Fenny Aulia Putri, 2015 REKLAMASI GALIAN PASIR DENGAN BUDIDAYA BUAH NAGA HYLOCEREUSPOLYRHIZUS DI DESA
CIBEREUM WETAN KECAMATAN CIMALAKA KABUPATEN SUMEDANGUNIVERSITAS Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
b. Sifat biologis tanah
Sifat biologis yang diukur adalah kandungan mikroorganisme, karena Anas 1989 dalam Utami 2009:42, menyatakan bahwa jumlah total
mikroorganisme yang terdapat didalam tanah digunakan sebagai indeks kesuburan tanah fertility indeks, tanpa mempertimbangkan hal-hal lain.
Tanah yang subur mengandung sejumlah mikroorganisme, populasi yang tinggi ini menggambarkan adanya suplai makanan atau energi yang cukup
ditambah lagi dengan temperatur yang sesuai, ketersediaan air yang cukup, c.
Sifat fisik tanah Perubahan sifat fisik tanah yang berpengaruh pada erosi diantaranya
kondisi stuktur, tekstur. Selain berpengaruh terhadap erosi, mengetahui kondisi kedua hal tersebut dibutuhkan untuk mengetahuii kemampuan tanah
dalam menyimpan air, kemampuan menyimpan unsur hara, dan segala aktivitas biota yang ada di dalam tanah.
3. Analisis Persentase
Untuk menganalisis data-data terkumpul yang kemudian telah diolah, maka dilakukan analisis data kuantitatif berupa analis persentaseperhitungan
persentase. Perhitungan persentase menggunakan rumus sebagai berikut:
� = �
� �
Keterangan : �= Persentase jawaban
�= Frekuensi jawaban n = Jumlah petani buah naga
Untuk memudahkan analisis, maka dapat digunakan kategori untuk menafsirkan hasil penelitian
0 = Tak seorangpun 1 - 24 = Sebagian kecil
25 - 49 = Hampir setengahnya
Fenny Aulia Putri, 2015 REKLAMASI GALIAN PASIR DENGAN BUDIDAYA BUAH NAGA HYLOCEREUSPOLYRHIZUS DI DESA
CIBEREUM WETAN KECAMATAN CIMALAKA KABUPATEN SUMEDANGUNIVERSITAS Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
50 = Setengahnya
51 - 74 = Sebagian besar 75 - 99 = Hampir keseluruhan
100 = Keseluruhan Analisis persentasi dilakukan untuk mempermudah dalam mengelola data
wawancara dengan petani buah naga, analisis persentasi ini juga dapat mempermudah pemahaman pembaca terhadap hasil peneletian.
4. Analisis Usaha Tani
Untuk mengetahui besarnya pendapatan usahatani buah naga di Desa Cibereum Wetan dianalisis secara deskriptif. Untuk mengetahui efisiensi
usahatani digunakan rumus Hastuti dan Rahim, 2007 :
RC Ratio = TRTC
Dengan kriteria keputusan sebagai berikut : Jika RC Ratio 1, maka usahatani buah naga efisien atau layak untuk
diusahakan. Jika RC Ratio ≤ 1, maka usahatani buah naga tidak efisien atau tidak layak
untuk diusahakan. Adapun rumus biaya dan pendapatan sebagai berikut :
I = TR-TC Total Penerimaan :
TR = P x Q – TFC-TVC
Keterangan : I = Income Pendapatan usahatani buah naga
TR = Total Revenue Total penerimaan TC = Total Cost Total biaya
P = Price Harga Q = Quantitas Jumlah
TFC = Total Fixed cost Total biaya tetap TVC = Total Variabel Cost Total biaya variabel.
Fenny Aulia Putri, 2015 REKLAMASI GALIAN PASIR DENGAN BUDIDAYA BUAH NAGA HYLOCEREUSPOLYRHIZUS DI DESA CIBEREUM
WETAN KECAMATAN CIMALAKA KABUPATEN SUMEDANGUNIVERSITAS Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis kaji, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Kondisi lahan bekas galian pasir di Desa Cibereum Wetan termasuk kepada jenis lahan
pasir hingga pasir batu. Kegiatan penambangan yang telah menghilangkan lapisan atas tanah topsoil dan kondisi lahan yang umumnya tidak ditumbuhi tanaman,menjadikan
tanah memiliki sedikit unsur hara, dimana kandungan C-organik, N, dan K menurun dari kandungan asli tanah sebenarnya atau tanah pada lahan pasca tambang. Sedangkan
kandungan P tersedia meningkat disebabkan oleh kondisi tekstur yang sabagian besar adalah pasir yang tidak bisa menahan air, selain itu pemadatan tanah akibat kegiatan
penambangan menjadikan nilai pH bertambah, sehingga menyebabkan nilai KTK tanah berkurang dari kondisi awal.
2. Kontribusi kegiatan budidaya buah naga dalam kegiatan reklamasi bekas galian pasir
merupakan tindakan yang cerdas, tekhnik pembudidayaan menjadi lebih sederhana karena kondisi lahan pada dasarnya mendukung syarat tumbuh buah naga. Tekhnik persiapan
lahan dalam pembudidayaan dimulai dari perataan lahan bekas galian pasir dengan alat berat, selanjutnya jika lahan sudah diratakan dengan kondisi yang tidak datarpun proses
penanaman lubang tiang panjatan sudah bisa dilakukan. Kelompok tani Simpay Tampomas yang `merupakan pelopor dilakukannya kegiatan reklamasi yang melibatkan
pembudidayaan buah naga, memiliki kegiatan awal berupa perternakan kambing etawa, disinilah terjadi proses yang saling menguntungkan antara tanaman budidaya dengan
pupukkotoran kambing. Serasah buah naga bersama dengan penanaman tanaman gamal yang ditanam berselang dengan pohon buah naga, dapat dijadikan pakan ternak bagi
kambing, sehingga tenaga yang dikeluarkan untuk proses peranian terpadu ini menjadi lebih ringan. Unsur utama dalam proses penanaman selain bibit buah naga dan lahan
adalah pupuk organik, berupa kotoran kambing. Sebagai pengganti liat yang bisa mengikat air dan menyuburkan tanaman, pemberian pupuk yang semakin banyak menentukan
kualitas buah yang akan dihasilkan. Artinya, semakin banyak pupuk semakin bagus
101