Analisis rantai nilai susu kambing di UD. Harokah Barokah Bogor

(1)

ANALISIS RANTAI NILAI SUSU KAMBING

DI UD. HAROKAH BAROKAH

BOGOR

Khoirul Anam

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

ANALISIS RANTAI NILAI SUSU KAMBING

DI UD. HAROKAH BAROKAH

BOGOR

Khoirul Anam

107092003593

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pertanian Pada Program Studi Agribisnis

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(3)

(4)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANA PUN.

Jakarta, Juni 2014

Khoirul Anam 107092003593


(5)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Khoirul Anam Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat Tanggal Lahir : Lumajang, 15 Mei 1989 Kewarganegaran : Indonesia

Status : Belum Menikah Agama : Islam

Alamat : Kp. Curah Kates, RT. 03/03, Ds. Wates Kulon, Kec. Ranuyoso, Kab. Lumajang – Jawa Timur

No. Telp : 085710444349/085331438296 Email : corakates@yahoo.co.id IPK : 3,12

1994-2000 : MI Nurul Islam Wates Kulon

2001-2004 : MTs. 1 Annuqayah Guluk-Guluk - Sumenep 2004-2007 : SMA 1 Darul ‘Ulum Jombang

2007-2012 : S-1 Agribisnis, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

2005-2006 : Sekertaris Ikatan Keluarga Pondok Pesantren Darul ‘Ulum (IKAPPDAR) Madura

2008-2009 : Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas (DPMU) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2008-2014 : Anggota Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Ciputat

IDENTITAS DIRI

RIWAYAT PENDIDIKAN


(6)

v RINGKASAN

KHOIRUL ANAM, Analisis Rantai Nilai Susu Kambing Di UD. Harokah Barokah, Bogor (di bawah bimbingan Drh. ZULMANERY, MMA dan Eny Dwiningsih, S.TP, M.Si)

Susu kambing merupakan hasil produk utama dari kambing perah, yang bisa menjadi sumber pendapatan baru dan cukup menjanjikan mengingat harga susu kambing yang lebih mahal dibandingkan dengan susu dari jenis ternak lain. Keunggulan susu kambing perah dibandingkan susu sapi yaitu, susu kambing mudah dicerna dan tidak menimbulkan gangguan pencernaan bagi mereka yang alergi mengkonsumsi susu sapi. Susu kambing dalam bentuk segar memiliki sifat mudah rusak yang disebabkan oleh lingkungan, baik oleh temperatur, bakteri ataupun udara sekitarnya yang menyebabkan kerugian. Susu kambing memerlukan penanganan atau perlakuan yang tepat antara lain pengolahan, pengemasan dan pengawetan untuk menambah kegunaan atau menimbulkan nilai tambah sehingga harga susu tersebut menjadi tinggi.

UD. Harokah Barokah merupakan perusahaan yang bergerak dibidang peternakan kambing perah dan pengolahan susu kambing yang berdiri sejak tahun 2012. Sebagai perusahaan yang baru berdiri, perusahaan ini perlu meningkatkan daya saing produk susu kambing maupun olahan yang dihasilkan agar mampu bersaing dengan produk yang telah lebih dulu ada. Analisis rantai nilai memiliki peranan penting pada usaha yang dijalankan oleh UD. Harokah Barokah. Analisis rantai nilai merupakan analisis aktivitas-aktivitas yang menghasilkan nilai, baik yang berasal dari dalam dan luar perusahaan. Analisis rantai nilai dapat membantu UD. Harokah Barokah untuk mengidentifikasi aktivitas dalam rantai nilai yang dapat menghasilkan nilai dan keunggulan bersaing produk yang dihasilkan. Rantai nilai juga menjelaskan kepada siapa saja keuntungan didistribusikan sehingga mempermudah dalam menentukan kebijakan mana yang sesuai untuk mengembangkan perusahaan dan memperoleh bagian keuntungan yang lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengidentifikasi rantai pasok susu kambing di UD. Harokah Barokah. (2) Menganalisis rantai nilai pengolahan susu kambing di UD. Harokah Barokah. (3) Mengetahui nilai tambah susu kambing di setiap anggota rantai pasok. (4) Mengetahui pelaku rantai nilai yang memperoleh keuntungan terbesar.

Penelitian ini dilakukan UD. Harokah yang beralamat di Jl. H. Halimi Kampung Kopeng RT. 03 RW 05 Desa Cipelang, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor. Pelaksanaan penelitian dan pengolahan data dilakukan pada bulan April-Mei 2014. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data


(7)

vi

sekunder. Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi di lapangan dan wawancara (interview) dengan pihak perusahaan dan pihak-pihak lain yang terkait dalam penelitian. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui literatur-leteratur seperti majalah, jurnal, buku-buku dan dokumen perusahaan yang berhubungan dengan pokok penelitian. Metode pengolahan dan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analis rantai nilai Porter untuk mediskripsikan dan menganalisis rantai nilai susu kambing, sedangkan analisis biaya dan pendapatan digunakan untuk mengetahui nilai tambah susu kambing.

Adapun hasil dari penelitian ini yaitu, pola aliran rantai pasok susu kambing di UD. Harokah Barokah dimulai dari peternakan kambing perah hingga ke konsumen. Anggota rantai pasok susu kambing terdiri dari peternakan UD. Harokah Barokah, industri pengolahan susu kambing dan distributor susu kambing. Rantai nilai pengolahan susu kambing di UD. Harokah Barokah secara umum melibatkan tiga pelaku utama yaitu peternak sebagai penyedia bahan baku susu kambing, restoran dan industri pengolahan susu serta distributor yang memasarkan produk olahan susu kambing. Kondisi rantai nilai pengolahan susu kambing di UD. Harokah Barokah cukup baik dilihat dari tersedianya infrastuktur, bahan baku dan akses pasar, namun kemampuan SDM, teknologi dan sestem kendali mutu perlu ditingkatkan. Besarnya nilai tambah yang didapat oleh setiap pelaku rantai nilai susu kambing adalah : (1) 137.70 % nilai tambah untuk peternakan UD. Harokah Barokah, (2) 64.54 % nilai tambah untuk susu pasteurisasi. (3) 42.97 % untuk industri pengolahan susu kambing menjadi snack candy Ghonam Milk, dan (4) 11.04 % nilai tambah yang didapat oleh rantai pemasaran snack candy Ghonam Milk. Berdasarkan hasil perhitungan keuntungan, diketahui bahwa peternakan kambing perah memperoleh keuntungan terbesar yaitu sebesar Rp. 19.172.900 per bulan atau Rp. 12.722,23 per liter susu kambing. Hasil ini didapat dari total penerimaan sebesar Rp. 33.600.000 per bulan atau Rp. 21.960,77 per liter dikurangi total biaya operasional sebesar Rp. 14.427.100 per bulan atau Rp. 9.238,54 per liter.


(8)

vii KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis

Rantai Nilai Susu Kambing Di UD. Harokah Barokah, Bogor”. Shalawat serta salam penulis sampaikan kepada junjungan dan panutan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat, dan umatnya yang senantiasa istiqomah dijalan Allah SWT.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Program Studi Agribisnis Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa selesainya penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, petunjuk dan saran dari semua pihak. Untuk itu, penulis dengan segala kerendahan hati ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak - pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini khususnya kepada:

1. Orang tua penulis tercinta, Bapak Usman Bakri dan Ibu Umi Hasanah yang tidak pernah letih memberikan kasih sayang, nasihat, motivasi, do’a, semangat, dan dukungan baik moril maupun materil.

2. Kakak – kakak penulis tersayang, Hari Usman, Dini Octaviani, Ahmat

Fauzi dan Sumiati terima kasih atas kasih sayang, do’a dan dukungannya baik moril maupun materil.


(9)

viii

3. Ibu Drh. Zulmanery, MMA selaku Dosen Pembimbing 1 yang telah membimbing, memberikan arahan, saran, dan motivasi, serta meluangkan waktu, tenaga dan pemikiran hingga selesainya penulisan skripsi ini. 4. Ibu Eny Dwiningsih, S.TP, M.Si selaku Dosen Pembimbing 2 yang telah

membimbing, memberikan arahan, saran, dan motivasi, serta meluangkan waktu, tenaga dan pemikiran hingga selesainya penulisan skripsi ini. 5. Bapak Drs. Acep Muhib, MM selaku Dosen Penguji 1 dalam sidang

munaqosah skripsi penulis sekaligus Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan kritik, saran dan masukan yang berharga untuk perbaikan skripsi ini.

6. Ibu Rizky Adi Puspita Sari, SP, MMA selaku Dosen Penguji 2 dalam sidang munaqosah skripsi penulis sekaligus sekretaris Program Studi Agribisnis Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan kritik, saran dan masukan yang berharga untuk perbaikan skripsi ini.

7. Bapak Dr. Agus Salim, M.Si selaku Dekan serta seluruh jajaran pimpinan dan staff Fakultas Sains dan Teknologi Univeritas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Seluruh dosen pengajar Program Studi Agribisnis yang tidak penulis sebutkan satu persatu tanpa mengurangi rasa hormat dan terimakasih penulis sampaikan atas segala ilmu dan pelajaran yang diberikan selama di bangku perkuliahan. Semoga Allah SWT membalasnya.


(10)

ix

9. Pimpinan sekaligus pemilik UD. Harokah Barokah, H. Sirojudin Hasan Basri, Lc, MEI serta staff yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di UD. Harokah Barokah. Terima kasih atas segala bantuan pemikiran dan informasi yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini.

10.Teman - teman “JOKER”, Rianto “Cipluk” Putu Wijoyo, Rahmat “Oday” Hidayat, Maududi “Dude” Harisz, Teguh “Komandan Jihandak” Budianto, Andry “Nit Not” Hendryana, Brader Irvan Yudha Prasetya dan Khairul

“Bagindo Rajo” Anwar yang selalu kompak dalam setiap kegiatan untuk menyelesaikan skripsi bersama-bersama. Terima kasih dan salam RENCEM.

11.Teman-teman seperjuangan Agribisnis Angkatan 2007 Sese, Desi, Debi, Siska, Sasa, Febri, Mery, Rosi, Niar, Niaf, Novi, Tiwi, Wahyu, Aan, Adam, Lisan, Irvan, Mamet, Arul, Mico, Abdul, Andry, Teguh, Faisal, Dana, Dede, Tataq, Fahmi, Dudi. Terima kasih atas semangat, kebaikan, kecerian dan bantuan tulus yang telah kalian berikan selama kita bersama.

12.Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu tanpa mengurangi rasa hormat. Terima kasih banyak.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan penulisan skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat


(11)

x

bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan sebagai bahan untuk memperkaya pengetahuan. Semoga Allah SWT memberi keberkahan kepada kita semua. Amiin Ya Allah Ya Rabbal Allamin.

