Pengenalan Transaksi Ekspor Impor

PENGENALAN TRANSAKSI
EKSPOR IMPOR

Putri Mira

Oleh :
(1342620079)

Kelas 2D-D4

Jurusan Administrasi Niaga
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Tahun Ajaran 2015-2016

DEFINISI EKSPOR IMPOR
Ekspor
Banyak orang atau badan hukum yang melakukan penjualan barang ke luar negeri.
Kegiatan tersebut disebut ekspor, dan orang atau badan yang melakukannya dinamakan
eksportir. Ekspor adalah penjualan barang ke luar negeri dengan menggunakan sistem
pembayaran, kualitas, kuantitas dan syarat penjualan lainnya yang telah disetujui oleh pihak
eksportir dan importir. Proses ekspor pada umumnya adalah tindakan untuk mengeluarkan

barang atau komoditas dari dalam negeri untuk memasukannya ke negara lain. Ekspor barang

secara besar umumnya membutuhkan campur tangan dari bea cukai di negara pengirim maupun
penerima.
Ekspor adalah bagian penting dari perdagangan internasional. Penjualan barang oleh
eksportir keluar negeri dikenai berbagai ketentuan dan pembatasan serta syarat-syarat khusus
pada jenis komoditas tertentu termasuk cara penangan dan pengamanannya. Setiap negara
memiliki peraturan dan ketentuan perdagangan yang berbeda-beda. Tujuan eksportir adalah
untuk memperoleh keuntungan. Harga barang-barang yang diekspor tersebut di luar negeri lebih
mahal dibandingkan dengan di dalam negeri. Jika tidak lebih mahal, eksportir tidak tertarik
untuk mengekspor barang yang bersangkutan. Tanpa kondisi itu, kegiatan ekspor tidak akan
menghasilkan- keuntungan
Dengan adanya ekspor, pemerintah memperoleh pendapatan berupa devisa. Semakin
banyak ekspor semakin besar devisa yang diperoleh negara. Secara garis besar, barang-barang
yang diekspor oleh Indonesia terdiri atas dua macam, yaitu minyak bumi dan gas alam (migas)
dan nonmigas. Barang-barang yang termasuk migas antara lain minyak tanah, bensin, solar, dan
elpiji.
Adapun barang-barang yang termasuk nonmigas sebagai berikut :
 Hasil pertanian dan perkebunan. Contohnya, karet, kopi, dan kopra.
 Hasil laut terutama ikan dan kerang.

 Hasil industri. Contohnya kayu lapis, konfeksi, minyak kelapa sawit, meubel, bahan-bahan
kimia, pupuk, dan kertas.
 Hasil tambang nonmigas. Contohnya bijih nekel, bijih tembaga, dan batubara.

Impor
Banyak orang atau lembaga yang membeli barang dan luar negeri untuk dijual lagi di
dalam negeri. Kegiatan ini disebut dengan impor, dan orang atau lembaga yang melakukan impor
disebut importir. Impor adalah proses pembelian barang atau jasa asing dari suatu negara ke
negara lain.
Impor barang secara besar umumnya membutuhkan campur tangan dari bea cukai di
negara pengirim maupun penerima. Impor adalah bagian penting dari perdagangan internasional.
Jika perusahaan menjual produknya secara lokal, mereka dapat manfaat karena harga lebih
murah dan kualitas lebih tinggi dibandingkan pasokan dari dalam negeri. Impor juga sangat

dipengaruhi 2 faktor yakni, pajak dan kuota. Tingkat impor dipengaruhi oleh hambatan peraturan
perdagangan. Pemerintah mengenakan tarif (pajak) pada produk impor. Pajak itu biasanya
dibayar langsung oleh importir, yang kemudian akan membebankan kepada konsumen berupa
harga lebih tinggi dari produknya.
Demikianlah sebuah produk mungkin berharga terlalu tinggi dibandingkan produk yang
berasal dari dalam negeri. Ketika pemerintah asing menerapkan tarif, kemampuan perusahaan

