Jessica. “Mau bareng gak Jes, ‘kan searah,” kata Bayu.
“Gak usah makasih nanti ngrepotin Kak Bayu, ‘kan gak enak. Lagipula nanti ada yang marah,” kata Jessica.
“Gak ngrepotin kok, emang siapa yang marah?” kata Bayu. “Para fans kakak. Tuh lihat pada ngelihatin aku dengan tatapan sinis,” kata Jessica.
Watak tokoh Jessica pada kutipan cerpen tersebut digambarkan melalui ... . A.
dialog antartokoh B. jalan pikiran tokoh
C. penjelasan tokoh lain D. percakapan tokoh itu sendiri
17. Bacalah kutipan cerita berikut
Harusnya aku tidak boleh membuat ibu kecewa. Tapi nampaknya ibu akan kecewa lagi padaku.
Mawar itu ada di tangan. Merah, kuning, putih, merah jambu. “Selamat ulang tahun, Ibu,” kataku pelan.
Ibu memandangi mawar itu. “Aku minta dari Adela dan ibunya. Minta hanya satu. Tapi mereka memberi
banyak,” lanjutku. “Terima kasih,” bisik ibu sambil memelukku.
Aku tidak tahu apakah hari ini aku mengecewakan ibu atau tidak?
Amanat kutipan cerita tersebut adalah ... . A. berilah bunga ketika ibu berulang tahun
B. berusahalah untuk tidak mengecewakan ibu
C. bersikaplah yang lembut saat ibu berulang tahun D. jangan memberi hadiah dari hasil minta kepada orang lain
18. Bacalah kutipan cerita berikut
Keduanya lari menuruni lembah, tetapi Arthur yang telah menerima tantangan MacDonald dan berhasil menyelesaikan tugasnya, tidak ingin kehilangan hadiah
yang dijanjikan. Walaupun suara di belakangnya menggelegar menyuruhnya untuk berhenti, dia berlari tanpa berhenti hingga dia mencapai kastil. Secepatnya dia tiba
di dalam pintu gerbang dan menutup pintu gerbang. Saat makhluk itu tiba di depan gerbang yang tertutup, makhluk tersebut menjadi sangat marah karena tidak
berhasil menangkap Arthur.
Konflik dalam kutipan cerita tersebut terjadi pada saat ... . A. Arthur menerima tantangan MacDonald
B. keduanya lari sangat kencang menuruni lembah C.
makhluk itu marah karena tidak berhasil menang kap Arthur
D. Arthur berhasil menyelesaikan tugas dan tidak kehilangan hadiah
19. Perhatikan kutipan novel berikut
“Lihatlah peruntungan, Saudara-saudara Baik atau tidaknya nasib kelak, dapat dinyatakan dengan mengangkat batu ini” Midun dan Maun tertarik benar hatinya
hendak melihat, lalu mereka pergi ke tempat itu. Midun melihat sebuah batu yang besar
bertepikan suasa. Batu itu telah tua benar rupanya. Agaknya sudah berabad-abad umurnya. Tidak jauh daripada itu ada pula terletak sebuah kedupaan perasapan.
Bertimbun kemenyan yang ditaruhkan orang di sana.
Maka bertanyalah Midun kepada orang yang berseru itu, katanya, “Batu apa ini, Mamak? Bagaimanakah, maka kita dapat menentukan nasib kelak dengan batu ini?”
Adat yang terdapat pada kutipan novel tersebut adalah ... . A. ketertarikan pada batu yang sudah berabad-abad umurnya
B. kepercayaan pada hal-hal yang dianggap
keramat C. ketertarikan pada sebuah batu bertepikan suasa
D. kepercayaan pada seorang yang alim
20. Baca kedua kutipan novel berikut
Novel I Novel II
Sejenak tidak ada yang berbicara di antara kami. Winar tetap memandangiku.
Aku tidak tahan menentang matanya. Matahari jam sepuluh sudah membuat
mataku silau. Dahan-dahan angsana yang ditanam sebagai ganti akasia tahun lalu
bersusah payah menjulur dan merentang guna memberi lindungan di sana-sini. Tak
sesilir angin pun mengirim kesejukan. Mataku tertambat pada cabang pohon itu,
hatiku lembut membisikkan nama Handoko. Suara langkah kaki yang
mendekat perlahan membuat kepalanya berpaling. Di antara bayangan
pepohonan, ia menemukan seorang lelaki tersenyum ke arahnya.
“Samin Hari telah gelap Kamu belum salat maghrib, bukan?”
Ia mengangguk enggan. Lelaki itu telah tegak di sampingnya dengan
senyum kaku. Seperangkat wajahnya menggambarkan pancaran tak biasa.
Perbedaan latar kedua kutipan novel tersebut adalah ... . Novel I
Novel II A.
pagi hari, di sekolah malam hari, di kebun
B. siang hari, di sekolah
malam hari, di halaman rumah C.
pagi hari, di taman sekolah senja hari, di kebun
D. siang hari, di halaman sekolah
senja hari, di halaman rumah
21. Bacalah kutipan teks drama berikut