Wassalamu’alaikum. Wr. Wb

Jakarta, Juni 2014


(12)

xi DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 6

BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Kambing ... 7

2.2 Kambing Peranakan Etawa (PE) dan Kambing Saanen ... 7

2.2.1. Kambing Peranakan Etawa (PE) ... 8

2.2.2. Kambing Saanen ... 10

2.3 Susu Kambing ... 11

2.4 Pohon Industri Susu Kambing ... 13

2.5 Rantai Pasok dan Manajemen Rantai Pasok ... 15

2.6 Rantai Nilai... 19

2.7 Proses ... 23

2.8 Nilai Tambah ... 24

2.9 Stuktur Biaya dan Pendapatan Usaha Tani ... 25

2.10 Penelitian Terdahulu ... 26


(13)

xii BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 31

3.2 Jenis dan Sumber Data ... 31

3.3 Metode Pengumpulan Data ... 32

3.3.1 Metode Interview (wawancara) ... 32

3.3.2 Observasi ... 32

3.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 33

3.4.1 Analisis Rantai Pasok ... 33

3.4.2 Analisis Rantai Nilai ... 33

3.4.3 Analisis Proses ... 35

3.4.4 Analisis Nilai Tambah ... 35

3.5 Defnisi Operasional ... 36

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Profil Perusahaan ... 38

4.1.1 Sejarah Perkembangan Perusahaan ... 38

4.1.2 Visi dan Misi ... 39

4.1.3 Lokasi UD. Harokah Barokah... 40

4.2 Bidang Usaha UD. Harokah Barokah ... 40

4.2.1 Usaha Peternakan Kambing Perah ... 40

4.2.2 Usaha Pengolahan Susu Kambing ... 42

4.2.3 Restoran Olahan Susu Kambing ... 42

4.3 Struktur Organisasi ... 43

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Ratai Pasok Susu Kambing ... 44

5.2 Analisis Rantai Nilai ... 47

5.3 Proses Pengolahan ... 64

5.3.1 Proses Pengolahan Snack Candy Ghonam Milk ... 64

5.3.2 Proses Pengolahan Susu Kambing Pasteurisasi ... 69


(14)

xiii 5.4.1 Analisis Nilai Tambah Peternakan ... 71 5.4.2 Analisis Nilai Tambah Susu Kambing Pasteurisasi . 76 5.4.3 Analisis Nilai Tambah Pengoalahan Susu Kambing

Menjadi Snack Candy Ghonam Milk ... 79 5.4.4 Analisis Nilai Tambah Pemasaran Snack Candy

Ghonam Milk ... 85 5.5 Pembentukan Nilai Tambah Susu Kambing Di UD.

Harokah Barokah ... 89

BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan ... 93 6.2 Saran ... 95


(15)

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Populasi Ternak Indonesia Tahun 2008-2012 ... 1

2. Perbandingan Komposisi Susu Sapi, Susu Kambing dan Air Susu Ibu per 100 gram ... 3

3. Kinerja produksi kambing PE pada kondisi stasiun percobaan ... 9

4. Penjelasan Rantai Nilai Pengolahan Susu Kambing (Aktivitas Utama) . 51 5. Penjelasan Rantai Nilai Pengolahan Susu Kambing (Aktivitas Pendukung) ... 52

6. Analisis Rantai Nilai Industri Pengolahan Susu Kambing Snack Candy Ghonam Milk dan Susu Pasteurisasi ... 57

7. Jenis dan Volume Pemakaian Bahan Baku Snack Candy Ghonam Milk Per Produksi ... 64

8. Biaya Investasi Peternakan Kambing Perah... 71

9. Biaya Tetap Peternakan Kambing Perah ... 72

10. Biaya Variable Peternakan Kambing Perah ... 73

11. Penerimaan Dan Keuntungan Penjualan Susu Kambing ... 74

12. Perhitungan Nilai Tambah Susu Kambing ... 75

13. Biaya Tetap Susu Kambing Pasteurisasi ... 76

14. Biaya Variabel Susu Kambing Pasteurisasi ... 76

15. Peneriamaan Dan Keuntungan Pengolahan Susu Kambing Pasteurisasi ... 77

16. Perhitungan Nilai Tambah Susu Pasteurisasi ... 78

17. Biaya Investasi Pengolahan Snack Candy Ghonam Milk ... 79

18. Biaya Tetap Pengolahan Snack Candy Ghonam Milk ... 80

19. Biaya Variable Pengolahan Snack Candy Ghonam Milk ... 81

20. Peneriamaan Dan Keuntungan Pengolahan Susu Kambing Menjadi Snack Candy Ghonam Milk ... 82

21. Perhitungan Nilai Tambah Pengolahan Susu Kambing Menjadi Snack Candy Ghonam Milk ... 83


(16)

xv 22. Biaya Investasi Pemasaran Snack Candy Ghonam Milk ... 85 23. Biaya Tetap Pemasaran Snack Candy Ghonam Milk... 86 24. Biaya Variable Pemasaran Snack Candy Ghonam Milk ... 87 25. Peneriamaan Dan Keuntungan Pemasaran Snack Candy Ghonam Milk 88 26. Perhitungan Nilai Tambah Pemasaran Snack Candy Ghonam Milk .... 88


(17)

xvi DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Pohon Industri Ternak Kambing ... 14

2. Pola Aliran Material Rantai Pasok ... 17

3. Rantai Pasokan Siagian ... 18

4. Sistem Nilai ... 20

5. Kerangka Pemikiran Operasional ... 30

6. Rantai Nilai Generik ... 34

7. Struktur Organisasi UD. Harokah Barokah ... 43

8. Rantai Pasok Susu Kambing Di UD. Harokah Barokah ... 47

9. Rantai Nilai Umum Pengolahan Susu Kambing UD. Harokah ... 48

10. Rantai Nilai Pengolahan Susu Kambing ... 56

11. Bagan Alur Proses Produksi Snack Candy Ghonam Milk ... 65

12. Bagan Alur Proses Produksi Susu Kambiing Pasteurisasi ... 69


(18)

xvii DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Panduan Wawancara Untuk Peternakan ... 98

2. Panduan Wawancara Untuk Industri Pengolahan Susu Kambing ... 101

3. Panduan Wawancara Untuk Pemasaran ... 104


(19)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Peternakan merupakan subsektor dari pertanian yang penting bagi pemenuhan pangan dan gizi masyarakat terutama protein hewani yang permintaannya terus meningkat. Adanya peningkatan ini terlihat dari rata-rata konsumsi telur dan susu nasional per kapita per tahun mulai dari tahun 2006 hingga 2010 dengan rata-rata pertumbuhan 39,78 persen untuk telur dan 41,56 untuk susu (Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, 2010).

Populasi ternak di Indonesia dari tahun ketahun terus mengalami peningkatan seperti terlihat Tabel 1.

Table 1. Populasi Ternak Indonesia Tahun 2008-2012

Sumber : Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan, 2013

POPULASI TERNAK TAHUN 2008 – 2012

(000 ekor)

No Jenis Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

1 Ruminansia

- Sapi Potong - Sapi Perah - Kerbau - Kambing - Domba 12.257 458 1.931 15.147 9.605 12.760 475 1.933 15.815 10.199 13.582 488 2.000 16.620 10.725 14.824 597 1.305 17.483 11.372 15.981 612 1.438 17.906 13.420

2 Non Ruminansia

- Babi - Kuda - Kelinci 6.838 393 748 6.975 399 887 7.477 419 834 7.758 416 915 7.900 437 1.075

3 Unggas

- Ayam Buras - Ayam Ras Petelur - Ayam Ras Pedaging - Itik - Puyuh - Merpati 243.423 107.955 902.052 39.840 15.147 9.605 249.963 111.418 1.026.379 40.676 15.815 10.199 257.544 105.210 986.872 44.302 16.620 10.725 264.340 110.300 1.041.968 49.392 17.483 11.372 274.564 138.718 1.244.402 44.357 12.234 1.806


(20)

2

Tabel 1 menunjukkan bahwa kambing merupakan ternak dengan populasi terbesar diantara kelompok ruminansia, dimana pada tahun 2012 jumlahnya sekitar 17.906.000 ekor. Usaha kambing perah merupakan salah satu jenis usaha pada subsektor peternakan yang mulai mendapat perhatian dan dikembangkan mengingat potensinya yang besar untuk memenuhi permintaan susu kambing yang semakin meningkat dari tahun ke tahun.

Susu kambing merupakan hasil produk utama dari kambing perah, yang bisa menjadi sumber pendapatan baru dan cukup menjanjikan mengingat harga susu kambing yang lebih mahal dibandingkan dengan susu dari jenis ternak lain. Harga susu kambing ditingkat konsumen di luar Jakarta sudah mencapai Rp 20.000-40.000/liter sedangkan harga susu sapi hanya berkisar Rp 4000-5000/liter (Sodiq dan Abidin, 2008).

Permintaan susu kambing di dalam negeri semakin meningkat, peningkatan permintaan susu kambing dikarenakan adanya kesadaran masyarakat akan manfaat susu kambing dan gaya hidup saat ini yang beranjak ke arah gaya hidup sehat dan alami, sehingga pengobatan alternatifpun mulai gencar dilakukan. Produk susu kambing maupun olahannya saat ini dikonsumsi sebagai obat untuk meredakan penyakit tertentu seperti asma, asam urat, anemia, TBC dan lain-lain (Moeljanto R dan Wiryanta, 2002).

Keunggulan susu kambing perah dibandingkan susu sapi yaitu, susu kambing mudah dicerna dan tidak menimbulkan gangguan pencernaan bagi mereka yang alergi mengkonsumsi susu sapi. Perbandingan komposisi kimia antara susu sapi, susu kambing dan air susu ibu (ASI), kandungan kimia susu


(21)

3

kambing memiliki keunggulan dibandingkan susu lainnya, komposisi kimia tersebut diantaranya kandungan Protein, Kalsium, Magnesium, Natrium, dan Niacin dimana kandungan kimia tersebut dibutuhkan oleh tubuh manusia.

Table 2. Perbandingan Komposisi Susu Sapi, Susu Kambing dan Air Susu Ibu per 100 gram

Sumber : US Departement Of Agriculture dalam Abdul Rosyid (2009)

Susu kambing di Indonesia biasanya dikonsumsi dalam bentuk segar. Sedangkan di beberapa negara, susu kambing sudah banyak dijual dalam berbagai bentuk makanan olahan seperti yoghurt dan keju. Sementara itu, di New Zeland sudah dipasarkan susu kambing dalam bentuk kapsul (Sodiq dan Abidin, 2008).

Susu kambing dalam bentuk segar memiliki sifat mudah rusak yang disebabkan oleh lingkungan, baik oleh temperatur, bakteri ataupun udara sekitarnya yang menyebabkan kerugian. Susu kambing memerlukan penanganan atau perlakuan yang tepat antara lain pengolahan, pengemasan dan pengawetan untuk menambah kegunaan atau menimbulkan nilai tambah sehingga harga susu tersebut menjadi tinggi. Nilai tambah menyatakan besarnya tambahan manfaat


(22)

4

dan keuntungan yang diperoleh setelah proses pengolahan. Semakin besar nilai tambah maka semakin besar keuntungan yang diperoleh produsen.