asing untuk bersaing di Negara-negara itu dibatasi. Pemerintah juga dapat menerapkan kuota
pada produk impor, yang membatasi jumlah produk yang dapat dimpor. Jenis hambatan
perdagangan seperti ini bahkan lebih membatasi dibandingkan tarif, karena secara eskpilit
menetapkan batas jumlah yang dapat dimpor.
Importir melakukan kegiatan impor karena menginginkan laba. Kegiatan impor dilakukan
jika harga barang yang bersangkutan di luar negeri lebih murah. Harga yang lebih murah tersebut
karena antara lain:
 Negara penghasil mempunyai sumber daya alam yang lebih banyak,
 Negara penghasil bisa memproduksi barang dengan biaya yang lebih murah, dan
 Negara penghasil bisa memproduksi barang dengan jumlah yang lebih banyak.
Kegiatan impor mempunyai dampak positif dan negatif terhadap perekonomian dan
masyarakat. Untuk meliridungi produsen di dalam negeri, biasanya suatu negara membatasi
jumlah (kuota) impor. Selain untuk melindungi produsen dalam negeri, pembatasan impor juga
mempunyai dampak yang lebih luas terhadap perekonomian suatu negara.
Dampak positif pembatasan impor tersebut secara umum sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.


Menumbuhkan rasa cinta produksi dalam negeri.
Mengurangi keluamya devisa ke luar negeri.
Mengurangi ketergantungan terhadap barang-barang impor.
Memperkuat posisi neraca pembayaran.

Negara yang melakukan pembatasan impor juga menerima dampak yang tidak diinginkan.
Dampak negatifnya sebagai berikut:
1. Jika terjadi aksi balas-membalas kegiatan pembatasan kuota impor, maka perdagangan
internasional menjadi lesu. Dampak selanjutnya adalah, terganggunya pertumbuhan
perekonomian negara-negara yang bersangkutan.

2. Karena produsen dalam negeri merasa tidak mempunyai pesaing, mereka cenderung kurang
efisien dalam produksinya. Bahkan tidak hanya itu, produsen juga kurang tertantang untuk
meningkatkan mutu produksinya. Kegiatan pembatasan kuota impor oleh suatu negara dapat
mengakibatkan tindakan balasan bagi negara yang merasa dirugikan.

LATAR BELAKANG dan MANFAAT EKSPOR IMPOR
 Latar Belakang
Banyak faktor yang dapat memengaruhi perkembangan ekspor suatu negara. Faktorfaktor tersebut ada yang berasal dan dalam negeri maupun keadaan di luar negeri. Beberapa
faktor tersebut adalah sebagai berikut :

1) Kebijakan pemerintah di bidang perdagangan luar negeri
Apabila pemerintah memberikan kemudahan kepada para eksportir, eksportir terdorong
untuk meningkatkan ekspor. Kemudahan-kemudahan tersebut antara lain penyederhanaan

prosedur ekspor, penghapusan berbagai

biaya ekspor, pemberian fasilitas produksi barang-

barang ekspor, dan penyediaan sarana ekspor.
2) Keadaan pasar di luar negeri dalam negeri
Kekuatan permintaan dan penawaran dan berbagai negara dapat memengaruhi harga di
pasar dunia. Apabila jumlah barang yang diminta di pasar dunia lebih banyak dari pada jumlah
barang yang ditawarkan, maka harga cenderung naik. Keadaan ini akan mendorong para ekportir
untuk meningkatkan ekspornya
3) Kelincahan eksportir untuk memanfaatkan peluang pasar
Eksportir harus pandai mencari dan memanfaatkan peluang pasar. Dengan kepandaian
tersebut, mereka dapat memperoleh wilayah pemasaran yang luas. Oleh karena itu, para eksportir
harus ahli di bidang strategi pemasaran.
 Manfaat Ekspor
Untuk mengembangkan ekspor, pemerintah dapat menerapkan kebijakan-kebijakan

sebagai berikut :
1) Menambah macam barang ekspor
Misalnya, semula niengekspor kelapa sawit, sekarang mengekspor kelapa sawit dan
minyak kelapa sawit.
Adapun penganekaragaman honisontal berarti menambah macam barang yang diekspor dengan
barang yang tidak merupakan produk lanjutan dan barang lama.
2) Memberi fasilitas kepada produsen barang ekspor
Agar ekspor meningkat, pemenintah perlu membenikan fasilitas kepada produsen barang
ekspor. Misalnya, memperbanyak bahan produksi dengan harga murah. Jika harga bahan-bahan
yang digunakan untuk memproduksi barang ekspor murah, harga barang ekspor tersebut di
dalam negeri juga murah.
3) Mengendalikan harga produk ekspor di dalam negeri
Pemerintah meningkatkan ekspor dengan mengusahakan harga di dalam negeri lebih
murah. Cara yang ditempuh antara lain menekan laju inflasi dan menciptakan tingkat bunga
pinjaman yang nendah.
4) Menciptakan iklim usaha yang kondusif

