Pemberian Pemakaian Adverbia dalam Bahasa Indonesia

54

RAGAM
Pemberian Pemakaian Adverbia dalam Bahasa Indonesia
Flancius Tampubolon
Staf Pengajar Jurusan Sastra Daerah Fakultas Sastra USU
Adverbia adalah
kata yang
memberi keterangan pada verba, adjektiva,
nomina, predikatif, atau kalimat. Adverbia
sebagai kategori harus dibedakan dari
keterangan sebagai fungsi kalimat.
Seandainya kita dihadapkan pada
fenomena-fenomena penggunaan bentuk
lingual secara teknis dapat dikelompokan
dalam jenis adverbia. Salah satu fenomena
itu adalah penggunaan bentuk adverbia
secara bijaksana. Misalnya ditemukan
tuturan berikut ini:
1. Secara bijaksana dia menjawab semua
pertanyaan peserta sidang.

2. Pak Lurah secara bijaksana mengemukakan
pendapatnya.
3. Paman berusaha mengatasi kemelut
keluarga itu secara bijaksana.
Timbul pertanyaan mengenai
tempat atau letak adverbia secara bijaksana
itu dalam susunan berurutan konstituen
tuturannya; maka pertanyaan itu dapat
berwujud demikian. Adakah maksud yang
berbeda dengan penggunaan adverbia
secara bijaksana yang berlainan itu, yaitu
penggunaan pada awal kalimat, sesudah
subjek kalimat, dan pada akhir kalimat?
Sekiranya unsur atau konstituen selain
adverbia secara bijaksana sama dengan
demikian ada kemiripan maksimal-apakah
kiranya maksud tuturan itu masih tetap
sama? Jadi, apakah maksud (1a) berikut
masih sama dengan (1b) dan (1c), maksud
tuturan (2b) dan (2c), dan maksud tuturan

(3a) berikutnya lagi masih sama pula
dengan tuturan (3b) dan (3c)? Untuk
menjelaskan di mana perbedaan masingmasing kalimat disebut dapat kita lihat dari
kalimat berikut dibawah ini:
(1a). Secara bijaksana dia menjawab
semua pertanyaan peserta sidang.
(1b). Dia secara bijaksana menjawab
semua pertanyaan peserta sidang.
(1c). Dia menjawab semua pertanyaan
peserta sidang secara bijaksana.

HISTORISME

(2a). Pak
Lurah
secara
bijaksana
mengemukakan pendapatnya.
(2b). Secara bijaksana Pak Lurah
mengemukakan pendapatnya.

(2c). Pak Lurah mengemukakan pendapatnya
secara bijaksana.
(3a). Paman berusaha mengatasi kemelut
keluarga itu seara bijaksana.
(3b). Secara bijaksana paman berusaha
mengatasi kemelut keluarga itu.
(3c). Paman secara bijaksana berusaha
mengatasi kemelut keluarga itu.
Dari kalimat-kalimat di atas
maksud penggunaanya dapat menduduki
posisi; adverbia bijaksana pada awal kalimat:
(1a), (2b), dan (3b), yang menduduki posisi
sesudah subjek pada kalimat (2a), dan (3c), dan
yang menduduki posisi pada akhir kalimat
pada kalimat (1c), (2c), dan (3a).
Di samping posisi masing-masing
yang dijelaskan seperti posisi adverbia pada
awal kalimat, posisi sesudah subjek dan
yang menduduki posisi pada akhir kalimat
maka dapat juga lihat adverbia yang

memberikan keterangan pada verba,
adjektiva, nomina predikatif, atau kalimat
seperti kalimat berikut ini: Saya ingin
lekas-lekas pulang, kata lekas-lekas adalah
adverbia yang menerangkan verba pulang;
pada kalimat: Orang itu sangat baik, kata
sangat adalah adverbia yang menerangkan
adjektiva baik. Demikian pula pada kalimat
Ayah saya hanya petani, kata hanya adalah
adverbia yang menerangkan nomina
predikatif petani. Dalam kalimat Sebaiknya
engkau datang, kata sebaiknya engkau
adalah adverbia yang menerangkan kalimat
engkau datang secara keseluruhan.
Jadi, dalam kalimat Ia datang
kemarin, kata kemarin berkategori nomina
(bukan adverbia), tetapi fungsinya adalah
keterangan waktu. Demikian juga dalam
kalimat, Orang itu sangat baik, kata sangat
berfungsi sebagai keterangan dan kebetulan

juga kategorinya adalah adverbia. Sehingga
adverbia sebagai kategori harus dibedakan
dari keterangan sebagai fungsi kalimat.