UD. Harokah Barokah merupakan perusahaan yang bergerak dibidang peternakan kambing perah dan pengolahan susu kambing yang berdiri sejak tahun 2012. Seiring bertambahnya jumah produksi susu kambing murni, UD. Harokah Barokah mengalami permasalahan dalam proses pemasaran. Sifat susu yang mudah rusak menyebabkan UD. Harokah Barokah tidak dapat melayani permintaan dari luar daerah Bogor, sedangkan permintaan susu kambing lebih banyak dari luar daerah Bogor. Oleh karena itu perusahaan ini mengolah susu menjadi produk snack candy Gonam Milk dan susu kambing pasteurisasi untuk memperpanjang masa simpan susu dan meningkatkan nilai tambah. Sebagai perusahaan yang baru berdiri, perusahaan ini perlu meningkatkan daya saing produk susu kambing maupun olahan yang dihasilkan agar mampu bersaing dengan produk yang telah lebih dulu ada.

Analisis rantai nilai disini memiliki peranan penting pada usaha yang dijalankan oleh UD. Harokah Barokah. Analisis rantai nilai merupakan analisis aktivitas-aktivitas yang menghasilkan nilai, baik yang berasal dari dalam dan luar perusahaan. Nilai berawal dari bahan mentah sampai dengan penanganan produk setelah diual kepada konsumen. Analisis rantai nilai dapat membantu UD. Harokah Barokah untuk mengidentifikasi aktivitas dalam rantai nilai yang dapat menghasilkan nilai dan keunggulan bersaing produk yang dihasilkan.

Rantai nilai juga menjelaskan kepada siapa saja keuntungan didistribusikan sehingga mempermudah dalam menentukan kebijakan mana yang sesuai untuk


(23)

5

mengembangkan perusahaan dan memperoleh bagian keuntungan yang lebih baik. Penelitian analisis rantai nilai ini dilakukan untuk mengetahui siapa saja pelaku rantai nilai susu kambing dan pada tingkat manakah yang memperoleh keuntungan terbesar dalam rantai nilai.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana rantai pasok susu kambing di UD. Harokah Barokah?

2. Bagaimana kondisi rantai nilai pengolahan susu kambing UD. Harokah Barokah?

3. Berapakah nilai tambah susu kambing di setiap anggota rantai pasok? 4. Pelaku rantai nilai manakah yang memperoleh keuntungan terbesar?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pemikiran yang telah diuraikan diatas maka penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengidentifikasi rantai pasok susu kambing di UD. Harokah Barokah 2. Menganalisis rantai nilai pengolahan susu kambing di UD. Harokah

Barokah

3. Mengetahui nilai tambah susu kambing di setiap anggota rantai pasok 4. Mengetahui pelaku rantai nilai yang memperoleh keuntungan terbesar 1.4. Manfaat Penelitian


(24)

6

1. Sebagai bahan informasi dan bahan pertimbangan bagi pihak perusahaan dalam mengambil keputusan dan pengembangan perusahaan.

2. Sebagai bahan informasi bagi pembaca yang ingin mengetahui tentang rantai nilai pengolahan susu kambing, dan sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya.

3. Bagi peneliti sendiri, menambah wawasan tentang pengolahan susu kambing dan menerapkan ilmu-ilmu yang diperoleh selama di bangku kuliah.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dibatasi pada analisis rantai nilai pengolahan susu kambing menjadi snack candy Ghonam Milk dan susu kambing pasteurisasi di UD. Harokah Barokah dan analisis nilai tambah susu kambing pada setiap anggota rantai pasok.


(25)

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Klasifikasi Kambing

Berdasarkan klasifikasi biologi, kambing digolongkan dalam kerajaan animalia, filum cordata, kelas kelompok mamalia, ordo Arthodactyla, family Bovidae, sub famili Caprinae dan genus Capra. Menurut Sodik dan Abidin (2008), dalam perkembanganya tipe kambing diklasifikasikan berdasarkan produk utamanya seperti kambing tipe perah, tipe potong, tipe dwiguna (gabungan tipe potong dan perah) dan kambing tipe bulu.

Kambing merupakan salah satu jenis ternak yang akrab dengan sistem usaha tani di pedesaan, hal ini dikarenakan ukuran tubuhnya tidak terlalu besar, perawatannya mudah, cepat berkembang biak, jumlah anak per kelahiran sering lebih dari satu ekor, jarak antar kelahiran pendek, dan pertumbuhannya cepat. Selain itu, kambing memiliki daya adaptasi yang tinggi dengan kondisi agroekosistem suatu tempat. Bahkan di lingkungan yang paling buruk, kambing masih dapat bertahan hidup (Sarwono, 2002).

2.2. Kambing Peranakan Etawa (PE) dan Kambing Saanen

Terdapat beberapa bangsa kambing di Indonesia yang dikembangkan sebagai penghasil susu yaitu kambing peranakan etawa (PE) dan kambing Saanen (Sodiq dan Abidin, 2008 ). Kambing peranakan etawa (PE) dan kambing Saanen merupakan jenis kambing yang banyak dibudidayakan untuk dijadikan sebagai sumber penghasil susu, karena kedua jenis kambing tersebut memiliki kualitas dan kuantitas yang baik sebagai penghasil susu.


(26)

8

2.2.1. Kambing Peranakan Etawa (PE)

Kambing peranakan etawa (PE) merupakan hasil persilangan kambing etawa dari India dengan kambing kacang, yang penampilannya mirip etawa tetapi lebih kecil. Sebagai kambing peliharaan, kambing PE memiliki dua kegunaan, yaitu sebgai penghasil susu (perah) dan pedaging. Peranakan yang penampilannya mirip kambing kacang disebut bligon atau jawa randu. Peranakan ini digunakan sebagai ternak potong (Mulyono, 2010).

Kambing peranakan etawa (PE) merupakan kambing perah harapan daerah tropis Indonesia. Kambing lokal ini sangat potensial sebagai penghasil susu yang sangat tinggi (Sarwono, 2008). Kambing ini cocok untuk diternakkan sebagai penghasil susu dan daging. Ambingnya besar, putingnya panjang dan dapat menghasilkan susu 2-3 liter per hari selama masa laktasi, yaitu berkisar 90-120 hari (Mulyono, 2010).

Menurut pengamatan Balitnak Ciawi – Bogor, kambing PE memiliki keunggulan seperti tampak pada Tabel 3.


(27)

9

Tabel 3. Kinerja produksi kambing PE pada kondisi stasiun percobaan

Sumber: Balitnak, 1997

Ciri khas kambing PE adalah sebagai berikut.

1. Bentuk muka bengkung (cembung, melengkung) dan dagu berjanggut 2. Dibawah leher terdapat gelambir yang tumbuh berawal dari sudut janggut 3. Telinga panjang, lembek, menggantung, dan ujungnya agak berlipat

4. Tanduk berdiri tegak mengarah ke belakang, panjang 6,5-24,5 cm. ujung tanduk sedikit melingkar

5. Tinggi tubuh 70-90 cm

6. Tubuh besar, pipih, bentuk garis punggung seolah-olah mengombak ke belakang

No Parameter Kisaran

1 Berat Badan Dewasa - Jantan

- Betina

45-80 kg 30-50 kg

2 Jumlah Anak Sekelahiran 1-3 ekor

3 Berat Lahir

- Kelahiran tunggal - Kelahiran kembar - Anak jantan - Anak betina

3-5 kg 2-3,5 kg 3-5 kg 2-4,5 kg

4 Masa Laktasi 7-10 bulan atau sejak

menyusui sampai satu

bulan sebelum

melahirkan 5 Produksi Susu


(28)

10

7. Bulu tubuh tampak panjang di bagian leher, pundak, punggung dan paha. Bulu paha panjang dan tebal

8. Warna bulu ada yang tunggal; putih, hitam, dan cokelat, tetapi jarang ditemukan. Terbanyak terdiri dari dua atau tiga pola warna, yaitu belang hitam, belang cokelat, cokelat bertotol-totol putih, putih bertotol cokelat, dan putih bertotol hitam

2.2.2. Kambing Saanen

Kambing saanen berasal dari lembah Saanen, Swiss bagian barat. Kambing ini merupakan kambing jenis terbesar di Swiss. Kepekaannya terhadap sinar matahari menyebabkan kambing ini sulit berkembang di wilayah tropis. Kambing yang tidak bertanduk ini termasuk tipe dwiguna. Hal ini disebabkan postur tubuh pejantannya relatif besar, tentu menghasilakn daging yang cukup banyak jika dipotong dan betinanya bisa menghasilkan susu lebih dari 740 kg selama 250 hari masa laktasi (Sodiq dan Abidin, 2008).

Kambing saanen dan peranakannya hanya cocok diternakkan di dataran tinggi dengan ketinggian 1.000 m dpl. Pemeliharaannya dikandang tertutup. Selain diambil susunya, saanen juga bisa dipelihara sebagai penghasil daging dan kulit (Mulyono, 2010).

Ciri-ciri kambing saanen adalah sebagai berikut: 1. Kepala kecil dan berbentuk lancip

2. Telinga kecil, pendek, tegak kearah depan dan samping 3. Jantan maupun betina sering tidak bertanduk


(29)

11

4. Warna bulu putih, krem pucat dengan bercak hitam pada hidung, telinga, dan ambing

5. Ambing serta puting besar dan lunak

6. Induk betina sering melahirkan anak kembar dua

2.3. Susu Kambing

Susu kambing adalah cairan putih yang dihasilkan oleh binatang ruminansia dari jenis kambing-kambingan (Capriane). Bangsa binatang ini mulai menghasilkan susu dari masa laktasi pertama, yakni kambing mulai mengeluarkan susu setelah melahirkan untuk pertama kalinya. Dewasa ini penggunaan susu kambing untuk pengobatan, pemeliharaan kesehatan, dan membantu penyembuhan berbagai jenis penyakit mulai banyak dilakukan masyarakat. Bahkan, tidak sedikit kalangan medis yang melakuakan terapi kepada para pasiennya dengan menggunakan susu kambing (Moeljanto dan Wiryanta, 2002).

Dibandingkan dengan susu sapi, susu kambing mempunyai kelebihan dalam komposisi, yakni sangat mendekati komposisi kimiawi air susu ibu (ASI). Oleh karena itu susu kambing dapat diberikan kepada bayi yang baru lahir atau berumur kurang dari 1 tahun sebagai pengganti ASI (PASI). Tentunya hal ini sangat cocok dilakukan oleh ibu yang bermasalah dalam menyusui bayinya.

Beberapa kelebihan susu kambing dibandingkan dengan susu dari binatang mamalia lainnya sebagai berikut.

1. Mempunyai sifat antiseptic alami dan bisa membantu menekan pembiakan bakteri dalam tubuh. Hal ini disebabkan adanya fluorine yang kadarnya 10-100 kali lebih besar daripada susu sapi.


