Analisis Hubungan Strategi Komunikasi Pemasaran dengan Tingkat Pendapatan Homestay di Pulau Pramuka Kepulauan Seribu

1

ANALISIS HUBUNGAN STRATEGI KOMUNIKASI
PEMASARAN DENGAN TINGKAT PENDAPATAN
HOMESTAY DI PULAU PRAMUKA KEPULAUANSERIBU

FAUZIAH ROSSY

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013

2

3

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Hubungan

Strategi Komunikasi Pemasaran dengan Tingkat Pendapatan Homestay di Pulau
Pramuka Kepulauan Seribu adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi
manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Juli 2013

Fauziah Rossy
I34070118

4

5

ABSTRAK
FAUZIAH ROSSY. Analisis Hubungan Strategi Komunikasi Pemasaran dengan

Tingkat Pendapatan Homestay di Pulau Pramuka Kepulauan Seribu. Dibimbing
oleh YATRI INDAH KUSUMASTUTI.
Penelitian yang berjudul Analisis Hubungan Strategi Komunikasi
Pemasaran dengan Tingkat Pendapatan homestay di Pulau Pramuka ini bertujuan
untuk menganalisis hubungan antara karakteristik homestay dengan tingkat
pendapatan dan hubungan strategi komunikasi pemasaran dengan tingkat
pendapatan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan
kuantitatif yang didukung dengan pendekatan kualitatif. Pengambilan data
menggunakan metode survey dan analisis data statistik menggunakan uji Rank
Spearman untuk mengetahui korelasi antara variabel strategi komunikasi
pemasaran dengan tingkat pendapatan homestay. Hasil uji Rank Spearman
menggunakan program SPSS 17.0 menunjukan bahwa karakteristik usaha
homestay tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan tingkat pendapatan
dan strategi komunikasi pemasaran memiliki hubungan yang signifikan dengan
tingkat pendapatan.
Kata kunci : komunikasi pemasaran, homestay dan pendapatan

ABSTRACT
FAUZIAH ROSSY. Analysis of Relationship Marketing Communication Strategies
by Income Level of homestay at Pramuka Island. Supervised by YATRI INDAH

KUSUMASTUTI.
The research, entitled Analysis of Relationship Marketing Communication
Strategies by Income Level homestay at Pramuka Island to analyze the
relationship between the characteristics of a homestay with income levels and
relationship marketing communication strategies with the income level. The
approach used in this study supported the quantitative approach with a
qualitative approach. Retrieval of data using survey methods and statistical data
analysis using the Spearman Rank test to determine the correlation between
variables of marketing communication strategies with the income level of
homestay. Spearman Rank test results using SPSS 17.0 showed that the
characteristics of homestay does not have a significant relationship with the level
of income and marketing communication strategies have a significant relationship
with income level.
Keywords: marketing communications, homestay and income

6

7

ANALISIS HUBUNGAN STRATEGI KOMUNIKASI

PEMASARAN DENGAN TINGKAT PENDAPATAN
HOMESTAY DI PULAU PRAMUKA KEPULAUAN SERIBU

FAUZIAH ROSSY

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat pada
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013

8

Judul Skripsi

Nama

NIM

Analisis Hubungan Strategi Komunikasi Pemasaran dengan
Tingkat Pendapatan Homestay di Pulau Pramuka Kepulauan
Seribu
Fauziah Rossy
134070118

Disetujui oleh

Ir. Yatri Indah Kusumastuti, M.Si
Pembimbing

Diketahui oleh
セL@

Tanggal Lulus : 2

2 JUL 2 "3


9

Judul Skripsi

Nama
NIM

: Analisis Hubungan Strategi Komunikasi Pemasaran dengan
Tingkat Pendapatan Homestay di Pulau Pramuka Kepulauan
Seribu
: Fauziah Rossy
: I34070118

Disetujui oleh

Ir. Yatri Indah Kusumastuti, M.Si
Pembimbing

Diketahui oleh


Dr. Ir. Soeryo Adiwibowo, MS
Ketua Departemen

Tanggal Lulus :

10

11

PRAKATA
Alhamdulillah, puji dan syukur ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat,
dan nikmat-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
―Hubungan Strategi Komunikasi Pemasaran dengan Tingkat Pendapatan
Homestay di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu‖.
Penyelesaian penulisan Skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian Skripsi ini, yaitu: Ibu Ir. Yatri indah Kusumastuti, M.Si,
selaku dosen pembimbing Skripsi yang selalu melimpahkan perhatian, kesabaran,
waktu, tenaga, dan pikirannya dalam membantu penulis menyelesaikan Skripsi.

Seksi III Balai Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu.
Ibunda tercinta, Uke Rosita, yang selalu membantu mengirimkan doanya
untuk penulis, menemani penyelesaian Skripsi ini hingga selesai, mencarikan
buku, membuatkan makanan yang enak-enak untuk menemani mengerjakan
Skripsi, kasih sayang beserta perhatian yang tiada hentinya. Ayahanda tekasih,
Hari Gunara, atas doanya yang tiada henti, tetesan keringat yang tercurahkan demi
mencukupi kebutuhan penulis, perhatian, kasih sayang yang tiada henti. Keluarga
Besar Kebon Jae terutama sang Nenek, Ismawati untuk nasihat dan semangatnya
yang tiada henti mengiringi sang penulis. Teman-teman satu angkatan SKPM 44,
Wira, Turasih, Bio, Arsyad, Ira, dan juga yang lainnya yang tidak bisa saya
sebutkan satu persatu terimakasih atas bantuan dan dukungannya selama ini.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juli 2013

Fauziah Rossy

12

13


DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang

viii
ix
x
1
1

Perumusan Masalah

2

Tujuan Penelitian


3

Kegunaan Penelitian

3

Ruang Lingkup Penelitian

3

TINJAUAN PUSTAKA
Komunikasi Pemasaran

5
5

Bauran Komunikasi Pemasaran

5


Proses Komunikasi

7

Tujuan komunikasi Pemasaran

8

Pariwisata

9

Jenis Pariwisata

9

KarakteristikHomestay

10

Lama usaha

10

Kelengkapan

11

Jarak Lokasi

11

Pendapatan

11

Kerangka Pemikiran

12

Hipotesa Penelitian

13

Definisi Operasional

14

METODE
Jenis dan Sumber Data

19
19

Teknik Penentuan Responden

20

Lokasi dan Waktu Penelitian

20

Pengolahan dan Analisis Data

21

Uji Kolerasi Rank Spearman

21

GAMBARAN UMUM
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu

23
23

Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

23

Sebaran dan Komposisi Penduduk

23

Pendidikan

24

14

Mata Pencaharian

25

Potensi Pariwisata

26

Fasilitas Pendukung Kegiatan Pariwisata

27

Transportasi

27

Akomodasi dan Perusahaan Pangan

28

Perusahaan Jasa

29

Karakteristik Responden
GAMBARAN KARAKTERISTIK HOMESTAY DENGAN TINGKAT
PENDAPATAN
Hubungan Karakteristik Homestaydengan Tingkat Pendapatan

30
31
31

Karakteristik Homestay Menurut Lama Usaha dengan Tingkat Pendapatan

32

Karakteristik HomestayMenurut Kelengkapan dengan Tingkat Pendapatan

33

Karakteristik HomestayMenurut Jarak Lokasi dengan Tingkat Pendapatan

34

GAMBARAN STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DENGAN
TINGKAT PENDAPATAN
Hubungan Strategi Komunikasi Pemasaran dengan Tingkat Pendapatan

35
35

Strategi Komunikasi Pemasaran Menurut Bauran Komunikasi Pemasaran
dengan Tingkat Pendapatan

36

Strategi Komunikasi Pemasaran Menurut Penawaran Informasi dengan
Tingkat Pendapatan

37

Strategi Komunikasi Pemasaran Menurut Biaya Komunikasi dengan
Tingkat Pendapatan

38

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA

41
41
41
43

15

DAFTAR TABEL
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.