FLANCIUS TAMPUBOLON
Edisi No. 23/Tahun XI/Januari 2007
Universitas Sumatera Utara

55

ragam
Adverbia di dalam bahasa
Indonesia dapat diklasifikasikan dengan
mempertimbangkan: (1). Bentuk, (2).
Struktur sintaksis, dan (3). Maknanya.

1. Bentuk Adverbia
Adverbia dapat terdiri atas satu morfena
(monomorfemis) dan dapat pula terdiri atas
dua morfena atau lebih (polimorfemis).

Kata sangat adalah monomorfemis,
sedangkan sebaiknya adalah polimorfemis
(Se-baik-nya). Contoh berikut untuk
adverbia yang monomorfemis:
- Sangat
- Lebih
- Hanya
- Segera
Adverbia yang polimorfemis
melalui salah satu cara berikut: (a) dengan
mengulang kata dasar, (b) dengan
mengulang kata dasar dan menambah
sufiks-an, (c) dengan mengulang kata dasar
dan menambah gabungan afiks se-nya, (d)
dengan menambah gabungan afiks se-nya
kata dasar, (e) dengan menambah-nya pada
kata dasar. Contoh:
a. diam-diam
d. sebaiknya
lekas-lekas

sesungguhnya
pelan-pelan
sebenarnya
hati-hati
b. habis-habisan
e. agaknya
mati-matian
biasanya
mudah-mudahan
rupanya
c. setinggi-tingginya
sedalam-dalamnya
sekuat-kuatnya

2. Struktur Sintaksis Adverbia
Struktur sintaksis adverbia dapat
dilihat melalui dua segi yaitu, letak struktur
dan lingkup strukturnya. Dari segi letak
strukturnya dapat diamati perilaku adverbia
yang (a) senantiasa mendahului kata yang

diterangkan, (b) senantiasa mengikuti kata
yang diterangkan, dan (c) dapat mendahului
atau mengikuti kata yang diterangkan.
Contoh:
• Lebih tinggi
• Jelek benar
• Merah sekali
• Jangan lekas-lekas pulang
• Jangan pulang lekas-lekas
• Lekas-lekas dia pulang

HISTORISME

Dari segi lingkup strukturnya
dapat ditinjau medan jangkauan adverbia
yang terbatas pada satuan frasa dan
mencapai satuan kalimat. Adverbia yang
jangkauannya terbatas pada frasa terdapat
pada frasa adjektiva (a) frasa verba, (b)
frasa adverbial, (c) frasa nominal predikatif.

Contoh:
a. tinggi sekali
agak cantik
b. berlari (dengan) cepat
lekas-lekas pulang
c. tiba-tiba sekali
kurang serempak
d. hanya guru
hanya petani
Adverbia jenis a, b, dan d lebih tetap
letak strukturnya, tidak memiliki keleluasaan
untuk berpindah tempat, sedangkan adverbia
jenis c memiliki peluang untuk berada di awal
dan berada di belakang intinya. Adverbia
yang seperti itu daya jangkauannya hanya
sebatas ruang lingkup frasa saja.

3. Makna Adverbia
Makna adverbia dapat ditinjau
dalam kaitannya dengan unsur lain pada

suatu struktur (kaitan relasional). Makna
relasional adverbia dapat diamati pada
satuan frasa dan satuan klausa.
a. Makna Relasional pada Satuan Frasa
Terdapatnya adverbia yang secara
sistematis bergantungan pada satuan
leksikal lain; keberadaannya di dalam suatu
satuan frasa berkaitan dengan kontituen
lain. Keterkaitan itu merupakan hubungan
antara pewatas dan inti. Sebagai misal, pada
frasa sangat baik, kata baik adalah inti dan
sangat menjadi pewatasnya.
Adverbia yang jangkauannya
meliputi seluruh kalimat atau klausa tidak
terikat pada batas frasa. Adverbia itu
biasanya dapat berpindah tempat dalam
kalimat, seperti pada contoh yang berikut:
a. Biasanya dia pulang pukul lima
b. Dia biasanya pulang pukul lima
c. Dia pulang pukul lima biasanya


