Marching Band Museum Mandiri Komunitas Historia Indonesia KHI Komunitas Tempo Doeloe Komunitas Sepeda Tua Indonesia Kosti HMP Seni Budaya Trem Kota Komunitas KAPISTA Pelukis Perupa 20 Komunitas Jelajah 24 Penggiat Onthel di Taman Fatahillah 12 ICA Indone

Rakhmat Wahyu Winangun, 2013 Pengaruh Hub Community Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta Sebagai Kawasan Heritage Culture Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu TABEL 1.7 KOMUNITAS TIPE HUB DI KAWASAN KOTA TUA JAKARTA No Komunitas Ju Jumlah Anggota 1. Ruhha Fatahillah 24 2 Barongsai Museum Mandiri 15 3 Tanjidor Museum Mandiri 10

4. Marching Band Museum Mandiri

37 5. Komunitas Jelajah Budaya KJB 34

6. Komunitas Historia Indonesia KHI

45

7. Komunitas Tempo Doeloe

23

8. Komunitas Sepeda Tua Indonesia Kosti

29

9. HMP Seni Budaya

18

10. Trem Kota

14

11. Komunitas KAPISTA Pelukis Perupa 20

12. Komunitas Jelajah 24

13. Penggiat Onthel di Taman Fatahillah 12

14. ICA Indonesia Community Art 23

15. Trotoart Perupa Pelukis

9

16. Perhimpunan Indonesia Tionghoa INTI 32

17. Lorong Rupa 21

18. Love Our Heritage 30

19. Kota Tua Dance 15

20. KlubTempo Doeloe

22

21. Pemuda Museum 15

22. Jejak Wisata 26

23. River for Live 17

24. Sahabat Museum 25

25. Jejak Langkah

34 Jumlah 574 Sumber : UPK Kota Tua, 2012 Rakhmat Wahyu Winangun, 2013 Pengaruh Hub Community Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta Sebagai Kawasan Heritage Culture Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Dari Tabel 1.7 diatas dapat dikatakan bahwa cukup banyaknya komunitas yang keberadaannya dapat membantu pemerintah dan Stakeholder dalam memasarkan Kota Tua Jakarta sebagai salah satu warisan sejarah dan budaya kolonial. Adapun rangkaian acara yang dilakukan oleh Pemerintah setempat khususnya UPK Kota Tua itu sendiri. Berikut adalah rangkaian acara yang didalamnya terdapat peranan komunitas – komunitas tersebut. Komunitas yang ada disana merupakan komunitas yang terbentuk melalui kesadarannya mereka masing-masing akan pentingnya nilai sejarah yang terkandung didalam kawasan Kota Tua Jakarta ini. Komuitas ini dinamakan Komunitas Hubs atau Hubs Community. Yang mana menurut Hermawan Kertajaya 2010 Hubs Community adalah Komunitas yang bersatu karena kekaguman anggotanya terhadap satu individu. Dari sekian banyak komunitas yang terbentuk, hingga saat ini pemerintah setempat membentuk tim kerja yang bergabung di dalam komunitas yaitu DMO Destination Management Organization yang mana peran aktif dari pemerintah bersama sekelompok komunitas beserta pihak pengelola kawasan Kota Tua Jakarta itu sendiri. Kota Tua Jakarta merupakan salah satu kawasan di Kota Jakarta yang memiliki potensi wisata Heritage. Menurut Unit Pengelola Kawasan UPK Kota Tua Jakarta terdapat 5 zonasi di kawasan tersebut, yaitu : Sunda Kelapa Zonasi 1, Fatahillah Zonasi 2, Pecinan Zonasi 3, Pakojan Zonasi 4 dan Kawasan Peremajaan Zonasi 5. Kawasan Cagar Budaya ini adalah kawasan dengan luas sekitar 846 Ha, yang terletak di Kotamadya Jakarta Utara dan Kotamadya Jakarta Rakhmat Wahyu Winangun, 2013 Pengaruh Hub Community Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta Sebagai Kawasan Heritage Culture Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Barat. Kawasan ini merupakan awal dari masa depan perkembangan Kota Tua Jakarta sejak abad 14. Dalam perkembangan Kota Jakarta, khususnya untuk kawasan-kawasan tersebut masih terdapat permasalahan seperti belum merekatnya citra yang didapat oleh Kota Tua itu sendiri sebagai kawasan Heritage dan Culture. Kota Tua yang pada masanya merupakan sebuah kawasan yang sangat dijaga, kini berubah menjadi kawasan yang memang masih memiliki situs sejarah dan nilai budaya namun secara berangsur – angsur seakan berubah menjadi kawasan yang kurang terjaga, baik dari sisi kebersihan, kelestarian bangunan, lingkungan sekitar seperti drainase, dan kemacetan yang luar biasa membentuk penilaian tersendiri yang tentunya negatif. Dapat dilihat, banyak ruang hijau kota di kawasan ini berubah menjadi tempat komersial. Kawasan ini pada zaman dahulu juga sempat menjadi pusat kegiatan ekonomi terbesar di Jakarta, tetapi daya dukung lingkungannya tidak diperhatikan, dilihat