Pemerintah mendorong peningkatan ekspor dengan memberikan kemudahan-kemudahan
misalnya penyederhanaan tata cara atau prosedur ekspor dan penurunan bea ekspor.
5) Menjaga kestabilan kurs valuta asing

Kestabilan kurs valuta asing mempermudah para pedagang internasional dalam meramal
nilai rupiah dan hasil ekspornya. Dengan kepastian nilai rupiah ini, para eksportir menjadi lebih
mudah dalam menentukan harga tawar menawar di pasar internasional. Keadaan ini
menghilangkan keraguan eksportir untuk melakukan perdagangan internasional.
6) Pembuatan perjanjian dagang internasional
Beberapa negara sering melakukan perjanjian dagang untuk memperoleh kepastian.
Perjanjian tersebut mencakup kesediaan masing-masing negara untuk menjadi pembeli atau
penjual suatu barang. Dengan peianjian ini, masing-masing negara memperoleh keuntungan
yaitu: penjual dapat mempunyai pasar yang pasti, dan pembeli dapat mempunyai penjual yang
pasti.
7) Peningkatan promosi dagang di luar negeri
Untuk mengenalkan produk dalam negeri di pasaran internasional, sering dilakukan
promosi dagang. Pelaksanaan promosi dapat berupa kegiatan pameran dagang, festival olah raga,
seni, maupun kegiatan laiñnya yang dapat berfungsi promosi. Promosi dagang tersebut dilakukan
oleh individu, lembaga swasta, maupun pemerintah.
Selain itu, pemerintah maupun Kamar Dagang dan Industri (KADIN) menangani promosi
dan pusat informasi dagang di luar negeri. Misalnya kantor-kantor pusat promosi dagang
Indonesia atau Indonesian Trade Promotion Centre (ITPC ) yang mengusahakan agar produkproduk Indonesia dikenal di luar negeri.
8) Penyuluhan kepada pelaku ekonomi
Untuk meningkatkan ekspor, pemerintah memberikan penyuluhan kepada pengusaha

kecil dan menengah tentang tata cara melakukan ekspor. Banyak produk masyarakat yang
diminati pembeli mancanegara, namun karena banyak pengusaha kecil dan menengah tidak
mengetahui bagaimana cara mengekspornya maka tidak diekspor produk tersebut
Kegiatan ekspor membawa banyak manfaat bagi masyarakat. Berikut ini beberapa
manfaat kegiatan ekspor sebagai berikut :
a. Memperluas Pasar bagi Produk Indonesia

Kegiatan ekspor merupakan salah satu cara untuk memasarkan produk Indonesia ke luar
negeri. Misalnya, pakaian batik merupakan salah satu produk Indonesia yang mulai dikenal oleh
masyarakat dunia. Apabila permintaan terhadap pakaian batik buatan Indonesia semakin
meningkat, pendapatan para produsen batik semakin besar.
Dengan demikian, kegiatan produksi batik di Indonesia akan semakin berkembang.
b. Menambah Devisa Negara
Perdagangan antarnegara memungkinkan eksportir Indonesia untuk menjual barang kepada
masyarakat luar negeri. Transaksi ini dapat menambah penerimaan devisa negara. Dengan
demikian, kekayaan negara bertambah karena devisa merupakan salah satu sumber penerimaan
negara.
c. Memperluas Lapangan Kerja
Kegiatan ekspor akan membuka lapangan kerja bagi masyarakat.
Dengan semakin luasnya pasar bagi produk Indonesia, kegiatan produksi di dalam negeri akan

meningkat. Semakin banyak pula tenaga kerja yang dibutuhkan sehingga lapangan kerja semakin
luas.