FLANCIUS TAMPUBOLON
Edisi No. 23/Tahun XI/Januari 2007
Universitas Sumatera Utara

56

RAGAM
Bentuk lain yang termasuk
adverbia jenis itu adalah sebenarnya,
sesungguhnya, agaknya, rupanya, seyogianya,
sebaiknya.
Ada dua macam adverbia pewatas:
pewatas adjektiva dan pewatas verba.
Adverbia pewatas adjektiva tidak dapat
berdiri sendiri sebagai satuan tunggal
pembentuk
kalimat.
Pemunculannya
senantiasa berkaitan dengan konstituen
intinya. Adverbia pewatas seperti sangat,
misalnya memerlukan adjektiva seperti
besar sebagai intinya: sangat besar.
Adverbia pewatas verba dapat merupakan
satuan tunggal pembentuk kalimat,
misalnya, sebagai jawaban singkat atas
suatu pertanyaan.
Adverbia pewatas adjektiva:
Agak
lebih
Begitu
sangat
Kurang
sekali
Adverbia pewatas verba:
Hampir
mungkin
Jarang
pernah
Kadang-kadang
selalu
Perhatikan bahwa dari kalimat 1a
berikut, kita dapat memakai
adverbia
seperti 1b sebagai jawaban. Akan tetapi
dari 2a kita tidak dapat
memperoleh
jawaban seperti pada 2b sebagai contoh
berikut ini:
1 a. apakah ia sering mengunjungi
pepustakaan?
b. sering
2 a. apa Tuti sangat cantik?
b. *sangat
b. Makna Relasional pada Satuan
Klausa
Sebagai salah satu unsur di dalam
suatu klausa, adverbia cara adalah adverbia
yang memiliki makna relasional itu. Dasar
pemakaiannya adalah jenis pertanyaan yang
memunculkan adverbia yang bersangkutan.
Pertanyaan yang diawali dengan
kata bagaimana mengundang tampilnya
adverbia cara. Dengan demikian maka
adverbia cara mengacu pada caranya suatu
perbuatan dilakukan. Adverbia jenis itu
berupa 1. bentuk reduplikasi adjektiva, 2.

HISTORISME

bentuk reduplikasi dengan-an, 3. bentuk
reduplikasi dengan se + nya.
1. Adverbia Cara Bentuk Ulang dan Frasa
Adverbial
Adverbia cara yang memakai
reduplikasi
menyatakan makna cara
melakukan suatu perbuatan. Adverbia jenis
itu pada awalnya dibentuk dengan
mengulang kata dasar berupa adjektiva.
Sebagai adverbia cara jenis itu dapat diganti
dengan kontruksi preporsional dengan +
adjektiva, menjadi frasa adverbial.
Seperti dilihat pada contoh di bawah ini:
1 a. Dibayar dengan mahal: dibayar mahalmahal
b. Berlari dengan cepat: berlari dengan cepatcepat
c. Berteriak dengan keras: berteriak keraskeras
2 a. Meloncat *dengan tinggi: meloncat
tinggi-tinggi
b. *dengan jelas bersalah: jelas-jelas
bersalah
3. a. Datang (dengan) segera: datang
*segera-segera
b. Tahu (dengan) pasti: tahu *pasti-pasti
c. Menunggu
(dengan)
gelisah:
menunggu *gelisah-gelisah
2. Adverbia Cara Bentuk Ulang dengan-an
Adverbia cara yang memakai
reduplikasi dengan-an menyatakan cara
yang dilakukan sampai titik yang paling
tuntas. Bentuk reduplikasi ini ada yang
tanpa didahului konstituen apa-apa, dan ada
pula yang dapat didahului konstituen
sehingga menjadi frasa adverbial. Seperti
dapat dilihat pada contoh di bawah ini:
1. Mereka berjuang mati-matian
2. Dia dikritik habis-habisan
3. Pesta itu dirayakan (secara) besarbesaran
4. Ayah saya berdagang (secara)
kecil-kecilan.
3. Adverbia Cara Bentuk Ulang dengan +
nya
Reduplikasi
yang
dimaksud
menyatakan kemungkinan dengan derajat
yang paling ekstrim, dan lazimnya dapat

FLANCIUS TAMPUBOLON
Edisi No. 23/Tahun XI/Januari 2007
Universitas Sumatera Utara

57

ragam
berdistribusi paralel dengan kontruksi se +
adjektiva + mungkin.
1. Serendah-rendahnya: serendah mungkin
2. Setinggi-tingginya: setinggi mungkin
3. Secepat-cepatnya: secepat mungkin
4. Sejauh-jauhnya: sejauh mungkin.

