Keterangan Tambahan HUKUM ACARA PENGUJI AN UNDANG- UNDANG

Beracara dalam Perkara Pengujian UU adalah: ”...keterangan resmi DPR baik secara lisan maupun tertulis yang berisi fakta-fakta yang terjadi pada saat pembahasan dan atau risalah yang berkenaan dengan pokok perkara.” 298 Keterangan tersebut diperlukan agar Mahkamah Konstitusi mendapatkan keterangan lebih mendalam mengenai latar belakang serta maksud dari materi muatan ayat, pasal, dan atau bagian undang-undang yang diuji, atau pun hubungan antara ayat, pasal, dan atau bagian undang-undang yang diuji tersebut dengan ayat, pasal, dan atau bagian lainnya sehingga didapatkan makna yang utuh.

E. Keterangan Tambahan

ad informandum judicem Dalam Black’s Law Dictionary, ad informandum judicem berarti: “ for the judge’s information.” 299 Dalam Pasal 14 ayat 4 huruf b PMK Nomor 06 PMK 2005 tentang Pedoman Beracara dalam Perkara Pengujian UU, diatur tentang ad informandum sebagai berikut: “pihak yang perlu didengar keterangannya sebagai ad informandum, yaitu pihak yang hak dan atau kewenangannya tidak secara langsung terpengaruh oleh pokok permohonan tetapi karena kepeduliannya yang tinggi terhadap permohonan dimaksud.” 300 Dalam Pasal 14 ayat 4 huruf b PMK Nomor 06 PMK 2005 tentang Pedoman Beracara dalam Perkara Pengujian UU, pihak yang perlu didengar keterangannya sebagai ad informandum, merupakan “Pihak Terkait yang berkepentingan tidak langsung” dalam perkara pengujian UU terhadap UUD 1945. 301 Pihak Terkait sebagaimana diatur dalam Pasal 14 ayat 5 huruf b PMK Nomor 06 PMK 2005 tentang Pedoman Beracara dalam Perkara Pengujian UU, harus mengajukan permohonan kepada Mahkamah Konstitusi melalui Panitera, yang selanjutnya apabila disetujui ditetapkan dengan Ketetapan Ketua Mahkamah Konstitusi yang salinannya disampaikan kepada yang bersangkutan, dan jika tidak disetujui maka pemberitahuan tertulis akan disampaikan kepada yang bersangkutan oleh Panitera atas perintah Ketua Mahkamah Konstitusi. 302 Dalam Perkara Nomor 031 PUU-I V 2006 Perihal Pengujian UU Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran terhadap UUD Negara RI Tahun 1945, terdapat pihak terkait tidak langsung yang memberikan keterangan tambahan ad informandum yaitu I ndonesia Media Law and 298 I bid., ps. 26 ayat 1. 299 Bryan A. Garner , op cit., hal. 46. 300 Republik I ndonesia, Peraturan Mahkamah Konstitusi tentang Pedoman Beracara dalam Perkara Pengujian Undang-Undang,...op cit., ps. 4 ayat 2. 301 I bid., ps. 14 ayat 4 huruf b. 302 I bid., ps. 14 ayat 5. 123 Policy Centre I MLPC yang memberikan keterangan tambahan ad informandum berdasarkan dokumen risalah sidang dari Sekretariat Komisi I DPR RI . 303 Dalam praktiknya, keterangan tambahan ad informandum tidak hanya sebagaimana yang diatur dalam Pasal 14 ayat 4 huruf b PMK Nomor 06 PMK 2005, yaitu “pihak yang hak dan atau kewenangannya tidak secara langsung terpengaruh oleh pokok permohonan tetapi karena kepeduliannya yang tinggi terhadap permohonan dimaksud”, akan tetapi dalam hal wakil pemerintah belum mendapat surat kuasa dari Pemerintah -dalam hal ini menteri- juga keterangannya dimasukkan sebagai keterangan tambahan ad informandum.

F. Proses Persidangan Dan Pembuktian