(30)

12

2. Bersifat basa (alkaline food) sehingga aman bagi tubuh.

3. Proteinnya lembut dan efek laksatifnya ringan, sehingga tidak menyebabkan diare bagi pengkonsumsinya.

4. Lemaknya mudah dicerna karena mempunya tekstur yang lembut dan halus, lebih kecil dibandingkan butiran lemak susu sapi atau susu lainnya dan bersifat homogeny alami. Butiran lemak susu sapi 4,55

μ

m (micrometer) dan susu kambing hanya 3,49

μ

m. Hal ini mempermudah hati dalam mencernanya sehingga menekan timbulnya reaksi-reaksi alergi. 5. Sodium (Na), plourine (F), calcium (Ca), dan fosfor (P) sebagai elemen

kimia yang dominan serta kandungan nutrisi lainnya, susu kambing berkhasiat sebagai berikut:

- Membantu pencernaan dan menetralisir asam lambung

- Menyembuhkan reaksi-reaksi alergi pada kulit, saluran napa, dan pencernaan

- Menyembuhkan berbagai penyakit paru-paru, seperti asma, TBC (terutama yang sedang dalam proses pengobatan), serta infeksi akut pada paru-paru

- Menyembuhkan beberapa kelainan ginjal, seperti nepbrotic syndrome, infeksi-infeksi ginjal, serta asam urat tinggi

- Kandungan calcium (Ca) yang tinggi dapat menyembuhkan rematik dan mencegah osteoporosis


(31)

13

- Mengatasi masalah impotensi dan gairah seksual, baik pada pria maupun wanita

2.4. Pohon Industri Susu Kambing

Pohon industri merupakan gambaran diversifikasi produk suatu komoditas dan turunannya secara skematis. Semakin banyak produk hilir yang bisa dikembangkan maka komoditas tersebut bisa dikatakan mempunyai nilai tambah yang tinggi.

Susu kambing merupakan hasil produk utama dari kambing perah yang dapat menjadi sumber pendapatan melalui usaha kambing perah maupun olahannya mengingat harga susu kambing yang lebih dibandingkan dengan susu dari ternak lain mahal . Selain dikonsumsi dalam bentuk segar, susu kambing juga diolah menjadi berbagai produk untuk memperpanjang masa simpan susu dan meningkatkan nilai tambah. Diversifikasi susu kambing antara lain yatu susu segar, keju, permen, yoghurt, dodol dan kosmetik yang disajikan dalam bentuk pohon industri pada Gambar 1.


(32)

14 KAMBING Limbah Kulit Segar Susu Segar Hewan Hidup Daging Segar Hewan Kurban Devisa Kurban Ekspor

Table Food (Sate, Steak)

Olahan (Abon, Dendeng, Sosis

Susu Segar

Olahan : Keju, Permen, Yoghurt, Dodol, Kosmetik

Kulit Samak Jas kulit, Sepatu Produk Fahion :

Jeroan (Hati, Usus, Jantung Table Food (gulai) Tulang Bahan Baku Pakan ternak Kalsium : Produk suplemen makanan Darah Kotoran Ternak Pupuk Organik/ Kandang Bahan Baku Pakan ternak Kulit Afkir Krupuk, Kulit Samak: kerajinan tangan

Gambar 1. Pohon Industri Ternak Kambing Sumber : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)


(33)

15

Gambar 1 menunjukkan bahwa alternatif produk yang dapat dihasilkan dari susu kambing cukup beragam meski tidak sebanyak produk olahan dari susu sapi. Inovasi pengolahan produk berbasis susu kambing tergolong baru dikembangkan di Indonesia, umumnya masyarakat Indonesia mengenal susu kambing sebagai alternatif pengobatan berbagai penyakit dan dikonsumsi dalam bentuk segar.

UD. Harokah Barokah merepakan perusahaan yang bergerak dibidang peternakan kambing perah, selain memasarkan susu kambing murni UD. Harokah Barokah juga mengolah susu kambing menjadi susu kambing pasteurisasi dan snack candy Ghonam Milk. Pengolahan ini bertujuan untuk memberikan alternatif produk olahan susu kambing kepada konsumen dan meningkatkan nilai tambah susu kambing.

2.5. Rantai Pasok dan Manajemen Rantai Pasok

Menurut Indrajit dan Pranoto (2002), rantai pasokan adalah suatu sistem tempat organisasi menyalurkan barang produksi dan jasanya kepada para pelanggannya. Rantai ini juga merupakan jaringan dari berbagai organisasi yang saling berhubungan yang mempunyai tujuan yang sama, yaitu menyelenggarakan pengadaan atau penyaluran barang tersebut. Model rantai pasokan yaitu suatu gambaran mengenai hubungan mata rantai dari pelaku-pelaku tersebut yang dapat membentuk seperti mata rantai yang terhubung satu dengan yang lain. Salah satu faktor kunci untuk mengoptimalkan rantai pasok adalah dengan menciptakan alur informasi yang bergerak secara mudah dan akurat diantara jaringan atau mata rantai tersebut, dan pergerakan barang yang efektif dan efisien yang menghasilkan


(34)

16

kepuasan maksimal pada para pelanggan.

Konsep rantai pasok (supply chain) merupakan merupakan konsep baru dalam menerapkan sistem logistik yang terintegrasi. Konsep tersebut merupakan mata rantai penyediaan barang dari bahan baku sampai barang jadi (Indrajit dan Djokoprnoto, 2002 dalam Marimin dan Nurul, 2010). Manajemen rantai pasok (supply chain management) produk pertanian mewakili manajemen keseluruhan proses produksi secara keseluruhan dari kegiatan pengolahan, distribusi, pemasaran, hingga produk yang diinginkan sampai ke tangan konsumen. Jadi, sistem manajemen rantai pasok dapat didefinisikan sebagai satu kesatuan sistem pemasaran terpadu, yang mencakup keterpaduan produk dan pelaku, guna memberikan kepuasan kepada pelanggan.

Manajemen rantai pasok produk pertanian berbeda dengan manajemen rantai pasok produk manfaktur karena: (1) produk pertanian bersifat mudah rusak, (2) proses penanaman, pertumbuhan dan pemanenan tergantung pada iklim dan musim, (3) hasil panen memiliki bentuk dan ukuran yang bervariasi, (4) produk pertanian bersifat kamba sehingga sulit untuk ditangani (Austin 1992; Brown 1994 dalam Marimin dan Nurul, 2010). Seluruh faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam desain manajemen rantai pasok produk pertanian karena kondisi rantai pasok produk pertanian lebih kompleks daripada rantai pasok pada umumnya. Selain lebih kompleks, manajeman rantai pasok produk pertanian juga bersifat probabilistik dan dinamis.

Menurut Arnold dan Chapman dalam Marimin dan Nurul, 2010, konsep rantai pasok terdapat tiga tahapan dalam aliran material. Bahan mentah


(35)

17

didistribusikan ke manufaktur membentuk suatu sistem physical supply, manufaktur mengubah bahan mentah, dan produk jadi didistribusikan kepada konsumen akhir membentuk suatu sistem physical distribution. Aliran material tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.

Pola aliran material pada Gambar 2 menunjukkan bahwa bahan mentah didistribusikan dari pemasok kepada perusahaan yang melakukan pengolahan, sehingga menjadi barang jadi yang siap didistribusikan kepada pelanggan melalui distributor. Aliran produk terjadi mulai dari pemasok hingga ke pelanggan, sedangkan arus balik aliran ini adalah aliran permintaan dan informasi. Permintaan dari konsumen diterjemahkan oleh distributor dan distributor menyampaikan kepada perusahaan, selanjutnya perusahaan menyalurkan informasi tersebut kepada pemasok.

P E M A S O K P E L A N G G A N PERUSAHAAN SISTEM DISTRIBUSI

Pasokan Bahan Baku Perencanaan Produksi dan Pengawasan Distribusi Produk

ALIRAN PRODUK DAN PELAYANAN

ALIRAN PERMINTAAN DAN INFORMASI

Gambar 2.Pola Aliran Material Rantai Pasok

Sumber : Marimin dan Nurul, Aplikasi Teknik Pengambilan Keputusan Dalam Manajemen Rantai Pasok, 2010


(36)

18

Siagian (2005) menyatakan bahwa rantai pasokan berkaitan langsung dengan siklus bahan baku dari pemasok ke produksi, gudang dan distribusi kemudian sampai ke konsumen. Perusahaan meningkatkan kemampuan bersaing melalui penyesuaian produk, kualitas yang tinggi, pengurangan biaya, dan kecepatan meraih pasar dengan penekanan pada rantai pasokan. Rantai pasokan menurut Siagian disajikan pada Gambar 3.

Terdapat dua hal penting dalam manajemen rantai pasokan. Pertama, manajemen rantai pasokan adalah kolaborasi usaha bersama antar setiap bagian atau proses dalam siklus produk. Kedua, manajemen rantai pasokan harus mencakup seluruh kegiatan siklus produk. Ruang lingkup manajemen rantai pasokan meliputi :

1. Rantai pasokan mencakup seluruh kegiatan arus dan transformasi barang mulai dari bahan mentah, sampai penyaluran ke tangan pelanggan

Gambar 3. Rantai Pasok

Sumber : Siagian,Aplikasi supply Chain Management dalam Dunia Usaha, 2005


(37)

19

termasuk aliran informasinya. Bahan baku dan aliran informasi adalah rangkaian dari rantai pasokan.

2. Rantai pasokan sebagai suatu sistem tempat organisasi menyalurkan barang produksi.

Strategi manajemen rantai pasokan meliputi tidak hanya hal-hal yang berkaitan dengan internal perusahaan, tetapi juga berkaitan dengan hal-hal eksternal perusahaan diantaranya mencakup keputusan strategis mengenai jaringan pasokan, yang mencakup keputusan mengenai pemasok mana yang akan dipilih, pemasok utama mana yang akan dijadikan mitra kerja jangka panjang dimana akan didirikan lokasi gudang dan pabrik, apakah akan melaksanakan sendiri kegiatan logistik dan sebagainya.

2.6. Rantai Nilai

Rantai nilai merupakan alat untuk mengidentifikasi cara-cara menciptakan lebih banyak nilai pelanggan. Menurut model ini, setiap perusahaan merupakan sintesa dari kegiatan yang dilakukan untuk merancang, menghasilkan, memasarkan, memberikan dan mendukung produknya (Kotler dan Keller, 2008).

Rantai nilai menampilkan nilai keseluruhan, dan terdiri dari aktivitas nilai dan marjin. Aktivitas nilai merupakan aktivitas nyata secara fisik dan teknologi yang dilakukan perusahaan dengan membangun blok dimana perusahaan menciptakan sebuah produk yang berharga bagi pembelinya. Marjin merupakan selisih antara nilai total dan biaya kolektif yang dilakukan dari aktivitas nilai. Marjin dapat diukur dalam berbagai cara. Saluran pemasok dan rantai nilai juga mencakup marjin yang penting untuk dipisahkan dalam memahami sumber posisi


(38)

20

biaya perusahaan, karena saluran pemasok dan marjin merupakan bagian dari total biaya yang ditanggung pembeli.