 Manfaat Impor
Kegiatan Impor juga Memiliki Manfaat seperti dibawah ini :
a. Memperoleh Barang dan Jasa yang Tidak Bisa Dihasilkan
Setiap negara memiliki sumber daya alam dan kemampuan sumber daya manusia yang
berbeda-beda. Misalnya, keadaan alam Indonesia tidak bisa menghasilkan gandum dan Amerika
tidak bisa menghasilkan kelapa sawit. Perdagangan antarnegara mampu mengatasi persoalan
tersebut. Perdagangan antarnegara memungkinkan Indonesia untuk memperoleh gandum dan
Amerika memperoleh minyak kelapa sawit.
Perdagangan antarnegara akan bisa mendatangkan barang-barang yang belum dapat
dihasilkan di dalam negeri. Misalnya Indonesia belum mampu memproduksi mesin-mesin berat.
Oleh karena itu, Indonesia melakukan perdagangan dengan Amerika, Jepang, Cina dan Korea
Selatan dalam pengadaan alat-alat tersebut.

b. Memperoleh Teknologi Modern
Proses produksi dapat dipermudah dengan adanya teknologi modern. Misalnya,
penggunaan mesin las pada pabrik perakitan sepeda motor. Mesin ini mempermudah proses
penyambungan kerangka motor. Contoh lainnya adalah mesin fotokopi laser. Mesin ini bisa

menggandakan dokumen dengan lebih cepat dan jelas.
Tingkat teknologi di negara kita umumnya masih sederhana. Pengembangan teknologi
masih lambat karena rendahnya kualitas sumber daya manusia. Untuk mendukung kegiatan
produksi, kita dapat mengimpor teknologi dari luar negeri.
Dalam perdagangan biasanya terjadi pertukaran informasi. Dari saling bertukar informasi
ini, Indonesia dapat belajar teknik produksi baru dan pemanfaatan teknologi modern.
c. Memperoleh Bahan Baku
Setiap kegiatan usaha pasti membutuhkan bahan baku. Untuk memproduksi mobil
dibutuhkan besi dan baja. Untuk memproduksi ember, mangkuk, dan kursi plastik dibutuhkan
plastik. Tidak semua bahan baku produksi tersebut dihasilkan di dalam negeri. Mungkin ada
yang diproduksi di dalam negeri, tetapi harganya lebih mahal. Pengusaha tentu lebih menyukai
bahan baku yang harganya lebih murah. Demi kelangsungan produksi, pengusaha harus menjaga
pasokan bahan bakunya. Salah satu caranya dengan mengimpor bahan baku dari luar negeri.

LEMBAGA-LEMBAGA PENDUKUNG EKSPOR IMPOR
1. Bank Indonesia
2. Bank Devisa
3. Departemen Perindustrian dan Perdagangan
4. Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral
5. Departemen Pertanian

6. Departemen Kehutanan
7. Perusahaan Pengurusan Jasa Kepabeanan (PPJK)
8. Badan Pusat Statistik
9. Badan Pengujian dan Standarisasi Mutu Barang
10. Asuransi Ekspor Impor Indonesia
11. BINTEX (Ex Bapeksta Keuangan), Depkeu
12. Dirjen Bea Cukai dan Departemen Keuangan
13. Perusahaan Bongkar Muat

14. Internasional Freight Forwarders
15. Perusahaan Angkutan Darat
16. Organisasi Angkutan Darat
17. PT. Kereta Api Indonesia
18. PT. Pelindo
19. Kepolisian RI
20. TNI AL
21. Perum Angkasa Pura
22. PT. Pos Indonesia
23. Perusahaan Penerbangan
24. Perusahaan Depo Peti Kemas
25. Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN)
26. Perusahaan Surveyor
27. Perusahaan Pemasok (supplier) dalam Negeri
28. Penjamin Asuransi
29. Commodities Exchange Board
30. Kantor Duta Besar Negara Asing
31. Gabungan Importir Nasional Indonesia (GINSI)
32. Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia (GPEI)
33. Gabungan Freight Forwarders Indonesia (GAFEKSI)
34. Direktorat Impor, Deperindag
35. Direktorat Ekspor Produk Pertanian dan Pertambangan
36. Departemen Perhubungan
37. Kesatuan Pengamanan Laut dan Perairan
38. Badan Pengembangan Ekspor Nasional
SYARAT MENJADI EKSPORTIR dan IMPORTIR
Eksportir :
1. Memiliki perusahaan berbadan hukum, dalam bentuk :
 CV (Commanditaire Vennotschap)
 Firma
 PT (Perseroan Terbatas)
 Persero (Perusahaan Perseroan)
 Perum (Perusahaan Umum)
 Perjan (Perusahaan Jawatan)
 Koperasi
2. Memiliki NPWP(Nomor Pokok Wajib Pajak)
3. Mempunyai salah satu izin yang dikeluarkan oleh Pemerintah seperti:
 Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dari Dinas Perdagangan
 Surat Izin Industri dari Dinas Perindustrian
 Izin Usaha Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) atau Penanaman Modal
Asing (PMA) yang dikeluarkan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
 Memiliki Angka Pengenal Ekspor (APE)
Eksportir dibedakan menjadi 2:

a. Eksportir Produsen, dengan syarat:
 Sebagai Eksportir Produsen dalam upaya memperoleh legalitasnya yang ditetapkan yaitu
dengan mengisi formulir isian yang disediakan oleh Dinas Perindag di Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota atau Propinsi, dan Instansi teknis yang terkait.
 Memiliki Izin Usaha Industri
 Memiliki NPWP
 Memberikan Laporan realisasi ekspor kepada Dinas Perindag atau instansi dan pejabat
yang ditunjuk (secara berkala setiap tiga bulan) yang disahkan oleh Bank Devisa dengan
melampirkan surat pernyataan seperti: tidak terlibat tunggakan pajak, tidak terlibat
tunggakan perbankan, dan tidak terlibat masalah kepabeanan.
b. Eksportir Bukan Produsen, dengan syarat:
 Sebagai Eksportir bukan Produsen untuk memperoleh legalitas sebaiknya memenuhi
persyaratan yang ditetapkan, yaitu mengisi formulir isian yang disediakan oleh Dinas
Perindag di Pemerintah daerah Kabupaten/Kota atau Propinsi dan Instansi teknis yang
terkait .
 Memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan.
 Memiliki NPWP.
 Memberikan laporan realisasi ekspor kepada Dinas Perindag atau instansi/pejabat yang
ditunjuk (setiap tiga bulan) yang disahkan oleh Bank Devisa dengan melampirkan surat
pernyataan seperti tidak terlibat tunggakan pajak, tidak terlibat tunggakan perbankan,
tidak terlibat masalah kepabeanan.
Importir :
1. Memiliki perusahaan berbadan hukum yang mempunyai akte pendirian perusahaan,
NPWP, SIUP, tanda daftar perusahaan, surat keterangan domisili perusahaan dan
dokumen dasar lainnya sebagai perusahaan.

2. Memiliki dokumen Angka Pengenal Impor (API), nomor registrasi importir dari
Departemen Perdagangan/Kementrian Perdagangan. API dibagi menjadi dua jenis:
a. Dokumen API untuk importir produsen (memiliki pabrik)
b. Dokumen API-U untuk importir umum yang biasanya hanya perusahaan dagang yang
mengimpor barang dan selanjutnya untuk dijual lagi ke pasar, tidak punya pabrik dan
bisnis pengolahan tertentu.
3. Memiliki Nomor Induk Kepabeanan (NIK) dan nomor surat registrasi yang didapat
setelah registrasi ke Bea Cukai. Proses registrasi itu meliputi pemeriksaan pembukuan
perusahaan, eksistensi dan auditibility-nya.
4. Izin dari instansi terkaitt, seperti impor bahan peledak memerlukan izin dari
Kementerian Pertahanan dan Polri.
Impor bahan makanan. memerlukan izin dari Balai Pengawasan Obat dan Makanan
(BPOM).
Sementara untuk bea masuk, harga berdasarkan atas Buku Tarif Kepabeanan Indonesia
2012. Bea masuk biasanya dikenakan berdasarkan jenis barang. Mulai dari minimal 0 persen
hingga maksimal 40 persen. Bea masuk tertinggi biasanya berupa barang mewah.

DATA EKSPOR IMPOR INDONESIA TAHUN 2010-2013

DAFTAR PUSTAKA
http://www.artikelsiana.com/2014/09/Kegiatan-Ekspor-Impor-Pengertian-TujuanManfaatnya.html
http://bunda-bisa.blogspot.com/2013/03/dokumen-yang-harus-dimilikiimportir.html

http://djpen.kemendag.go.id/app_frontend/contents/84-syarat-menjadi-eksportir

Siregar Baldric. 2005. Mekanisme Ekspor Impor. Yogyakarta. Akademi
Manajemen Perusahaan YKPN