Variabel Bauran Komunikasi Pemasaran serta Media
dan Bentuk Kegiatan Promosi yang Dapat Digunakan
Kriteria Pengukuran Korelasi
Jumlah Pulau di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu
Jumlah Penduduk Kecamatan Kepulauan Seribu Utara
Jumlah Penduduk Kec. Kepulauan Seribu Utara Menurut
Tingkat Pendidikan.
Mata Pencaharian Penduduk di Kepulauan Seribu
Jumlah Kunjungan Wisatawan Ke Kepulauan Seribu
Tahun 2003-2009
Jumlah dan Presentase Karakteristik Responden
Hasil Uji Korelasi Hubungan Karakteristik Homestay
dengan TingkatPendapatan
Hubungan Karakteristik Homestay Menurut Lama Usaha dengan
Tingkat Pendapatan
Hubungan Karakteristik Homestay Menurut Fasilitas dengan
Tingkat Pendapatan
Hubungan Karakteristik Homestay Menurut Jarak Lokasi
dengan Tingkat Pendapatan
Hasil Uji Korelasi Hubungan Strategi Komunikasi Pemasaran
dengan Tingkat Pendapatan
Hubungan Strategi Komunikasi Pemasaran Menurut Bauran
Komunikasi Pemasaran dengan Tingkat Pendapatan
Hubungan Starategi Komunikasi Pemasaran Menurut Penawaran
Informasi dengan Tingkat Pendapatan
Hubungan Strategi Komunikasi Pemasaran Menurut Biaya
Komuniasi dengan Tingkat Pendapatan

16
21
22
23
23
24
25
30
31
32
33
34
35
36
37
38

16

DAFTAR GAMBAR

Tekss
1.
2.
3.

The Communication Process
Tujuan Komunikasi, Respon Khalayak dan Proses Pembelian
Kerangka Pemikiran

7
8
13

Lampiran
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

Alat Transportasi Kapal Kayu Besar
Dermaga Pulau Pramuka
Restaurant Terapung
Sarana Perusahaan Pangan
Media komunikasi Homestay
Kelengkapan Informasi homestay
Kelengkapan homestay
Blog
Facebook
Website
Selebaran

55
55
56
56
57
58
59
60
60
61
62

DAFTAR LAMPIRAN
1.
2.
4.

Data Pendukung Penelitian
DokumentasiSaranaPendukung KegiatanPariwisata
Hasil olahan data dan statistik

45
55
63

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Negara Indonesia adalah Negara kepulauan atau yang sering juga disebut
Nusantara. Negeri ini terdiri dari ± 17.508 buah pulau, dengan jumlah penduduk
menempati urutan keempat terbesar didunia, setelah Cina, India dan Amerika,
Negara Indonesia memiliki garis pantai (pesisir) sepanjang 81.000 km, dengan
luas wilayah 5,8 juta km², yang terdiri dari 0,3 juta km² laut tutorial, 2,8 juta km²
perairan Nusantara (archipagic waters) dan 2,7 juta km² merupakan Zona
Economic Exclusif (ZEE). Dengan kekayaan alam Indonesia yang sangat
melimpah, Negara ini menjadi salah satu daerah tujuan wisata yang menarik bagi
wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Terdapat berbagai jenis objek
wisata alam yang bisa dikunjungi salah satunya adalah wisata bahari (Benardie,
2002).
Destinasi wisata bahari yang menarik dan juga mudah dikunjungi salah
satunya berada di Ibukota Negara Indonesia yaitu Jakarta. Selain tempatnya yang
strategis dan menjadi escape point bagi wisatawan yang berkunjung, alat
transportasi dan juga kekayaan alam baharinya tidak kalah dengan tempat wisata
bahari di berbagai pulau yang ada di seluruh penjuru Indonesia. Tempat wisata
bahari di Jakarta salah satunya berada di Kawasan Taman Nasional Laut
Kepulauan Seribu yang tersusun oleh ekosistem pulau-pulau sangat kecil dan
perairan laut dangkal, yang terdiri dari gugus kepulauan dengan 78 pulau sangat
kecil, 86 gosong pulau dan hamparan laut dangkal pasir karang pulau sekitar
2.136 hektar (reef flat 1.994 ha, laguna 119 ha, selat 18 ha dan teluk 5 ha),
terumbu karang tipe fringing reef, mangrove dan lamun bermedia tumbuh sangat
miskin hara atau lumpur, dan kedalaman laut dangkal sekitar 20-40 m (TNLKPS,
2001).
Dari jumlah pulau yang berada di dalam Kawasan Taman Nasional Laut
Kepulauan Seribu yang berjumlah 78 pulau, diantaranya 20 pulau sebagai pulau
wisata, 6 pulau sebagai hunian penduduk dan sisanya dikelola oleh perorangan
atau badan usaha. Dengan bermodalkan slogan LSM (Lestarikan terumbu karang,
mangrove, lamun dan ekosistemnya; Selamatkan penyu sisik Kepulauan Seribu;
dan Manfaatkan Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu melalui wisata bahari
resort wisata, wisata konservasi di pulau pemukiman dan budidaya kelautan
tradisional di Zona Pemukiman), Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu
mengajak seluruh lapisan masyarakat yang ada di Kepulauan Seribu untuk
bersama-sama menjaga kelestarian ekosistem pulau-pulau sangat kecil dan
perairan dangkal (TNLKPS, 2001).
Salah satu upaya untuk mengajak lapisan masyarakat dalam menjaga
keletarian ekosistem alam dan keanekaragaman hayati yang ada di Kepulauan
Seribu adalah dengan mendirikan Paguyuban Mutiara Pesisisir pada tanggal 11
Desember 2009 di Pulau Pramuka sebagai salah satu Pulau Pemukiman dan Pusat
Pemerintahan Kabupaten Kepulauan Seribu dengan maksud untuk menciptakan
hubungan koordinasi yang harmonis antara para pelaku industri pariwisata
mengingat selama ini sudahbanyak pihak yang tertarik untuk mengembangkan
pariwisata di Kepulauan Seribu, diantaramya yaitu resort wisata, masyarakat