Porter (1994) secara konseptual, mendefinisikan rantai nilai suatu organisasi (perusahaan) terdiri dari serangkaian aktivitas yang menciptakan dan membangun “nilai”, dimana rangkaian keseluruhan aktivitas tersebut akan mencerminkan keseluruhan nilai yang dihasilkan oleh suatu organisasi. Rangkaian rantai nilai produk pertanian mulai dari petani, pengumpul, perusahaan/industri, pengguna dan konsumen akhir.

Menurut Porter (1994), tujuan dari rangkaian aktivitas ini adalah menghasilkan produk yang ditawarkan kepada para pelanggan/penggunanya dengan nilai yang melebihi biaya (cost) untuk menghasilkannya, sehingga kelebihan nilai tersebut menjadi nilai tambah yang dihasilkan oleh organisasi. Konsep ini membagi menjadi (1) Aktivitas Utama dan (2) Aktivitas pendukung.

Aktivitas Utama (Primary Activity) adalah aktivitas dalam suatu perusahaan atau entitas yang terlibat dalam penciptaan fisik produk, pemasaran

Gambar 4. Sistem Nilai

Sumber: Porter, Keunggulan Bersaing, 1994

Rantai Nilai Penyalur Rantai

Nilai Pemasok

Rantai Nilai Perusahaa

Rantai Nilai Pembeli


(39)

21

dan transfer ke pembeli serta layanan purna jual. Terdapat beberapa sub aktivitas yang ditelaah yakni :

1. Logistik Masuk (Inbound Logistics) adalah aktivitas yang menyediakan input (baik berupa barang dan/atau jasa) bagi perusahaan.

2. Operasi (Operations) adalah pengolahan input menjadi barang jadi atau jasa.

3. Logistik Keluar (Outbound Logistics) adalah aktivitas menyampaikan produk kepada pelanggan.

4. Pemasaran dan Penjualan (Marketing and Sales) adalah aktivitas yang melakukan pemasaran dan penjualan kepada pelanggan.

5. Pelayanan (Service) adalah aktivitas yang memberikan pelayanan terhadap pelanggan.

Aktivitas Pendukung (Support Activities) adalah aktivitas-aktivitas dalam suatu perusahaan yang membantu perusahaan tersebut secara keseluruhan dengan cara menyediakan infrastruktur atau input yang memungkinkan aktivitas – aktivitas primer dilakukan secara berkelanjutan.

1. Pengadaan (Procurement): aktivitas ini berkaitan dengan dukungan terhadap penyediaan (barang dan jasa) yang dibutuhkan untuk menjalankan aktivitas utama.

2. Pengembangan Teknologi (Technology Development): aktivitas ini merupakan dukungan teknologi untuk menjalankan aktivitas (termasuk di dalamnya juga teknologi untuk menghasilkan produk, aktivitas pemasaran,


(40)

22

proses produksi yang fleksibel, pengelolaan pelanggan dan berbagai upaya pengembangan teknologi lainnya).

3. Pengelolaan SDM (Human Resource Management): berkaitan dengan aktivitas rekrutmen, pengangkatan, pelatihan dan pengembangan SDM yang menjalankan aktivitas utama.

4. Infrastruktur (Infrastructure): berkaitan dengan aktivitas penyediaan infrastruktur yang diperlukan oleh seluruh bagian di dalam perusahaan, seperti sistem pengelolaan informasi, manajemen keuangan, dan berbagai mekanisme perencanaan dan pengendalian.

5. Margin tergantung pada efektivitas suatu organisasi didalam menjalankan aktivitas-aktivitas utama dan pendukung tersebut secara efisien. Keunggulan kompetitif dapat dicapai dengan melakukan penyesuaian/ pengaturan pada rantai nilai sedemikian rupa sehingga kegiatan menghasilkan produk tersebut dapat (a) dijalankan dengan biaya yang serendah-rendahnya atau (b) menciptakan produk yang berbeda (ada diferensiasi) dari yang dihasilkan pesaing.

Analisis rantai nilai merupakan analisis aktivitas-aktivitas yang menghasilkan nilai, baik yang berasal dari dalam dan luar perusahaan. Nilai berawal dari bahan mentah sampai dengan penanganan produk setelah diual kepada konsumen. Analisis rantai nilai membantu perusahaan untuk memahami rantai nilai yang membentuk produk tersebut. Aktivitas-aktivitas tersebut dikaji untuk mengidentifikasi apakah memberikan nilai bagi produk atau tidak. Jika aktivitas tersebut memberikan nilai, maka akan terus digunakan dan diperbaiki


(41)

23

untuk memaksimalkan nilai. Sebaliknya, jika aktivitas tersebut tidak memberikan nilai tambah maka harus dihapus.

Analisis rantai nilai (value chain analysis) mengacu pada proses dimana suatu perusahaan menentukan biaya yang berhubungan aktivitas organisasi dari pembelian bahan mentah, lalu produksi barang, hingga pemasaran barang tersebut. VCA bertujuan untuk mengidentifikasi dimana keunggulan biaya rendah atau kelemahan terjadi disepanjang rantai nilai dari bahan mentah hingga aktivitas pelayanan pelanggan. VCA memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi dengan lebih baik kekuatan dan kelemahannya, khususnya ketika dibandingkan terhadap analisis rantai nilai pesaing dan data mereka sendiri yang dievaluasi dari waktu ke waktu (David, 2009).

2.7. Proses

Proses adalah urutan pelaksanaan atau kejadian yang terjadi secara alami atau didesain menggunakan waktu, ruang, keahlian dan suberdaya lainnya yang menghasilkan sesuatu. Proses adalah rangkaian kegiatan yang saling terkait atau berinteraksi yang mengubah input menjadi output. Kegiatan ini merupakan alokasi sumberdaya seperti orang dan materi. Input dan output yang dimaksudkan mungkin tangible (berwujud) seperti peralatan, bahan atau intangible (tidak berwujud) seperti energi dan informasi.

Analisis rantai proses akan meguraikan tahapan yang dilalui mulai dari bahan mentah raw material hingga produk jadi. Penguraian pada bagian ini akan memberikan informasi dan gambaran lebih rinci mencakup teknologi, mesin, kapabilitas proses (secara umum), kemampuan SDM dan kondisi yang terkait


(42)

24

dengan kelengkapkan faktor kritis dari proses akan diperoleh gambaran kinerja proses yang dicapai saat ini.

2.8. Nilai Tambah

Menurut Marimin dan Nurul (2010), nilai tambah adalah suatu perubahan nilai yang terjadi karena adanya perlakuan terhadap suatu input pada suatu proses produksi. Arus peningkatan nilai tambah komoditas pertanian terjadi di setiap mata rantai pasok dari hulu ke hilir yang berawal dari petani dan berakhir pada konsumen akhir. Nilai tambah pada setiap anggota rantai pasok berbeda-beda tergantung dari input dan perlakuan oleh setiap anggota rantai pasok tersebut.

Nilai tambah komoditas pertanian di sektor hulu dapat dilakukan dengan penyediaan bahan baku yang berkualitas dan berkesinambungan yang melibatkan para pelaku pada mata rantai pertama, antara lain petani, penyedia sarana prasarana pertananian, dan penyedia teknologi. Nilai tambah secara kuantitatif dihitung dari peningkatan produktivitas, sedangkan nilai tambah secara kualitatif adalah nilai tambah dari meningkatnya kesempatan kerja, pengetahuan dan keterampilan SDM.

Nilai tambah selanjutnya terjadi pada sektor hilir yang melibatkan industri pengolahan. Komoditas pertanian yang bersifat perishable (mudah rusak) dan bulky (kamba) memerlukan penanganan atau perlakuan yang tepat, sehingga produk pertanian tersebut siap dikonsumsi oleh konsumen. Perlakuan tersebut antara lain pengolahan, pengemasan, pengawetan dan manajemen mutu untuk menambah kegunaan atau menimbulkan nilai tambah sehingga harga produk komoditas pertanian menjadi tinggi. Beberapa nilai tambah yang tidak dapat


(43)

25

dihitung secara numerik meliputi peluang kerja yang terbuka dengan adanya indusri pengolahan dan peningkatan keterampilan kerja.

Nilai tambah pada sektor retail adalah keuntungan yang didapat oleh retailer dalam menjual produk hasil pertanian yang sudah mengalami pengolahan. Nilai tambah tersebut didapatkan dari beberapa hal antara lain : produk yang dijual dalam bentuk eceran, kontinuitas persediaan barang, jaminan mutu barang, dan pelayanan terhadap konsumen.

2.9. Struktur Biaya dan Pendapatan Usahatani

Biaya dalam kegiatan usahatani terdiri dari dua jenis yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variabel cost). Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang relatif tetap jumlahnya, dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit, jadi besarnya biaya tetap tidak tergantung pada besar kecilnya produksi yang diperoleh. Sedangkan biaya tidak tetap (variabel cost) adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh (Soekartawi, 2006).

Menurut Soekartawi (2006), keuntungan atau profit adalah pendapatan yang diterima oleh seseorang dari penjualan produk barang atau jasa yang dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam membiayai produk barang atau jasa tersebut. Pendapatan tunai usahatani adalah selisih antara penerimaan tunai usahatani dan pengeluaran tunai usahatani.

Pendapatan tunai usahatani adalah selisih antara penerimaan usahatani dan pengeluaran tunai usahatani dan merupakan ukuran kemampuan usahatani untuk


(44)

26

menghasilkan uang tunai. Ukuran ini berguna berguna sebagai langkah permulaan untuk menilai hutang usahatani yang mungkin terjadi.

Menurut Soekartawi (2006), penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diproleh dengan harga jual. Pernyataan ini dapat dituliskan sebagai berikut:

TRi = Yi . Pyi

Dimana : TR = Total Penerimaan

Y = Produksi yang diperoleh dalam suatu usaha tani Py = Harga Y

Adapun pendapatan usahatani merupakan selisih antara penerimaan dan semua biaya. Pernyataan ini dapat dituliskan sebagai berikut :

Pd = TR – TC

Dimana : Pd = Pendapatan usahatani TR = Total Penerimaan TC = Total Biaya

2.10. Penelitian Terdahulu

Narakusuma (2011), menganalisis rantai nilai produk olahan manggis di Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BBP Mektan) serpong, PT. Inti Kiat Alam (PT. IKA), dan di Kabupaten Purwakarta yaitu di Kecamatan Wanayasa dan Kecamatan Kiara Pedes.

Tujuan dari penelitian ini yaitu; Pertama, memetakan, menganalisis permasalahan, dan merumuskan solusi dalam mengatasi permasalahan rantai nilai


(45)

27

produk olahan manggis; Kedua, melakukan estimasi nilai tambah produk olahan manggis yang sudah dikembangkan oleh Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BBP Mektan); Ketiga, mengidentifikasi kriteria dominan yang menjadi kesenjangan terkait nilai tambah produk olahan manggis ditingkat petani; Keempat, menentukan prioritas produk olahan manggis yang dapat dikembangkan ditingkat petani.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode diskriptif. Analisis rantai nilai produk olahan manggis menggunakan metode survei dan wawancara mendalam, analisis nilai tambah produk olahan manggis di BBP Mektan menggunakan analisis nilai tambah Hayami et al (1987), kriteria yang menjadi kesenjangan dalam penerapan nilai tambah produk olahan manggis ditingkat petani menggunakan analisis diskriptif skala interval empat, sedangkan untuk menentukan prioritas produk olahan yang dapat diterapkan ditingkat petani menggunakan metode perbandingan eksponensial (MPE).

