Kasus Enron Octo dan Pras

6. What aspects of the Enron governance system failed to work properly, and why?
Manajemen Enron menjadi tidak terkendali. Para Direktur dari Enron memiliki andil besar pada
kesalahan ini, mereka gagal untuk memahami peran mereka yang mencakup tantangan dan siklus
kepatuhan, serta mempercayai terlalu banyak ketika mendapat red flag tanda peringatan bahwa
pertanyaan-pertanyaan harus ditekan dan memberi kepercayaan jabatan kepada Fastow yang
terbukti melakukan kecurangan dan membiarkan Ken Lay memiliki 2 jabatan sekaligus.
7. Why didn’t more whistle blowers come forward, and why didn’t some make a significant difference?
How could whistle-blowers have been encouraged?
Karena skandal Enron ini melibatkan semua pihak internal dan terlebih lagi dijanjikan akan
mendapatkan keuntungan besar dari transaksi-transaksi tersebut.
Dengan cara memberikan pengarahan dan bukti-bukti bahwa transaksi Enron hanya fiktif dan hanya
menguntungkan Enron saja.
8. What should the internal auditors have done that might have assisted the directors?
Auditor Internal merupakan professional yang harus memiliki independensi dan kemampuan untuk
menciptakan pengendalian serta memastikan perusahaan sudah beroperasi dengan baik sesuai
dengan tujuan dari perusahaan yang memiliki tanggung jawab untuk menjaga kepentingan
Pemegang Saham dan Dewan Direksi.
9. Identify conflicts of interests in:
 SPE activities
Enron menggunakan SPE untuk mendanai akuisisi cadangan gas dari produsen,sebagai gantinya
investor di SPE memperoleh pendapatan dari penjualan cadangan ini. Enron mengungkapkan

pada Oktober 2011 bahwa mereka telah melanggar standar yaitu syarat yang pertama terkait
SPE dimana setidaknya 3% dari total kewajiban dan ekuitas harus dimiliki oleh investor ekuitas
independen. Dengan mengabaikan aturan ini, Enron dapat menghindari laporan konsolidasi
dengan SPE. Hasilnya neraca Enron mencatat lebih rendah (understated) jumlah kewajibannya
dan mencatat lebih (overstated) ekuitas dan labanya.
 Arthur Andersen’s activities
Arthur Andersen, merupakan kantor akuntan tidak hanya melakukan manipulasi laporan
keuangan, Andersen juga telah melakukan tindakan yang tidak etis, dalam kasus Enron adalah
dengan menghancurkan dokumen-dokumen penting yang berkaitan dengan kasus Enron. Arthur
Andersen memusnahkan dokumen pada periode sejak kasus Enron mulai mencuat ke
permukaan, sampai dengan munculnya panggilan pengadilan. Walaupun penghancuran
dokumen tersebut sesuai kebijakan internal Andersen, tetapi kasus ini dianggap melanggar
hukum dan menyebabkan kredibilitas Arthur Andersen hancur. Disini Andersen telah ingkar dari
sikap profesionallisme sebagai akuntan independen dengan melakukan tindakan menerbitkan
laporan audit yang salah dan meyesatkan.
 Executive activities
a. Board of Director (dewan direktur, direktur eksekutif dan direktur non eksekutif)
membiarkan kegitan-kegitan bisnis tertentu mengandung unsur konflik kepentingan dan
mengijinkan terjadinya transaksi-transaksi berdasarkan informasi yang hanya bisa di akses


oleh Pihak dalam perusahaan (insider trading), termasuk praktek akuntansi dan bisnis tidak
sehat sebelum hal tersebut terungkap kepada hukum .
b. Salah seorang eksekutif Enron di laporkan telah mempertanyakan praktek akuntansi
perusahaan yang dinilai tidak sehat dan mengungkapkan kekhawatiran berkaitan dengan hal
tersebut kepada CEO dan partner KAP Andersen pada pertengahan 2001. CEO Enron
menugaskan penasehat hukum perusahaan untuk melakukan investigasi atas kekhawatiran
tersebut tetapi tidak memperkenankan penasehat hukum untuk mempertanyakan
pertimbangan yang melatarbelakangi akuntansi yang dipersoalkan. Hasil investigasi oleh
penasehat hukum tersebut menyimpulkan bahwa tidak ada hal-hal yang serius yang perlu
diperhatikan.

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24