2

pengusaha restauran, pengusaha penginapan dan pengusaha tour and travel.
Berbekal dukungan dari Pemda Kabupaten Kepulauan Seribu, adanya Paguyuban
Mutiara Pesisir ini diharapkan dapat membangun koordinasi yang harmonis,
membangun kesepahaman dalam menciptakan produk dan paket-paket ekowisata
bahari yang lestari dan juga sebagai wadah bagi masyarakat pelaku usaha wisata
yang mandiri.
Paguyuban Mutiara Pesisir memiliki prinsip kekeluargaan, kerjasama dan
silaturahmi yang berguna untuk membangun kerjasama dan koordinasi yang
harmonis diantara pelaku usaha wisata, homestay dan catering; memberikan
konstribusi positif bagi masyarakat; membantu pemerintah dibidang pariwisata;
menciptakan keamanan, kebersihan, kenyamanan, ketertiban, dan keindahan; serta
mengupayakan kesejahteraan anggota. Pada prakteknya keberadaan Paguyuban
Mutiara Pesisir ini hanya berlangsung selama kurang lebih satu tahun. Seiring
dengan perkembangan pariwisata yang cukup meningkat di Pulau Pramuka,
banyak dari para anggota yang merasa tidak mendapatkan keuntungan yang
berarti seperti kesejahteraan anggota, maka banyak anggota yang melakukan
inovasi secara individual. Inovasi yang perkembangannya terlihat sangat jelas
adalah pada pengusaha penginapan atau yang biasa disebut homestay. Banyak dari
pengusaha Homestay ini yang menambah jumlah homestay yang dimilikinya,
fasilitas yang diberikan dalam kelengkapan homestay dan juga dalam cara
mempromosikan produk yang dalam hal ini adalah penginapan yang dimilikinya
dengan cara yang relatif beragam, agar mendapatkan pendapatan yang lebih
meningkat.
Industri homestay sangat berkembang di wilayah Pulau Pramuka
Kepulauan Seribu, khususnya sebagai sarana penunjang kegiatan pariwisata.
Masing-masing homestay berupaya untuk dapat meningkatkan kualitas
pelayanannya untuk dapat menarik minat wisatawan yang berkunjung. Selain
kualitas pelayanan, karakteristik homestay menunjang minat wisatawan untuk
berkunjung, seperti lama usaha homestay berdiri, fasilitas atau kelengkapan yang
dimiliki homestay dan jarak lokasi homestay yang strategis tentu akan
memberikan dampak yang berbeda-beda satu dan yang lainnya.
Strategi komunikasi pemasaran yang digunakan oleh para pengusaha
homestay untuk tetap mendapatkan pengunjung, terdiri dari keberagaman media
jenis bauran komunikasi pemasaran yang digunakan, penawaran informasi yang
dicantumkan dalam isi pesan dan juga biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan
komunikasi pemasaran. Dari masing-masing variabel tersebut akan dihubungkan
dengan tingkat pendapatan sehingga akan terlihat bagaimana hubungannya dan
juga keragaman tingkat pendapatannya.
Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka disusunlah beberapa
perumusan masalah, sebagai berikut:
1. Bagaimanakah hubungan antara karakteristik homestaydengan tingkat
pendapatan homestay?
2. Bagaimanakah hubungan strategi komunikasi pemasaranhomestay yang
digunakan oleh pemilik homestay dengan tingkat pendapatan homestay?

3

Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan, maka ditetapkan beberapa
tujuan penelitian, sebagai berikut:
1. Menganalisis bagaimana hubungan antara karakteristik homestay dengan
tingkat pendapatan yang diperoleh oleh pemilik usaha homestay.
2. Menganalisis bagaimana hubungan antara strategi komunikasi pemasaran
yang digunakan oleh pemilik homestay dengan tingkat pendapatan pemilik
homestay.
Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai beragam
karakteristik homestay yang terdapat di Pulau Pramuka, strategi komunikasi
pemasaran yang digunakan oleh pemilik homestay dalam rangka memasarkan
homestaynya dan juga hubungan antara karakteristik homestay dengan tingkat
pendapatan serta hubungan antara strategi komunikasi pemasaran dengan tingkat
pendapatan.
Oleh karena itu, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai
pihak, diantaranya:
1. Bagi para pelaku industri pariwisata, penelitian ini diharapkan dapat
menambah kesadaran akan pentingnya komunikasi pemasaran sehingga
dapat mengatur beragam strategi untuk mendapatkan pendapatan yang
tinggi dari keberagaman informasi dan juga penggunaan media
komunikasi secara efisien dan juga tepat mengenai sasaran.
2. Bagi Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu, diharapkan penelitian ini
dapat menambah gambaran dari keberadaan homestay beserta komponen
kelengkapan yang dimiliki oleh homestay, serta dapat menambah
pengawasan dan peningkatan akan pengelolaan koordinasi yang lebih
harmonis dan sesuai agar menjadi semakin lestari.
3. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu
pengetahuan, khususnya dalam bidang komunikasi bisnis mengenai
komunikasi pemasaran yang terjadi di salah satu kawasan Taman Nasional
Laaut Kepulauan Seribu, yaitu Pulau Pramuka.
4. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
mengenai kesesuaian kondisi lapangan dengan berbagai teori yang telah
dipelajari mengenai komunikasi bisnis, terutama komunikasi pemasaran
serta hubungannya dengan kesejahteraan bagi masyarakat yaitu tingkat
pendapatan.
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini membahas mengenai hubungan strategi komunikasi
pemasaran dan karakteristik homestay dengan tingkat pendapatan homestay.
Sebelum dilakukan pembahasan mengenai strategi komunikasi pemasaran maka
dilakukan pembahasan terlebih dahulu mengenai katakteristik homestay yang

4

terdiri dari lama usaha homestay, kelengkapan fasilitas dan jarak lokasi homestay
yang diukur dari akses utama transportasi yaitu dermaga. Setelah pembahasan
mengenai karakteristik homestay maka dilakukan pembahasan mengenai strategi
komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh pemilik homestay yang terdiri dari
jenis bauran komunikasi pemasaran yang digunakan, kelengkapan informasi yang
disebarkan serta biaya komunikasi yang dikeluarkan oleh para pemilik homestay.
Setelah masing-masing variabel dari karakteristik homestay serta strategi
komunikasi pemasaran dapat diketahui maka dilakukan analisis hubungan
menggunakan Uji Korelasi Rank Spearman dengan tingkat pendapatan guna
menganalisis keberagaman tingkat pendapatan yang diperoleh dari masing-masing
pemilik homestay.

