Hasil Cakupan KB Hasil Cakupan Peningkatan Gizi

B. Hasil Cakupan KB

Tujuan jangka panjang program KB adalah menurunkan angka kelahiran dan meningkatkan kesehatan ibu sehingga di dalam keluarganya akan berkembang Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera NKKBS. Ruang lingkup kegiatan ; 1. Mengadakan penyuluhan KB, baik di Puskesmas maupun di masyarakat pada saat kunjungan rumah, Posyandu, pertemuan dengan kelompok PKK, dasa wisma dan sebagainya. Termasuk dalam kegiatan penyuluhan ini adalah konseling untuk PUS. 2. Penyediaan dan pemasangan alat-alat kontrasepsi, memberikan pelayanan pengobatan efek samping KB. Dari hasil pendataan yang dilakukan akhir Desember 2007 menunjukkan bahwa Jumlah Pus 2959, cakupan pelayanan Akseptor KB bedasarkan jenis alat kontrasepsi dapat dilihat pada table 19, pelayanan KB masih perlu ditingkatkan olehnya itu perlu kerjasama dengan lintas program dan lintas sektoral dengan cara :Mengadakan kursus keluarga berencana untuk para dukun bersalin. Dukun diharapkan dapat bekerja sama dengan Puskesmas dan bersedia menjadi motivator KB untuk ibu-ibu yang mencari pertolongan pelayanan dukun. Kegiatan KB di puskesmas diintegrasikan ke dalam program KIA. Profil Kesehatan Puskesmas Matakali Tahun 2007

C. Hasil Cakupan Pemberantasan Penyakit Menular P

2 M Tujuan P2M adalah menemukan kasus penyakit menular sedini mungkin, dan mengurangi berbagai faktor resiko lingkungan masyarakat yang memudahkan terjadinya penyebaran penyakit menular di suatu wilayah, memberikan proteksi khusus kepada kelompok masyarakat tertentu agar terhindar dari penularan penyakit. Secara umum penyakit menular yang masih endemis di Indonesia adalah TBC, kolera, thypus abdominalis, demam berdarah, malaria, frambusia, filariasis, poliomyelitis, batuk rejan dan cacingan. Lebih khusus untuk Puskesmas Matakali, penyakit yang masih endemis adalah ;

1. Penyakit Menular bersumber pada binatang Zonosis Disease a. Rabies

Penyakit ini menular melalui gigitan hewan penular rabies anjing, kucing, kera dan hewan lainnya Penyakit Rabies ini adalah penyakit yang memiliki IR yang rendah tetapi memiliki CFR Case Fatality Rate yang tinggi sehingga penyakit ini sangat berbahaya bila tidak segera diatasi. Dari Pengelolah program Rabies Puskesmas Matakali pada tahun 2007 ditemukan adanya penderita yang digigit hewan penular Rabies.namun Penderita Positif Rabies Tidak ada

b. Malaria

Profil Kesehatan Puskesmas Matakali Tahun 2007 Malaria adalah penyakit menular dan menyerang semua golongan umur yaitu bayi, anak-anak dan dewasa. yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Setiap tahun terdapat 300-500 juta kasus malaria di dunia dan penyebab 1 juta kematian anak. Didaerah yang terjangkit malaria dapat menjadi penyebab utama kematian dan penghambat pertumbuhan anak. Di Indonesia , angka penderita Malaria cukup tinggi, mencapai 70 juta atau 35 dari penduduk Indonesia. Dimasa yang akan datang , penderita malaria akan meningkat akibat mobilitas penduduk yang relative cepat, perubahan lingkungan antara lain karena pembagunan wilayah yang kurang memperhatikan aspek kualitas lingkungan. Jumlah penderita dapat dilihat pada tabel 10 Beberapa langkah-langkah yang ditempuh baik upaya pencegahan maupun penanggulangan melalui penyuluhan dan abatisasi.

