PENGARUH TINGKAT INTELIGENSI DAN PENGETAHUAN AWAL SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI (Kasus Pada Siswa Kelas X IIS di Sekolah Menengah Atas (SMA) Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia Kota Bandung.

(1)

PENGARUH TINGKAT INTELIGENSI DAN PENGETAHUAN

AWAL SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA

PELAJARAN EKONOMI

(Kasus Pada Siswa Kelas X IIS di Sekolah Menengah Atas (SMA) Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia Kota

Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Ekonomi

Oleh

Metri Liska Lestari NIM. 1104468

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2015


(2)

PENGARUH TINGKAT INTELIGENSI DAN PENGETAHUAN AWAL SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN

EKONOMI

(Kasus Pada Siswa Kelas X IIS di Sekolah Menengah Atas (SMA) Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia Kota

Bandung)

Oleh:

METRI LISKA LESTARI

Sebuah Skripsi Yang Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

©Metri Liska Lestari 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2015

Hak Cipta dilindungi Undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH TINGKAT INTELIGENSI DAN PENGETAHUAN AWAL SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN

EKONOMI

(Kasus Pada Siswa Kelas X IIS di Sekolah Menengah Atas (SMA) Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia Kota

Bandung)

Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing

Dr. Hj. Neti Budiwati, M.Si. NIP. 19630221 198703 2 001

Mengetahui:

Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi

Dr. Hj. Neti Budiwati, M.Si. NIP. 19630221 198703 2 001


(4)

Metri Liska Letari, 2015

ABSTRACT

Metri Liska Lestari (1104468). “The influence intelligence and entry behavior of the final value subject at Laboratorium Percontohan UPI Senior High

School Bandung.” Below to the direction of Dr.Hj. Neti Budiwati,M.Si.

The main problem of this research is the final value (mark) for the final exam of economic subject at the end of semester of the student grade 10 at Laboratorium Percontohan UPI Senior High School. This research have an aim: to know the influence of intelligence and entry behavior to the final result. For knowing those aims, it is a method explanatory by using secondary data and entry behavior test as a tool for collect the result. Those objects are 123 students at social class grade 10 which been the respondents. Its outcome shows that intelligence and entry behavior are positively usefull for the final value. It means, the higher level of intelligence and entry behavior it will be increase final result. Because that, the teachers should be often train students to be able to optimize the final value, and students must improve their knowledge through the act of reading.


(5)

Metri Liska Letari, 2015

ABSTRAK

Metri Liska Lestari (1104468), PENGARUH TINGKAT INTELIGENSI DAN PENGETAHUAN AWAL SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI (Kasus Pada Siswa Kelas X IIS di Sekolah Menengah Atas (SMA) Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia Kota Bandung), dibawah bimbingan Dr. Hj. Neti Budiwati, M.Si.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa kelas X IIS SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung yang rendah pada mata pelajaran ekonomi yang dilihat dari nilai Ulangan Akhir Semester di Semester Genap tahun ajaran 2014/2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh inteligensi terhadap hasil belajar siswa dan pengaruh pengetahuan awal terhadap hasil belajar siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksplanatori dengan menggunakan data sekunder dan tes pengetahuan awal sebagai alat pengumpul data. Sample dalam penelitian ini adalah siswa kelas X IIS yang berjumlah 123 siswa. Hasil penelitian menunjukan bahwa inteligensi dan pengetahuan awal berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa, artinya, semakin tinggi tingkat inteligensi maka akan semakin tinggi hasil belajar, dan semakin tinggi tingkat pengetahuan awal maka akan semakin tinggi juga hasil belajar siswa. Oleh karena itu, guru hendaknya sering melatih siswa agar mampu mengoptimalkan hasil belajar siswa, dan siswa harus menambah pengetahuan melalui kegiatan membaca sehingga memiliki wawasan yang luas.


(6)

Metri Liska Letari, 2015

DAFTAR ISI

ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined.

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ... 1 DAFTAR TABEL ... 4

DAFTAR GAMBAR ... 6

BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1 Latar Belakang ... Error! Bookmark not defined.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.3 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1.4 Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.4.1 Manfaat Teoritis ... Error! Bookmark not defined.

1.4.2 Manfaat Praktis ... Error! Bookmark not defined.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESISError! Bookmark n

2.1 Tinjauan Pustaka ... Error! Bookmark not defined.

2.1.1 Inteligensi ... Error! Bookmark not defined. 2.1.2 Pengetahuan Awal ... Error! Bookmark not defined.

2.1.3 Belajar ... Error! Bookmark not defined. 2.1.4 Hasil Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined.

2.2 Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined. 2.3 Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.

BAB III METODE PENELITIAN... Error! Bookmark not defined. 3.1 Objek dan Subjek Penelitian ... Error! Bookmark not defined.


(7)

Metri Liska Letari, 2015

3.2 Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.3.1 Populasi ... Error! Bookmark not defined. 3.3.2 Sampel ... Error! Bookmark not defined.

3.4 Operasional Variabel ... Error! Bookmark not defined.

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined. 3.6 Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.7 Pengujian Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.7.1 Uji Validitas ... Error! Bookmark not defined.

3.7.2 Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined. 3.8 Teknik Analisis Data dan Pengujian HipotesisError! Bookmark not defined.

3.8.1 Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 3.8.2 Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.

3.8.3 Uji Asumsi Klasik ... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANError! Bookmark not defined.

4.1 Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

4.1.2 Gambaran Umum Responden ... Error! Bookmark not defined.

4.1.3 Hasil Uji Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.2 Gambaran Umum Variabel Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

4.2.1 Gambaran Umum Inteligensi (X1) ... Error! Bookmark not defined. 4.2.2 Gambaran Umum Pengetahuan Awal (X2)Error! Bookmark not defined.

4.2.3 Gambaran Umum Hasil Belajar Siswa .... Error! Bookmark not defined. 4.3 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.

4.3.1 Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined.


(8)

Metri Liska Letari, 2015

4.3.3 Model Koefisien Regresi Variabel Inteligensi (X1) dan Pengetahuan Awal (X2) Terhadap Hasil Belajar (Y) .... Error! Bookmark not defined. 4.3.4 Uji Signifikansi Model (Uji F) ... Error! Bookmark not defined.

4.3.5 Uji R2 (Koefisien Determinasi) ... Error! Bookmark not defined. 4.3.6 Variabel Residu ... Error! Bookmark not defined.

4.3.7 Dekomposisi Pengaruh Antar variabel .... Error! Bookmark not defined.

4.4 Uji Multikolinearitas ... Error! Bookmark not defined. 4.5 Uji Heteroskedastisitas ... Error! Bookmark not defined.

4.6 Uji Autokorelasi ... Error! Bookmark not defined. 4.7 Analisis Tabulasi Silang (Crosstabs) ... Error! Bookmark not defined.

4.8 Pembahasan ... Error! Bookmark not defined. 4.8.1 Pengaruh Inteligensi Terhadap Hasil BelajarError! Bookmark not defined.

4.8.2 Pengaruh Pengetahuan Awal Terhadap Hasil BelajarError! Bookmark not defined. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined.

5.1 Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined. 5.2 Saran ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.


(9)

Metri Liska Letari, 2015

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Nilai UAS Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X IIS SMA Laboratorium

Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia BandungError! Bookmark not defined.

Tabel 2.1 Tingkatan Inteligensi... Error! Bookmark not defined. Tabel 2.2 Hasil Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined.