5

TINJAUAN PUSTAKA
Komunikasi Pemasaran
Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang
kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap, pendapat, atau
perilaku, baik langsung, secara lisan, maupun tak langsung melalui media (Effendi
1986). Kotler diacu dalam Panuju (2000) mendefinisikan bahwa pemasaran
adalah proses sosial dengan mana individu sdan kelompok mendapatkan apa yang
mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan dan mempertukarkan produk
dan nilai dengan individu dan kelompok lainnya. Machfoedz (2010)
mengungkapkan bahwa komunikasi pemasaran merupakan semua elemen dalam
pemasaran yang memberi arti dan mengkomunikasikan nilai kepada konsumen
dan stakeholder sebuah perusahaan. Sehingga pemasaran memang merupakan
suatu konsep yang terintegrasi, mulai dari proses perencanaan, penciptaan barang
sampai penjualan barang.
Dari ketiga para ahli yang mengungkapkan pengertian mengenai
komunikasi, pemasaran dan komunikasi pemasaran, bahwa pada saat ini konsep
pemasaran sering sekali dikaitkan dengan dunia bisnis yang penuh dengan
persaingan sehingga menuntut tiap-tiap produsen untuk berupaya keras agar
mendapatkan konsumen sebanyak mungkin, yang akhirnya akan menghasilkan
laba yang tinggi. Namun pada hakikatnya sesuai dengan pengertian para ahli
diatas, bahwa proses pemasaran tidaklah hanya sekedar menyalurkan lalu menjual
produk kepada konsumen sehingga mendapatkan laba, tetapi mencangkup semua
tahapan dari produksi sampai layanan penjualan, dimana masing-masing pihak
saling berinteraksi.
Bauran Komunikasi Pemasaran
Keberadaan jasa dalam kegiatan komunikasi pemasaran tidak dapat
dipisahkan, mengingat jasa bersifat pada pelayanan dan kinerja, sedangkan
kegiatan komunikasi berguna untuk menyampaikan sebuah informasi kepada
pasar. Dalam kegiatan komunikasi pemasaran berkaitan erat dengan keberadaan
orang dan media dengan perantara saluran, sebagai penyampai jasa yang akan
disampaikan. Pemilihan saluran komunikasi yang baik ditentukan berdasarkan
jumlah dari keterlibatan orang dalam penyampaian komunikasi tersebut. Nirwana
(2012) menyatakan bahwa saluran komunikasi pemasaran dapat terdiri dari
komunikasi personal dan komunikasi non personal. Komunikasi personal
merupakan proses komunikasi dengan melibatkan orang secara langsung dan
bersifat proaktif. Dalam komunikasi personal jumlah keterlibatan orangnya
cenderung dapat lebih sedikit yaitu bisa terdiri dari dua sampai lima orang tanpa
perlu alat atau sarana dan prasarana khusus yang dapat menunjang kegiatan
komunikasi. Sedangkan komunikasi non personal adalah komunikasi yang
melibatkan lebih banyak orang dengan menggunakan sarana dan prasarana khusus
yang dapat menunjang kegiatan komunikasi yang dapat diterima secara lebih
meluas dan meyeluruh.

6

Kegiatan komunikasi pemasaran menurut Lovelock diacu dalam Nirwana
(2012) dapat melibatkan seluruh variabel bauran komunikasi pemasaran
(marketing mix communication) yang terdiri dari variabel komunikasi personal
(personal communication), periklanan (advertising), promosi penjualan
(promotion selling) serta pemberitahuan (publicity). Setiap variabel dari bauran
komunikasi pemasaran, memiliki kriteria yang berbeda dinilai dari segi media
yang digunakan, jangkauan, sasaran, waktu, biaya yang diperlukan, serta
keterlibatan orang dalam promosi. Pada variabel komunikasi pemasaran yang
pertama, Personal Communication adalah kegiatan komunikasi yang bersifat
personal menghendaki adanya keterlibatan orang atau penyedia jasa secara
langsung. Peran orang ini dibutuhkan untuk menginformasikan keberadaan jasa
pada pelanggan, karena keberhasilan pemasaran bergantung kepada kemampuan
dan juga keterampilan tenaga personal yang dapat memberikan wawasan terhadap
jasa yang akan dirtawarkan pada pelanggan. Media yang digunakan biasanya lebih
pada tenaga personal seperti, personal selling, telemarketing, customer service,
customer training, dan word of mouth.
Variabel komunikasi pemasaran yang kedua adalah Advertising, dimana
aktivitas promosinya memanfaatkan dari keberadaan media atau sarana dan
prasarana pendukung kegiatan komunikasi itu sendiri. Media dibutuhkan karena
dapat menjangkau segmen pasar yang lebih luas. Media yang dibutuhkan ini bisa
berupa media cetak maupun media elektronik seperti, koran, majalah, brosur, email, jejaring sosial, internet, televisi dan yang lainnya. Dalam kegiatan
advertising, proses penyampaian informasi terbilangsangat cepat dan juga biaya
yang dibutuhkan tergolong cukup hemat dan juga tidak membutuhkan banyak
tenaga personal (Nirwana, 2012).
Variabel komunikasi pemasaran yang ketiga adalah Sales Promotion atau
promosi penjualan dimana kegiatan promosi ini berguna untuk meningkatkan
penjualan dalam jangka pendek untuk mencapai target penjualan. Kegiatan
promosi ini biasanya dikemas dalam bentuk pameran, event promotion, pemberian
diskon atau potongan harga, dan pemberian hadiah kepada pelanggan atau calon
pelanggan. Dalam pelaksaannya kegiatan promosi ini digunakan ketika sedang
menghadapi persaingan yang semakin tajam dan apabila keadaan respon pasar
sedang menurun kepada keberadaan dari produk dan jasa yang telah dipasarkan.
Mengingat kegiatan sales promotion hanya dilakukan pada kondisi dan situasi
tertentu maka biaya yang dikeluarkan terhitung cukup mahal, karena hampir
melibatkan semua bauran pemasaran seperti, produk, harga, distribusi, promosi
dan juga tenaga personal (Nirwana, 2012).
Variabel komunikasi pemasaran yang keempat adalah Publicity atau
pemberitahuan dimana kegiatan pemasarannya berkaitan langsung dengan media
massa, dengan begitu keberadaan publisitas memiliki bobot kepercayaan publik
yang lebih tinggi, jika dibandingkan dengan kegiatan promosi lainnya. Beberapa
kegiatan komunikasi pemasaran yang termasuk dalam kategori publisitas
diantaranya adalah presentasi, penghargaan publik, kegiatan sosial, press release,
press conferences, special event, exhibition, sponsorship, dan kegiatan lainnya
yang mengandung unsur pemberitaan. Kegiatan publisitas ini tidak menyerap
anggaran yang terlalu tinggi bahkan tidak menutup kemungkinan tanpa ada beban
biaya, terutama jika isi publisitas memang menarik dan juga mengandung unsur
berita (Nirwana, 2012).

7

Proses Komunikasi
Proses komunikasi merupakan kegiatan menyampaikan atau menyebarkan
informasi dari satu pihak kepada pihak lainnya. Menurut Berkowitz dalam
Nirwana (2012) proses komunikasi melibatkan beberapa elemen, seperti yang
tertera pada Gambar 1. Diantaranya source atau sumber pesan, message atau
pesan yang disampaikan, adanya receiver atau penerima pesan, serta encoding dan
decoding.

