Kajian Pemasaran produk Pangan Olahan 46
meskipun melalui banyak lembaga pemasaran masih dapat dikatakan efisien, mengingat sharenya lebih dari 40 dari harga ditingkat petani. Dari hasil itu
juga dapat diperoleh bahwa 68 margin harga dinikmati oleh produsen dan sisanya sebesar 32 dinikmati oleh lembaga-lembaga pemasaran mulai dari
pedagang desa sampai kabupaten.
4.2.4. Kerupuk Ikan Tengiri
Produk olahan krupuk ikan tengiri merupakan produk pangan yang dapat digunakan sebagai makanan ringan atau makanan pelengkap dan sebagai
makanan oleh-oleh. Krupuk ikan tengiri dari aspek kandungan gizi cukup kaya akan karbohidrat dan protein . Daerah penghasil krupuk ikan tengiri di Jawa
Tengah adalah di kabupaten Jepara . Kandungan gizi kerupuk ikan dapat dilihat pada Tabel 5 di bawah ini :
Tabel 5. Kandungan Gizi Krupuk Ikan dan Udang Berpati per 100 gr Bahan
Kandungan Gizi Kerupuk Ikan Berpati
Kerupuk Udang Berpati
Kalori Kkal Protein gr
Lemak gr Karbohidrat gr
Kalsium mg Fosfor mg
Zat Besi mg Vit A SI
Vit B1 mg Vit C mg
Air gr BDD
342 16
0,4 65,6
2,0 20,0
0,1
16 100
359 17,2
68,2 332
337 1,7
50 0,64
12 100
Sumber : Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan RI 1979
Kajian Pemasaran produk Pangan Olahan 47
Dari sisi kandungan gizi, produk krupuk ikan tengiri ini dapat dimanfaatkan sebagai strategi pengembangan pemasaran melalui
pengembangan produk komposisi zat gizi dan manfaat produk. Produk pangan ini sifat permintaannya cukup luas, karena masyarakat banyak yang
mengkonsumsi. Untuk itu strategi pemasaran yang menonjolkan berbagai kelebihan pada produk krupuk ikan perrlu disampaikan.
Pada umunya produk pangan olahan hasil industri rumah tangga masih terbatas dilakukan promosi. Hal ini dapat menyebabkan produk yang dihasilkan
kurang banyak dikenal, dan pada gilirannya akan sangat mempengaruhi nilaivolume penjualan. Promosi penjualan yang saat ini sudah dilakukan lewat
pameran perlu terus dilakukan, terutama dalam mengenalkan produk-produk unggulan daerah. Produk krupuk ikan tengiri ini cukup mempunyai prospek
untuk dikembangkan mengingat kebiasan makan“food habits”, yang sudah berkembang di masyarakat.
Jumlah produsen krupuk tengiri di Kabupaten Jepara ada sebanyak 25 orang, dengan produksi rata-rata sebanyak 100 kghari. Daerah pemasaran
masih terbatas pada daerah sekitar lokal. Dalam memasarkan produk sampai ke tingkat konsumen menggunakan beberapa lembaga pemasaran seperti :
pedagang desa, pengecer desa, pedagang kecamatan, pedagang pengecer kecamatan, pedagang kabupaten dan pengecer tingkat kabupaten. Dari sisi
lembaga yang terlibat dapat dikatakan bahwa pola saluran pemasaran dilakukan secara tidak langsung, karena pada umumnya konsumen adalah masyarakat
luas yang letaknya menyebar di berbagai daerah. Dari sisi ini aspek pemasaran
Kajian Pemasaran produk Pangan Olahan 48
yang terkait dengan penciptaan nilai guna waktu, tempat, dan bentuk dapat berjalan efektif.
Sebetulnya pola pemasaran ini dapat lebih diintensifkan guna mengembangkan daerah pemasaran.
Penentuan harga jual didasarkan pada harga pokok produksi. Untuk menjaring lebih banyak konsumen, telah dilakukan berbagai kelas produk
dengan harga yang berbeda. Ada 4 jenis produk berdasarkan harga, yaitu : 1Rp 13.000,- 2 Rp 15.000,-, 3 Rp 20.000,- dan 4Rp 25.000,-Kg. Pada tingkat
harga 3 dan 4 biasanya untuk kalangan menengah keatas karena harganya relatif mahal.
Berdasarkan perhitungan biaya produksi dengan rata-rata produksi sehari sebanyak 100 Kghari dibutuhkan biaya sebesar Rp 1.075.000,-, atau rata-rata
sebesar Rp 10.750,-Kg, Nilai jual seluruh produk sebesar Rp 1.150.000,- atau rata-rata sebesar Rp 11.500,-Kg. Jadi keuntungan sebesar sebesar Rp 750,-
Kg, atau seluruhnya sebesar RP 75.000,-kghari. Pada Tabel 7. dapat dilihat bahwa margin terkecil sebesar Rp 500,- dan
terbesar Rp 2.000,0kg. Dari hasil ini dapat dilihat bahwa share harga ditingkat produsen dengan lembaga pemasaran adalah masing-masing sebesar Rp
95,83 dan 85,18 rata-rata sebesar 91,15. Hasil ini dapat dikatakan bahwa meskipun melalui banyak lembaga pemasaran masih dapat dikatakan efisien,
mengingat sharenya lebih dari 40 dari harga ditingkat petaniprodusen. Dari hasil itu juga dapat diperoleh bahwa sebesar 85,18 margin harga dinikmati oleh
produsen dan sisanya sebesar 14,82 dinikmati oleh lembaga-lembaga pemasaran mulai dari pedagang desa sampai kabupaten.
Kajian Pemasaran produk Pangan Olahan 49
Harga ditingkat produsen dan berbagai lembaga pemasaran dapat dilihat pada Tabel 6. berikut ini :
Tabel 6. Harga Krupuk Ikan Tengiri RpKg Pada Berbagai Lembaga Pemasaran
1 2
3 4
567 Margin
Share
Rp 11.500,- Rp 12.750,-
Rp 13.500,- Rp 2.000,-
85,18 Rp 11.500,-
Rp 12.250 Rp 13.000,-
5 Rp 1.500,-
88,46 Rp 11.500,-
Rp 12.000,-
6 RP 500,-
95,83 Rp 11.500,-
Rp 12.500,- 7
RP 1.000- 92,0
Rata-rata 91,15
Keterangan : 1 Harga di tingkat Produsen,
2 Harga di tingkat Pedagang Desa 3 Harga di tingkat Pedagang Pengecer Desa
4 Harga di tingkat Pedagang Kecamatan 5 Harga di tingkat Pedagang Pengecer Kecamatan
6 Harga ditingkat di Kabupaten 7 Harga ditingkat pedagang eceran di kabupaten
4.2.5. Kerupuk Karak Beras