Tabel. 3.1 Jumlah Populasi Kelas X SMA Laboratorium Percontohan

Universitas Pendidikan Indonesia Bandung ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.2 Perhitungan dan Distribusi Sampel ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.3 Operasional Variabel... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.4 Jumlah Item Angket ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.1 Karakterisitik Responden Berdasarkan Jenis KelaminError! Bookmark not defined. Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan UsiaError! Bookmark not defined.

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Latar Belakang PendidikanError! Bookmark not d

Tabel 4.4 Uji Validitas Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.5 Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.6 Kategori Kemampuan Inteligensi ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.7 Kategori Pengetahuan Awal Berdasarkan Nilai Rapor EkonomiError! Bookmark not defin

Tabel 4.8 Kategori Pengetahuan Awal Berdasarkan Hasil Tes

Pengetahuan Awal ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.9Kategori Pengetahuan Awal Berdasarkan Rata-rata Nilai Rapor

Ekonomi dan Hasil Tes Pengetahuan Awal ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.10 Kategori Hasil Belajar ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.11 Hasil Uji Linearitas ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.12 Hasil Analisis ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.13 Hasil Pengujian Hipotesis (Uji t) ... Error! Bookmark not defined.


(10)

Metri Liska Letari, 2015

Tabel 4.14 Hasil Uji F ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.15 Koefisien Determinasi (R2) ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.16 Variabel Residu ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.17 Dekomposisi Pengaruh Antar Variabel Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.18 Hasil Uji Multikolinearitas... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.19 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.20 Hasil Uji Autokorelasi ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.21 Crosstabs antar Inteligensi dengan Hasil Belajar Siswa

Kelas X IIS SMA Laboratorium Percontohan UPI BandungError! Bookmark not defined.

Tabel 4.22Crosstabs antar Pengetahuan Awal dengan Hasil Belajar Siswa

Kelas X IIS SMA Laboratorium Percontohan UPI BandungError! Bookmark not defined.

Tabel 4.23 Crosstabs antar Inteligensi dengan Pengetahuan Awal Siswa

Kelas X IIS SMA Laboratorium Percontohan UPI BandungError! Bookmark not defined.

Tabel 4.24 Crosstabs antar Jenis Kelamin dengan Hasil Belajar Siswa

Kelas X IIS SMA Laboratorium Percontohan UPI BandungError! Bookmark not defined.

Tabel 4.25 Crosstabs antar Usia dengan Hasil Belajar Siswa

Kelas X IIS SMA Laboratorium Percontohan UPI BandungError! Bookmark not defined.

Tabel 4.26 Crosstabs antar Latar Belakang Pendidikan dengan Hasil Belajar


(11)

Metri Liska Letari, 2015

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined. Gambar 3.1 Statistika d Durbin-Watson ... Error! Bookmark not defined.


(12)

Metri Liska Letari, 2015

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan adalah suatu peranan yang penting dalam kemajuan bangsa ini. Pendidikan juga merupakan salah satu ukuran kualitas kehidupan bangsa, karena dari tingkat pendidikan dapat menunjukkan kualitas sumberdaya yang dimiliki oleh suatu negara. Saat ini terjadi persaingan yang sangat ketat dalam dunia pendidikan, untuk menghadapinya diperlukan kualitas pendidikan yang tinggi yang bisa dilihat dari hasil belajar siswa.

Dalam UU Pasal 3 No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional telah dijelaskan fungsi dan tujuan pendidikan sebagai berikut:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pendidikan merupakan kebutuhan yang mendasar yang harus dimiliki oleh manusia, karena tanpa pendidikan manusia tidak akan bisa meningkatkan taraf hidupnya. Masalah pendidikan adalah masalah yang serius, karena pendidikan menyangkut hidup manusia. Reformasi pendidikan adalah tuntutan zaman yang sedang berkembang saat ini. Melalui pendidikan dengan mengembangkan seluruh potensinya dan meningkatkan prestasi adalah salah satu cara untuk hidup yang sejahtera di masa depan. Karena itu perlu adanya peningkatan kualitas pendidikan dengan menerapkan sistem belajar yang baik.

Persoalan yang sering dihadapi setiap sekolah khususnya sekolah menengah atas adalah rendahnya nilai hasil belajar siswa. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Geminastiti (2013) dalam penelitiannya mengatakan bahwa “hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi di SMA negeri dan swasta di kota Sukabumi masih tergolong rendah”. Hal ini juga sesuai dengan yang dikemukakan oleh Suprichandri (2012) bahwa “yang membatasi hasil pendidikan adalah pembawaan dan lingkungan”. Kajian dalam ilmu sosial salah satunya adalah ilmu ekonomi,


(13)

2

Metri Liska Letari, 2015

dalam dunia pendidikan mata pelajaran ekonomi di SMA berfungsi untuk mengembangkan kemampuan siswa untuk berekonomi, mengenal konsep dan teori ekonomi serta aplikasinya di lingkungan masyarakat. Hasil pendidikan siswa dapat diukur dengan hasil belajar yang didapatkan oleh siswa.

Hasil belajar merupakan hal yang penting dalam pembelajaran, baik itu suatu yang dapat diukur maupun hasil belajar yang dapat dilihat pada penerapan dalam kehidupan sehari-harinya. Salah satu ciri ketidakberhasilan pembelajaran ditandai oleh tidak memahami materi pelajaran, bahkan tidak mengetahui bagaimana mengaplikasikan materi pembelajaran di dunia nyata. Ini adalah problematika pembelajaran yang sering terjadi, hal ini terjadi dikarenakan pembelajaran yang belum optimal. Hal ini seharusnya tidak boleh terjadi karena proses pembelajaran harusnya tepat sasaran. Pendekatan dalam kurikulum 2013 yang digunakan saat ini yaitu pendekatan scientific yang mendorong siswa lebih aktif dalam proses pembelajarannya. Dengan tema pengembangan kurikulum 2013 yaitu kurikulum yang dapat menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi.

Belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dan individu dengan lingkungannya (Usman,2011, hlm. 5). Teori konstruktivis siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai. Bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, berusaha dengan susah payah dengan ide-ide (Slavin dalam Nur, 2002, hlm. 8).

Tujuan pembelajaran adalah suatu pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang diharapkan (Hamzah, 2006, hlm. 35). Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar (Abdurrahman, 2003, hlm. 42).


(14)

3

Metri Liska Letari, 2015

Hasil belajar siswa merupakan output dari proses belajar yang ia jalankan disekolah. Semakin tinggi hasil belajar, maka diindikasikan semakin efektifnya proses pembelajaran yang berlangsung. Ukuran tinggi rendahnya hasil belajar saat ini bisa menggunakan nilai UN (Ujian Nasional), UAS (Ujian Akhir Sekolah) dan UTS (Ujian Tengah Semester). Sebagaimana yang kita ketahui tatanan sosial selalu ingin kualitas sumberdaya yang baik namun tidak dibarengi dengan kualitas pendidikan. Hal ini mengakibatkan kesenjangan antara tuntutan masyarakat dan dunia pendidikan. Seperti yang terjadi di SMA Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia, masih terdapat siswa yang hasil belajarnya belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) sebesar 76. Seperti yang ditunjukan pada tabel 1.1.