Kesimpulan

Dalam pemakaiannya dapat kita
melihat pemerian adverbia pada kalimat di
bawah ini secara keseluruhan yang masingmasing posisinya berada di awal kalimat, di
tengah kalimat, dan di akhir kalimat:
1 a. Sebaiknya kita berfikir dahulu
sebelum melakukan sesuatu.
b. Kita sebaiknya berfikir dahulu
sebelum melakukan sesuatu.
c. Sebelum melakukan sesuatu kita
berfikir dahulu sebaiknya.
2 a. Mudah-mudahan dengan bekerja
keras apa yang dilakukan PT Lapindo
mengenai umpur panas dapat
tercapai.
b. Apa yang dilakukan PT Lapindo
mudah-mudahan
dapat
tercapai
dengan bekerja keras mengenai
lumpur panas.
c. Dengan bekerja keras yang dilakukan
PT Lapindo menangani lumpur panas
mudah-mudahan dapat tercapai.
3 a. Dengan segera Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono memerintahkan
kepada PT Lapindo membuang
lumpur panas ke laut.
b. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
memerintahkan
dengan
segera
kepada PT Lapindo membuang
lumpur panas ke laut.
c. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
memerintahkan kepada PT Lapindo
membuang lumpur panas dengan
segera ke laut.
4 a. Biasanya dia pergi bekerja pukul
07.00 pagi.
b. Dia pergi bekerja biasanya pukul
07.00 pagi.
c. Pukul 07.00 pagi dia pergi bekerja
biasanya.
5 a. Dia hati-hati dia menaiki tangga.
b. Dia dengan hati-hati menaiki tangga.
c. Dia menaiki tangga dengan hati-hati.



HISTORISME











Adverbia adalah kata yang memberi
keterangan pada verba, adjektiva,
nomina, predikatif atau kalimat.
Adverbia sebagai kategori harus
dibedakan dari keterangannya sebagai
fungsi kalimat.
Adverbia di dalam bahasa Indonesia
dapat
diklasifikasikan
dengan
mempertimbangkan dari segi 1. bentuk,
2. struktur sintaksis, dan 3. maknanya.
Ditinjau dari bentuk adverbia dapat
terdiri dari atas satu morfem
(monomorfemis) dan terdiri atas dua
morfem atau lebih (polymorfemis).
Adverbia dapat dibentuk dari kata
dasar, dengan mengulang kata dasar,
dengan mengulang kata dasar dan
menambah sufiks /-an/, dengan
mengulang
kata
dasar
denang
menambah gabungan afiks /se…nya/
pada kata dasar dan dengan menambah
/-nya/ pada kata dasar.
Makna relasional adverbia dapat
diamati pada satuan frasa dan satuan
klausa.
Pemberian pemakaian adverbia dalam
kalimat bahasa Indonesia ditinjau dari
letak posisinya berada di awal kalimat,
di tengah kalimat, dan di akhir kalimat.

Daftar Pustaka
Depdikbud, 1992. Tata Bahasa Baku Bahasa
Indonesia Peran Balai Pustaka
Indosiar, Minggu, 08-10-2006. Berita Siang
Metro TV, Minggu, 08-10-2006. Berita
Siang.
TPI, Selasa, 03-10-2006. Berita Malam.
RCTI, Selasa, 03-10-2006. Berita Siang.
Sudaryanto, 1988. Metode Linguistik Bagian
Kedua Metode dan Aneka Teknik
Pengumpulan Data, Yogyakarta: Gajah
Mada University Press.
........... , 1992. Metode Linguistik Kearah
Memahami
Metode
Linguistik,
Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.

FLANCIUS TAMPUBOLON
Edisi No. 23/Tahun XI/Januari 2007
Universitas Sumatera Utara