dari sebagian besar warganya kawasan ini sebatas tempat untuk mencari uang. Tidak ada semacam rasa memiliki yang membuat warga tergerak untuk turut membenahi kota. Masyarakat yang memang sengaja menjadikan kawasan ini sebagai ladang mata pencaharian mereka sehari-hari sedikit banyaknya akan menciptakan persepsi tersendiri bagi para wisatawan yang datang berkunjung. Hal ini dapat dilihat bahwa banyaknya pedangan kaki lima yang masuk kedalam kawasan, sampah yang berserakan juga sanitasi air yang sangat tidak bersih. Rakhmat Wahyu Winangun, 2013 Pengaruh Hub Community Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta Sebagai Kawasan Heritage Culture Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Bukan hanya itu bahkan dari masyarakat sekitar kawasan atau pengunjung kurang kesadaran dalam menjaga kelestarian dan kebersihan kawasan Kota Tua ini. Hal tersebut diatas merupakan hal yang sangat mempengaruhi citra kawasan Kota Tua Jakarta sendiri. Hal ini juga sudah ditanggapi dengan cepat oleh pihak UPK Unit Pengelola Kawasan Kota Tua, Swasta, dan Pemerintah yang bertanggungjawab atas kawasan ini. Menurut Bapak Norvi sebagai sekertaris UPK Kota Tua, sulitnya membina komunitas yang menyimpang, para pedagang kali lima, dan masyarakat sekitar kawasan ini untuk peduli dengan keberadaan kawasan Kota Tua Jakarta itu sendiri. Menurut Nirwono ”Seperti kita lihat, banyak ruang hijau kota di kawasan ini berubah menjadi tempat komersial. Kawasan ini juga menjadi pusat kegiatan ekonomi terbesar di Jakarta, tetapi daya dukung lingkungannya tidak diperhatikan. Ini sama saja bunuh diri ekologis,” Kompas 25 Juli 2011. Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa Kota Tua Jakarta juga selain memiliki sisi negatif juga memiliki potensi daya tarik wisata yang besar sebagai Kawasan Wisata Sejarah seperti museum – museum , warisan situs perang dan pertahanan, warisan gempa dan ziarah, budaya, hidup, festival, acara khusus, warisan industri, situs arkeologi dan acara khusus. Kompas, 29 Juli 2011 : Kompleks Taman Fatahillah di Kawasan Kota Tua Jakarta akan segera di pagari, pemagaran dilakukan untuk membentuk kompleks yang sekarang semerawut,” pasang di tujuh titik. Kata Kepala Unit Pengelola Kawasan Kota Tua Jakarta, Ghatut Dwihastoro 287. Hal ini menggambarkan bahwa kawasan kota tua Jakarta, sangat kurang mencerminkan kawasan wisata sejarah dan budaya, dikaenakan kondisi lingkungan dan masyarakat yang kurangmendukung. Saat ini pengelola kawasan memberikan keleluasaan kepada masyarakat dan komunitas untuk berperan aktif Rakhmat Wahyu Winangun, 2013 Pengaruh Hub Community Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta Sebagai Kawasan Heritage Culture Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu membantu dalam menjaga kelestarian kawasan kota tua itu sendiri. Kawasan Kota Tua Jakarta juga memiliki potensi pasar yang cukup besar, hal ini bisa dilihat dari banyaknya pengunjung yang datang ke kawasan tersebut, dengan kegiatan yang yang beraneka ragam, namun semua itu terhambat oleh masalah-masalah yang telah disebutkan diatas. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti akan melakukan penelitian untuk pengimplentasian strategi pemasaran dalam era New Wave Marketing yaitu adalah Hubs Community. Sehingga didalam penelitian ini peneliti mengangakat judul “Pengaruh Hub Community terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan judul penelitian diatas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana Hub Community di Kawasan Kota Tua Jakarta ? 2. Bagaimana Citra Kawasan Kota Tua Jakarta ? 3. Seberapa besar pengaruh Hub Community terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta ?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan penelitian ini untuk memperoleh hasil temuan tentang: 1. Gambaran mengenai Hub Community di Kawasan Kota Tua Jakarta. 2. Gambaran mengenai Citra Kawasan Kota Tua Jakarta. 3. Pengaruh Hub Community terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta . Rakhmat Wahyu Winangun, 2013 Pengaruh Hub Community Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta Sebagai Kawasan Heritage Culture Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1.4 KEGUNAAN PENELITIAN