Tabel 1.1

Nilai UAS Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X IIS SMA

LaboratoriumPercontohan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung

Kelas Jumlah Sswa

Tuntas Tidak Tuntas

Jumlah Persentase

(%) Jumlah

Persentase (%)

X IIS 1 31 17 55 14 45

X IIS 2 31 18 58 13 42

X IIS 3 30 15 50 15 50

X IIS 4 31 24 77 7 23

Jumlah 123 74 49

% 60 40

Sumber: lampiran 3

Dari tabel 1.1 tampak bahwa hasil belajar siswa yang berhasil mencapai nilai KKM sebanyak 60% atau 74 siswa, sedangkan yang belum berhasil mencapai nilai KKM sebanyak 40% atau 49 siswa. Persentase tertinggi hasil belajar siswa yang diatas nilai KKM yaitu berada di kelas X IIS 4 dengan jumlah siswa yang lulus sebanyak 77% atau 24 siswa dan yang masih dibawah nilai KKM adalah sebanyak 23% atau 7 siswa. Sedangkan persentase kelulusan terendah berada pada kelas X IIS 3 dengan jumlah siswa yang lulus sebanyak 15 siswa atau 50% dan nilai yang masih dibawah KKM adalah sebanyak 15 siswa atau 50%. Faktor penyebab hasil belajar ini berasal dari dalam diri siswa itu sendiri dan berasal dari luar diri siswa.


(15)

4

Metri Liska Letari, 2015

Kendala yang dihadapi untuk meningkatkan kualitas pendidikan memang cukup banyak dan kendala-kendala ini saling berkaitan dengan keefektifan proses pembelajaran. Seperti variabel metode dan kondisi pembelajaran. Keefektifan pembelajaran biasanya diukur dengan tingkat pencapaian dari siswa tersebut. Ada 4 (empat) aspek penting yang dapat dipakai untuk mendeskripsikan keefektifan pembelajaran, yaitu (Hamzah, 2006, hlm. 21):

1. Kecermatan penguasaan perilaku yang dipelajari atau sering disebut dengan “tingkat kesalahan”,

2. Kecepatan unjuk kerja, 3. Tingkat alih belajar, dan

4. Tingkat retensi dari apa yang dipelajari

Tingkat pengetahuan awal siswa mengenai materi ekonomi yang merupakan proses belajar dari pengalaman-pengalaman sebelumnya dapat memberikan kontribusi untuk penerimaan materi selanjutnya. Selain itu tingkat kemampuan inteligensi akan mempengaruhi hasil belajar siswa yang lebih baik daripada siswa yang memiliki tingkat inteligensi yang rendah.

Menurut Keller (dikutip oleh Abdurrhaman, 2003, hlm. 38), hasil belajar merupakan fungsi dari kelompok masukan pribadi (personal inputs) dan kelompok masukan yang berasal dari lingkungan (environmental inputs). Kelompok masukan pribadi yang mempengaruhi hasil belajar dapat berupa inteligensi dan pengetahuan awal siswa.

Dalam hukum konvergensi yang dikemukakan oleh Stem (dikutip oleh Ngalim Purwanto, 2011, hlm. 60) menyatakan bahwa “Pembawaan dan lingkungan kedua-duanya menentukan perkembangan manusia”.

Rendahnya hasil belajar di SMA Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia merupakan contoh pembelajaran yang belum optimal sehingga masih ada siswa yang belum mencapai nilai KKM pada mata pelajaran ekonomi. Untuk meningkatkan hasil belajar tersebut perlu adanya upaya dalam memperbaiki hasil belajar siswa, karena setiap kegiatan pembelajaran diharapkan adanya hasil belajar yang maksimal.Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul PENGARUH TINGKAT


(16)

5

Metri Liska Letari, 2015

INTELIGENSI DAN PENGETAHUAN AWAL SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1) Bagaimana gambaran umum inteligensi siswa kelas X IIS di SMA Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia Tahun ajaran 2014/2015?

2) Bagaimana gambaran umum pengetahuan awal siswa kelas X IIS di SMA Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia Tahun ajaran 2014/2015?

3) Bagaimana pengaruh intelegensi terhadap hasil belajar siswa kelas X IIS di SMA Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia Tahun ajaran 2014/2015?

4) Bagaimana pengaruh pengetahuan awal siswa terhadap hasil belajar siswa kelas X IIS di SMA Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia Tahun ajaran 2014/2015?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Untuk mengetahui gambaran umum inteligensi siswa IIS kelas X di SMA Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia.

2) Untuk mengetahui gambaran umum pengetahuan awal siswa IIS kelas X di SMA Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia.

3) Untuk mengetahui pengaruh inteligensi terhadap hasil belajar siswa IIS kelas X di SMA Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia.

4) Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan awal siswa terhadap hasil belajar siswa siswa IIS kelas X di SMA Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia.


(17)

6

Metri Liska Letari, 2015 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis yang diharapkan didapat dari penelitian ini antara lain : 1. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

ilmu pengetahuan mengenai khususnya tentang pengaruh tingkat inteligensi dan pengetahuan awal siswa terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi siswa kelas X IIS di SMA Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung tahun ajaran 2014/2015.

2. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan tentang pendidikan khususnya pada mata pelajaran ekonomi, yaitu tentang pengaruh tingkat inteligensi dan pengetahuan awal siswa terhadap hasil belajar siswa.

1.4.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis yang diharapkan didapat dari penelitian ini antara lain : 1. Penelitian ini dapat memberikan referensi untuk sekolah bagi perkembangan

ilmu pendidikan dan dapat menjadi acuan para pendidik untuk mengembangkan sistem pembelajaran disekolah dengan mengetahui pengaruh tingkat inteligensi dan pengetahuan awal siswa terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi.

2. Penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca yaitu dengan menjadikan penelitian ini sebagai acuan serta referensi bagi pembaca yang sedang mengkaji penelitian dibidang yang sejenis.


(18)

Metri Liska Letari, 2015

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek dan Subjek Penelitian

Menurut Arikunto (2010, hlm. 161) Objek penelitian adalah apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian, yaitu sesuatu yang merupakan inti dari problematika penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitiannya adalah hasil belajar siswa kelas X IIS di SMA Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia. Penelitian ini menganalisa bagaimana pengaruh variabel bebas yang terdiri dari Inteligensi (X1) dan pengetahuan awal siswa (X2) terhadap variabel terikat yaitu hasil belajar (Y). Sedangkan subjek dalam penelitian ini yaitu siswa kelas X IIS di SMA Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

3.2 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksplanatori (explanatory methode) yaitu suatu metode penelitian yang bermaksud menjelaskan hubungan antar variabel dengan menggunakan pengujian hipotesis. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2012, hlm. 2).

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi (Arikunto, 2010, hlm. 173). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X IIS di SMA Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.


(19)

23

Metri Liska Letari, 2015

Tabel. 3.1

Jumlah Populasi Kelas X SMA Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung

Kelas Jumlah Siswa

X IIS 1 31

X IIS 2 31

X IIS 3 30

X IIS 4 31

Jumlah 123

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut. Dalam penelitian ini teknik penentuan sampel yang dilakukan yaitu menggunakan metode stratified random sampling, teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel (Sugiyono, 2012, hlm. 81).

