Akibat Hukum Dari Suatu Perkawinan Yang Tidak Didaftarkan Menurut Undang-Undang Nomer 1 Tahun 1974..

AKIBAT HUKUM DARI SUATU PERKAWINAN YANG
TIDAK DIDAFTARKAN MENURUT UNDANG-UNDANG
NOMOR 1 TAHUN 1974
(SUATU KAJIAN LAPANGAN DI KECAMATAN KUTA ALAM
KOTA BANDA ACEH)

TESIS

Oleh :

JULIANI
NIM : 002111025

MAGISTER KENOTARIATAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2002
Juliani : Akibat Hukum Dari Suatu Perkawinan Yang Tidak Didaftarkan Menurut Undang-Undang…, 2002
USU Repository © 2007


INTISARI
AKIBAT HUKUM DARI SUATU PERKAWINAN YANG TIDAK DIDAFTARKAN
MENURUT UNDANG – UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974
(SUATU KAJIAN LAPANGAN DI KECAMATAN KUTA ALAM KOTA
BANDA ACEH)
Juliani*)
Rehngena Purba**)
T. Syamsul Bahri**)
Syahril Sofyan**)
Suatu perkawinan adalah sah bila mana dilakukan menurut hukum masing-masing agama
dan kepercayaannya. Disamping itu tiap-tiap perkawinan harus dicatat menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Tetapi masih juga terjadi perkawinan yang tidak didaftarkan atau
perkawinan yang dilangsungkan hanya dihadapan ulama atau pemuka agama saja di Kecamatan Kuta
Alam Kota Banda Aceh. Walaupun peraturan perundang-undangan memberikan sanksi kepada kedua
calon mempelai dan petugas agama yang melangsungkan perkawinan diluar prosedur Undangundang.
Untuk mengetahui jawaban permasalahan dilakukan penelitian di Kecamatan Kuta Alam
Kota Banda Aceh. Dengan mengambil responden pasangan suami isteri yang melakukan perkawinan
yang tidak didaftarkan. Dengan sampel 25 orang yang dipilih secara purposive yaitu 10 pasang
yang beragama Islam dan 15 pasang yang beragama non Islam dengan menggunakan pendekatan
yuridis sosiologis yang bersifat deskriptis analitis. Dari hasil penelitian diperoleh gambaran bahwa

faktor penyebab terjadinya perkawinan yang tidak didaftarkan karena: 1) pengaruh adat
istiadat; 2) prosedur yang lebih mudah; 3) adanya pemuka agama yang mau menikahkan; 4) anak dapat
diakui pada waktu pembuatan akta kelahiran; 5) tidak berjalannya sanksi bagi pelaku; 6) rendahnya
pengetahuan. Keabsahan den suatu perkawinan yang tidak didaftarkan menurut hukum agama
perkawinannya sah asal terpenuhinya syarat dan rukun nikah secara agama Islam yaitu adanya
mempelai, saksi, wali, mahar dan ijab qabul tetapi menurut hukum positif tidak diakui karena tidak
didaftarkan dan tidak bisa dibuktikan (tidak terpenuhinya ketentuan Undang-undang No 1 Tahun 1974

*)
**)

Mahasiswi
Magister
Kenotariatan
Pasca
Dosen Magister Kenotariatan Pasca Sarjana USU-Medan.

Sarjana

USU-Medan.


Juliani : Akibat Hukum Dari Suatu Perkawinan Yang Tidak Didaftarkan Menurut Undang-Undang…, 2002
USU Repository © 2007

yaitu pasal 2 ayat 2). Akibat hukum yang timbul terhadap anak dan harta bersama
dari perkawinan yang tidak didaftarkan adalah menurut hukum agama anak mempunyai
hubungan darah dengan orang tuanya tetapi menurut hukum positif anak berstatus anak luar
kawin dan bagi mereka yang beragama non Islam status anak juga dianggab anak luar kawin
sebelum orang tuanya mengakui didalam akta kelahiran atau sebelum orang tuanya
mendaftarkan perkawinan mereka sekaligus mengakui anak tersebut. Terhadap harta
bersama tidak dapat diterimanya pembagian harta bersama serta penuntutan harta
warisan dari bapak oleh anak yang lahir dari perkawinan yang tidak didaftarkan menurut
prosedur Undang-undang dan biasanya pembagian harta bersama dilakukan dengan
musyawarah atau secara kekeluargaan.
Untuk mengatasi terjadinya perkawinan yang tidak didaftarkan maka disarankan kepada
instansi yang berwenang disamping sanksi hukum yang telah ada perlu diperberat dan lebih
tegas dalam penjatuhan hukuman kepada pemuka agama yang tidak berwenang menikahkan.
Selanjutnya diharapkan kepada pihak pemerintah untuk meningkatkan penyuluhan hukum kepada
masyarakat mengenai tata cara perkawinan yang benar.
Kata kunci :