c. Demam Berdarah Dengue Dengue fever

Penyakit Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit memiliki kasus yang rendah namun memiliki CFR yang tinggi. Lokasi yang paling sering mewabah adalah daerah yang berpenduduk padat dengan sanitasi yang buruk. Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang menular yang sifatnya akut dan disebabkan oleh virus dengue, yang ditularkan melalui perantaraan vector nyamuk Aedes Aegypti. Profil Kesehatan Puskesmas Matakali Tahun 2007 Angka CFR yang tinggi dari penyakit ini sehingga dengan 1 penderita saja yang meninggal dinyatakan KLB. Sepanjang Januari sampai Desember 2007 jumlah penderita DBD di wilayah kecamatan Matakali adalah 0 kasus Upaya untuk mengatasi hal ini dilakukan Abatesasi dan pemantauan jentik berkala.

d. Filariasis

Filariasis atau penyakit kaki gajah penularannya melalui nyamuk sebagai vektor. Endemik pada sebagian besar daerah panas lembab di dunia. Tingginya prevalensi tergantung kepada besarnya infeksi dari reservoir dan vector yang berlebihan. Berdasarakan hasil pendataan dan pengobatan massal Pencegahan penyakit Filariasis jumlah cakupan pengobatan sebanyak 96 , Penderita penyakit Filariasis tidak ada kasus baru pada tahun 2007.

2. Penyakit Menular langsung Direct Communicable Disease a. Diare

Penyakit diare adalah penyakit yang disebabkan antara lain vibrio, “E.Choli”, klostridia dan intoksikasi keracunan makanan. Merupakan penyakit yang mudah menular dan sering menimbulkan wabah penyakit terutama pada awal musim penghujan. Profil Kesehatan Puskesmas Matakali Tahun 2007 Lingkungan yang terkendali, akibat sikap hidup dan perilaku masyarakat yang baik akan dapat menekan berkembangnya masalah kesehatan. Dalam tahun terakhir 2007 didapati jumlah penderita diare adalah 561 kasus, menurun dibandingkan tahun 2006 .

b. Kusta Lepra

Penyakit Kusta adalah penyakit menular cronis dan disebabkan oleh kuman kusta mycobacterium leprae yang menyerang saraf tepi, kulit dan jaringan tubuh lainnya. Sepanjang Tahun 2007 ditemukan penderita Kusta Type MB 2 penderita dan PB 1 penderita dengan status pengobatan tuntas. Lihat tabel 11

c. Typhoid

Penyakit Typhoid merupakan penyakit yang menyerang system pencernaan manusia. Penyakit ini dapat ditularkan melalui air dengan lingkungan yang tercemar. Oleh karena itu sering mewabah pada daerah yang sulit mendapatkan air bersih untuk dikomsumsi masyarakat. Berdasarkan data bahwa jumlah penderita Tifoid di Kecamatan Matakali tahun 2007 sebanyak 17 penderita. Menurun dibandingkan tahun sebelumnya

d. ISPA Infeksi Saluran Pernafasan Akut

Profil Kesehatan Puskesmas Matakali Tahun 2007 Infeksi Saluran Pernafasan Akut atau yang lebih dikenal dengan ISPA lebih banyak mengenai kelompok usia muda yang rawan khususnya Bayi dan Anak Balita. Dalam program ISPA Penyakit ini digolongkan menjadi tiga, Bukan Pneumonia, Pneumonia dan Pneumonia berat. Di dunia, Infeksi Saluran Pernafasan Akut ISPA jadi penyebab kematian dari 2 Juta Anak Balita pada tahun 2000. Di Indonesia , ISPA merupakan penyebab 36,4 kematian bayi tahun 1992 dan 32,1 kematian bayi pada tahun 1995, serta penyebab 18,2 kematian pada balita tahun 1992 dan 38,8 tahun 1995. Berdasarkan data dari P2M program ISPA tahun 2007 Puskesmas Matakali Cakupan penderita ISPA bukan pneumoni 2195 kasus, pneumoni 0 dan pneumoni berat 0 . Penyakit ini ditimbulkan terutama perumahan yang tidak layak, polusi udara sehingga memungkinkan penularan penyakit ini. Dan faktor resiko lainnya seperti; Gizi kurang, Status Imunisasi yang tidak lengkap, Menbedung Anak, Pemberian ASI tidakkurang Memadai, Riwayat penyakit cronis, dan Orang tua perokok.