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dari pemetaan rantai nilai produk olahan manggis, terdapat enam aktor yang berperan, terdiri dari petani, pedagang pengumpul, pemasok, BBP Mektan, perusahaan pengolahan manggis (PT. IKA), dan pemerintah daerah. Kendala utama yang dihadapi PT. IKA adalah kesulitan dalam mendapatkan buah manggis grade A sebagai bahan baku utama karena harus berkompetisi dengan eksportir, baik eksportir legal maupun ilegal.

Hasil analisis nilai tambah produk olahan manggis di BBP Mektan, kapsul herbal kulit sebesar Rp. 153.723,- per Kg manggis, dodol biji sebesar Rp. 72.500,- per Kg manggis, tepung kulit sebesar Rp. 56.144,- per Kg manggis dan koktail


(46)

28

buah manggis sebesar Rp. 18.043,- per Kg manggis. Hasil analisis MPE menunjukkan produk yang menjadi prioritas dengan nilai tertinggi dan berpotensi untuk diterapkan ditingkat petani yaitu tepung kulit manggis, disebabkan kondisi bahan baku yang melimpah, nilai tambah yang besar, kesederhanaan adopsi teknologi, dan potensi pasar yang luas.

Penelitian lain tentang rantai nilai yaitu penelitian yang dilakukan oleh Syibili (2013). Penelitian ini menganalisis rantai nilai komoditas jamur tiram putih di P4S Nusa Indah Kabupaten Bogor. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis kondisi rantai pasokan jamur tiram putih pada P4S Nusa Indah, mengetahui besarnaya distribusi nilai tambah disepanjang rantai nilai budidaya jamur tiram putih, dan mengetahui jumlah marjin dan R/C yang diperoleh oleh para pelaku rantai nilai jamur tiram putih.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa anggota rantai pasokan jamur tiram putih terdiri dari anggota primer (P4S Nusa Indah, pengumpul dan pengecer) dan anggota skunder (pemasok bahan baku dan kemasan). Aliran rantai pasokan dimulai dari P4S Nusa Indah, pedagang pengumpul dan terkhir ke pedagang pengecer. Distribusi nilai tambah yang didapat oleh masing-masing pelaku dalam rantai adalah : (1) 19,83% untuk P4S Nusa Indah selaku petani; (2) 16,86% yang diperoleh oleh pedagang pengumpul; (3) sebesar 35% yang diperoleh oleh pedagang pengecer. Besaran margin yang didapat oleh masing-masing pelaku disepanjang rantai nilai jamur tiram putih yaitu, bagi P4S Nusa Indah selaku petani mendapatkan margin sebesar Rp. 1.485,. per Kg jamur tiram putih, pedagang pengumpul mendapatkan margin sebesar Rp. 1.196,. per Kg


(47)

29

jamur, sedangkan pedagang pengecer mendapatkan margin sebesar Rp. 3.550,. per Kg jamur. R/C Ratio (Revenue Cost) yang diperoleh oleh setiap pihak relatif berimbang, yaitu sebesar 1,23 untuk P4S Nusa Indah, 1,14 untuk pedagang pengumpul, dan 1,3 untuk pedagang pengecer.

2.11. Kerangka Pemikiran Operasional

UD. Harokah Barokah merupakan perusahaan yang bergerak dibidang peternakan kambing perah. Perusahaan ini juga melakukan pengolahan dan pengemasan terhadap susu kambing untuk meningkatkan nilai tambah dan memperpanjang masa simpan susu kambing karena susu kambing mudah rusak, sementara permintaan susu banyak datang dari luar daerah Bogor.

Penelitian tentang analisis rantai nilai susu kambing ini secara garis besar terbagi kedalam dua model penelitian yaitu, analisis kualitatif dan kuantitatif. Alur kerangka pemikiran dalam penelitian ini dimulai dari mengidentifikasi rantai pasok dan rantai nilai susu kambing di UD. Harokah Barokah. Langkah selanjutnya dilakukan analisis diskriptif dan analisis kuantitatif. Analisis diskriptif meliputi ranntai pasok, rantai nilai dan proses, sedangkan pada analisis kuantitatif yaitu menganalisis nilai tambah. Dari hasil analisis diskriptif dan kuantitatif dapat diketahui nilai tambah pada tingkat peternakan, pengolahan dan pemasaran serta dapat diketahui pelaku rantai nilai ditingkat mana yang mendapat keuntungan terbesar.


(48)

30

Identifikasi Rantai Nilai

Gambar 5. Kerangka Pemikiran Operasional UD. Harokah Barokah

Identifikasi Rantai Pasok

Pelaku Rantai Nilai Yang Mendapat Keuntungan Terbesar

Analisis Diskriptif

 Rantai Pasok  Rantai Nilai  Rantai Proses

Analisis Kuantitatif

 Analisi Nilai Tambah (Pendapatan = TR – TC)

Nilai Tambah Pemasaran Nilai Tambah Di

Peternakan


(49)

31

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di UD. Harokah yang beralamat di Jl. H. Halimi Kampung Kopeng RT. 03 RW 05 Desa Cipelang Kecamatan Cijeruk Kabupaten Bogor.

Pelaksanaan penelitian dan pengolahan data dilakukan pada bulan April-Mei 2014.

3.2. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer dalam penelitian ini diperoleh secara langsung dari objek penelitian yang diamati, yaitu melalui observasi di lapangan dan wawancara (interview) dengan pihak perusahaan dan pihak-pihak lain yang terkait dalam penelitian dengan menggunakan panduan pertanyaan penelitian yang telah dipersiapkan sebelumnya. Jenis data primer yang dikumpulkan antara lain yaitu mengenai rantai pasok susu kambing, rantai nilai dan data-data lain yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Data tersebut meliputi struktur rantai pasok, produk yang didistribusikan, sistem pembelian/pemasaran, harga beli dan harga jual produk, jumlah penjualan, biaya-biaya yang dikeluarkan, input bahan baku, proses pengolahan, teknologi yang digunakan, tenaga kerja, peran lembaga penunjang, dan gambaran umum lokasi penelitian. Sedangkan data sekunder merupakan data penunjang yang diperoleh melalui literatur-leteratur seperti


(50)

32

majalah, jurnal, buku-buku dan dokumen perusahaan yang berhubungan dengan pokok penelitian.

3.3. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam suatu penelitian ilmiah dimaksudkan untuk bahan atau data yang relevan, akurat dan reliable yang hendak kita teliti. Oleh karena itu perlu digunakan metode pengumpulan data yang baik dan cocok. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data berupa :

3.3.1. Metode Interview (wawancara)

Soekartawi (2003) menjelaskan bahwa pengertian dari interview atau wawancara adalah kegiatan mencari bahan (keterangan, pendapat) melalui tanya jawab lisan dengan siapa saja yang diperlukan. Wawancara dilakukan berdasarkan daftar pertanyaan yang telah disusun sebelumnya sehingga sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam hal ini dipersiapkan terlebih dahulu pertanyaan sebagai pedoman tetapi masih dimungkinkan adanya variasi pertanyaan, yang sesuai dengan situasi ketika wawancara akan dilaksanakan.

3.3.2. Observasi

Metode ini dilaksanakan dengan melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang terkait dengan penelitian seperti sarana dan prasarana, alat yang digunakan, bahan baku, proses pengolahan dan output yang dihasilkan.


(51)

33

3.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Metode pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis data kualitatif menggambarkan secara deskritif mengenai rantai pasok, ranta nilai, rantai proses, nilai tambah dan gambaran umum lokasi penelitian. Sedangkan analisis kuantitatif dipergunakan untuk menganalisis rantai nilai, nilai tambah dan anilisis pendapatan. Alat analisis data kuantitatif yang digunakan berupa kalkulator, program komputer (Microsoft Office Exel 2010) dan tabulasi data.

3.4.1. Analisis Rantai Pasok

Analisis rantai pasok susu kambing diamati mulai dari tingkat peternak hingga konsumen akhir. Analisis ini dilakukan untuk mengidentifikasi struktur rantai pasok, mekanisme rantai pasok dan kelembagaan rantai pasok sehingga akan diketahui lembaga yang terlibat dalam rantai pasok susu kambing, penentuan harga produk, pendistribusian produk dari peternak ke konsumen akhir, teknologi yang digunakan, transportasi dan hubungan antar lembaga yang terlibat dalam rantai pasok.

3.4.2. Analisis Rantai Nilai

Analisis rantai nilai digunakan untuk mengetahui kondisi rantai nilai produk olahan susu kambing. Pola rantai nilai dari produk olahan susu kambing dipetakan menggunakan metode survei dan wawancara mendalam terhadap pelaku rantai nilai pengolahan susu kambing. Setelah diperoleh gambaran tentang kondisi ratai nilai, data-data tersebut kemudian dianalisis secara diskriptif untuk


(52)

34

menjelaskan kondisi rantai nilai serta melihat dari kapasitas dan kapabilitas dari perusahaan untuk membentuk suatu rantai nilai terhadap produk susu kambing berdasarkan dua aktivitas nilai yaitu : Aktivitas utama dan Aktivitas pendukung.

Analisis pada aktivitas utama mencakup logistik masuk, operasi, logistik keluar, pemasaran dan penjualan serta pelayanan. Aktivitas utama menjelaskan bagaimana penyediaan bahan baku susu kambing di pengolahan dan darimana bahan baku tersebut didapatkan, kemudian dijelaskan bagaimana bahan baku susu kambing tersebut diolah menjadi produk akhir, bagaimana pendistribusian dan pemasaran produk olahan susu kambing tersebut ke konsumen akhir serta pelayanan seperti apa yang diberikan oleh pemasar kepada konsumen akhir.

Aktivitas pendukung adalah aktivitas-aktivitas dalam suatu perusahaan yang membantu perusahaan tersebut secara keseluruhan dengan menyediakan infrastruktur atau input yang memungkinkan aktivitas utama berjalan dengan baik dan berkelanjutan. Aktivitas ini mencakup ketersediaan infrastruktur, sumber daya

Infrastruktur Perusahaan Manajemen Sumberdaya Manusia

Pengembangan Teknologi Pembelian

Logistik

ke Dalam Operasi

Logistik ke Luar Pemasaran & Penjualan Pelayanan Ma rg in Ma rgin Aktivitas Utama Akt ivi ta s Pe n d u ku n g

Gambar 6. Rantai Nilai Generik Sumber: Porter, Keunggulan Bersaing, 1994


(53)

35

manusia, pengemabangan teknologi dan pengadaan yang dibutuhkan untuk menjalankan aktivitas utama.

