Uji Heteroskedastisitas Uji Autokorelasi

Metri Liska Letari, 2015 PENGARUH TINGKAT INTELIGENSI DAN PENGETAHUAN AWAL SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu c Dengan melihat hubungan tidak hanya satu variabel akan tetapi multikolinier bisa terjadi karena kombinasi linier dengan variabel independent lain. Keputusan ada tidaknya unsur multikolinier dalam model ini biasanya dengan membandingkan nilai hitung F dengan nilai kritis F, jika nilai hitung F lebih besar dari nilai kritis F dengan tingkat signifikansi  dan derajat kebebasan tertentu maka dapat disimpulkan model mengandung unsur multikolinier. d Dengan metode Klien, klien menyarankan untuk mendeteksi multikolinier denganmembandingkan koefisien determinasi aukiliary dengan koefisien determinasimodel regresi aslinya yaitu Y dengan variabel independent. Sebagai rule of thumbuji klien ini, jika R 2 x1x2x3…x4 lebih besar dari R 2 maka model mengandung unsur multikolinier antara variabel independent dan jika sebaliknya maka tidak adakorelasi antar variabel independent. Apabila terjadi multikolinieritas menurut Yana Rohmana 2010, hlm.149,disarankan untuk mengatasinya dengan cara : 1. Tanpa ada perbaikan, masalah mutikolinieritas terkait dengan masalah sampel, jadi untuk menyembuhkannya sampel dapat ditambah ada kemungkinan terbebas dari masalah multikolinieritas. 2. Dengan perbaikan Tindakan perbaikan yang dapat dilakukan apabila terdapat multikolinieritas serius yaitu : - Informasi Apriori - Menghilangkan Variabel Independen - Menggabungkan Data Cross- Section dan Data Time Series - Transformasi Variabel

3.8.3.2 Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas dapat dideteksi melalui beberapa cara yaitu metode informal grafik, metode Park, metode Glejser, metode korelasi Spearman, metode goldfeld-quandt, metode breusch-pagan-godfrey dan metode white. Ciri suatu data apabila terkena heteroskedastisitas yaitu nilai signifikansi dari variabel independen 0,05, artinya model regresi memiliki masalah heteroskedastisitas. Metri Liska Letari, 2015 PENGARUH TINGKAT INTELIGENSI DAN PENGETAHUAN AWAL SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Dalam penelitian ini, penulis menggunakan Uji Spearman’s rho dengan bantuan SPPS versi 17.00. Pengujian dilakukan dengan menggunakan metode Spearman’s rho yaitu dengan cara mengorelasikan variabel dengan korelasi Spearman’s rho yaitu dengan menggunakan variabel independen dengan nilai unstandardized residual. Pengujian ini menggunakan tingkat signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi.

3.8.3.3 Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah keadaan dimana pada model regresi ada korelasi antara residual pada periode t dengan residual pada periode sebelumnya t-1. Model regresi yang baik adalah yang tidak terdapat masalah autokorelasi. Metode pengujian ini menggunakan uji Durbin-Watson DW test Priyatno, Duwi, 2012, hlm. 172 Terdapat beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi pada model regresi, yaitu: 1. Graphical Method, metode grafik yang memperlihatkan residual dengan trsnd waktu. 2. Runs Test, uji loncatan atau uji Geary geary test. 3. Uji Breusch-Pagan-Godfrey untuk korelasi berordo tinggi. 4. Uji d Durbin-Watson. Pada penelitian ini, penulis menggunakan uji Durbin-Watson dengan bantuan program SPSS versi 17.00 dengan cara membandingkan DW statistik dengan DW tabel yang diperoleh dari tabel statistik Durbin Watson. Adapun Pengambilan keputusan pada uji Durbin Watson adalah sebagai berikut. - DU DW 4-DU maka Ho diterima, artinya tidak terjadi autokorelasi - DW DL atau DW 4-DL maka Ho ditolak, artinya terjadi autokorelasi - DL DW DU atau 4-DU DW 4-DL, artinya tidak ada kepastian atau kesimpulan yang pasti Metri Liska Letari, 2015 PENGARUH TINGKAT INTELIGENSI DAN PENGETAHUAN AWAL SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Jika digambarkan akan terdapat gambar seperti dibawah ini: Gambar 2 Statistika d Durbin-Watson Keterangan: d L = Durbin Tabel Lower d U = Durbin Tabel Up H = Tidak ada autokorelasi positif. H = Tidak ada autokorelasi negatif Menolak H Bukti autokorelasi positif Menolak H Bukti autokorelasi negatif Daerah keragu- raguan Daerah keragu- raguan Menerima H atau H atau kedua-duanya d d u 2 4-d u 4-d L 4 fd Metri Liska Letari, 2015 PENGARUH TINGKAT INTELIGENSI DAN PENGETAHUAN AWAL SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian tentang pengaruh inteligensi dan pengetahuan awal siswa terhadap hasil belajar siswa kelas X IIS SMA Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Inteligensi siswa kelas X IIS SMA Laboratorium Percontohan UPI Tahun ajaran 20142015 diketahui berada pada kategori normal, artinya, siswa secara keseluruhan sudah memiliki tingkat kecerdasan yang baik dan siswa mampu memecahkan permasalahan atau mengatasi permasalahan yang dihadapi serta dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. 2. Pengetahuan awal siswa kelas X IIS SMA Laboratorium Percontohan UPI Tahun ajaran 20142015 pada mata pelajaran ekonomi diketahui pada kategori sedang, artinya, siswa secara keseluruhan sudah memiliki pengetahuan awal yang baik dan adanya kesiapan belajar siswa untuk melanjutkan pembelajaran selanjutnya pada mata pelajaran ekonomi. 3. Inteligensi berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi siswa, artinya, semakin tinggi tingkat inteligensi siswa maka akan semakin tinggi pula hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi dan sebaliknya semakin rendah tingkat inteligensi maka akan semakin rendah hasil belajar siswa. 4. Pengetahuan awal berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi, artinya, semakin tinggi tingkat pengetahuan awal siswa maka semakin tinggi kesiapan belajar siswa dan akan semakin tinggi pula hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi dan sebaliknya semakin rendah pengetahuan awal siswa maka akan semakin rendah pula hasil belajar siswa.