Teknik pengambilan sampel menggunakan rumus dari Yamane sebagai berikut:

(Riduwan, 2013, hlm. 44)

Dimana : n = Jumlah Sampel

N = Jumlah Populasi d² = Presisi yang ditetapkan

Berdasarkan rumus diatas dan tingkat presisi yang ditetapkan yaitu sebesar 5%, maka sampel dari populasi dapat diketahui sebagai berikut:

n = N

N d2+

n =

, 5 2+ n

0,00 5 n =

75

n = 94.07


(20)

24

Metri Liska Letari, 2015

Berdasarkan perhitungan diatas, maka sampel minimal yang digunakan adalah sebanyak 94 siswa dari 123 siswa. Penelitian ini pun akan melibatkan minimal 94 siswa kelas X IIS SMA Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung sebagai sampel dalam penelitian ini.

Setelah mendapatkan jumlah sampel minimal, maka selanjutnya adalah perhitungan sampel secara proporsional random sampling memakai rumusan alokasi proporsional sebagai berikut:

n x N N ni  i

(Riduwan, 2013, hlm. 45) Keterangan:

N = ukuran sampel Ni = ukuran populasi

N = ukuran sampel keseluruhan ni = ukuran sampel

Penarikan sampel siswa dapat dilakukan seperti dibawah ini

Tabel 3.2

Perhitungan dan Distribusi Sampel

No Kelas Jumlah

Siswa Sampel Siswa

1 X IIS 1 31 ni =

123 31

X 94 = 24

2 X IIS 2 31 ni =

123 31

X 94 = 24

3 X IIS 3 30 ni =

123 30

X 94 = 22

4 X IIS 4 31 ni =

123 31

X 94 = 24

Jumlah 123 Siswa 94 Siswa

3.4 Operasional Variabel

Untuk menguji hipotesis yang diajukan, dalam penelitian ini terlebih dahulu setiap variabel didefinisikan, kemudian dijabarkan melalui operasionalisasi variabel. Hal ini dilakukan agar setiap variabel dan indikator penelitian dapat


(21)

25

Metri Liska Letari, 2015

diketahui skala pengukurannya secara jelas. Operasionalisasi variabel penelitian secara rinci diuraikan pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3 Operasional Variabel

Variabel Konsep Teoritis Konsep Empiris Konsep Analisis Skala

Tingkat Inteligensi

(X1)

Intelegensi sebagai

totalitas kemampuan

seseorang untuk

bertindak dengan

tujuan tertentu,berfikir secara nasional, serta menghadapi

lingkungannya dengan efektif (Baharudin dan Nur, 2008, hlm. 20)

1. Nilai yang

diperoleh siswa dalam test IQ

saat siswa

masuk sekolah.

1. Data diperoleh dari

sekolah berupa skor nilai tes IQ kelas X

IIS SMA

Laboratorium Percontohan Universitas

Pendidikan Indonesia

Bandung Tahun

ajaran 2014/2015

Interval

Pengetahuan Awal (X2)

Pengetahuan awal

siswa merupakan

faktor internal yang

melekat pada

partisipan belajar.

Pengetahuan awal ini didapat dari hasil

konstruksi dari

pengetahuan sebelumnya.

(Budiningsih, 2005, hlm. 59)

1. Nilai rapor

siswa pada mata pelajaran

ekonomi di

semester ganjil

2. Tes Mata

Pelajaran Ekonomi

1. Data diperoleh dari

sekolah berupa nilai

rapor ekonomi

semester ganjil kelas

X IIS SMA

Laboratorium Percontohan Universitas

Pendidikan Indonesia

Bandung Tahun

ajaran 2014/2015.

2. Skor tes pengetahuan

siswa tentang materi pelajaran ekonomi yang akan dipelajari yang berupa fakta,

konsep, dan

generalisasi.

Interval

Hasil Belajar Siswa

(Y)

Suatu kemampuan atau kekuatan untuk melakukan sesuatu, untuk bertindak dalam memahami pelajaran dengan

sungguh-sungguh agar

memperoleh

kepandaian atau ilmu.

Nilai yang

diperoleh siswa

dalam mata

pelajaran ekonomi

Data yang diperoleh dari sekolah berupa nilai ujian akhir semester kelas X IIS pada mata pelajaran ekonomi


(22)

26

Metri Liska Letari, 2015

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Dalam setiap penelitian, untuk dapat memperoleh data maka diperlukan teknik pengumpulan data. Di dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber data, sedangkan data sekunder adalah data yang berupa studi kepustakaan. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Dokumentasi, adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan

data dan dokumen-dokumen berupa catatan yang berhubungan dengan

variabel yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini data diperoleh dari nilai UAS kelas X IIS SMA Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia, nilai test inteligensi siswa dan nilai rapor ekonomi kelas X IIS SMA Laboratorium Percontohan UPI pada semester ganjil tahun ajaran 2014/2015 sebagai pengetahuan awal siswa kelas X IIS SMA Laboratorium Percontohan UPI.

2. Metode tes, adalah teknik yang digunakan untuk pengumpulan data dengan

menggunakan pengukuran (measurement) yang menghasilkan suatu deskripsi

kuantitatif tentang aspek yang diteliti. Dalam penelitian ini mengumpulkan data tentang tingkat pengetahuan awal siswa.

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai ujian akhir semester (UAS) yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa yang dilihat dari nilai UAS pada mata pelajaran ekonomi, nilai tes inteligensi siswa yang diadakan oleh LPPB FIP UPI untuk mengetahui tingkat inteligensi siswa dan nilai rapor ekonomi sebagai pengetahuan awal siswa. Kemudian menyebarkan soal tentang tingkat pengetahuan awal siswa yang mempengaruhi hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas X IIS di SMA Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia.

Jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertutup. Tes tertutup adalah tes yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih.


(23)

27

Metri Liska Letari, 2015

Untuk keperluan analisis kuantitatif maka jawaban itu dapat diberi skor 1 jika benar, dan 0 jika salah.

Ditinjau dari sasaran atau objek yang akan dievaluasi, maka dibedakan adanya beberapa macam tes, diantaranya adalah tes prestasi atau achievement test

dan tes inteligensi atau intelligence test. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tes prestasi atau achievement test. Tes prestasi atau achievement test

yaitu test yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu.

Alat ukur yang digunakan harus valid dan reliabel agar hasil penelitian tidak bias dan diragukan kebenarannya. Maka dari itu harus dilakukan 2 (dua) macam tes terhadap soal yang diberikan kepada responden, yaitu tes validitas dan tes reliabilitas.

3.7 Pengujian Instrumen Penelitian

Pengujian instrumen penelitian digunakan untuk menguji kualitas instrumen penelitian apakah telah memenuhi syarat alat ukur yang baik atau malah sebaliknya yaitu tidak sesuai dengan metode penelitian. Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen berupa kuisioner, maka dari itu dilakukan uji validitas dan reliabilitas atas instrumen penelitian ini.

3.7.1 Uji Validitas

Menurut Arikunto (2010, hlm. 211) Validitas adalah suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi.

