Telaah Komposisi dan Isolasi Laktoferin pada Kolostrum dan Susu dari Berbagai Bangsa Kambing

i

TELAAH KOMPOSISI DAN ISOLASI LAKTOFERIN
PADA KOLOSTRUM DAN SUSU DARI BERBAGAI
BANGSA KAMBING

AGUS BAHAR RACHMAN

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2010

ii

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Telaah Komposisi dan Isolasi
Laktoferin pada Kolostrum dan Susu dari Berbagai Bangsa Kambing adalah karya
saya dengan arahan dari Komisi Pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk

apa pun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
tesis ini.

Bogor, Februari 2010

Agus Bahar Rachman
NRP. D151070011

iii

RINGKASAN
AGUS BAHAR RACHMAN. Telaah Komposisi dan Isolasi Laktoferin pada
Kolostrum dan Susu dari Berbagai Bangsa Kambing. Dibimbing oleh RARAH
RATIH A MAHESWARI dan MIRNAWATI SUDARWANTO.
Kambing adalah salah satu jenis ternak yang potensial dikembangkan
menjadi penghasil daging dan susu di Indonesia. Pemeliharaan kambing perah
dapat menyediakan kebutuhan akan protein hewani yang bernilai biologis tinggi
serta mineral esensial dan vitamin asal ternak. Susu kambing memiliki komponenkomponen susu, salah satunya adalah laktoferin sebagai zat anti mikroba.

Laktoferin pada susu mampu mengikat ion besi dari mikroba sehingga
menghambat pertumbuhan mikroba dan dapat dimanfaatkan untuk pengayaan
maupun fortifikasi susu. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mempelajari pengaruh
hari pemerahan yang berbeda terhadap komposisi kimia kolostrum dan susu
kambing bangsa PE, Jawarandu dan SAPE, meliputi kadar bahan kering, bahan
kering tanpa lemak, protein, berat jenis, dan pH, (2) melakukan isolasi laktoferin
asal kolostrum dan susu kambing bangsa PE, Jawarandu dan SAPE, dan (3)
menentukan konsentrasi laktoferin pada kolostrum dan susu kambing bangsa PE,
Jawarandu dan SAPE.
Sampel kolostrum dan susu yang digunakan merupakan sampel yang
diperoleh dari bangsa kambing Peranakan Etawah (PE), Jawa Randu, dan
Persilangan Saanen jantan dengan PE betina (SAPE). Kolostrum yang digunakan
merupakan hasil pemerahan hari ke-1 (H1), ke-2 (H2) dan ke-3 (H3), sedangkan
untuk susu digunakan hasil pemerahan hari ke-4(H4) sampai dengan ke-8 (H8).
Rancangan yang digunakan untuk menentukan kandungan laktoferin pada
berbagai bangsa kambing perah dengan hari pemerahan yang berbeda adalah
Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial (3x8) dengan tiga ulangan. Faktor
pertama adalah bangsa kambing perah (PE, Jawarandu dan SAPE), dan faktor
kedua adalah hari pemerahan (hari ke-1, ke-2, ke-3, ke-4, ke-5, ke-6, ke-7 dan ke8).
Perbedaan bangsa kambing dan hari pemerahan mempengaruhi komposisi

kimia kolostrum dan susu (kadar bahan kering, bahan kering tanpa lemak, kadar
lemak dan kadar protein). Komposisi kolostrum dan susu kambing PE memiliki
kisaran bahan kering 13.58%-38.96%, bahan kering tanpa lemak 9.26%-17.63%,
kadar lemak 4.31%-21.33% dan kadar protein 3.47%-5.96%. Kambing Jawarandu
memiliki kisaran bahan kering 16.21%-37.49%, bahan kering tanpa lemak 9.86%15.32%, kadar lemak 6.35%-22.17% dan kadar protein 4.71%-9%. Kambing
SAPE memiliki kisaran bahan kering 15.63%-47.09%, bahan kering tanpa lemak
10.58%-18.59%, kadar lemak 5.05%-28.5% dan kadar protein 4.77%-8.9%.
Kolostrum kambing PE di produksi mulai dari hari pemerahan ke-1
sampai dengan ke-4, kolostrum kambing Jawarandu di produksi mulai dari hari
pemerahan ke-1 sampai dengan ke-5 dan kolostrum kambing SAPE di produksi
mulai dari hari pemerahan ke-1 sampai dengan ke-3. Konsentrasi laktoferin (mg/l)
kolostrum dan susu kambing PE, Jawarandu dan SAPE yaitu 41.24±1.22-

iv

156.36±107.66 mg/l;
207.39±58.94 mg/l.

25.22±2.21-197.39±58.94


mg/l;

dan

29.25±2.20-

Berdasarkan sidik ragam diperoleh bahwa konsentrasi laktoferin pada
bangsa kambing SAPE sangat berpengaruh (P