Penulisan penelitian ini diharapkan bisa memberikan manfaat kegunaan penelitian. 1. Kegunaan Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengembangan ilmu manajemen pemasaran dan memberikan nilai tambah pengetahuan serta wawasan berkaitan dengan bahasan penelitian ini, yaitu tentang New Wave Marketing sebagai grand theory, dan teori New Wave Marketing Mix sebagai Midle Theory serta khususnya pengaruhnya terhadap citra Kawasan Kota Tua. 2. Kegunaan praktis Sedangkan kegunaan praktis dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi para stakeholder di sektor pariwisata khususnya UPK Kota Tua dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jakarta sebagai bahan pertimbangan bagi instansi tersebut untuk lebih gencar dalam mempertahankan Kawasan Kota Tua Jakarta. Rakhmat Wahyu Winangun, 2013 Pengaruh Hub Community Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta Sebagai Kawasan Heritage Culture Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah tanggapan dari para komunitas-komunitas yang ada di kawasan Kota Tua Jakarta, yan mana kawasan tersebut berada dibawah pengawasan UPK Unit Pengelola Kawasan Kota Tua Jakarta, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jakarta serta Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata. Kawasan Kota Tua Jakarta terletak di Jl. Taman Fatahillah No.1 Jakarta Barat. Variabel Independent yang diteliti Hub Communitysebagai X yang terdiri dari Motivasi, Tujuan Akhir, Homogeni, dan Paradigma, dan Citrasebagai variabel Dependent Y yang terdiri dariHolistic Imagery, Functional Characteristic, Psycological Characteristic dan Attributes. Responden yang dituju dalam penelitian ini adalah Anggota setiap komunitas tipe Hub yang ada di kawasan kota tua Jakarta. Penelitian ini dilakukan dalam waktu kurang dari satu tahun. Maka pendekatan yang digunakan menurut Sugiyono 2008:8 cross sectional method adalah metode penelitian yang mempelajari objek dalam kurun waktu tertentu tidak berkesinambungan dalam jangka waktu panjang dan menurut Uma Sekaran 2006:315 “Penelitian cross sectional method adalah penelitian dimana data dikumpulkan hanya sekali yang dilakukan selama periode hari, minggu atau bulan utuk menjawab pertanyaan penelitian”. Penelitian ini dilakukan dari bulan November sampai dengan bulan Januari 2010 di museum fatahillah Jakarta. Rakhmat Wahyu Winangun, 2013 Pengaruh Hub Community Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta Sebagai Kawasan Heritage Culture Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian dengan cara mempelajari objek dalam suatu kurun waktu tertentu tidak berkesinambungan dalam jangka waktu panjang Husein Umar, 2010 : 131

3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan

Metode penelitian merupakan cara utama yang dipergunakan untuk menguji serangkaian hipotesis dengan menggunakan teknik serta alat-alat penelitian tertentu. Cara utama itu dipergunakan setelah penyelidikan memperhitungkan kewajarannya ditinjau dari tujuan penyelidikan dan situasi penyelidikan atas pertimbangan tujuan penelitian, maka penelitian ini bersifat deskriptif dan verifikatif. Menurut Sugiyono 2008:11 bahwa Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain. Berdasarkan tingkat penjelasan dan bidang penelitian, maka jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. Moh. Nasir 2003:63 mengemukakan bahwa tujuan dari penelitian deskriptif adalah membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. 53