Rumus korelasi yang dapat digunakan adalah yang dikemukakan oleh Pearson, yang dikenal dengan rumus korelasi Product Moment sebagai berikut:

(Arikunto, 2010, hlm. 213) Dimana :

rxy = Koefisien k

∑X = Jumlah skor tiap item

∑Y = Jumlah skor total item


(24)

28

Metri Liska Letari, 2015

∑Y² = Jumlah skor-skor Y yang dikuadratkan

∑XY = Jumlah perkalian X dan Y

N = Jumlah sampel

Dengan menggunakan taraf signifikansi α = 0,05 koefisien korelasi yang diperoleh dari hasil perhitungan dibandingkan dengan nilai dari tabel korelasi nilai r dengan derajat kebebasan (n-2), dimana n menyatakan jumlah banyaknya

responden. Dimana:

rhitung > r0,05 = Valid

rhitung < r0,05 = Tidak Valid

Dalam hal ini, nilai rxy diartikan sebagai koefisien korelasi sehingga

kriterianya adalah:

Rxy < 0,20 : Validitas Sangat Rendah

0,20 – 0,39 : Validitas Rendah

0,40 – 0,59 : Validitas Sedang / Cukup

0,60 – 0,89 : Validitas Tinggi

0,90 – 1,00 : Validitas Sangat Tinggi

Dalam penelitian ini, instrumen yang diuji yaitu variabel pengetahuan awal (X2). Adapun penyebaran instrumen variabel pengetahuan awal terdapat dalam

tabel berikut ini:

Tabel 3.4 Jumlah Item Angket

No Variabel Jumlah Item

1. Pengetahuan Awal (X2) 20

Sumber: lampiran 4

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa instrumen dalam penelitian ini terdiri dari 20 soal sebagai alat ukur pengetahuan awal siswa.

3.7.2 Uji Reliabilitas

Menurut Suharsimi Arikunto (2010, hlm. 221) Reliabilitas adalah instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga.


(25)

29

Metri Liska Letari, 2015

Untuk menghitung uji reliabilitas, penelitian ini menggunakan rumus alpha dari Cronbach yaitu:

� [� − ] [ −� � �2

�2 ]

(Arikunto, 2010, hlm. 239) Dimana:

r11 = Reliabilitas Instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

��2 = Jumlah varians butir

2 = Varians total

Untuk melihat signifikansi reliabilitasnya dilakukan dengan

mendistribusikan rumus student t, yaitu:

t

hit

=

√ � √ 2

Dengan kriteria: Jika thitung > ttabel, maka instrumen penelitian reliabel dan

signifikan, tetapi ketika thitung < ttabel maka instrumen penelitian tidak reliabel. 3.8 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

3.8.1 Teknik Analisis Data

Permasalahan yang diajukan akan dilakukan dengan menggunakan statistik parametrik. Model analisis yang digunakan untuk melihat pengaruh antara variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat serta untuk menguji kebenaran dari hipotesis. Model persamaan regresi sederhana yang akan digunakan adalah sebagai berikut :

Dimana :

Y : Hasil Belajar Siswa

βο : Konstanta Regresi

β1 : Koefisien regresi X1

β2 : Koefisien Regresi X2

X1 : Inteligensi (IQ)


(26)

30

Metri Liska Letari, 2015

X2 : Pengetahuan Awal

e : Faktor Pengganggu

3.8.1.1 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kondisi data apakah berdistribusi normal atau tidak. Kondisi data berdistribusi normal menjadi syarat untuk menguji hipotesis menggunakan statistik parametrik (Arikunto, 2010, hlm.357).

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah gain atau selisih skor kebiasaan belajar siswa dari kedua sampel berdisitribusi normal atau tidak. Pengujian kenormalan data dilakukan menggunakan uji Kolmogrov Smirnov dan

Shapiro Wilk yang diolah menggunakan alat SPSS 16.0. Kriteria pengujian adalah

signifikansi lebih besar dari 0,05 maka data dikatakan berdistribusi normal dan kriteria pengujiannya adalah:

a. Jika nilai signifikansi (sig) > 0,05 maka data berdistribusi normal. b. Jika nilai signifikansi (sig) < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal. 3.8.1.2 Uji Linearitas

Uji linearitas berfungsi untuk melihat apakah spesifikasi model yang digunakan sudah benar atau tidak, apakah fungsi yang digunakan berbentuk linear atau tidak, dan menguji apa variabel relevan untuk dimasukkan dalam model.

Uji linearitas dapat dilihat dari beberapa cara, salah satunya adalah diagram pencar (scattegram) dengan kriteria bahwa apabila plot titik-titik tidak mengikuti pola tertentu berarti model linear, sebaliknya apabila plot titik-titik mengikuti pola aturan tertentu maka model non linear. Selain itu juga dapat menggunakan Test of

Linearity dengan menggunakan SPSS 17.00 kemudian membandingkan Deviation from Linearity dengan taraf signifikansi 0,05. Variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linear apabila nilai signifikansi (Deviation from


(27)

31

Metri Liska Letari, 2015 3.8.2 Pengujian Hipotesis 3.8.2.1Uji t

Uji t merupakan suatu prosedur yang mana hasl sampel dapat digunakan untuk verifikasi kebenaran atau kesalahan hipotesis nul (H0). Keputusan untuk menerima atau menolak H0 dibuat berdasarkan nilai uji statistik yang diperoleh daridata. (Yana Rohmana, 2010, hlm. 48)

Menghitung nilai statistik (t hitung) dan mencari nilai t kritis dari tabel distribusi t pada α dan degree of fredom tertentu. Adapun nilai t hitung dapat dicari dengan formula sebagai berikut:

(Yana Rohmana, 2010, hlm. 74) Dimana merupakan nilai pada hipotesis nul, atau, secara sederhana t hitung dapat dihitung dengan rumus

(Yana Rohmana, 2010, hlm. 74)

Membandingkan nilai t hitung dengan t kritisnya (t tabel). Keputusan menolak atau menerima Ho, sebagai berikut:

1. Jika nilai t hitung > nilai t kritis maka Ho ditolak atau menerima Ha, artinya

variabel tersebut signifikan.

2. Jika nilai t hitung < nilai t kritis maka Ho diterima atau menolak Ha, artinya

variabel tersebut tidak signifikan.

Artinya apabila thitung < ttabel, maka koefisien korelasi ganda yang dihitung tidak signifikan, dan sebaliknya apabila thitung>ttabel , maka koefisien korelasi ganda yang dihitung adalah signifikan dan menunjukan terdapat pengaruh secara simultan.

Dalam penelitian ini, uji hipotesis dilakukan melalui uji dua sisi dengan kriteria jika thitung > tkritis maka H0 ditolak dan Ha diterima, Jika thitung < tkritis maka H0 diterima dan Ha ditolak.


(28)

32

Metri Liska Letari, 2015

  2 3 2 , 3 1 2 3 , 12 2 i i i i i y y x b y x b R

3.8.2.2Uji f

“Uji F dalam regresi berganda digunakan untuk menguji signifikansi koefisien determinasi R2, dengan demikian nilai F statistik dapat digunakan untuk mengevaluasi hipotesis bahwa apakah tidak ada variabel independen terhadap variabel dependen uji F. (Yana Rohmana, 2013, hlm. 77).

Berikut ini adalah cara menghitung F hitung, yaitu: ⁄ � − − �

(Yana Rohmana, 2013: 78)

Setelah didapatkan F hitung, maka F hitung akan dibandingkan dengan F tabel yang mempunya besaran α = 0,05 dan df. Untuk penentuan besarnya ditentukan oleh numerator (k – 1) dan df (n – k).

Kriteria Uji F adalah:

1. Jika maka Fhitung < Ftabel maka Ho diterima dan Ha ditolak (keseluruhan

variabel bebas X tidak berpengaruh pada variabel terikat Y).

2. Jika Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak dan Ha diterima (keseluruhan variabel

bebas X berpengaruh terhadap variabel terikat Y).