3.4.3. Analisis Proses

Melalui analisis proses akan diuraikan tahapan yang dilalui mulai dari bahan baku susu kambing segar hingga menjadi produk olahan susu kambing di UD. Harokah Barokah. Penguraian pada bagian ini berdasarkan hasil wawancara dan observasi sehingga diperoleh informasi dan gambaran lebih rinci mencakup bahan baku utama dan bahan baku penunjang, teknologi, mesin, kapabilitas proses (secara umum), dan kemampuan SDM. Dengan kelengkapkan faktor kritis dari proses akan diperoleh gambaran kinerja proses yang dicapai saat ini.

3.4.4. Analisis Nilai Tambah

Menurut Marimin dan Nurul (2010), nilai tambah adalah suatu perubahan nilai yang terjadi karena adanya perlakuan terhadap suatu input pada suatu proses produksi. Arus peningkatan nilai tambah komoditas pertanian terjadi di setiap mata rantai pasok dari hulu ke hilir yang berawal dari petani dan berakhir pada konsumen akhir. Nilai tambah pada setiap anggota rantai pasok berbeda-beda tergantung dari input dan perlakuan oleh setiap anggota rantai pasok tersebut.

Nilai tambah susu kambing yang dianalisis dalam penelitian ini yaitu nilai tambah di tingkat peternak, pengolahan dan pemasaran. Nilai tambah tersebut dihitung menggunakan metode analisis biaya dan pendapatan.


(54)

36

Menurut Soekartawi (2006), penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diproleh dengan harga jual. Pernyataan ini dapat dituliskan sebagai berikut:

TRi = Yi . Pyi

Dimana : TR = Total Penerimaan

Y = Produksi yang diperoleh dalam suatu usaha tani Py = Harga Y

Adapun pendapatan usahatani merupakan selisih antara penerimaan dan semua biaya. Pernyataan ini dapat dituliskan sebagai berikut :

Pd = TR – TC

Dimana : Pd = Pendapatan usaha TR = Total Penerimaan TC = Total Biaya

3.5. Definisi Operasional

Nazir (2005) menyatakan definisi perasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut. Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Rantai pasok adalah suatu sistem tempat organisasi menyalurkan barang produksi dan jasanya kepada para pelanggannya. Rantai ini juga merupakan jaringan dari berbagai organisasi yang saling berhubungan


(55)

37

yang mempunyai tujuan yang sama, yaitu menyelenggarakan pengadaan atau penyaluran barang tersebut.

2. Rantai nilai merupakan alat untuk mengidentifikasi cara-cara menciptakan lebih banyak nilai pelanggan.

3. Analisis rantai nilai (value chain analysis-VCA) mengacu pada proses dimana suatu perusahaan menentukan biaya yang berhubungan aktivitas organisasi dari pembelian bahan mentah, lalu produksi barang, hingga pemasaran barang tersebut.

4. Proses akan meguraikan tahapan yang dilalui mulai dari bahan mentah raw material hingga produk jadi.

5. Nilai tambah adalah suatu perubahan nilai yang terjadi karena adanya perlakuan terhadap suatu input pada suatu proses produksi.

6. Keuntungan pemasaran (Rp/kg) adalah selisish antara biaya jual dengan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan pemasaran.


(56)

38

BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1. Profil Perusahaan

4.1.1. Sejarah Dan Perkembangan Perusahaan

UD. Harokah Barokah merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang peternakan susu kambing dan produk olahnnya. Perusahaan ini didirikan pada bulan Agustus tahun 2012 oleh H. Sirojudin Hasan Basri. Beliau adalah pimpinan sekaligus pemilik dari UD. Harokah Barokah dan hingga saat ini perusahaan tersebut masih dikelola sendiri oleh H. Sirojudin Hasan Basri dengan dibantu beberapa karyawan.

Sebelum menjalankan usaha kambing perah, UD. Harokah Barokah merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perikanan ikan patin dan lele. Berawal dari ide pemilik perusahaan yang bekerja dibagian marketing salah satu perusahaan Sari Kurma untuk memanfaatkan ampas sari kurma tersebut menjadi pakan ikan pada perikanannya, dengan formulasi yang dirancang sendiri oleh pemilik perusahaan. Setelah kurun waktu tiga bulan, ikan dipanen dan ternyata hasil produksi perikanan tidak sesuai yang diharapkan. Setelah di amati formulasi pakan ikan yang bahan bakunya ampas kurma, telur, dan ayam tiren tidak cocok untuk dijadikan pakan lele dan patin. Berdasarkan informasi dari teman pemilik perusahaan, ampas kurma lebih cocok dijadikan sebagai pakan ternak kambing perah karena dinilai memiliki kandungan karbohidrat yang dibutuhkan oleh kambing perah. Maka pemilik perusahaan memutuskan untuk beralih jenis usaha dari perikanan menjadi peternakan kambing perah.


(57)

39

Pada awal berdirinya di tahun 2012, peternakan kambing perah UD. Harokah Barokah memiliki 29 ekor kambing jenis PE (peranakan ettawa) yang terdiri dari 21 ekor kambing betina yang siap perah, 2 ekor kambing jantan dan 6 ekor anakan kambing. Pemilik mengeluarkan biaya sekitar enam puluh juta rupiah untuk membeli sejumlah kambing tersebut dari perternak di walayah Bogor. Usaha peternakan kambing perah UD. Harokah Barokah terus mengalami perkembangan, dan hingga saat ini jumlah kambing yang dibudidayakan sebanyak 130 ekor.

Seiring bertambahnya jumlah produksi susu kambing murni, UD. Harokah Barokah mengalami beberapa permasalahan dalam proses pemasaran. Sifat susu yang mudah rusak menyebabkan UD. Harokah Barokah tidak dapat melayani permintaan dari luar daerah, sedangkan permintaan susu kambing lebih banyak dari luar daerah Bogor. Oleh karena itu, pada Januari 2014 pemilik perusahaan berinisiatf untuk mengolah susu kambing menjadi snack olahan dengan bahan baku susu kambing yang diberi merek snack candy Ghonam Milk.

4.1.2. Visi dan Misi UD. Harokah Barokah a. Visi

1. Menjadi perusahaan peternakan dan pengolahan susu kambing yang terintegrasi

2. Mengenalkan manfaat yang terkandung dalam susu kambing b. Misi

1. Meningkatkan perekonomian masyarakat melalui usaha peternakan dan pengolahan susu kambing


(58)

40

2. Meningkatkan kesehatan masyarakat dengan menyebarkan manfaat susu kambing

3. Berinovasi menciptakan produk olahan susu kambing

4.1.3. Lokasi UD. Harokah Barokah

Lokasi UD. Harokah Barokah berada di Jl. H. Halimi Kampung Kopeng RT. 03 RW 05 Desa Cipelang. Desa Cipelang terletak di wilayah Kecamatan Cijeruk Kabupaten Bogor yang memiliki luas wilayah 645,5 Ha. Desa ini berbatasan dengan Desa Tanjung sari dan Cipucung di sebelah Utara, Desa Cibalung di sebelah timur, Desa Cijeruk dan Desa Warung Menteng di sebelah selatan dan kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak di sebelah barat.

UD. Harokah Barokah berdiri di atas lahan seluas ± 2000 m², dengan rincian 1500 m² lahan milik pribadi dan 500 m² sewa. Lahan tersebut digunakan untuk kandang ternak, restoran olahan kambing, pabrik pengolahan susu kambing dan rumah dari pemilik perusahaan juga termasuk didalamnya.

4.2. Bidang Usaha UD. Harokah Barokah 4.2.1. Usaha Peternakan Kambing Perah

Usaha kambing perah di UD. Harokah Barokah berdiri diatas lahan seluas ± 1500 m² yang merupakan lahan pribadi dari pemilik perusahaan. Peternakan yang berdiri sejak tahun 2012 tersebut telah mengalami perkembangan yang cukup pesat dari saat pertama kali didirikan, dilihat dari jumlah kambing yang dibudidayakan, dimana pada awal berdirinya peternakan tersebut hanya memiliki 29 kambing. Sedangkan saat ini telah dibudidayakan sebanyak 130 kambing.


(59)

41

Kambing yang dibudidayakan di peternakan ini merupakan jenis peranakan etawa (PE), dengan pertimbangan bahwa kambing PE merupakan kambing dengan dwifungsi yaitu selain sebagai kambing perah dengan kualitas susu yang bagus, kambing PE juga dapat dimanfaatkan sebagai ternak pedaging.

Pemerahan susu kambing dilakukan setiap pagi jam 07.00 dan sore hari pada jam 15.30, satu ekor kambing di UD. Harokah Barokah rata-rata menghasilkan 650 ml susu setiap kali pemerahan pagi dan sore hari dengan jumlah kambing yang siap perah sebanyak 39 ekor. Jumlah produksi tersebut dapat berkurang bila pakan tambahan yang diberikan seperti konsentrat tidak mencukupi kebutuhan ternak. Sedangkan produksi susu dapat meningkat bila pemerahan dilakukan 2-3 hari setelah kambing melahirkan. Susu kambing yang telah diperah kemudian dikemas menggunakan kantong plastik berukuran 200 ml dan susu siap dipasarkan ke beberapa distributor dari UD. Harokah Barokah.

Pendapatan peternakan UD. Harokah Barokah selain dari penjualan susu kambing juga dari penjualan induk afkir. Induk afkir ini merupakan induk kambing yang produktivitas susunya sudah menurun, sehingga tidak bagus untuk dijadikan kambing perah. Induk kambing afkir umumnya dimanfaatkan sebagai kambing potong. Sedangkan usia rata-rata kambing afkir yaitu 4-5 tahun.

Induk kambing afkir di UD. Harokah Barokah dijual kepada tengkulak, kemudian induk kambing afkir tersebut dijual kembali oleh ke pasar ternak. Harga induk kambing afkir lebih rendah dari kambing yang masih dara atau kambing yang masih produktif menghasilkan susu, harga kambing afkir berkisar antara Rp. 1.000.000 – Rp. 1.500.00 per ekor.


(60)

42

4.2.2. Usaha Pengolahan Susu Kambing

UD. Harokah Barokah juga mengolah susu kambing yang diproduksi menjadi makanan ringan yang bermerek snack candy Ghonam Milk. Usaha pengolahan susu kambing ini mulai dijalankan sejak bulan Januari 2014. Pengolahan susu kambing ini dilakukan untuk memperpanjang masa simpan susu juga untuk menghasilkan nilai tambah pada susu kambing.

UD. Harokah Barokah memasarkan snack candy Ghonam Milk ke agen atau distributor yang telah bermitra degan UD. Harokah Baroakah dan ke restoran olahan kambing yang juga merupakan salah satu unit usaha yang yang dijalankan oleh UD. Harokah Barokah. Respon konsumen terhadap produk olahan susu kambing snack candy Ghonam Milk cukup baik yang berdampak terhadap voleme penjualan produk. Berdasarkan data penjualan perusahaan, saan ini UD. Harokah Barokah dapat menjual sebanyak 30 karton snack candy Ghonam Milk dimana satu karton berisi 30 kotak snack candy Ghonam Milk.