Source

Encode

Message

Decode

Receive
r

Noise

Field of Experience

Feedback Loop
Noise

Gambar1.The Communication Process
(Sumber: Berkowitz, Kerin, Hartley, Rudelius, 1992, diacudalam: Nirwana
(2012))
Encoding merupakan proses transformasi ide tau gagasan kedalam symbol
yang dapat dipahami. Sedangkan decoding merupakan suatu proses untuk
menerima simbol dan merubahnya dalam bentuk gagasan atau ide. Sumber
informasi dapat berasal dari orang yang ingin menyampaikan informasi atau
memiliki informasi, sedangkan pesan (message) merupakan informasi yang
disampaikan dari sumber informasi kepada penerima informasi (receiver). Dengan
demikian proses informasi melibatkan sumber informasi, pesan yang disampaikan
dan penerima informasi. Proses informasi ini akan berhasil jika pesan yang
disampaikan dapat dipahami sesuai dengan isi pesan, tetapi jika pesan yang
disampaikan tidak dapat diterjemahkan oleh penerima pesan, maka informasi

8

tersebut mengalami kegagalan. Penyebab kegagalan informasi diantaranya ada
gangguan atau noise.
Keberadaan setiap variabel bauran komunikasi berisikan pesan, dimana
setiap isi pesan bersifat informative tentang keberadaan jasa kepada pelanggan.
Dalam komunikasi pemasaran, isi pesan tidak hanya ditujukan kepada pihak
pemasar saja namun juga kepada pasar sehingga cakupannya lebih luas Sebaiknya
dalam menyiapkan isi pesan, pesan yang akan disampaikan harus bersifat
persuasive agar dapat mengarahkan penerima pesan untuk percaya dengan pesan
yang disampaikan atau bahkan ketika pesan tersebut dapat mengarah pada
penguatan daya pengingat tentu akan lebih mudah lagi dalam mendapatkan
konsumen. Untuk pesan komunikasi pemasaran yang bersifat informative,
persuasive dan mengandung daya pengingat, diperlukan adanya strategi
komunikasi yang baik untuk menghindari adanya kegagalan dalasm proses
penyampaian pesan.
Tujuan komunikasi Pemasaran
Komunikasi pemasaran meliputi tiga tujuan utama menurut Tjiptono
(2008), yaitu untuk menyebarkan informasi (komunikasi informatif),
mempengaruhi untuk melakukan pembelian atau menarik konsumen (komunikasi
persuasif), dan mengingatkan khalayak untuk melakukan pembelian ulang
(komunikasi mengingatkan kembali). Keterkaitan antara tujuan komunikasi,
respon khalayak, dan tahapan-tahapan dalam proses pembelian dapat diringkas
dalam Gambar 2.
Respon yang di berikan oleh konsumen sebagai komunikan adalah
meliputi:
1. Efek kognitif, yaitu kesadaran informasi tertentu.
2. Efek afeksi, yaitu memberikan pengaruh untuk melakukan sesuatu. Yang
diharapakan adalah realisasi pembelian.
3. Efek konatif atau perilaku, yaitu membentuk pola khalayak menjadi
perilaku selanjutnya. Yang diharapkan adalah pembelian ulang.
TUJUAN
KOMUNIKASI

RESPON
KHALAYAK

Informing

Efek Kognitif

Persuading

Efek Afektif

PROSES
PEMBELIAN
Attention
Interest
Trial

Reminding

Efek Konatif

Follow-up

Gambar 2. Tujuan Komunikasi, Respon Khalayak, dan Proses Pembelian
Sumber: Tjiptono (2008).
Tujuan komunikasi dan respon khalayak dalam tahapan proses pembelian

9

1.
2.
3.
4.
5.

terdiri atas :
Menyadari (awarness) produk yang ditawarkan.
Menyukai (interest) dan berusaha unutk mengetahui lebih lanjut.
Mencoba (trial) untuk membandingkan dengan harapannya.
Mengambil tindakan (act) membeli atau tidak membeli.
Tindak lanjut (follow up) membeli kembali atau pindah merek.
Pariwisata

Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu
yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain, dengan maksud bukan
untuk berusaha (bussines) atau mencari nafkah ditempat yang dikunjungi, tetapi
semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna pertamasyaan dan rekreasi
atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam (Yoeti, 1980).
Pariwisata adalah suatu gejala yang sangat kompleks di dalam masyarakat;
ada objek wisata, ada hotel, ada souvenir shop,ada pramuwisata, ada angkutan
wisata, ada biro perjalanan, ada rumah makan, dan lain-lainnya. Disamping itu,
ada pula wisatawan dengan segala tingkah lakunya (Soekadijo, 1995). Menurut
Wahab, dalam Pendit (1994) pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang
mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam penyediaan
lapangan pekerjaan, meningkatkan penghasilan, standar hidup serta menstimulasi
produktivitas lainnya.
Berdasarkan definisi yang diberikan oleh Yoeti, pariwisata bukanlah suatu
kegiatan yang bersifat rutin, sedangkan menurut Soekadijo dan Wahab, bahwa
pariwisata merupakan suatu gejala yang sangat kompleks sehingga bisa menjadi
suatu jenis usaha baru yang mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi dengan
cepat karena satu sama lain komponen yang terdapat dengan kegiatan pariwisata
bisa menghasilkan suatu prospek pekerjaan bagi bidang yang lainnya.
Jenis Pariwisata
Sesuai dengan potensi yang dimiliki atau warisan yang telah ditinggalkan
oleh nenek moyang pada suatu Negara maka timbullah bermacam-macam jenis
pariwisata yang dikembangkan sebagai suatu kegiatan yang lama-kelamaan
mempunyai ciri tersendiri. Menurut Pendit (1994) jenis pariwisata terdiri dari 14
macam, diantaranya adalah Wisata Budaya, Wisata Olahraga, Wisata Pertanian
yang sekarang terkenal dengan sebutan Agrowisata, Wisata Cagar Alam, dan yang
sekarang sedang menjadi tren adalah Wisata Maritim (Marina) atau Wisata
Bahari. Jenis wisata bahari ini banyak dikaitkan dengan olahraga di air, di danau,
bengawan, pantai, teluk atau laut. Kegiatan yang dapat dilakukan diantaranya
adalah memancing, menyelam sambil melakukan pemotretan, kompetisi selancar,
balapan mendayung, berkeliling melihat-lihat taman laut dengan pemandangan
indah di bawah permukaan air serta sebagai rekreasi perairan.
Kawasan Pulau Pramuka tentu sangat cocok untuk menjadi tempat wisata
bahari didukung oleh keberadaan sumber daya tarik alam yang begitu menarik
dari mulai kekayaan akan karang-karang dibawah laut yang masih terawat dengan