3.8.2.3Uji R2 (Koefisien Determinasi)

Koefisien determinasi sebagai alat ukur kebaikan (goodness of fit) dari persamaan regresi yaitu memberikan proporsi atau presentase variasi total dalam variabel tidak bebas Y yang dijelaskan oleh variabel bebas X.

Besarnya nilai R2 berada diantara 0 (nol) dan 1 (satu) yaitu 0 < R2 < 1. Jika nilai R2 semakin mendekati 1 (satu) maka model tersebut baik dan pengaruh antara variabel bebas X dengan variabel terikat Y semakin kuat (erat berhubungannya).

Dengan rumus yang digunakan adalah:


(29)

33

Metri Liska Letari, 2015 3.8.3 Uji Asumsi Klasik

Dalam menggunakan model regresi berganda dengan metode OLS maka data harus bebas dari uji asumsi klasik yang terdiri dari multikolinearitas, heteroskedastisitas dan autokorelasi.

3.8.3.1 Uji Multikolinearitas

Multikolinieritas diartikan adanya hubungan linier yang sempurna atau pasti diantara beberapa variabel atau semua variabel yang menjelaskan dari model regresi. Multikolinieritas merupakan salah satu bentuk pelanggaran terhadap asumsi model regresi linier klasik karena bisa mengakibatkan estimator OLS memiliki :

1) Kesalahan baku sehinggan sulit mendapatkan estimasi yang tepat

2) Akibat poin satu, maka interval estimasi akan cenderung lebih lebar dan nilai hitung statistik uji t akan kecil sehingga membuat variabel independen secara statistic tidak signifikan mempengaruhi variabel independen.

3) Walaupun secara individu variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen melalui uji statistik t, namun nilai koefisien determinasi masih relatif tinggi.

Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas dalam suatu model OLS, maka menurut Gujarati (2001, hlm.166) dapat dilakukan beberapa cara berikut ini:

a) Kolinieritas diduga ketika R2 tinggi yaitu antara 0,8-1,00 tetapi hanya sedikit variabel independent yang signifikan mempengaruhi variabel dependen melalui uji t namun berdasarkan uji F secara statistic signifikan yang berarti semua variabel independent secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen. dalam hal ini menjadi kontradiktif dimana berdasarkan uji t secara individual variabel independent tidak berpengaruh terhadap variabel dependen, namun secara bersama-sama variabel independent berpengaruh terhadap variabel dependen.

b) Dengan koefisien korelasi sederhana (zero coefficient of correlation), jika nilainya tinggi menimbulkan dugaan terjadi multikolinier tetapi belum tentu dugaan itu benar.


(30)

34

Metri Liska Letari, 2015

c) Dengan melihat hubungan tidak hanya satu variabel akan tetapi multikolinier bisa terjadi karena kombinasi linier dengan variabel independent lain. Keputusan ada tidaknya unsur multikolinier dalam model ini biasanya dengan membandingkan nilai hitung F dengan nilai kritis F, jika nilai hitung F lebih besar dari nilai kritis F dengan tingkat signifikansi  dan derajat kebebasan tertentu maka dapat disimpulkan model mengandung unsur multikolinier.

d) Dengan metode Klien, klien menyarankan untuk mendeteksi multikolinier denganmembandingkan koefisien determinasi aukiliary dengan koefisien determinasimodel regresi aslinya yaitu Y dengan variabel independent. Sebagai rule of thumbuji klien ini, jika R2x1x2x3…x4 lebih besar dari R2 maka model mengandung unsur multikolinier antara variabel independent dan jika sebaliknya maka tidak adakorelasi antar variabel independent.

Apabila terjadi multikolinieritas menurut Yana Rohmana (2010, hlm.149),disarankan untuk mengatasinya dengan cara :

1. Tanpa ada perbaikan, masalah mutikolinieritas terkait dengan masalah sampel, jadi untuk menyembuhkannya sampel dapat ditambah ada kemungkinan terbebas dari masalah multikolinieritas.

2. Dengan perbaikan

Tindakan perbaikan yang dapat dilakukan apabila terdapat multikolinieritas serius yaitu :

- Informasi Apriori

- Menghilangkan Variabel Independen

- Menggabungkan Data Cross- Section dan Data Time Series - Transformasi Variabel

3.8.3.2Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas dapat dideteksi melalui beberapa cara yaitu metode informal (grafik), metode Park, metode Glejser, metode korelasi Spearman, metode goldfeld-quandt, metode breusch-pagan-godfrey dan metode white. Ciri suatu data apabila terkena heteroskedastisitas yaitu nilai signifikansi dari variabel independen 0,05, artinya model regresi memiliki masalah heteroskedastisitas.


(31)

35

Metri Liska Letari, 2015

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan Uji Spearman’s rho dengan bantuan SPPS versi 17.00. Pengujian dilakukan dengan menggunakan metode Spearman’s rho yaitu dengan cara mengorelasikan variabel dengan korelasi Spearman’s rho yaitu dengan menggunakan variabel independen dengan nilai unstandardized residual. Pengujian ini menggunakan tingkat signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi.

3.8.3.3 Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah keadaan dimana pada model regresi ada korelasi antara residual pada periode t dengan residual pada periode sebelumnya (t-1). Model regresi yang baik adalah yang tidak terdapat masalah autokorelasi. Metode pengujian ini menggunakan uji Durbin-Watson (DW test) (Priyatno, Duwi, 2012, hlm. 172)

Terdapat beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi pada model regresi, yaitu:

1. Graphical Method, metode grafik yang memperlihatkan residual dengan

trsnd waktu.

2. Runs Test, uji loncatan atau uji Geary (geary test).

3. Uji Breusch-Pagan-Godfrey untuk korelasi berordo tinggi. 4. Uji d Durbin-Watson.

Pada penelitian ini, penulis menggunakan uji Durbin-Watson dengan bantuan program SPSS versi 17.00 dengan cara membandingkan DW statistik dengan DW tabel yang diperoleh dari tabel statistik Durbin Watson. Adapun Pengambilan keputusan pada uji Durbin Watson adalah sebagai berikut.

- DU < DW < 4-DU maka Ho diterima, artinya tidak terjadi autokorelasi - DW < DL atau DW > 4-DL maka Ho ditolak, artinya terjadi autokorelasi - DL < DW < DU atau 4-DU <DW < 4-DL, artinya tidak ada kepastian atau


(32)

36

Metri Liska Letari, 2015

Jika digambarkan akan terdapat gambar seperti dibawah ini:

Gambar 2

Statistika d Durbin-Watson Keterangan:

dL = Durbin Tabel Lower

dU = Durbin Tabel Up

H0 = Tidak ada autokorelasi positif. H*0 = Tidak ada autokorelasi negatif Menolak H0

Bukti autokorelasi

positif

Menolak H0 *

Bukti autokorelasi

negatif Daerah

keragu-raguan

Daerah keragu-raguan Menerima H0 atau H

* 0

atau kedua-duanya

d 0 du 2 4-du 4-dL 4


(33)

Metri Liska Letari, 2015

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian tentang pengaruh inteligensi dan pengetahuan awal siswa terhadap hasil belajar siswa kelas X IIS SMA Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Inteligensi siswa kelas X IIS SMA Laboratorium Percontohan UPI Tahun ajaran 2014/2015 diketahui berada pada kategori normal, artinya, siswa secara keseluruhan sudah memiliki tingkat kecerdasan yang baik dan siswa mampu memecahkan permasalahan atau mengatasi permasalahan yang dihadapi serta dapat mengikuti pembelajaran dengan baik.