4.2.3. Restoran Olahan Kambing

Sesuai dengan visi dari UD. Harokah Barokah yaitu menjadi perusahaan peternakan dan pengolahan susu kambing yang terintegrasi, restoran olahan kambing didirikan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan produk olahan dari kambing. Restoran ini menyediakan berbagai makanan dan minuman yang terbuat dari daging kambing maupun susu kambing, selain itu, restoran ini juga menjual susu kambing murni dalam kemasan dan produk olahan susu kambing snack candy Ghonam Milk.


(61)

43

Susu kamabing yang digunakan di restoran ini diambil langsung dari peternakan kambing perah di UD. Harokah Barokah, namun untuk daging kambing restoran ini masih membeli dari pasar di wilayah setempat untuk memenuhi kebutuhannya, mengingat makanan seperti sate kambing kambing menggunakan daging kambing muda sebagai bahan bakunya, sedangkan anak kambing di UD. Harokah Barokah dipersiapkan untuk peternakan kambing perah.

4.3. Struktur Organisasi

Stuktur organisasi UD. Harokah Barokah masih tergolong sederhana, namun telah mencakup seluruh akivitas yang ada di UD. Harokah Barokah. Manajemen perusahaan dipimpin langsung oleh pemilik perusahaan namun disetiap jenis usaha yang dijalankan terdapat penanggung jawab yang memiliki kompetensi dibidangnya masing-masing. Penanggung jawab tersebut membawahi beberapa karyawan yang telah memiliki tugas masing-masing.

Gambar 7. Struktur Organisasi UD. Harokah Barokah

Pimpinan Perusahaan

H. Sirojudin Hasan B. Lc. MEI

Penanggung Jawab Peternakan

Ismail

Keuangan

Penanggung Jawab Pengolahan

Bapak Ponco

Penanggung Jawab Restoran

Ibu Lala


(62)

44

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Rantai Pasok Susu Kambing

Rantai pasokan susu kambing di UD. Harokah Barokah cukup sederhana, dimana tidak banyak anggota yang terlibat dalam proses pendistribusian susu kambing dari peternak hingga sampai ke konsumen. Anggota – anggota yang terlibat ini memiliki perannnya masing – masing dalam rantai pasok susu kambing. Anggota rantai pasok susu kambing yaitu :

1. Peternakan Kambing Peraah UD. UD. Harokah Barokah

Peternakan kambing perah UD. Harokah Barokah berdiri sejak tahun 2012 telah mengalami perkembangan yang cukup pesat dari saat pertama kali didirikan dilihat dari jumlah kambing yang dibudidayakan, dimana pada awal berdirinya peternakan tersebut hanya memiliki 29 kambing sedangkan saat ini telah dibudidayakan sebanyak 130 kambing.

Kambing yang dibudidayakan di peternakan ini merupakan jenis peranakan etawa (PE), dengan pertimbangan bahwa kambing PE merupakan kambing dengan dwifungsi yaitu selain sebagai kambing perah dengan kualitas susu yang bagus, kambing PE juga dapat dimanfaatkan sebagai ternak pedaging.

Pemerahan susu kambing dilakukan setiap pagi jam 07.00 dan sore hari pada jam 15.30, satu ekor kambing di UD. Harokah Barokah rata-rata menghasilkan 650 ml susu setiap kali pemerahan pagi dan sore hari dengan jumlah kambing yang siap perah sebanyak 39 ekor atau sekitar 50


(63)

45

liter per hari. Jumlah produksi tersebut dapat berkurang bila pakan tambahan yang diberikan seperti konsentrat tidak mencukupi kebutuhan ternak. Sedangkan produksi susu dapat meningkat bila pemerahan dilakukan 2-3 hari setelah kambing melahirkan.

Susu kambing yang telah diperah kemudian dikemas menggunakan kantong plastik berukuran 200 ml. Susu hasil produksi tersebut didistribusikan ke tiga saluran pemasaran yaitu restoran olahan kambing, industri pengolahan susu kambing dan distributor atau agen susu kambing. Susu kambing murni dijual ke restoran olahan kambing dan industri pengolahan susu kambing seharga Rp. 20.000 per per liter, sedangkan ke distributor susu dijual seharga Rp. 32.500. Perbedaan harga ini dipengaruhi biaya pengemasan, susu yang dijual ke distributor telah dikemas menggunakan plastik ukuran 200 ml dan deberi label dan merek. Sistem pembelian susu kambing di peternakan UD. Harokah Barokah yaitu distributor melakukan pemesanan terlebih dahulu kepada UD. Harokah Barokah, kemudian UD. Harokah megirim susu tersebut ke distributor dan pembayaran dilakukan dengan cara tunai.

2. Restoran Olahan Kambing

Restoran ini merupakan salah satu unit usaha dari UD. Harokah Barokah yang lokasinya tidak jauh dari Peternakan kambing perah UD. Harokah Barokah sehingga tidak memerlukan alat transportasi dan biaya untuk pengiriman. Restoran ini membeli susu kambing murni sebelum dikemas. Susu kambing disajikan dalam keadaan segar dan diolah menjadi susu


(64)

46

pasteurisasi. Susu kambing pasteurisasi dijual dengan harga Rp. 10.000 per gelas. Kebutuhan susu kambing di restoran ini sekitar tiga liter setiap harinya untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

3. Industri Pengolahan Susu Kambing

Industri Pengolahan Susu Kambing susu kambing ini juga merupakan salah satu unit usaha dari UD. Harokah Barokah, disini susu kambing diolah menjadi snack candy Ghonam Milk yaitu makanan ringan berbentuk permen dengan bahan baku utama susu kambing. Usaha pengolahan susu kambing ini memerlukan sekitar 40 liter susu kambing setiap harinya untuk memproduksi snack candy Ghonam Milk. Setelah melalui proses pengolahan snack candy Ghonam Milk dan pengemasan menggunakan iner atau kotak kecil dimana per kotak berisi sepuluh buah snack candy Ghonam Milk, setelah itu kotak tersebut dikemas lagi menggunakan kardus dimana satu kardus berisi 30 iner snack candy Ghonam Milk. Setelah itu produk tersebut didistribusikan ke restoran olahan kambing dan distributor yang telah bekerjasama dengan UD. Harokah barokah dengan harga Rp. 12.000 Per kotak, kemudian agen memasarkan produk tersebut ke konsumen. Pendistribusian susu kambing ke distributor dilakukan menggunakan kendaraan bermotor roda dua atau roda empat.

4. Distributor Susu Kambing

Susu kambing hasil produksi peternakan UD. Harokah Barokah didistribusikan ke agen atau distributor susu dalam bentuk segar. Setelah diperah susu kambing dikemas kedalam plastik berukuran 200 ml lalu


(1)

Lampiran 2. Panduan Wawancara Untuk Industri Pengolahan Susu Kambing

Daftar Pertanyaan Analisis Rantai Nilai Susu Kambing Identitas Responden

Nama Responden :

Nama Instansi :

Jabatan :

Umur :

Pendidikan Terakhir :

Alamat :

No HP/Tlp :

Jenis Usaha :

Pertanyaan

1. Apa saja pruduk olahan susu kambing yang dihasilkan di UD. Harokah Barokah?

... 2. Apa saja input bahan baku yang digunakan dalam membuat produk olahan

susu kambing?

... 3. Berapa jumlah input bahan baku yang digunakan untuk satu kali proses

produksi pengolahan susu kambing dalam satu hari?

...

4. Bagaimana tahapan proses pengolahan produk berbahan baku susu kambing?


(2)

5. Apa saja sarana dan prasarana/teknologi yang digunakan dalam proses pengolahan produk berbahan baku susu kambing?

... 6. Berapa harga bahan baku utama (susu kambing per liter) dan harga bahan

baku penunjang lainnya?

...

7. Darimana bahan baku susu kambing diperoleh dan bagaimana sistem

pembeliannya?

... 8. Berapa kapasitas produksi yang dihasilkan untuk produk olahan berbahan

baku susu kambing dalam satu hari?

...

9. Berapa volume penjualan produk olahan berbahan baku susu kambing dalam

satu hari?

...

10. Berapa harga jual produk olahan berbahan baku susu kambing per kemasan?

...

11. Kemana saja anada menjual produk olahan berbahan baku susu kambing?

... 12. Berapa jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam proses pembuatan produk

olahan berbahan baku susu kambing?

... 13. Berapa biaya operasional pada proses pengolahan produk berbahan baku susu

kambing?

a. Gaji karyawan

b. Listrik + Air

c. Gas

d. Lainnya...

14. Apa yang menjadi nilai jual produk olahan sberbahan susu kambing?


(3)

Lanjutan...

15. Bagaimana segmentasi pasar produk olahan susu kambing di UD. Harokah Barokah?

...

16. Standar apakah yang digunakan dalam proses pengolahan susu kambing yang

dihasilkan oleh UD. Harokah Barokah?

... 17. Apa saja bentuk kerja sama yang dibangun oleh UD. Harokah Barokah terkait

produk olahan susu kambing dengan pelaku rantai nilai yang lain?

...

18. Adakah peran lembaga penunjang dalam usaha pengolahan susu kambing?

...

19. Sudah berapa lama anda menjalankan usaha pengolahan susu kambing?

... 20. Apa saja kendala yang dihadapi dalam proses pengolahan susu kambing?

...

21. Bagimana peluang produk olahan susu kambing kedepan?


(4)

Daftar Pertanyaan Analisis Rantai Nilai Susu Kambing

Identitas Responden

Nama Responden :

Nama Instansi :

Jabatan :

Umur :

Pendidikan Terakhir :

Alamat :

No HP/Tlp :

Jenis Usaha :

Pertanyaan

1. Berapa jumlah pembelian yang dilakukan per hari/minggu/bulan?

...

2. Berapa harga beli produk olahan berbahan baku susu kambing per kemasan?

...

3. Berapa harga jual produk olahan berbahan baku susu kambing per kemasan?

... 4. Berapakah biaya operasional yang dikeluarkan dalam memasarkan produk

olahan berbahan baku susu kambing?

... 5. Berapa jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam pemasaran produk olahan


(5)

Lanjutan...

6. Berapa besaran gaji yang diterima oleh tenaga kerja di bidang pemasaran? ... 7. Apa saja sarana operasional yang digunakan dalam memasarkan produk

olahan berbahan baku susu kambing?

...

8. Bagaimana cara penanganan produk dalam proses pemasaran?

...

9. Meliputi wilayah mana saja pemasaran produk anda?

... 10.Siapakah target pasar dari bproduk anda?

...

11.Apa kendala dalam memasar kan produk anda?


(6)

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Bagaimana sejarah dan perkembangan UD. Harokah Barokah?

...

2. Apa Visi dan Misi dari UD. Harokah Barokah?

...

3. Lokasi perusahaan?

...

4. Berapa luas lahan yang digunakan?

...

5. Bagaimana struktur organisasi UD. Harokah Barokah?

...

6. Apa saja bidang usaha yang dijalankan di UD. Harokah Barokah?

...

7. Bagaimana sistem kerja dan tenaga kerja di UD. Harokah Barokah?

...

8. Apa saja sarana dan prasarana penunjang di UD. Harokah Barokah?