2. Koding, merupakan tahap dimana jawaban responden diklasifikasikan menurut jenis jawaban dengan jalan memberi kode bagi tiap-tiap data yang
termasuk dalam ketegori yang sama. 3. Setelah melakukan pengkodingan, selanjutnya data diolah dan dianalisis
dengan menggunakan bantuan program komputer. Dalam penelitian ini pengolahan data dilakukan dengan mempergunakan bantuan program
pengolah data statistik, yaitu SPSS 13.0.
I. Teknik Analisis Data
Menurut Singarimbun dan Effendi 1987, analisis data adalah menyederhanakan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan sesuai
dengan tipe penelitian yang digunakan. Analisis ini diambil dari data yang diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner, wawancara, observasi, dan
dokumentasi yang didapat dari penelitian. Setelah semua data diolah, data kemudian disusun sedemikian rupa sehingga memudahkan analisisnya. Di dalam
penelitian ini analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, yang dibantu dengan tabel distribusi tunggal. Teknik analisis data dilakukan dengan cara
memasukkan data yang diperoleh dari lapangan ke dalam tabel distribusi tunggal, kemudian diinterprestasikan dengan menggunakan susunan kata diperkuat oleh
data hasil observasi di lokasi penelitian dan kalimat bermakna secara sistematis sebagai jawaban atas permasalahan yang diteliti.
IV . GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Singkat Kota Metro
Cikal bakal atau embrio Kota Metro bermula dengan didatangkannya para kolonis oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1934 dan 1935. Pada zaman
Pemerintahan Belanda, Kota Metro masih merupakan hutan belantara yang merupakan bagian dari wilayah Marga Nuban, yang kemudian dibuka oleh para
kolonis pada tahun 1936. Kemudian dibangunlah sebuah Induk Desa baru yang diberi nama Trimurjo. Daerah kolonisasi ini semula termasuk dalam Kawedanan
Sukadana, yaitu Marga Unyi dan Buay Nuban. Berdasarkan Keputusan Rapat Dewan Marga tanggal 17 Mei 1937, daerah kolonisasi ini dipisahkan dari
hubungan marga, dan pada hari Rabu 9 Juni 1937, nama desa Trimurjo diganti dengan nama Metro. Karena perkembangan penduduknya yang pesat, maka Metro
dijadikan sebagai tempat kedudukan Asisten Wedana dan Pusat Pemerintah Order District Metro. Kemudian terbentuklah Keasistenan Wedana Metro atau
Kecamatan Metro yang membawahi 17 desa, yaitu Metro, Ganjar Agung, Yosodadi, Hadimulyo, Banjarsari, Purwosari, Karangrejo, Mulyojati, Tejosari,
Margorejo, Rejomulyo, Sumbersari, Kibang, Margototo, Margajaya, Sumberagung, dan Purwosembodo. Asisten Wedana Camat yang pertama adalah
Raden Mas Sudarto.