e. Tubercolusis TB

Penyakit Tuberkulosis disebabkan oleh kuman tuberculosis dengan gejala khas. Pada umumnya diderita oleh masyarakat yang berpenghasilan rendah dan menyerang kelompok usia produktif 15 tahun keatas. Profil Kesehatan Puskesmas Matakali Tahun 2007 Penyakit memiliki daya tular yang tinggi dan untuk mengetahuinya dideteksi melalui pemeriksaan dahak di laboratorium terhadap kuman BTA positif. Indikator yang digunakan dalam Progam TB diantaranya ; Proporsi Suspek yang diperiksa dahaknya, Angka konversi Conversion Rate, Angka Kesembuhan Cure Rate dan Angka Kesalahan Baca Error Rate. Adapun CDR : sebesar 24, 7 dari 70 target, sedangkan Cure Rate : 100 dari 85 target. Fenomena yang terjadi pada penyakit TBC ini dikenal dengan istilah Ice Berg Phenomena , dimana jumlah penderita yang tidak terlaporkan muncul lebih banyak dari pada yang terlaporkan, sehingga memerlukan perhatian khusus dalam upaya penemuan kasus. Dari bulan Januari – Desember tahun 2007 peningkatan angka kesembuhan penderita 80 ,Persentase cakupan BTA Positif 29 dan angka penemuan klinis 21

3. Penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi

Ada tujuh penyakit infeksi pada anak-anak yang dapat menyebabkan kematian atau cacad, walaupun sebagian anak dapat bertahan dan menjadi kebal. Ketujuh penyakit tersebut adalah Poliomyelitis kelumpuhan, Campak measles, Difteri indrak, Pertusis batuk rejan ; batuk seratus hari, Tetanus, Tuberculosis TBC, Hepatitis –B. 1. Poliomyelitis Profil Kesehatan Puskesmas Matakali Tahun 2007 Penyakit ini adalah merupakan suatu infeksi menular yang terutama mengenai dan merusak sel-sel motorik dikurno anterior medulla spinalis dan inti motorik batang otak sehingga menimbulkan kelumpuhan dan atrofi otot.Dan sepanjang tahun 2007 tidak di temukan adanya kasus poliomyelitis di wialayah puskesmas Matakali. 2. Campak Ialah infeksi akut menular yang disebabkan oleh virus. Terutama mengenai anak umur 6 bulan – 5 tahun.,dan tidak ada kasus penyakit campak di wilayah Puskesmas Matakali. Dapat dilihat pada table 13 3. Diftheri Ialah suatu penyakit infeksi mendadak yang disebabkan oleh kuman Corynebacterium Diftheriae. Sangat mudah menular terutama mengenai anak-anak umur 2 bulan – 5 tahun. 4. Pertusis Adalah penyakit saluran nafas yang disebabkan oleh Bordetella Pertusis. Nama lain penyakit ini adalah tussis quinta, whooping cough, batuk rejan, batuk seratus hari. 5. Tetanus Adalah penyakit toksemia akut yang disebabkan oleh Clostridium Tetani yang mengeluarkan eksotoksin. Seperti halnya penyakit Profil Kesehatan Puskesmas Matakali Tahun 2007 Rabies, Penyakit tetanus juga memiliki kasus yang jarang namun mempunyai CFR yang tinggi. 6. TBC Tuberkulosis anak masih merupakan problema yang kompleks terutama di Negara yang sedang berkembang. Morbiditas tuberculosis anak merupakan parameter daripada berhasil atau tidaknya pemberantasan tuberculosis di suatu daerah atau suatu Negara. 7. Hepatitis-B Ialah penyakit infeksi akut dengan gejala utama berhubungan erat dengan adanya nekrosis pada hati. Berdasarkan laporan P 2 Surveylans Puskesmas Matakali akhir Desember 2007 belum pernah dilaporkan adanya ketujuh macam penyakit tersebut di atas.