10

baik, keanekaragaman jenis ikan dan ekosistem lamun dan mangrove yang terjaga
dan juga tersedia paket-paket wisata yang dapat membantu wisatawan untuk
mendapatkan informasi yang lebih lengkap mengenai daya tarik yang ada di Pulau
Pramuka agar perjalan wisata yang dilakukan lebih terarah. Secara tidak langsung
dapat mendukung apa yang telah dikemukan oleh Surbaktiet al (2008) yang
menyatakan bahwa wisata bahari merupakan wisata minat khusus yang berbentuk
aktivitas yang berkaitan dengan kelautan, baik diatas permukaan laut maupun
kegiatan yang dilakukan dibawah permukaan laut.
Karakteristik Homestay
Terkait dengan kegiatan pariwisata, wisatawan adalah orang yang
melakukan perjalanan untuk sementara waktu ketempat atau daerah yang sama
sekali masih asing baginya. Karena jauh dari tempat tinggalnya, maka ia
memerlukan pelayanan sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, yaitu
semenjak dari ia berangkat sampai di tempat tujuan, hingga ia kembali ke
rumahnya (Yoeti, 1996). Salah satu pelayanan yang paling penting adalah
keberadaan penginapan. Penginapan di Pulau Pramuka dikenal dengan
namahomestay.
Pendit (1994) mengungkapkan bahwa Homestay merupakan rumah-rumah
penduduk setempat disuatu daerah tujuan wisata yang dipergunakan sebagai
penginapan sementara bagi wisatawan-wisatawan yang tergolong berpendapatan
sedang atau ekonomi lemah. Mereka tinggal sementara bersama masyarakat
setempat dengan cara makan, minum, dan hidup dengan situasi dan lingkungan
setempat. Sedangkan Yoeti (1996) mengungkapkan bahwa homestay adalah jenis
akomodasi yang berasal dari rumah-rumah rakyat yang telah di Up-grade
sedemikian rupa sehingga memenuhi syarat-syarat untuk tempat tinggal sementara
dalam jangka waktu pendek.
Secara umum, baik Pendit maupun Yoeti sependapat bahwa homestay
merupakan rumah-rumah penduduk yang diperuntukkan bagi wisatawan yang
datang untuk tinggal sementara dengan cara sederhana. Sesuai dengan pendapat
yang dikemukakan oleh kedua ahli pariwisata tersebut keberadaan homestay di
Pulau Pramuka memang didominasi oleh rumah-rumah yang berasal dari rumah
penduduk yang disewakan bagi para wisatawan. Setiap homestaydi Pulau
Pramuka memiliki latar belakang yang berbeda-beda sehingga masing-masing
memiliki ciri tersendiri sesuai dengan kebutuhan para pemilik homestay.
Lama usaha
Pendit (1994) mengemukakan ada beberapa syarat atau klasifikasi yang
harus dimiliki untuk menjamin kebutuhan tempat tinggal sementara waktu bagi
orang yang sedang mengadakan perjalanan. Salah satu syaratnya adalah
berdasarkan jangka waktu perusahaan beroperasi, seperti pada saat musim-musim
tertentu baik musim panas maupun musim dingin atau memang dibuka pada
sepanjang musim. Dalam kaitannya dengan keberadaan homestay di Pulau
Pramuka waktu dibukanya selalu sepanjang tahun walau pada musim-musim
tertentu wisatawan yang datang harus bergantung pada musim ombak baik barat
maupun timur. Lama usaha ini merupakan kurun waktu yang terhitung semenjak
berdirinya usaha homestay. Hal ini digunakan untuk mengetahui keeksistensian

11

dari keberadaan pasar dalam menghadapi perubahan
wisatawan yang datang.

maupun perkembangan

Kelengkapan
Pendit (1994) mengungkapkan bahwa ketika wisatawan merencanakan
suatu kegiatan yang lebih dari 24 jam maka para wisatawan tersebut memerlukan
tempat tinggal untuk sementara selama perjalanannya dimana ia dapat beristirahat,
mandi dan makan. Adapun tempat tinggal tersebut tidak harus berupa hotel yang
mewah, namun dapat memenuhi syarat ―comfort” dan kesehatan. Salah satu
syarat ―comfort‖ yang terdapat dalam keberadaan homestay di Pulau Pramuka ini
diwujudkan dalam bentuk Kelengkapan yang diberikan oleh para pemilik
homestay guna memuaskan kebutuhan para wisatawan yang menyewa homestay
mereka. Kelengkapan merupakan bentuk fisik dari berbagai fasilitas yang
ditawarkan oleh para pemilik homestaysebagai daya jual.
Jarak Lokasi
Menurut letaknya, terkait dengan bagaimana pun definisi suatu hotel
maupun penginapan, Pendit (1994) mengungkapkan ada beberapa syarat sehingga
letak penginapan terbagi menjadi penginapan atau hotel kota, pegunungan, pantai
dan pedalaman. Berdasarkan syarat dan jenis penginapan, penginapan yang berada
di Pulau Pramuka termasuk pada penginapan pantai. Hanya saja, harus di garis
bawahi bahwa akses akan objek dan daya tarik wisata, akses sarana dan prasana
dalam kegiatan wisata bahari tidak kalah penting sehingga posisi akan keberadaan
homestay menjadi salah satu perhitungan yang harus dipertimbangkan.
Pertimbangan ini disesuaikan dengan keadaan wilayah geografis Pulau
Pramuka yang dikelilingi oleh lautan sehingga akses utama menuju Pulau
Pramuka dihitung dari keberadaan dermaga. Jarak lokasi homestay menentukan
kemudahan bagi wisatawan dalam mengakses informasi mengenai homestay.

Pendapatan
Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul
akibat aktivitas normal perusahaan selama satu periode. Arus masuk bruto adalah
jumlah pendapatan yang diterima dan dapat diterima oleh perusahaan untuk
dirinya sendiri. Secara garis besar pendapatan timbul karena adanya transaksi dari
peristiwa ekonomi seperti, penjualan barang, penjualan jasa dan penggunaan
aktiva perusahaan oleh pihak-pihak lain yang menghasilkan bunga, royalty dan
deviden (Kuswandi, 2005).
Penjualan barang meliputi barang yang diproduksi oleh perusahaan atau
barang yang dibeli untuk dijual kembali. Penjualan jasa ialah pelaksanaan tugas
yang secara kontraktual telah disepakati untuk dilaksanakan selama satu periode
tertentu, jasa tersebut dapat diselesaikan selama satu periode atau lebih. Pengguna
aktiva perusahaan oleh pihak ketiga dapat menimbulkan pendapatan dalam bentuk
bunga, royalty dan deviden. Bunga adalah pembebanan atas penggunaan kas atau
setara kas atau jumlah terutang kepada perusahaan. Royalty adalah pembebanan
atas penggunaan aktiva jangka panjang perusahaan, sedangkan Deviden adalah
distribusi laba kepada pemegang investasi ekuitas sesuai dengan program dari
jenis ekuitas tersebut.

