35
sehingga dalam hal ini diperlukan adanya keterangan ahli. Dan sebagai standar dalam proses terapi dan rehabilitasi adalah sebagai berikut:
a. Program Detoksifikasi dan Stabilisasi
: lamanya 1 satu bulan b.
Program primer : lamanya 6 enam bulan
c. Program re-entry
: lamanya 6 enam bulan 4.
Syarat-syarat dan klasifikasi yang ditentukan tersebut pada huruf a sampai dengan f diatas berlaku untuk penempatan tersangkaterdakwa pecandu dan korban penyalahgunaan
narkotika yang perkaranya dalam tahap penuntutan, sebagaimana tersebut pada angka 2.1 maupun untuk tuntutan pidana Jaksa Penuntut Umum, sebagaimana tersebut pada angka
2.2 di atas.
3.2.3. Peraturan Bersama tentang Penanganan Pecandu Narkotika dan Korban
Penyalahgunaan Narkotika ke dalam Lembaga Rehabilitasi
Pada 11 maret 2014, Ketua Mahkamah Agung, Menteri Hukum dan HAM, Menteri Kesehatan, Menteri Sosial, Jaksa Agung, Kepala Kepolisian RI, dan Kepala BNN menyepakati peraturan bersama
mengenai Penanganan Pecandu Narkotika dan Korban Penyalahgunaan Narkotika ke dalam Lembaga Rehabilitasi.
Alasan disusunnya peraturan bersama ini adalah karena adanya ketentuan Pasal 54 undang-undang Nomer 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, yang menyatakan bahwa Pecandu Narkotika dan Korban
Penyalahgunaan Narkotika wajib menjalani rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial, serta Hakim dalam memutus perkara Penyalahguna Narkotika wajib memperhatikan ketentuan Pasal 127 ayat 2
dan ayat 3, jumlah Pecandu Narkotika dan Korban Penyalahgunaan Narkotika sebagai Tersangka, Terdakwa,atau Narapidana dalam Tindak Pidana Narkotika semakin meningkat namun upaya
pengobatan danatau perawatannya belum dilakukan secara optimal dan terpadu, dan dalam Penjelasan pasal 21 ayat 4 huruf b Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara
Pidana,menyatakan bahwa tersangka atau Terdakwa Pecandu Narkotika sejauh mungkin ditahan di tertentu yang sekaligus merupakan tempat perawatan.
3.2.3.1. Syarat
Dalam Pasal 4 dinyatakan bahwa Pecandu Narkotika dan korban penyalahgunaan narkotika sebagai tersangka danatau terdakwa penyalahgunaan narkotika yang ditangkap tetapi tanpa barang bukti
narkotika dan positif menggunakan narkotika sesuai dengan hasil tes urine, darah atau rambut dapat di tempatkan di lembaga rehabilitasi medis danatau lembaga rehabilitasi sosial yang dikelola oleh
pemerintah setelah dibuatkan Berita Acara Pemeriksaan Hasil Laboratorium dan Berita Acara Pemeriksaan oleh Penyidik dan telah dilengkapi dengan surat hasil asesmen Tim Asesmen Terpadu.
Pecandu Narkotika dan Korban Penyalahgunaan Narkotika yang ditangkap atau tertangkap tangan dan terdapat barang bukti dengan jumlah tertentu dengan atau tidak memakai narkotika sesuai hasil
tes urine, darah, rambut,atau DNA selama proses peradilannya berlangsung dalam jangka waktu tertentu dapat ditempatkan di lembaga rehabilitasi medis dan rumah sakit yang dikelola oleh
pemerintah, setelah dibuatkan Berita Acara Pemeriksaan Hasil Laboratorium dan Berita Acara Pemeriksaan oleh Penyidik BNN dan telah di lengkapi dengan surat hasil asesmen Tim Asesmen
Terpadu.
Pacandu Narkotika dan Korban Penyalahgunaan Narkotika sebagai tersangka danatau terdakwa penyalahgunaan narkotika yang ditangkap dengan barang bukti melebihi dari jumlah tertentu
sebagaimana dan positif memakai narkotika berdasarkan hasil tes urine, darah, rambut, atau DNA setelah dibuatkan Berita Acara Pemeriksaan Hasil Laboratorium dan Berita Acara Pemeriksaan oleh
36
penyidik dan telah dinyatakan dengan hasil asesmen dari Tim Asesmen Terpadu, tetap ditahan di Rumah Tahanan Negara atau cabang Rumah Tahanan Negara dibawah naungan Kementerian Hukum