BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Metode Dasar
Metode penelitian ini adalah analisis deskriptif  dalam bentuk studi kasus untuk  menjawab  masalah  yang  dihadapi  perusahaan  dan  strategi  bisnis  yang
dilakukan.  Metode  survai  deskriptif  adalah  suatu  metode  penelitian  yang mengambil  sampel  dari  suatu  populasi  dengan  wawancara  sebagai  alat
pengumpulan  data.  Setelah  data  diperoleh  kemudian  hasilnya  diolah  dan dipaparkan  secara  deskriptif  dan  dianalisis    untuk  menguji  hipotesis  Riduwan,
2008. Penelitian  deskriptif  adalah  jenis  penelitian  yang  dapat  menggambarkan
sesuatu  yang  tengah  berlangsung  pada  saat  riset  dilakukan  status  sekelompok manusia,  suatu  objek,  suatu  set  kondisi,  suatu  hipotesis,  suatu  sistem  pemikiran
ataupun  suatu  peristiwa  dan  memeriksa  sebab-sebab  dari  suatu  gejala  tertentu. Adapun  pendekatan  studi  kasus  dimaksudkan  untuk  memperoleh  informasi  yang
lebih  rinci  mengenai  suatu  obyek  tertentu  selama  kurun  waktu  tertentu  dengan cukup  mendalam  dan  menyeluruh,  termasuk  lingkungan  internal  dan  eksternal
yang mempengaruhinya Nazir, 2005.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian  ini  dilakukan  di  wilayah  Kecamatan  Purwodadi  Kabupaten Grobogan  Jawa  Tengah.  Pemilihan  lokasi  ini  dilakukan  dengan  pertimbangan
peneliti  bahwa  yang  dijadikan  sebagai  lokasi  penelitian  adalah  salah  satu Kecamatan yang masuk dalam urutan 5 besar rata-rata produksi padi tertinggi dari
19 Kecamatan yang ada di Kabupaten Grobogan. Purwodadi menjadi Kecamatan 3 besar  yang memiliki  rata-rata produksi padi tertinggi di Kabupaten Grobogan,
sehingga  Kecamatan  Purwodadi  menjadi  pilihan  peneliti  untuk    dijadikan  lokasi
penelitian  ini.    Rata-rata  produksi  padi  di  5  Kecamatan  di  Kabupaten  Grobogan Tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 3.1
Tabel  3.1.  Rata-rata  Produksi  Padi  di  5  Kecamatan  di  Kabupaten Grobogan Tahun 2010.
Kecamatan Rata-rata Produksi
1. Kradenan
2. Gabus
3. Purwodadi
4. Tanggungharjo
5. Karang Rayung
---KwHa--- 68,90
68,30 66,26
64,25 63,97
Sumber : Kabupaten Grobogan Dalam Angka 2011 Hasil penelitian berdasarkan Tabel 3.1. dapat diketahui bahwa Kecamatan
Purwodadi  memiliki  rata-rata  produksi  tertinggi  nomor  3  dari  5  Kecamatan  di Kabupaten Grobogan. Selanjutnya penentuan lokasi berdasarkan usaha ternak sapi
potong tidak didasarkan pertimbangan besaran atau jumlah sapi tertinggi, namun hanya  didasarkan  pada  ada  tidaknya  usaha  sapi  potong  yang  dijadikan  sebagai
usaha  sampingan  di  luar  usahatani  di  daerah  penelitian  yang  sudah  ditentukan. Setiap  Kecamatan  di  Kabupaten  Grobogan  mempunyai    usaha  sapi  potong  yang
dijadikan  sebagai  usaha  sampingan  di  luar  usahataninya  dan  menjadi  salah  satu sumber pendapatan untuk keluarga petani.
Jumlah ternak Sapi potong di 5 Kecamatan di Kabupaten Grobogan Tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2.  Jumlah Ternak Sapi Potong di 5 Kecamatan di Kabupaten Grobogan Tahun 2010
No. Kecamatan
Jumlah Ternak Sapi Potong 1.
2. 3.
4. 5.
Kradenan Gabus
Purwodadi Tanggungharjo
Karang Rayung ---ekor---
16.112 20.981
12.744 409
1.249 Sumber : Kabupaten Grobogan Dalam Angka 2011
Hasil penelitian berdasarkan Tabel 3.2. dapat dilihat bahwa jumlah ternak sapi potong terbesar di Kabupaten Grobogan adalah terdapat di Kecamatan  Gabus
yaitu 20.981 ekor. Di Kecamatan Purwodadi memiliki jumlah ternak sapi potong sebesar 12.744. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari-Maret 2012.
3.3. Jenis dan Sumber Data