12

Dengan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendapatan adalah
penerimaan bersih dari hasil operasi perusahaan (baik perusahaan dagang maupun
perusahaan manufaktur). Hal ini serupa dengan yang diungkapkan oleh Arif dan
Wibowo (2002) bahwa pendapatan merupakan kenaikan harta perusahaan yang
disebabkan oleh adanya transaksi dengan pihak ketiga, misalnya penjualan (sales),
pendapatan sewa (rent revenuea), pendapatan deviden (dividen revenuea) dan
pendaptan komisi (commission revenue). Terkait dengan usaha yang dilakukan
oleh para pemilik Homestay, sesuai dengan yang dikemukakan oleh Arif dan
Wibowo maupun Kuswandi, dalam prakteknya pendapatan yang didapat dalam
usaha kepemilikan homestay ini diperoleh dari pendapatan sewa, yang diperoleh
dalam satu periode yang menghasilkan laba, sehingga para pemilik homestay atau
para pengusaha homestay ini mampu bertahan dan berinovasi dalam menjalankan
usahanya.
Kerangka Pemikiran
Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu sebagai salah satu destinasi wisata
bahari yang memiliki beragam daya tarik objek wisata seperti, kunjungan resort
wisata bahari, wisata pendidikan dan konservasi laut, wisata alam bawah laut serta
wisata pulau pemukiman. Salah satu pulau yang menjadi pusat pemerintahan serta
pusat objek dan daya tarik wisata adalah Pulau Pramuka. Di Pulau Pramuka para
wisatawan dapat melakukan bermacam-macam kegiatan dari mulai kegiatan di
permukaan laut, dalam laut maupun di daratan, seperti memancing, snorkeling,
diving, bersepeda dan tentunya kulinari mengenai keragaman masakan khas
Pulau.
Dalam kegiatan pariwisata, hampir setiap tahunnya mengalami
pengingkatan baik dari jumlah kunjungan wisatawan yang datang maupun dari
jumlah sarana dan prasarana penunjang kegiatan pariwisata. Salah satunya yang
menjadi sorotan dengan perkembangan yang cukup signifikan adalah adanya
pertambahan jumlah homestay. Homestay merupakan suatu bentuk bangunan
rumah yang di up-grade sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi standart
bangunan yang bisa disewakan kepada para wisatawan yang datang untuk
menikmati objek dan daya tarik wisata yang ada di Pulau Pramuka. Seiring
dengan bertambahnya jumlah kunjungan wisatawan pun, maka keberadaan
homestay menjadi sarana dan prasarana yang cukup penting mengingat akses akan
jarak perjalanan yang ditempuh tidak semudah seperti di darat, sehingga tempat
penginapan dapat menjadi tempat penampungan bagi wisatawan yang datang
untuk beristrahat, menaruh barang-barang yang dibawa, dengan beragam fasilitas
yang ditawarkan oleh masing-masing homestay.
Pada prakteknya dalam kegiatan pariwisata terutama para pemilik usaha
homestay sebagai sarana dan prasarana penunjang kegiatan pariwisata dituntut
untuk mampu berinovasi dalam mempertahankan usaha yang dijalankannya. Pada
Gambar 3. dijelaskan bahwa para pemilik usaha homestay masing-masing
memiliki karakteristik untuk dapat menunjang keberadaan homestay diukur dari
lama usaha yang telah dijalankannya, fasilitas yang terdapat dalam homestay serta
jarak keberadaan lokasi homestay yang dapat ditempuh dari dermaga. Ketiga
komponen pengukuran ini masing-masing akan diukur untuk dapat menentukan

13

hubungannya dengan tingkat pendapatan yang diperoleh dalam kurun waktu satu
bulan. Tingkat pendapatan yang diperoleh dari adanya usaha homestay salah
satunya di dukung oleh strategi komunikasi pemasaran yang digunakan oleh para
pemilik homestay.

Karakteristik
Homestay
 Lama Usaha
 Kelengkapan
 Jarak Lokasi

Strategi Komunikasi Pemasaran
 Jenis

Bauran Komunikasi
Pemasaran
 Kelengkapan Informasi
 Biaya Komunikasi

Tingkat Pendapatan

Keterangan :
Menjelaskan hubungan
Gambar3. Kerangka Pemikiran
Strategi komunikasi pemasaran yang digunakan oleh pemilik homestay
diukur dari jenis bauran komunikasi yang digunakan, penawaran informasi yang
diberikan untuk dapat memperoleh pelanggan dan juga biaya yang dikeluarkan
dalam kegiatan komunikasi. Ketiga komponen pengukuran ini akan dihubungkan
dengan tingkat pendapatan yang diperoleh dalam kurun waktu satu bulan. Dari
kedua komponen baik karakteristik homestay maupun strategi komunikasi
pemasaran ini dihubungkan dengan tingkat pendapatan guna mendapatkan
gambaran mengenai suatu proses pemasaran yang terjadi dalam kegiatan usaha
kepemilikan homestay karena banyak dari masyarakat Pulau Pramuka yang
menekuni usaha ini.
Hipotesa Penelitian
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka disusunlah hipotesis penelitian
sebagai berikut:
1. Diduga ada hubungan positif antara karakteristik usaha homestay dengan
tingkat pendapatan.
2. Diduga ada hubungan positif antara strategi komunikasi pemasaran yang
digunakan oleh pelaku usaha homestay dengan tingkat pendapatan.

14

Definisi Operasional
1. Karakteristik Homestay adalah ciri khas tertentu yang dimiliki oleh
pelaku usaha untuk mempertahankan keberadaan dari usaha penginapan
yang dimilikinya. Menurut Yoeti (1996) homestay adalah jenis akomodasi
yang berasal dari rumah-rumah rakyat yang telah di up-grade sedemikian
rupa sehingga memenuhi syarat-syarat kesehatan untuk tempat tinggal
sementara dalam jangka waktu pendek. Dalam proses up-grade tersebut
pada masing-masing homestay tentu memiliki perbedaan tergantung dari
pemilik homestay tersebut. Untuk mengukur perbedaan tersebut,
karakteristik homestay terbagi dalam tiga pengukuran, yaitu:
1) Lama Usaha adalah kurun waktu usaha, semenjak pertama kali homestay
tersebut dibangun dan digunakan untuk penginapan. Lama usaha diukur
dengan skala ordinal dan dikelompokkan menjadi tiga kategori
berdasarkan hasil perhitungan yaitu sebagai berikut:
Nilai Max = 10 tahun
Nilai Min = 1 tahun
∑K = 3

Sehingga, pengukuran lama usaha di kategorikan sebagai berikut:
1. Lama
: ≥9 tahun
2. Sedang : 5-8 tahun
3. Baru
: 1-4 tahun
2) Kelengkapan adalah bentuk fisik dari berbagai fasilitas homestay yang
ditawarkan oleh para pemilik homestay sebagai daya jual dari keberadaan
homestay tersebut. Fasilitas dalam penelitian ini terdiri dari:
i.
WC
v.
Kipas Angin
ii. Bed
vi.
Kompor
iii. Dispenser
vii.
Dapur
iv.
TV
Fasilitas tersebut diukur dengan skala ordinal yang dikelompokkan
menjadi tiga kategori berdasarkan:
Nilai Max = Terdiri dari 7 macam fasilitas
Nilai Min = Terdiri dari 3 macam fasilitas
∑K = 3

Sehingga, pengukuran fasilitas di kategorikan sebagai berikut:
1. Sangat Lengkap : ≥ 7 macam fasilitas
2. Lengkap
: 5-6 macam fasilitas
3. Kurang Lengkap : 3-4 macam fasilitas

15

3) Jarak Lokasi adalah tempat dimana homestay tersebut berada, dihitung
berdasarkan jarak dari dermaga. Lokasi diukur dengan satuan meter dan
menggunakan skala ordinal yang dikelompokkan menjadi tiga kategori
berdasarkan:
Nilai Max = 500m
Nilai Min = 100m
∑K = 3

