Persentase eksplan yang mengalami pencoklatan Persentase eksplan yang membentuk kalus
Stigma Volume XII No.2, April – Juni 2004
sesuai dengan takaran yang diperlukan. Kedalam larutan ditambahkan BAP dan NAA
sesuai dengan perlakuan dengan cara memipet larutan stok yang sudah ada. Kemudian
ditambah arang aktif dan ditambah sukrosa 3. Kemudian diatur pH agar mencapai 5,8. Media
selanjutnya ditambah agar sebanyak 8gl dan dimasak sampai mendidih. Selanjutnya media
dimasukkan kedalam botol kultur sebanyak 10 ml tiap botol dan ditutup rapat dengan alumi-
nium foil, kemudian disterilkan dalam autoclave pada tekanan 15 psi pada suhu 121
o
C selama 20 menit setelah itu dipindahkan dan disimpan di
ruang inkubasi selama 1 minggu.
Persiapan eksplan
Buah pinang dicuci dengan deterjen sambil di-sikat dengan sikat gigi untuk mengangkat
kotoran yang melekat. Kemudian dibilas bersih, setelah bersih buah dipotong pada ujung dan
pangkalnya masing-masing 0,5 cm, kemudian langsung diren-dam dalam alkohol 70. Buah
dibawa ke dalam LAFC dan dibiarkan selama 30 menit.
Embrio merupakan bagian tanaman yang ter-tutup dan bebas mikroorganisme, karenanya
tidak dilakukan sterilisasi terhadap embrio itu sendiri. Embrio dipisahkan dari buah dengan
menggu-nakan pisau scalpel dan diambil dengan pinset. Embrio yang telah dipisahkan tersebut
langsung ditanam di dalam botol kultur, tanpa melalui proses sterilisasi.
Penanaman eksplan
Penanaman eksplan dilakukan di dalam LAFC. Embrio yang sudah dipisahkan dari
buah-nya tadi ditanam dalam botol kultur yang telah berisi media, masing-masing satu embrio
untuk setiap botol kultur, kemudian ditutup dengan aluminimum foil dan dibalut dengan
plastik wrap.
Penggelapan
Untuk menghindari terjadinya browning, ma-ka dilakukan penggelapan. Botol kultur
ditempat-kan di ruangan gelap pada suhu 25 - 27
o
C selama 14 hari.
Pemeliharaan kultur eksplan
Botol-botol kultur dipindahlan ke ruangan te-rang setelah 14 hari dalam ruangan gelap. dan
di-susun pada rak-rak kultur dalam ruangan pe- meliharaan dengan suhu ruangan tetap 25 - 27
o
C, cahaya lampu rata-rata 2000 luks dan setiap hari disemprot dengan alkohol 70.
Pengamatan
Variabel yang diamati pada penelitian ini me-liputi : persentase eksplan yang hidup ,
per-sentase eksplan yang mengalami pencoklatan , persentase eksplan membentuk
kalus , per-sentase eksplan yang membentuk shootlet,, per-sentase eksplan yang membentuk
rootlet, dan perubahan warna eksplan.
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Persentase eksplan yang hidup
Pemberian NAA dan BAPmemberikan penga-ruh yang tidak nyata terhadap persentase
eksplan yang hidup, tetapi persentasenya cukup tinggi bervariasi antara 71,0 – 88,7 seperti
tertera pada tabel berikut ini.
Tabel 1. Persentase eksplan embrio muda pinang sirih yang hidup dengan pemberian berbagai
konsentrasi NAA dan BAP umur 14 minggu setelah tanam
Konsentrasi NAA ppm
Konsentrasi BAP ppm 0,0
0,5 1,0
4 83,7
76,0 81,1
6 88,7
88,7 78,6
8 88,7
71,0 73,5
KK = 16,7 Angka-angka pada baris dan kolom yang sama berbeda
tidak nyata menurut uji F pada taraf nyata 5 .
Data di atas menunjukkan bahwa kemampuan hidup eksplan cukup tinggi, hal ini
disebabkan karena NAA dan BAP yang diberikan sudah mampu mendorong eksplan
untuk hidup, disam-ping itu jenis media yang digunakan juga telah sesuai bagi pertumbuhan
eksplan. Sesuai dengan pendapat Hendaryono dan Wijayani 1994 bahwa media tumbuh
kultur in vitro sangat besar penga-ruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan
eksplan serta bibit yang dihasilkannya.