- Akibat hukum
- Perkawinan tidak didaftarkan

Juliani : Akibat Hukum Dari Suatu Perkawinan Yang Tidak Didaftarkan Menurut Undang-Undang…, 2002
USU Repository © 2007

ABSTRACT
LEGAL CONSEQUENCE OF UNREGISTERED MARRIAGE ACCORDING TO THE LAWS
NO. 1 IN 1974
(A FIELD REVIEW AT KUTA ALAM SUBREGENCY BANDA ACEH)
Juliani*)
Rengena Purba**)
T. Syamsul Bahri **)
Syahril Sofyan **)
A marriage is valid when it is carried out according to the consecutive religious and
belief laws. In addition, any marriage should be registered according to the prevailing
legislation. Nevertheless, there were still many marriages unregistered or those marriages that
were only carried in the presence of religious figures as occurred at Kuta Alam Subregeny of
Banda Aceh even though legislation rules sanction both bride and bridegroom and even the

religious authority who arrange a marriage out of the legal rules.
To find know the solution for such problems, a research was carried out at Kuta
Alam Sub regency of Banda Aceh by looking some pairs of h u s b a n d a n d w i f e w h o
a r r a n g e d t h e i r u n r e g i s t e r e d m a r r i a g e s f o r respondents. The respondents were sampled
using a purposive sampling covered 25 persons consisting of 10 pairs of Islamic unregistered
marriage, 15 pairs of non-Islamic unregistered marriage using juridical sociological method
and descriptive analysis.
From the result of research, it can be drawn that there were six causative factors
of unregistered marriage; 1). Effect of tradition and custom, 2) relatively easier procedures, 3) the
readiness of some religious figures to arrange such a marriage, 4) any child is only recognized
when clearing a birth decree, 5) there is no sanction on the conductors and 6) lack of knowledge.
Validation of any unregistered marriage according to the prevailing laws is acceptable provided
that the Islamic requirements of marriage are fulfilled such as; there are at least one bride and
bridegroom, witnesses, guardians, marriage gift and the sacred agreement, however these are all
unacceptable in positive laws because of these are unregistered and cannot be proven (the
Laws no. 1 year 1974 the article 2 (2) is not fulfilled. A legal consequence resulting from an
unregistered marriage on child and property is the status of child out of marriage and the child
cannot inheritance or claims any property

*)

**)

Student of Notary Magister of North Sumatra University Medan
Teaching Staff of Notary Magister of North Sumatra University Medan

Juliani : Akibat Hukum Dari Suatu Perkawinan Yang Tidak Didaftarkan Menurut Undang-Undang…, 2002
USU Repository © 2007

owned by his/her parents, however viewed in terms of positive laws, any child generated from out of
the valid marriage and even for those who have non-Islamic religious, the status of their children are also
considered to be out of the valid marriage until their parents recognized them in their individual decree of
birth or until their parents registered them whilst recognized them. For the property, sharing of the

property or inheritance is unacceptable by those children who are born out of the unregistered
marriages according to the Laws and it is always performed in a consensus or familiar ship manner
.
To prevent a possible recurrence of an unregistered marriage, it is suggested that
the existing institutions arrange a heavier sanction or punishment for those religious
figures who arrange the unregistered marriage. Furthermore, it is suggested that the
Government improves legal extension /promotion to the society especially related to the valid and

proper procedures of marriage arrangement.
Key words:

- Legal consequence
- Unregistered marriage

Juliani : Akibat Hukum Dari Suatu Perkawinan Yang Tidak Didaftarkan Menurut Undang-Undang…, 2002
USU Repository © 2007