Sehingga, pengukuran lokasi dikategorikan sebagai berikut:
1. Jauh : 368- 500m
2. Sedang : 234-367m
3. Dekat : 100-233m
2. Strategi Komunikasi Pemasaran adalah upaya yang dilakukan oleh masingmasing pemilik usaha homestay dalam rangka mempertukarkan informasi
mengenai jasa yang ditawarkan kepada khalayak (promosi). Kotler dalam
Panuju (2000) mendefinisikan bahwa pemasaran adalah proses sosial dengan
nama individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
inginkan dengan menciptakan dan mempertukarkan produk dan nilai dengan
individu dan kelompok lainnya. Dalam strategi komunikasi pemasaran
komponen yang akan diukur terbagi menjadi tiga yaitu:
1) Jenis Bauran Komunikasi Pemasaran menurut Lovelock dalam Nirwana
(2012) merupakan salah satu strategi dalam kegiatan komunikasi pemasaran
guna mengatisipasi persaingan yang semakin tajam dalam persaingan bisnis,
selain itu juga berguna untuk memasarkan produk atau jasa agar sampai pada
penerima pesan atau target pasar yang dituju. Ada empat variabel bauran
komunikasi pemasaran dengan media yang berbeda sesuai dengan sasaran,
waktu, biaya, jangkauan dan keterlibatan tenaga promosi yang tercantum
dalam Tabel 1. Pemilihan jenis bauran komunikasi pemasaran dalam
penelitian ini diukur melalui seberapa banyak media ataupun bentuk kegiatan
komunikasi pemasaran yang digunakan oleh pemilik usaha homestay. Setelah
diuraikan beragam media ataupun bentuk kegiatannya maka akan terlihat jenis
bauran komunikasi pemasaran yang mana yang paling banyak digunakan.
Jenis bauran komunikasi pemasaran diukur menggunakan skala ordinal yang
dikelompokkan menjadi tiga kategori berdasarkan:
Nilai Max = Terdiri dari 4 macam bauran komunikasi pemasaran
Nilai Min = Terdiri dari 2 macam bauran komunikasi pemasaran
∑K = 3

Sehingga, Pengukuran jenis media komunikasi yang
dikelompokkan menjadi tiga kategori:
1. Tinggi
: 4 jenis bauran komunikasi pemasaran
2. Sedang
: 2-3 jenis bauran komunikasi pemasaran
3. Rendah : 1 jenis bauran komunikasi pemasaran

digunakan

16

Tabel 1. Variabel Bauran Komunikasi Pemasaran serta Media dan Bentuk
Kegiatan Promosi yang Dapat Digunakan
Variabel Bauran Komunikasi
Media serta Bentuk Kegiatan Promosi
Pemasaran
Personal Selling, Telemarking, Customer Service,
Personal Communication
Customer Training dan World of Mouth
Koran, Majalah, Brosur, Email, Jejaring Sosial,
Advertising
Internet, dan Alat Komunikasi Elektronik
Pameran Produk, Event Promosi, Pemberian
Sales Promotion
Potongan Harga atau Diskon, Pemberian Hadiah
pada pelanggan maupun calon pelanggan
Press Release, Press Conference, Special Event,
Publicity
Exhibition atau Sponsorship
2) Penawaran Informasi adalah upaya untuk menggambarkan atau membuat isi

pesan yang ingin disampaikan kepada khalayak. Jenis penawaran informasi ini
terdiri dari:
i. Nama Homestay
iv. Fasilitas
ii. Nomer Kontak
v. Pelayanan
iii. Harga Sewa
vi. Penawaran Paket Wisata
Penawaran informasi ini diukur dengan skala ordinal yang dikelompokkan
menjadi tiga kategori berdasarkan:
Nilai Max = Terdiri dari 6 macam penawaran informasi
Nilai Min = Terdiri dari 2 macam penawaran informasi
∑K = 3

Sehingga, pengukuran penawaran informasi dikategorikan sebagai berikut:
1. Lengkap
: ≥ 6 macam informasi
2. Kurang Lengkap : 4-5 macam informasi
3. Tidak Lengkap : 2-4 macam informasi
3) Biaya Komunikasi adalah sejumlah uang yang dikeluarkan untuk memenuhi
kegiatan komunikasi pemasaran yang telah dilakukan, biaya pengeluaran ini dihitung
dari biaya satu bulan terakhir. Biaya diukur dengan skala ordinal yang
dikelompokkan menjadi tiga kategori berdasarkan:

Nilai Max = Rp500.000,Nilai Min = Rp20.000,∑K = 3

Sehingga, pengukuran biaya dikategorikan sebagai berikut:
1. Tinggi
: Rp360.000,- ― Rp500.000,2. Sedang
: Rp190.000,- ― Rp350.000,-

17

3. Rendah

: Rp20.000,- ― Rp180.000,-

3. Pendapatan berdasarkan pengertian yang diungkapkan oleh Arif dan Wibowo
(2002) merupakan kenaikan harta perusahaan yang disebabkan oleh adanya transaksi
dengan pihak ketiga, misalnya: penjualan (sales), pendapatan sewa (rent

revenue), pendapatan dividen (dividend revenue) dan pendapatan komisi
(commission revenue), sehingga tingkat pendapatan dalam penetian ini adalah
penerimaan hasil operasi suatu usaha baik usaha dagang maupun jasa yang
dalam hal ini penerimaan tersebut diperoleh dari pendapatan sewa (rent
revenue) homestay dari pemilik homestay kepada penyewa yaitu wisatawan.
Tingkat pendapatan diukur dengan skala ordinal yang dikelompokkan
menjadi tiga kategori berdasarkan:
Nilai Max = Rp8.000.000,Nilai Min = Rp200.000,∑K = 3

Sehingga, pengukuran tingkat pendapatan dikategorikan sebagai berikut:
1. Tinggi
: Rp5.800.000,- ― Rp8.000.000,2. Sedang
: Rp2.900.000,- ― Rp5.700.000,3. Rendah
: Rp200.000,- ― Rp2.800.000,-

18

19

METODE
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif didukung dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif
dilakukan agar dapat memperoleh data statistik objektif melalui perhitungan
ilmiah yang berasal dari sampel orang-orang yang diminta untuk menjawab
pertanyaan dengan instrumen kuesioner mengenai karakteristik homestay, strategi
komunikasi pemasaran dan juga pendapatan. Selain itu, pendekatan kuantitatif
dilakukan untuk menganalisis bagaimana hubungan antara karakteristik usaha
homestay, strategi komunikasi pemasaran dengan tingkat pendapatan homestay
dalam kurun waktu satu bulan terakhir.
Penelitian ini merupakan penelitian survai dengan tipe eksplanatory.
Metode survei adalah penelitian yang mengambil sampel atau populasi dan
menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Sedangkan
penelitian dengan tipe eksplanatory merupakan penelitian yang menjelaskan
hubungan kausal antara variabel-variabel penelitian melalui pengujian hipotesa
(Singarimbun & Effendi, 1989).
Sementara data-data kualitatif dilakukan untuk mendukung data-data
kuantitatif dengan memberikan gambaran atau deskripsi dari Tabel hasil
perhitungan statistik, serta juga melengkapinya dengan hasil wawancara
mendalam yang dilakukan kepada i