D. Hasil Cakupan Peningkatan Gizi

Masalah gizi masih cukup rawan di beberapa wilayah Indonesia, tidak terkecuali wilayah kerja Puskesmas Matakali. Penyebab langsung adalah komsumsi zat gizi kurang dan infeksi penyakit. Sedangkan penyebab tidak langsung yaitu ketersediaan pangan ditingkat rumah tangga, asuhan Ibu dan anak serta pelayanan kesehatan. Disisi lain yang menjadi penyebab utama yakni, kemiskinan , pendidikan, ketersediaan pangan, kesempatan kerja. Puskesmas harus mengatasi masalah gizi, khususnya pada kelompok ibu hamil dan balita, terutama setelah paska krisis multi dimensi tahun 1998. Profil Kesehatan Puskesmas Matakali Tahun 2007 Tujuan Upaya Peningkatan Gizi di Puskesmas yaitu meningkatkan status gizi masyarakat melalui usaha pemantauan status gizi kelompok-kelompok masyarakat yang mempunyai risiko tinggi ibu hamil dan balita, pemberian makanan tambahan PMT baik yang bersifat penyuluhan maupun pemulihan. Ruang lingkup kegiatan : 1. Menimbang berat badan Balita untuk memantau pertumbuhan anak. Dilakukan secara rutin setiap bulan, baik di Puskesmas maupun di Pos timbangPosyandu. 2. Pemeriksaan HB dan BB pada ibu hamil secara rutin. Kunjungan ibu hamil ke Puskesmas untuk ANC dilakukan minimal 4 kali sepanjang kehamilannya. 3. Pemberian Makanan Tambahan PMT untuk balita yang kurang gizi. PMT penyuluhan pemberian makanan tambahan dilakukan melalui demonstrasi pemilihan bahan makanan yang bergizi dan cara memasaknya. PMT pemulihan dilakukan melalui pemberian makanan yang sifatnya suplementasi Vitamin A, Sulfas Ferrosus, Susu dan sebagainya. 4. Memberikan penyuluhan gizi kepada masyarakat. Kegiatan gizi diintegrasikan ke dalam program KIA baik di gedung Puskesmas maupun di Posyandu. 5. Pembagian vitamin A untuk Balita 2 x setahun, suplemen tablet besi sulfas ferrosus untuk ibu hamil yang datang ke puskesmas untuk ANC dan pemberian obat cacing untuk anak yang kurang gizi karena gangguan parasit cacing. Profil Kesehatan Puskesmas Matakali Tahun 2007 Target program perbaikan gizi telah ditetapkan meliputi, Cakupan distribusi Vitamin A, cakupan Fe, Kapsul Yodium. 1 Cakupan distribusi Vitamin A a Ibu Nifas Target Cakupan Distribusi Vitamin A tahun 2007 pada Bufas adalah 100 , sedangkan cakupan distribusi Vitamin A pada ibu nifas pada bulan agustus tahun 2007 adalah 100 . b Balita Cakupan pemberian Vitamin A kepada anak Balita di Kec. Matakali pada bulan Pebruari adalah 100 dan bulan Agustus tahun 2007 adalah 100 . Melihat cakupan tersebut maka pada bulan September tahun 2007 diadakan sweeping pemberian Vitamin A kepada Balita dan hasil yang dicapai adalah 100. 2 Cakupan Tablet Fe Target pemberian tablet Fe 3 pada Bumil 90 , sedangkan pencapaian Puskesmas Matakali baru berkisar 83,4 . Artinya pencapaian masih kurang dari target. Hal ini disebabkan karena distribusi tablet Fe masih kurang Akibat dari kekurangan Fe ini dapat menyebabkan Bayi BBLR, Perdarahan, Resiko Kematian Ibu Dan Anak. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi Profil Kesehatan Puskesmas Matakali Tahun 2007 masalah kekurangan Fe melalui Program pemberian tablet Fe, Pemeriksaan Hb, Penyuluhan PUGS dan penganeka ragaman makanan. 3 Cakupan Kapsul Yodium dan Konsumsi Garam beryodium a Cakupan Kapsul Yodium Pemberian kapsul Yodium ditujukan pada beberapa sasaran yaitu Ibu hamil, Ibu menyusui, Wanita Usia Subur, dan anak Usia Sekolah. Pembagian wilayah kerja menurut kategori endemiknya sebagai berikut :  Endemik berat : Tidak ada  Endemik Sedang : Tidak ada  Endemik ringan : Semua Wilayah di Kecamatan Matakali Pencapaian pemberian Kapsul yodium pada Ibu Hamil, Ibu Menyusui WUS dan Usia Sekolah di Kecamatan Matakali tahun 2007 hanya 28 karena wilayah puskesmas Matakali bukan daerah Endemik. b Komsumsi Garam Beryodium Berdasarkan hasil pendataan dan survey penggunaan garam beryodium tahun 2007 di kecamatan Matakali menununjukkan keberhasilan yang berarti. Hal ini terlihat dari tingkat komsumsi garam beryodium cukup di kecamatan Matakali 2007, tingkat komsumsinya telah mencapai 99 . Profil Kesehatan Puskesmas Matakali Tahun 2007 Akibat dari kekurangan Yodium akan menurunkan tingkat kecerdasan anak, menciptakan generasi yang lemah. Untuk mengatasi kondisi ini dilakukan upaya Program penyuluhan PUGS, GAKI, Penggunaan Garam Beryodium, Pemberian Kapsul Yodium. Indikator status kesehatan juga diukur berdasarkan gizi penduduk menurut ; Status Gizi, Anemia, KEK, BBLR, GAKI. 1 Status Gizi Berdasarkan hasil pendataan akhir desember 2007 status gizi balita paling banyak adalah baik dengan persentase 71 . 2 Anemia Salah satu penyebab kematian pada ibu melahirkan adalah anemia yang disebabkan kekurangan zat besi Fe. Dari data KIA diperoleh informasi bahwa tahun 2007 angka kematian ibu menurun. Upaya penanggulangan tersebut dilakukan dengan pemberian tablet Fe selama hamil sebanyak 90 tablet. 3 Bumil KEK dan BBLR Berat Badan Lahir Rendah Bayi yang dilahirkan dibawah 2500 gram disebut dengan BBLR. Berbagai faktor penyebab terjadinya BBLR, namun faktor utama adalah gizi ibu selama hamil kurang Bumil KEK. Pada masa kehamilan ibu perlu mendapat perhatian khusus oleh karena dampak yang ditimbulkan bukan saja pada berat yang tidak cukup, tetapi dengan bayi BBLR memiliki kemungkinan kecil untuk tumbuh dengan baik, dan akan lebih mudah terserang penyakit. Profil Kesehatan Puskesmas Matakali Tahun 2007 Laporan KIA tahun 2007 1,5 BBLR umum disebabkan karena KEK pada Ibu hamil 4 GAKI Berdasarkan hasil pemetaan Gaky pada tahun 2007 dilaporkan bahwa TGR Total Goiter Rate Kecamatan Matakali tidak ada Gaky

E. Hasil Cakupan Kesehatan Lingkungan