2. Pengetahuan awal siswa kelas X IIS SMA Laboratorium Percontohan UPI Tahun ajaran 2014/2015 pada mata pelajaran ekonomi diketahui pada kategori sedang, artinya, siswa secara keseluruhan sudah memiliki pengetahuan awal yang baik dan adanya kesiapan belajar siswa untuk melanjutkan pembelajaran selanjutnya pada mata pelajaran ekonomi.

3. Inteligensi berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi siswa, artinya, semakin tinggi tingkat inteligensi siswa maka akan semakin tinggi pula hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi dan sebaliknya semakin rendah tingkat inteligensi maka akan semakin rendah hasil belajar siswa.

4. Pengetahuan awal berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi, artinya, semakin tinggi tingkat pengetahuan awal siswa maka semakin tinggi kesiapan belajar siswa dan akan semakin tinggi pula hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi dan sebaliknya semakin rendah pengetahuan awal siswa maka akan semakin rendah pula hasil belajar siswa.


(34)

73

Metri Liska Letari, 2015

PENGARUH TINGKAT INTELIGENSI DAN PENGETAHUAN AWAL SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR 5.2 Saran

Berdasarkan hasil pembahasan penelitian dan kesimpulan diatas, maka peneliti berusaha mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa inteligensi berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi. Oleh karena itu, untuk meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran ekonomi, sebaiknya adanya upaya mengoptimalkan kemampuan inteligensi agar dapat teraktualisasikan dengan baik, sehingga hasil belajar pada mata pelajaran ekonomi dapat optimal. Hal ini bisa dilakukan dengan banyak membaca dan melakukan latihan-latihan soal. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pengetahuan awal berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Oleh karena itu, siswa sebaiknya meningkatkan pengetahuan awal pada mata pelajaran ekonomi sebagai bentuk kesiapan belajar siswa untuk menerima materi pembelajaran selanjutnya, seperti mempelajari materi-materi ekonomi sebelum guru mengajarkannya di kelas, agar ketika guru menerangkan materi siswa sudah memiliki pengetahuan awal tentang materi tersebut sehingga dapat membantu meningkatkan hasil belajar.

2. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi bisa meningkat maka optimalkan kemampuan inteligensi siswa, guru perlu memberikan latihan-latihan soal ekonomi untuk mengoptimalkan kemampuan inteligensi siswa serta memberikan motivasi yang dapat mendorong semangat belajar siswa. Sehingga, jika seorang siswa memiliki tingkat kemampuan inteligensi yang rendah, dengan semangat belajar yang tinggi dapat mengatasi menurunnya hasil belajar. Pihak sekolah juga dapat membantu siswa dengan mengadakan jam belajar tambahan untuk siswa, agar siswa dapat belajar dengan optimal, sedangkan untuk meningkatkan pengetahuan awal siswa, sebelum memulai pembelajaran guru hendaknya melakukan kegiatan apersepsi yaitu berusaha menghubungkan bahan pelajaran yang akan diajarkan dengan pengetahuan yang telah dikuasai oleh siswa.


(35)

74

Metri Liska Letari, 2015

PENGARUH TINGKAT INTELIGENSI DAN PENGETAHUAN AWAL SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR 3. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai gambaran atau acuan untuk

melakukan penelitian selanjutnya. Dalam penelitian ini membahas tentang hasil belajar pada mata pelajaran ekonomi yang melibatkan variabel inteligensi dan pengetahuan awal. Namun masih banyak lagi variabel lain yang dapat mempengaruhi hasil belajar. Oleh karena itu bagi peneliti lain dapat memilih variabel penelitian yang lain sehingga dapat menjelaskan pengaruh variabel terhadap hasil belajar siswa dengan lebih jelas.


(36)

Metri Liska Letari, 2015

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. (2003). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta:

Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2012). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan edisi 2. Jakarta:

Sinar Grafika Offset.

Azwar, Saifuddin. (2006). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

B.Uno, Hamzah. (2006). Perencanaan Pembelajaran. Gorontalo: Bumi Aksara.

Budiningsih, Asri. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Dalyono. (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful. B. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Gujarati, N Damodar. (2012). Dasar-Dasar Ekonometrika. Jakarta: Salemba

Empat.

Hamalik, Oemar. (2003). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamalik, Oemar. (2001). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Priyatno, Duwi. 2012. Cara Kilat Belajar Analisis Data dengan SPSS 20.

Yogyakarta: Andi Offset

Purwanto. (2011). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar


(37)

7

Metri Liska Letari, 2015

Rohmana, Yana. (2013). Ekonometrika Teori dan Aplikasi dengan Eviews.

Bandung: Laboratorium Pendidikan Ekonomi dan Koperasi FPEB UPI.

Slameto. 2010. Belajar & Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT.

Rineka Cipta.

Sudaryono. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran. Tangerang: Graha Ilmu

Sugihartono. (2007). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press

THESIS

Hilmiatussadiah, K.G. (2013). “Pengaruh Pengetahuan Awal dan Iklim Sekolah terhadap Gaya Belajar Siswa serta Implikasinya pada Hasil Belajar Mata

Pelajaran Ekonomi.”

SKRIPSI

Gusmareta, Uwalitas. (2012).” Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Kemampuan Awal Terhadap Hasil Belajar Konstruksi Bangunan dan Menggambar 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang.”

Suprichandri, Wati. (2013). “Pengaruh Kebiasaan Belajar Siswa, Lingkunngan Akademik Sekolah, dan Kompetensi Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Ekonomi di Kelas X SMA Negeri 12 Bandung.”

Winarti, Asih. (2014). “Pengaruh Kemampuan Inteligensi dan Task Commitment Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa kelas II SLTPN 1 Gemolong.”


(38)

7

Metri Liska Letari, 2015

JURNAL

Soeharto. (2012). Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Prestasi Belajar

Teori Kejuruan Siswa SMK.

Sunarti. (2013). Pengaruh Inteligensi dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 6 Purworejo.

Irwan, Muhammad. (2014). Pengaruh Kemampuan Intelektual (IQ) Dan

Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata

Pelajaran Akuntansi Pada SMA Negeri 05 Mukomuko

Jainuri, M. (2011). Pengaruh Sikap dan Tingkat Inteligensi Terhadap

Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas II SMK Tri Bhakti

Bangko Tahun Pelajaran 2009/2010

Koes, Supriyono. (2013). Pengaruh Strategi Scaffolding-Kooperatif dan

Pengetahuan Awal Terhadap Prestasi Belajar dan Sikap Pada Mata

Kuliah Fisika Dasar

Lambas. (2008). Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Gaya Belajar Terhadap Hasl Belajar Matematika.

