serta dimuat atau dipaket dengan cara yang sesuai dengan kontrak, apabila terdapat
ketidakcocokan antara permintaan pembeli dengan penyerahan barang yang dilakukan penjual maka pembeli berhak menolak barang tersebut. Penjual
tidak bertanggungjawab atas penolakan apabila pembeli menyadari adanya ketidakcocokan tersebut pada saat pembuatan kontrak.
13
Keberadaan kewajiban penjual juga menghadirkan kewajiban bagi pembeli, CISG 1980 menyatakan dalam Pasal 53-60 bahwa kewajiban tersebut
mencakup membayar harga barang dan menerima penyerahan barang. Pembayaran harga ditetapkan menurut berat dan apabila muncul keraguan
maka, ditetapkan berdasarkan berat bersih serta apabila jangka waktu tidak ditentukan maka, pembayaran dapat dilakukan pada saat penjual telah
menyerahkan barang atau dokumen di tempat pembeli.
14