PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak terlepas dari ilmu fisika,
dimulaidari yang ada dari diri kita sendiri seperti gerak yang kita lakukan setiap saat,energi yang kita pergunakan setiap hari sampai pada sesuatu yang berada
diluar diri kita, seperti yang ada dilingkungan kita. Dalam jenjang perguruan tinggi, seorang mahasiswa diharapkan tidak hanya mengikuti perkuliahan dengan
baik, namun lebih dari itu juga dituntut untuk mendalami dan menguasai disiplin ilmu yang dipelajarinya sehingga nantinya akan menghasilkan sarjana-sarjana
yang berkualitas dan mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata dan bermanfaat bagi masyarakat.
Tugas yang diberikan kepada mahasiswa tidak akan dikuasai sempurna tanpa adanya praktek-praktek yang merupakan salah satu sarana yang baik untuk
menguasai ilmu sekaligus mempraktekannya. Demikian juga dengan praktikum Fisika Dasar I ini. Dengan latar belakang itulah, maka kami mahasiswa
matematika 1 semester I diberi tugas praktikum mata kuliah Fisika Dasar tentang Elastisitas yang dilaksanakan di Laboratorium Fisika dibawah bimbingan dosen
dan team asisten pembantu dosen.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari pada percobaan kali ini adalah yaitu: 1.
Dapat memahami Hooke mengenai elastisitas dari bahan kerja. 2.
Dapat menentukan konstanta pegas dari pegas dan membandingkan nilai konstanta yang diperoleh dari metode grafik dengan persamaan hukum Hooke.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Elastisitas
Elastis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti mudah berubah bentuknya dan mudah kembali ke bentuk asal.
Elastisitas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah keadaan elastis. Elastisitas adalah kemampuan suatu benda
untuk kembali ke bentuk semula ketika gaya luar yang diberikan kepada benda tersebut dihilangkan. Perubahan bentuk tersebut
dapat berupa pertambahan atau pengurangan panjang. Bueche, 2006
B. Benda Elastis dan Benda Plastis
Bahan elastis ialah bahan yang mudah diregankan serta selalu cenderung pulih ke keadaan semula, dengan mengenakan
gaya reaksi elastis atas gaya tegangan yang meregangkannya. Pada hakikatnya semua bahan memiliki sifat elastismeskipun
boleh jadi amat sukar direnggangkan. Jika gaya diberikan pada benda elastis, benda tersebut
mampu kembali ke bentuk semula. Sifat dari benda elastis adalah lentur, fleksibel, dapat mengikuti bentuk dan tidak getas.
Sedangkan jika gaya diberikan pada benda plastis, benda tersebut tidak akan kembali ke bentuk semula. Sifat dari benda
plastis adalah getar, keras namun relatif mudah hancur dibanding benda pejal atau solid. Soedojo, 2004
C. Tegangan dan Regangan
Hubungan antara setiap jenis tegangan dengan regangan yang bersangkutan penting peranannnya dalam cabang fisika
yang disebut teori elastisitas pada ilmu kekuatan bahan dibidang
engineering. Apabila suatu jenis tegangan dilukiskan grafiknya terhadap regangannya, akan ternyata bahawa diagram tegangan
– regangan yang kita peroleh berbeda – beda bentuknyamenurut jenis bahannya. Dua bahan yang termasuk jenis bahan yang
sangat penting dalam ilmu dan teknologi dewasa ini ialah logam dan karet yang divulkanisir.
Gambar1.1 Sebuah diagram tegangan – regangan suatu logam kenyal yang menderita tarikan. Bahkan di antara logam – logam,
perbedaan tersebut sangatlah luasnya. Gambar 1.1 memperlihatkan sederhana dan regangannya menunjukkan
prosentase perpanjangan. Di bagian awal kurva sampai regangan yang kurang dari 1 , tegangan dan regangan adalah proporsional sampai titik a batas
proporsionalnya tercapai. Menurut Hooke regangan sebanding dengan
tegangannya, dimana yang dimaksud dengan regangan adalah prosentase perubahan dimensi. Tegangan ialah gaya yang
menegangkan persatuan luas penampang yang dikenainya. Kita kenal 3 macam regangan, yakni regangan panjang, regangan
volum, dan regangan sudut. Zemansky, 1982 Ada tiga macam gerangan yaitu regangan
panjang, regangan volum dan regangan, dan regangan sudut. 1.
Regangan Panjang Dengan panjang semula sewaktu tiada regangan, 1
, dan penambahan panjang Δ 1 akibat tegangan, regangannya
diberikan oleh Δ 11 , sedangkan jikalau luas penampangnya A
dan gaya tegangan yang meregangkan ialah W, maka tegangannya adalah WA. Berdasarkan hukum Hook ditulis:
YΔ 11 = WA
Dengan tetapan pembanding lurus Y yang dinamakan modulus elastisitas Young.
2. Regangan Volum
Sudah tentu regangan volum yang dimaksud bukan penambahan volum melainkan pengerutan volum akibat
penekanan.
Untuk itu menurut hukum Hook kita dapat menulis: B-Δ VV
= P Dengan B ialah apa yang disebut modulus ketegaran
modulus of rigidity yang besarnya kurang lebih 13 modulus Young.
3. Regangan Sudut
Yang dimaksud dengan regangan sudut atau regangan luncuran sesudut ф ialah deformasi, yakni perubahan bentuk
yang berkaitan dengan sudut luncuran. Berbeda dengan tegangan ataupun tekanan yang arahnya tegak lurus permukaan
yang dikenainya, maka gaya luncuran F adalah pada arah meluncur sepanjang permukaan yang mengakibatkan timbulnya
sudut luncuran. Sejalan dengan regangan-regangan lain, menurutkan hukum Hook, kita dapat menulis :
Mф = FA Dengan A ialah luas`permukaan yang dikenai gaya luncuran dan
M adalah apa yang dinamakan modulus luncuranShear Modulus. Soedojo, 2004
D. Modulus Elastisitas