SUMBER LAIN

Arsip nilai UAS Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X IIS SMA Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung

Arsip hasil tes psikologis siswa SMA Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia kelas X tahun ajaran 2014/2015

Arsip nilai rapor Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X IIS SMA Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung semester ganjil tahun ajaran 2014/2015


(39)

7

Metri Liska Letari, 2015 SUMBER INTERNET

Anonim. (2010). Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar. [Online] Tersedia:

http://belajarpsikologi.com/faktor-yang-mempengaruhi-prestasi-belajar/ (3 Maret 2012)

Ardiansyah, Asrori. (2011). Pengertian Cara Belajar. [Online]

http://www.majalahpendidikan.com/2011/05/pengertian-cara-belajar.html. (8 Januari 2013)

Rijal. (2011). Kemampuan Awal. [Online] Tersedia:

http://resolusirijal.blogspot.com/2011/04/kemampuan-awal-prior-knowledge.html (25 Juni 2012)

Wikipedia (2015). “SMA Labschool UPI Bandung”.[Online]

Tersedia:


(1)

73

Metri Liska Letari, 2015

PENGARUH TINGKAT INTELIGENSI DAN PENGETAHUAN AWAL SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5.2 Saran

Berdasarkan hasil pembahasan penelitian dan kesimpulan diatas, maka peneliti berusaha mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa inteligensi berpengaruh

terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi. Oleh karena itu, untuk meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran ekonomi, sebaiknya adanya upaya mengoptimalkan kemampuan inteligensi agar dapat teraktualisasikan dengan baik, sehingga hasil belajar pada mata pelajaran ekonomi dapat optimal. Hal ini bisa dilakukan dengan banyak membaca dan melakukan latihan-latihan soal. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa

pengetahuan awal berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Oleh karena itu, siswa sebaiknya meningkatkan pengetahuan awal pada mata pelajaran ekonomi sebagai bentuk kesiapan belajar siswa untuk menerima materi pembelajaran selanjutnya, seperti mempelajari materi-materi ekonomi

sebelum guru mengajarkannya di kelas, agar ketika guru menerangkan materi siswa sudah memiliki pengetahuan awal tentang materi tersebut sehingga dapat membantu meningkatkan hasil belajar.

2. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi bisa meningkat maka

optimalkan kemampuan inteligensi siswa, guru perlu memberikan latihan

-latihan soal ekonomi untuk mengoptimalkan kemampuan inteligensi siswa serta memberikan motivasi yang dapat mendorong semangat belajar siswa. Sehingga, jika seorang siswa memiliki tingkat kemampuan inteligensi yang rendah, dengan semangat belajar yang tinggi dapat mengatasi menurunnya hasil belajar. Pihak sekolah juga dapat membantu siswa dengan mengadakan jam belajar tambahan untuk siswa, agar siswa dapat belajar dengan optimal, sedangkan untuk meningkatkan pengetahuan awal siswa, sebelum memulai pembelajaran guru hendaknya melakukan kegiatan apersepsi yaitu berusaha menghubungkan bahan pelajaran yang akan diajarkan dengan pengetahuan yang telah dikuasai oleh siswa.


(2)

74

Metri Liska Letari, 2015

PENGARUH TINGKAT INTELIGENSI DAN PENGETAHUAN AWAL SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR

3. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai gambaran atau acuan untuk

melakukan penelitian selanjutnya. Dalam penelitian ini membahas tentang hasil belajar pada mata pelajaran ekonomi yang melibatkan variabel inteligensi dan pengetahuan awal. Namun masih banyak lagi variabel lain yang dapat mempengaruhi hasil belajar. Oleh karena itu bagi peneliti lain dapat memilih variabel penelitian yang lain sehingga dapat menjelaskan pengaruh variabel terhadap hasil belajar siswa dengan lebih jelas.


(3)

Metri Liska Letari, 2015

PENGARUH TINGKAT INTELIGENSI DAN PENGETAHUAN AWAL SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. (2003). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta:

Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2012). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan edisi 2. Jakarta:

Sinar Grafika Offset.

Azwar, Saifuddin. (2006). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

B.Uno, Hamzah. (2006). Perencanaan Pembelajaran. Gorontalo: Bumi Aksara.

Budiningsih, Asri. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Dalyono. (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful. B. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Gujarati, N Damodar. (2012). Dasar-Dasar Ekonometrika. Jakarta: Salemba

Empat.

Hamalik, Oemar. (2003). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamalik, Oemar. (2001). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Priyatno, Duwi. 2012. Cara Kilat Belajar Analisis Data dengan SPSS 20.

Yogyakarta: Andi Offset

Purwanto. (2011). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar


(4)

7

Metri Liska Letari, 2015

Rohmana, Yana. (2013). Ekonometrika Teori dan Aplikasi dengan Eviews.

Bandung: Laboratorium Pendidikan Ekonomi dan Koperasi FPEB UPI.

Slameto. 2010. Belajar & Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT.

Rineka Cipta.

Sudaryono. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran. Tangerang: Graha Ilmu

Sugihartono. (2007). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press THESIS

Hilmiatussadiah, K.G. (2013). “Pengaruh Pengetahuan Awal dan Iklim Sekolah terhadap Gaya Belajar Siswa serta Implikasinya pada Hasil Belajar Mata

Pelajaran Ekonomi.”

SKRIPSI

Gusmareta, Uwalitas. (2012).” Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Kemampuan Awal Terhadap Hasil Belajar Konstruksi Bangunan dan Menggambar 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang.”

Suprichandri, Wati. (2013). “Pengaruh Kebiasaan Belajar Siswa, Lingkunngan Akademik Sekolah, dan Kompetensi Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Ekonomi di Kelas X SMA Negeri 12 Bandung.”

Winarti, Asih. (2014). “Pengaruh Kemampuan Inteligensi dan Task Commitment Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa kelas II SLTPN 1 Gemolong.”


(5)

7

Metri Liska Letari, 2015

PENGARUH TINGKAT INTELIGENSI DAN PENGETAHUAN AWAL SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

JURNAL

Soeharto. (2012). Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Prestasi Belajar

Teori Kejuruan Siswa SMK.

Sunarti. (2013). Pengaruh Inteligensi dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 6 Purworejo.

Irwan, Muhammad. (2014). Pengaruh Kemampuan Intelektual (IQ) Dan

Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata

Pelajaran Akuntansi Pada SMA Negeri 05 Mukomuko

Jainuri, M. (2011). Pengaruh Sikap dan Tingkat Inteligensi Terhadap

Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas II SMK Tri Bhakti

Bangko Tahun Pelajaran 2009/2010

Koes, Supriyono. (2013). Pengaruh Strategi Scaffolding-Kooperatif dan

Pengetahuan Awal Terhadap Prestasi Belajar dan Sikap Pada Mata

Kuliah Fisika Dasar

Lambas. (2008). Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Gaya Belajar Terhadap Hasl Belajar Matematika.

SUMBER LAIN

Arsip nilai UAS Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X IIS SMA Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung

Arsip hasil tes psikologis siswa SMA Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia kelas X tahun ajaran 2014/2015

Arsip nilai rapor Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X IIS SMA Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung semester ganjil tahun ajaran 2014/2015


(6)

7

Metri Liska Letari, 2015

SUMBER INTERNET

Anonim. (2010). Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar. [Online] Tersedia:

http://belajarpsikologi.com/faktor-yang-mempengaruhi-prestasi-belajar/ (3 Maret 2012)

Ardiansyah, Asrori. (2011). Pengertian Cara Belajar. [Online]

http://www.majalahpendidikan.com/2011/05/pengertian-cara-belajar.html. (8 Januari 2013)

Rijal. (2011). Kemampuan Awal. [Online] Tersedia:

http://resolusirijal.blogspot.com/2011/04/kemampuan-awal-prior-knowledge.html (25 Juni 2012)

Wikipedia (2015). “SMA Labschool UPI Bandung”.[Online]

Tersedia: