RESPON MASYARAKAT PEMILIK LAHAN TERHADAP UPAYA REKLAMASI LAHAN BEKAS PENAMBANGAN PASIR BESI DI DESA MANDALAJAYA KECAMATAN CIKALONG.

(1)

Neti Susanti, 201

RES PON MAS YARAKAT PEMILIK LAHAN TERHADAP UPAYA REKLAMAS I LAHAN RESPON MASYARAKAT PEMILIK LAHAN TERHADAP UPAYA

REKLAMASI LAHAN BEKAS PENAMBANGAN PASIR BESI DI DESA MANDALAJAYA KECAMATAN CIKALONG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Departemen Pendidikan Geografi

Oleh Neti Susanti

1000794

DEPARTEMEN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2014


(2)

Neti Susanti, 201

RES PON MAS YARAKAT PEMILIK LAHAN TERHADAP UPAYA REKLAMAS I LAHAN RESPON MASYARAKAT PEMILIK LAHAN TERHADAP UPAYA REKLAMASI LAHAN

BEKAS PENAMBANGAN PASIR BESI DI DESA MANDALAJAYA KECAMATAN CIKALONG

Oleh Neti

Sebuah skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Departemen Pendidikan Geografi

© Neti 2014

Universitas Pendidikan Indonesia November 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Neti Susanti, 201


(4)

Neti Susanti, 201

RES PON MAS YARAKAT PEMILIK LAHAN TERHADAP UPAYA REKLAMAS I LAHAN BEKAS PENAMBANGAN PAS IR BES I

DI DES A MANDALAJAYA KECAMATAN CIKALONG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perustakaan upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR... iii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Rumusan Masalah ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 8

E. Manfaat Penelitian ... 8

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Sumber Daya Mineral ... 10

B. Potensi Sumber Daya Pasir Besi di Jawa Barat... 12

C. Pertambangan Pasir Besi ... 13

D. Reklamasi Lahan Bekas Tambang ... 22

E. Respon Masyarakat Terhadap Upaya Reklamasi Lahan... 28

F. Kerangka Pemikiran ... 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan DesainPenelitian ... 36

B. Populasi dan Sampel ... 37

C. Definisi Operasional... 39

D. Instrumen Penelitian ... 41

E. Prosedur Penelitian ... 42

F. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 52


(5)

Neti Susanti, 201

RES PON MAS YARAKAT PEMILIK LAHAN TERHADAP UPAYA REKLAMAS I LAHAN BEKAS PENAMBANGAN PAS IR BES I

DI DES A MANDALAJAYA KECAMATAN CIKALONG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perustakaan upi.edu

2. Kondis iSosial... 60

B. Deskripsi Hasil ... 67

1. Pertambangan Pasir Besi ... 67

2. Identitas Responden ... 75

3. Pengetahuan Masyarakat Terhadap Upaya Reklamasi Lahan ... 80

4. Sikap Masyarakat Terhadap Upaya Reklamasi Lahan ... 88

5. Perilaku Masyarakat DalamMereklamasi Lahan ... 94

C. Analisis Data... 99

1. Persamaan Regresi Linier Ganda... 100

2. Analisis Korelasi ... 101

3. Koefisien Determinasi ... 102

D. Pembahasan ... 103

1. Pengaruh Kondisi Fisik Terhadap Penelitian ... 103

2. Pengaruh Kondisi Sosial Terhadap Penelitian ... 106

3. Respon Masyarakat Pemilik Lahan Terhadap Upaya Reklamasi Lahan Bekas Penambangan Pasir Besi ... 107

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 113

B. Saran ... 114

DAFTAR PUSTAKA ... 116 LAMPIRAN


(6)

Neti Susanti, 201

RES PON MAS YARAKAT PEMILIK LAHAN TERHADAP UPAYA REKLAMAS I LAHAN BEKAS PENAMBANGAN PAS IR BES I

DI DES A MANDALAJAYA KECAMATAN CIKALONG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perustakaan upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Potensi Pasir Besi di Jawa Barat ... 3

Tabel 1.2 Lahan Bekas Penambangan Pasir Besi ... 5

Tabel 3.1 Variabel Penelitian ... 41

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 42

Tabel 3.3 Skala Likert ... 46

Tabel 3.4 Kriteria Interpretasi Skor... 47

Tabel 3.5 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi ... 48

Tabel 3.6 Uji Normalitas Data Residual... 49

Tabel 3.7 Uji Multikolinieritas ... 50

Tabel 4.1 Luas Dusun di Desa Mandalajaya ... 52

Tabel 4.2 Curah Hujan Desa Mandalajaya Tahun 2008-2013 ... 55

Tabel 4.3 Klasifikasi Iklim Schmidt Ferguson ... 56

Tabel 4.4 Ketinggian Dusun di Desa Mandalajaya ... 57

Tabel 4.5 Penggunaan Lahan Desa Mandalajaya... 60

Tabel 4.6 Jumlah dan Kepadatan Penduduk ... 62

Tabel 4.7 Penduduk Menurut Usia dan Jenis Kelamin ... 63

Tabel 4.8 Penduduk Usia Belum Produktif, Produktif, dan Tidak Produktif ... 64

Tabel 4.9 Tingkat Pendidikan Penduduk ... 66

Tabel 4.10 Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ... 67

Tabel 4.11 Kondisi Lahan Bekas Penambangan Pasir Besi ... 69

Tabel 4.12 Kepemilikan Lahan Bekas Penambangan Pasir Besi ... 70

Tabel 4.13 Usia Responden ... 75

Tabel 4.14 Jenis Kelamin Responden ... 76

Tabel 4.15 Jumlah Tanggungan Keluarga Responden... 77

Tabel 4.16 Pendidikan Responden ... 78

Tabel 4.17 Mata Pencaharian Responden ... 79

Tabel 4.18 Pengetahuan Tentang Reklamasi Lahan ... 81

Tabel 4.19 Manfaat Reklamasi Lahan ... 82


(7)

Neti Susanti, 201

RES PON MAS YARAKAT PEMILIK LAHAN TERHADAP UPAYA REKLAMAS I LAHAN BEKAS PENAMBANGAN PAS IR BES I

DI DES A MANDALAJAYA KECAMATAN CIKALONG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perustakaan upi.edu

Tabel 4.21 Rekapitulasi Pengetahuan Pemilik Lahan... 86

Tabel 4.22 Sikap Terhadap Dampak Pertambangan Pasir Besi... 88

Tabel 4.23 Sikap Terhadap Tanggungjawab Reklamasi ... 91

Tabel 4.24 Rekapitulasi Sikap Pemilik Lahan ... 92

Tabel 4.25 Upaya Reklamasi Lahan ... 94

Tabel 4.26 Alasan Tidak Mereklamasi Lahan ... 97

Tabel 4.27 Rekapitulasi Perilaku Pemilik Lahan... 98

Tabel 4.28 Persamaan Regresi Linier Berganda ... 100

Tabel 4.29 Analisis Korelasi ... 101

Tabel 4.30 Analisis Koefisien Determinasi Simultan ... 102


(8)

Neti Susanti, 201

RES PON MAS YARAKAT PEMILIK LAHAN TERHADAP UPAYA REKLAMAS I LAHAN BEKAS PENAMBANGAN PAS IR BES I

DI DES A MANDALAJAYA KECAMATAN CIKALONG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perustakaan upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Interaksi Antara Dinamika Kependudukan, Pengembangan SDA dan Energi, Pertumbuhan Ekonomi, Perkembangan IPTEK serta

Benturan Terhadap Tata Lingkungan ... 20

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran ... 35

Gambar 3.1 PetaLokasi Pertambangan Pasir Besi ... 38

Gambar 3.2 Prosedur Penelitian ... 43

Gambar 3.3 Grafik Pengujian Heteroskedastisitas ... 51

Gambar 4.1 Grafik Luas Dusun di Desa Mandalajaya... 53

Gambar 4.2 Peta Administratif ... 54

Gambar 4.3 Peta Geologi ... 59

Gambar 4.4 Peta Penggunaan Lahan ... 61

Gambar 4.5 Grafik Luas Kepemilikan Lahan ... 71

Gambar 4.6 Hilangnya Vegetasi PenutupLahan ... 72

Gambar 4.7 Perubahan Morfologi ... 73

Gambar 4.8 Perubahan Pola Hidrologi... 74

Gambar 4.9 Grafik Usia Responden ... 76

Gambar 4.10 Grafik Jenis Kelamin Responden ... 77

Gambar 4.11 Grafik Jumlah TanggunganKeluarga Responden ... 78

Gambar 4.12 Grafik Pendidikan Responden... 79

Gambar 4.13 Grafik Mata Pencaharian Responden ... 80

Gambar 4.14 Grafik Pengetahuan Tentang Reklamasi Lahan ... 81

Gambar 4.15 Grafik Manfaat Reklamasi Lahan ... 83

Gambar 4.16 Grafik Penyuluhan Reklamasi Lahan ... 86

Gambar4.17 Grafik Sikap Masyarakat Terhadap Dampak Pertambangan Pasir Besi ... 90

Gambar 4.18 Grafik Sikap Masyarakat Terhadap Tanggungjawab Reklamasi ... 92

Gambar 4.19 Grafik Upaya Reklamasi Lahan ... 96

Gambar 4.20 Grafik Alasan Tidak Mereklamasi Lahan ... 97

Gambar 4.21 Gambar Menutup Lubang Galian ... 110

Gambar 4.22 Gambar Upaya Revegetasi ... 111


(9)

Neti Susanti, 201

RES PON MAS YARAKAT PEMILIK LAHAN TERHADAP UPAYA REKLAMAS I LAHAN BEKAS PENAMBANGAN PAS IR BES I

DI DES A MANDALAJAYA KECAMATAN CIKALONG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perustakaan upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Dokumentasi Penelitian 2. Lembar Observasi

3. Tabulasi Hasil Analisis Data 4. Surat Izin Penelitian


(10)

Neti Susanti, 201

RES PON MAS YARAKAT PEMILIK LAHAN TERHADAP UPAYA REKLAMAS I LAHAN BEKAS PENAMBANGAN PAS IR BES I

DI DES A MANDALAJAYA KECAMATAN CIKALONG ABSTRAK

RESPON MASYARAKAT PEMILIK LAHAN TERHADAP UPAYA REKLAMASI LAHAN BEKAS PENAMBANGAN PASIR BESI

DI DESA MANDALAJAYA KECAMATAN CIKALONG Oleh :

Neti Susanti 1000794

Pertambangan pasir besi telah menimbulkan kerusakan pada lahan pertanian seluas 89.366 m2. Menurut peraturan pemerintah no 78 tahun 2010, lahan bekas pertambangan harus direklamasi dalam tenggang waktu 30 hari (satu bulan) kalender setelah tidak adanya kegiatan usaha pada lahan terganggu. Tujuan penelitian ini yaitu 1) menganalisis pengaruh pengetahuan terhadap upaya reklamasi lahan, 2) menganalisis pengaruh sikap terhadap upaya reklamasi lahan, 3) menganalisis bentuk reklamasi lahan bekas penambangan pasir besi di Desa Mandalajaya Kecamatan Cikalong. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif. Populasi penelitian ini adalah masyarakat pemilik lahan bekas penambangan pasir besi sebanyak 75 orang. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah sampel jenuh, artinya penelitian ini ditujukan kepada seluruh pemilik lahan bekas penambangan pasir besi di Desa Mandalajaya. Variabel penelitian terdiri dari variable bebas yang meliputi pengetahuan, sikap, perilaku pemilik lahan dan variabel terikatnya yaitu upaya reklamasi lahan.Analisis data penelitian ini menggunakan analisis regresi linier ganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengetahuan masyarakat mempengaruhi upaya reklamasi lahan sebesar 0,105 atau 10,5% dan sikap hanya mempengaruhi 0,003 atau 0,3%. Bentuk reklamasi yang dilakukan masyarakat Desa Mandalajaya meliputi penutupan lubang galian, revegetasi, dan menggunakan lahan untuk peruntukan lain. Penutupan lubang galian sudah dilakukan 44%, revegetasi 29,33%, dan menggunakan lahan untuk peruntukan lain hanya dilakukan oleh 4% dari masyarakat pemilik lahan. Dengan demikian, respon masyarakat terhadap upaya reklamasi lahan di Desa Mandalajaya termasuk dalam kategori sangat rendah.


(11)

Neti Susanti, 201

RES PON MAS YARAKAT PEMILIK LAHAN TERHADAP UPAYA REKLAMAS I LAHAN BEKAS PENAMBANGAN PAS IR BES I

DI DES A MANDALAJAYA KECAMATAN CIKALONG ABSTRACT

LAND OWNERS RESPONSE TO THE EFFORTS OF LAND RECLAMATION OF USED IRON SAND MINING DISTRICT IN VILLAGE

MANDALAJAYA CIKALONG By :

Neti Susanti 1000794

Iron sand mining has caused damage to the agricultural area of 89 366 m2. According to the government regulation No. 78 of 2010, mined land must be reclaimed with in a period of 30 days (one month) after the calendar is not any business activities on disturbed land. The purpose of this study is 1) to analyz ethe influence of knowledge on land reclamation efforts, 2) analyze the influence of attitudes toward land reclamation efforts, 3) analyze the form of land reclamation of mined iron in the Village District of Cikalong Mandalajaya. The method used in this research is descriptive method. The population of this research is the land owners of mined iron oreby 75 people. The sample used in this study is the samples at urated, meaning that this study is aimed to all owners of land after mining iron sands in the village Mandalajaya. Variable sconsisted of independent variables which include knowledge, attitude, behavior land owner sand the dependent variable is land reclamation efforts. Analysis of research data using multiple linear regression analysis. The results showed that the knowledge society affect land reclamation efforts by 0,003 or 0,3% and attitude affects only 0,105 or 10,5% Form of reclamation villagers Mandalajaya include pitclo sure, revegetation, and use the land for other uses. Pitclo sures already done 44%, 29.33% revegetation, and use the land for other uses only doneby 4% of the land owners. Thus, the public response to land reclamation efforts in the Village Mandalajaya included in the low category.


(12)

Neti Susanti, 201

RES PON MAS YARAKAT PEMILIK LAHAN TERHADAP UPAYA REKLAMAS I LAHAN BEKAS PENAMBANGAN PAS IR BES I

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia yang tersebar. Sumber daya di Indonesia ditinjau dari lokasinya tidak hanya didaratan, tetapi juga di perairan dan udara. Keberadaan sumber daya ini menjadi modal dasar pembangunan nasional dan regional di wilayah masing-masing jika sumber daya manusianya sudah mampu memanfaatkan sumber daya tersebut. Sebaliknya, jika manusia tidak dapat mengolahnya maka kekayaan tersebut akan tetap menjadi sebuah potensi yang tidak berkembang dan belum bermanfaat.

Pertambangan sebagai rangkaian proses untuk memanfaatkan kekayaan alam yang terkandung di dalam bumi Indonesia. Penyebaran mineral atau bahan tambang di Indonesia tidak merata sesuai kondisi geologi di sepanjang bentang kepulauan nusantara. Sumber daya mineral tersebar dari Sabang sampai Merauke mulai dari Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan pulau-pulau lain seperti Halmahera dan Irian Jaya. Menurut Sumaatmadja (1988, hlm. 76) “di daratan Indonesia yang luasnya 2.027.087 km2 tersebar berbagai sumber daya alam seperti mineral, hutan, air, dan manusianya sendiri”. Pemanfaatan kekayaan alam tersebut harus dilaksanakan seefektif mungkin demi tercapainya tujuan yang diharapkan yakni kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.

Mineral yang tersebar di Indonesia terdiri dari mineral organik, bijih/logam, mineral industri, dan mineral-mineral lain yang kuantitas dan kualitasnya belum diteliti. Mineral di Indonesia paling banyak tersebar di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera dengan jenis mineral yang dominan berupa emas, minyak bumi, batu bara, dan pasir besi. Beberapa mineral telah menjadi andalan sektor pertambangan di Indonesia, sebagaimana dikemukakan oleh Sudrajat (1999, hlm. 160) “ada 10 mineral Indonesia yang selama ini menjadi andalan, yaitu timah, nikel, tembaga,


(13)

baauksit, emas, perak, mangan, pasir besi, minyak bumi dan batu bara”. Jika manusia sudah mampu mengolahnya maka mineral tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan daerah beserta penduduknya.

Kegiatanpenambangan di Indonesia telah berlangsung sejak awal sejarah bangsa Indonesia. Kualitas dan kuantitas eksploitasi mineral sangat dipengaruhi oleh penerapan teknologi dan kemajuan sumber daya manusianya. Ladang-ladang tambang Indonesia yang bernilai ekonomis lebih banyak dikuasai oleh pihak asing dan orang Indonesia sendiri kurang berperan aktif didalamnya. Pemerintah beranggapan bahan-bahan tambang Indonesia mempunyai potensi yang tinggi untuk menghasilkan devisa negara. Oleh karena itu, pemerintah memberikan kesempatan bagi pengusaha-pengusaha asing yang memiliki modal dan teknologi tinggi untuk mengusahakan bahan-bahan galian tersebut.

Hasil tambang Indonesia dari tahun ke tahun sebagian besar diekspor ke berbagai negara di dunia dan hanya pasir besi lah yang lebih banyak dimanfaatkan di dalam negeri. Pasir besi dianggap sebagai salah satu sumberdaya yang kurang ekonomis dan penggunaannya kurang optimal. Akan tetapi, seiring dengan perkembangan teknologi dan teknik pertambangan, sumber daya pasir besi yang dulunya dinilai tidak ekonomis, sekarang dapat berubah menjadi sumber daya yang layak tambang. Hal ini dipengaruhi oleh perkembangan industrialisasi yang meningkatkan permintaan pasir besi seiring dengan peningkatan kebutuhan pasir besi dunia. Pasir besi dimanfaatkan untuk bahan baku di sektor industri dan produksi dengan mengolahnya menjadi bahan dasar bangunan, bahan dasar logam, besi, semen, dan lain-lain.

Untuk memenuhi kebutuhan pasir besi yang terus meningkat, pengusaha pasir besi melakukan ekploitasi ke berbagai wilayah yang dianggap memiliki sumber daya pasir besi dalam jumlah yang besar. Sumberdaya pasir besi di Indonesia banyak dijumpai di sepanjang pantai dari Nangroe Aceh Darussalam sampai Sulawesi Tengah dengan jumlah yang cukup banyak yakni sekitar 135.282.390 ton pada tahun 2003 (Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral dalam Ishlah, 2009). Pulau Jawa adalah pemilik sumber daya pasir besi terbanyak di Indonesia. Keberadaan cadangan pasir besi di sepanjang pantai selatan Pulau Jawa telah


(14)

diketahui sejak lama, hanya saja proses penambangannya baru dimulai sekitar tahun 1971 di daerah Cilacap. Hal ini sesuai perkataan Zen (1984, hlm. 127) yang menyatakan:

Pasir besi terdapat di sepanjang pantai Pulau Jawa. Kenyataan ini telah diketahui sejak lama. Di sekitar tahun 1910 sudah ada sebuah perusahaan swasta yang mencoba membuat besi dan baja dari pasir besi itu. Tetapi karena kesukaran-kesukaran metalurgi, yakni memisahkan mineral titan dari persenyawaan dengan besi, serta perhitungan-perhitungan ekonomi, pekerjaan itu gagal. Tetapi cebakan tersebut baru dapat diusahakan dimasa pemerintahan orde baru.

Sumber daya pasir besi di Pulau Jawa banyak ditemukan di pesisir pantai selatan. Jawa Barat misalnya, memilki sumber daya pasir besi sebanyak 35.612.966,9 ton yang terdiri dari 28.297.032,29 ton (Fe) dan 7.315.934,61 (titan)(Rosana dkk, 2013). Sumber daya tersebut tersebar di Kabupaten Ciamis, Kabupaten Tasikmalaya, dan Kabupaten Cianjur, Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Subang. Potensi pasir besi di Jawa Barat dapat dilihat pada tabel 1.1

Tabel 1.1

Potensi Pasir Besi di Jawa Barat

Lokasi Jumlah FE

(Ton)

Kadungan Fe

Jumlah Titan (Ton)

Kandungan Titan Kabupate n Blok

Pangandaran Cijulang 162.221,90 60 %

Pangandaran 113.094 59 %.

Cianjur Sindangbarang 4.039.651,39 57,43 % 4.039.625 11,73 %

Cidaun 3.329.500 57,43 % 3.276.309,61 12,73 %

Subang Ciater 500.000 30-60 %

Pusakanagara 30.021 54,7 % 23,17 %

Sukabumi

Cibadogol-Citanglar 6.676.925 37,8 % 10,1 %

Cikakap–Cikaso 9.786.229 57 % 11 %

Tasikmalaya

Cikalong 2.357.390 56,13 % 14,84 %

Cipatujah dan

Karangnunggal 1.302.000 56,32 % 13,57 %

Jumlah 28.297.032,29 7.315.934,61

Sumber: (Rosana dkk, 2013)

Tabel 1.1 menunjukkan bahwa potensi pasir besi di Jawa Barat paling banyak terdapat di Kabupaten Cianjur dengan kandungan Fe dan titan masing-masing sebanyak 7.369.151,39 (ton) dan 7.315.934,61 (ton). Potensi sumber daya


(15)

pasir besi di Jawa Barat telah mengundang pengusaha dari berbagai wilayah untuk melakukan pertambangan. Para pengusaha dari dalam dan luar negeri berlomba-lomba untuk mengekploitasi pasir besi secepat dan sebanyak mungkin. Mereka terus menerus mencari pasir besi dan melakukan penambangan pada lahan-lahan sekitar pesisir.

Kabupaten Tasikmalaya adalah salah satu Kabupaten yang menjadi sasaran para pengusaha penambangan pasir besi. Jumlah potensi sumber daya pasir besi di Kabupaten Tasikmalaya cukup banyak yakni sekitar 3.659.390 ton yang tersebar di tiga Kecamatan yakni Kecamatan Cikalong, Kecamatan Cipatujah dan Kecamatan Karangnunggal. Penambangan pasir besi di Kabupaten Tasikmalaya dimulai sejak tahun 2004 diawali dengan tahap eksplorasi yang hingga saat ini umumnya telah dilakukan.Penambangan pasir besi di Kabupaten Tasikmalaya dilakukan secara terbuka yakni dengan cara menggali permukaan tanah, mengambil mineralnya dan dibiarkan terbuka. Lokasi yang dianggap memiliki potensi pasir besi terus digali dan dilakukan penambangan tanpa mempedulikan tutupan lahannya. Lahan persawahan dan lahan perkebunan sebagai mata pencaharian warga pun ditambang tanpa memperhatikan reklamasinya. Lahan-lahan bekas tambang tersebut tentunya akan mengalami kerusakan Lahan-lahan dan dampak lingkungan yang signifikan pasca eksploitasi seperti berubahnya tatanan lahan baik topografinya maupun kehidupan diatasnya.

Kecamatan Cikalong merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya yang mengalami kerusakan lahan pasca penambangan pasir besi. Kerusakan lahan dengan kategori rusak dan sangat rusak terjadi di Desa Mandalajaya dengan luas lahan bekas tambang 89.366 m2. Kerusakan lingkungan akibat pertambangan pasir besi akan membahayakan keberadaan dan kenyamanan manusia.Menurut Alaudin (2013, hlm. 3) “kegiatan penambangan apabila tidak dikelola dengan baik dapat menyebabkan kerusakan lingkungan secara keseluruhan dalam bentuk pencemaran tanah, air, dan udara”.Hal ini dapat dilihat dengan hilangnya fungsi proteksi terhadap tanah, hilangnya keanekaragaman hayati, terjadinya degradasi pada daerah aliran sungai, perubahan bentuk lahan, dan terlepasnya logam-logam berat yang dapat masuk perairan yang berakibat


(16)

pada terganggunya fungsi-fungsi lingkungan yang lain. Data lahan bekas penambangan pasir besi yang belum di reklamasi disajikan pada tabel 1.2

Tabel 1.2

Lahan Bekas Penambangan Pasir Besi

No Blok Lahan Luas (m2) Jumlah Pemilik Lahan

1 Beslahan 29.974 20

2 Cibenda 6.468 4

3 Nyomplong 20.258 14

4 Rancawiru 10.490 9

5 Cikuul 13.016 17

6 Cikamurang 5460 5

7 Kokoncong 3700 6

Jumlah 89.366 75

Sumber: Kecamatan Cikalong, 2014

Tabel 1.2 menunjukan bahwa lahan bekas penambangan pasir besi yang paling luas di Desa Mandalajaya terdapat di Beslahan dengan luas 29.974 m2sedangkan lahan bekas tambang paling sedikit terdapat di Kokoncong dengan luas 3.700 m2. Lahan-lahan yang dijadikan tempat penambangan pasir besi sebagian besar berupa sawah dan perkebunan. Penambangan pasir besi di Desa Mandalajaya Kecamatan Cikalong telah berhenti beroperasi lebih dari 1 tahun yang lalu. Akan tetapi, pihak perusahaan, pemerintah maupun masyarakat pemilik lahan belum melakukan kegiatan reklamasi/ penutupan tambang. Kini, lahan-lahan bekas penambangan pasir besi telah terbengkalai dan tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

Proses pembukaan tambang mulai dari mendapatkan kontrak dan ijin kerja, pembebasan lahan, hingga ekploitasi, menentukan derajat kerusakan tata lingkungan. Penurunan kualitas lingkungan banyak dijumpai di tempat-tempat dimana eksploitasi sumberdaya alam sudah tidak mengindahkan kelestarian lingkungan dalam pengelolaan yang tidak bertanggug jawab. Menurut Paripurno, dkk (2010, hlm. 23) “masalah-masalah penting dan berpotensi menjadi bahaya jangka panjang akibat pertambangan diantaranya lubang tambang, air asam tambang, limbah tailing, dan masalah sosial ekonomi”. Apabila tidak diperbaiki, ahan bekas penambangan pasir besitersebutakan menimbulkan kerusakan jangka


(17)

panjang. Oleh karena itu, kerusakan lahan yang ditimbulkan oleh aktivitas penambangan perlu penanganan yang cepat dan tepat. Kerjasama antara pemerintah, pengusaha dan masyarakat pemilik lahan sangat dibutuhkan guna peningkatan kualitas lahan dan tidak terjadi kerusakan lahan yang berkelanjutan.

Reklamasi lahan merupakan bagian integral diri rencana penambangan, artinya reklamasi harus selalu ada setiap pasca penambangan agar lahan yang sudah ditambang dapat berproduksi sebagaimana mestinya. Reklamasi lahan adalah tanggung jawab perusahaan. Perusahaan berkewajiban mereklamasi lahan sebagaimana tertuang dalam Peraturan Pemerintah No. 78 tahun 2010 tentang Reklamasi dan Pasca Tambang pasal 2 ayat 1 menyebutkan bahwa pemegang IUP Eksplorasi dan IUPK Eksplorasi wajib melaksanakan reklamasi. Menurut peraturan tersebut pemberian batas atau tenggang waktu pelaksanaaan reklamasi harus dilakukan dalam waktu 30 hari (satu bulan) kalender setelah tidak adanya kegiatan usaha pada lahan terganggu.

Perusahaan dan pemilik lahan telah melakukan perjanjian yang isinya menyatakan bahwa pemilik lahan akan menyerahkan lahannya untuk ditambang oleh perusahaan, dengan catatan bahwa lahan tersebut harus direklamasi agar dapat digunakan kembali sebagaimana mestinya. Perjanjian tersebut tidak sepenuhnya ditepati oleh perusahaan, perusahaan-perusahaan penambang pasir besi di Desa Mandalajaya telah mengingkari perjanjiannya untuk mereklamasi lahan. Mereka tidak bertanggung jawab untuk mengembalikan kondisi lahan yang rusak. Apabila pemilik lahan tidak mereklamasi lahan tersebut, maka mereka akan kehilangan mata pencahariannya yang secara langsung mengurangi pendapatan masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat pemilik lahan memiliki kesadaran atau inisiatif untuk mereklamasi lahan secara bertahap sesuai kemampuannya agar lahan tersebut dapat segera digunakan kembali untuk pertanian.

Berdasarkan pemikiran diatas, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui tingkat kerusakan lahan akibat pertambangan pasir besi serta mengetahui respon masyarakat mengenai upaya reklamasi lahan dengan judul “Respon Masyarakat Pemilik Lahan Terhadap Upaya Reklamasi Lahan Bekas Penambangan Pasir Besi Di Desa Mandalajaya Kecamatan Cikalong”.


(18)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pemaparan pada latar belakang sebelumnya, dikatakan bahwa pasir besi merupakan sumber daya yang dinilai sangat ekonomis seiring dengan peningkatan kebutuhan pasir besi sebagai bahan baku industri. Eksplorasi pasir besi di Jawa Barat dimulai pada tahun 2004, yang tersebar di beberapa kabupeten seperti Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Garut, dan Kabupaten Sukabumi. Pertambangan pasir besi tersebut umumnya telah dilaksanakan.

Kabupaten Tasikmalaya merupakan salah satu kabupaten yang telah mencabut izin pertambangan pasir besi, sehingga kegiatan pertambangan tersebut telah berhenti beroperasi lebih dari satu tahun yang lalu. Lahan bekas tambang tersebut belum ada upaya reklamasi yang signifikan baik dari pengusaha maupun pemilik lahan, akibatnya lahan-lahan bekas penambangan tidak dapat berfungsi secara optimal. Reklamasi lahan merupakan tanggung jawab perusahaan, akan tetapi perusahaan yang melakukan pertambangan telah mengingkari perjanjiannya untuk mereklamasi lahan. Masyarakat pemilik lahan perlu memiliki kesadaran atau inisiatif untuk mereklamasi lahan sesuai kemampuannya agar lahan tersebut tidak menimbulkan dampak yang berkelanjutan dan dapat digunakan kembali untuk pertanian. Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu penelitian untuk menganalisis respon masyarakat pemilik lahan terhadap upaya reklamasi lahan bekas penambangan pasir besi. Responyang dimaksud adalah kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan konatif (perilaku) masyarakat pemilik lahan. Respon tersebut akan berpengaruh terhadap upaya reklamasi lahan tergantung jenis responnya apakah bersifat positif atau negatif.

C. Rumusan Masalah

Untuk lebih memperjelas kegiatan penelitian, penulis membatasi permasalahan dengan beberapa rumusan sebagai berikut ;

1. Apakah pengetahuan masyarakat pemilik lahan mempengaruhi upaya reklamasi lahan bekas penambangan pasirbesi di Desa Mandalajaya Kecamatan Cikalong?


(19)

2. Apakah sikap masyarakat pemilik lahan mempengaruhi upaya reklamasi lahan bekas penambangan pasir besi di Desa Mandalajaya Kecamatan Cikalong? 3. Bagaimana bentuk perilaku masyarakat pemilik lahan dalam mereklamasi

lahan bekas penambangan besi di Desa Mandalajaya Kecamatan Cikalong? D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut;

1. Menganalisis pengaruh pengetahuan masyarakat pemilik lahan terhadap upaya reklamasi lahan bekas penambangan pasir besi besi di Desa Mandalajaya Kecamatan Cikalong

2. Menganalisis sikap masyarakat pemilik lahan terhadap upaya reklamasi lahan bekas penambangan pasir besi di Desa Mandalajaya Kecamatan Cikalong 3. Menganalisis bentuk perilaku masyarakat pemilik lahan dalam mereklamasi

lahan bekas penambangan pasir besi di Desa Mandalajaya Kecamatan Cikalong

E. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini terdiri dari manfaat teoritis dan manfaat praktis. 1. Manfaat Teoritis

a. Menambah pengetahuan di bidang reklamasi lahan terutama untuk mata kuliah Konservasi dan Rehabilitasi Lahan, dan Geologi lingkungan.

b. Sebagai salah satu sumber data dan informasi bagi pengembangan penelitian selanjutnya

2. Manfaat Praktis

a. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah daerah setempat dalam hal yang berkaitan dengan surat perizinan dan pengawasan penggalian pasir besi. b. Sebagai bahan masukan bagi pengusaha pertambangan agar memperhatikan

lingkungan dan reklamasi pasca tambang

c. Sebagai bahan masukan bagi masyarakat dalam hal upaya reklamasi lahan bekas penambangan pasir besi


(20)

F. Struktur Organisasi Skripsi BAB 1 PENDAHULUAN

Bab I menguraikan latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional serta struktur organisasi skripsi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Menguraikan berbagai kajian teori yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas. Teori-teori tersebut dijadikan sebagai rujukan atau bahan perbandingan dari penemuan-penemuan dalam penelitian. Teori yang diambil dalam penelitian ini meliputi sumber daya mineral, potensi sumber daya pasir besi di Jawa Barat, pertambangan pasir besi termasuk kontrak karya/perjanjian tambang, dampak pertambangan terhadap lingkungan, reklamasi lahan bekas tambang, dan respon masyarakat terhadap upaya reklamasi lahan.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

Pada bab III menjelaskan mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan proses ataupun langkah-langkah yang ditempuh dalam suatu penelitian. Prosedur atau langkah-langkah tersebut meliputi beberapa penjelasan mengenai lokasi penelitian, metode penelitian, variabel penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV membahas tentang hasildan analisis data yang berkaitan dengan kondisi geografis lahan bekas tambang di Desa Mandalajaya Kecamatan Cikalong dilihat dari aspek fisikmaupun sosial sertarespon masyarakat terhadap upaya reklamasi lahan bekas penambangan pasir besi.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab V menyajikan kesimpulan peneliti terhadap hasil analisis penelitian serta memberikan saran kepada pihak tertentu terkait hasil penelitian.


(21)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Desa Mandalajaya terletak di Kecamatan Cikalong Kabupaten Tasikmalaya pada koordinat 108° 09’’BT - 108° 13’ BT dan 07° 46’ LS – 07° 47’ LS. Desa Mandalajaya merupakan salah satu desa yang berbatasan langsung dengan samudera hindia sehingga desa ini memiliki kandungan pasir besi yang cukup banyak. Adapun batas-batas wilayah secara administratif adalah sebagai berikut:

Sebelah Utara : Desa Cikalong – Kecamatan Cikalong Sebelah Timur : Desa Cikadu – Kecamatan Cikalong Sebelah Selatan : Samudra Indonesia

Sebelah Barat : Desa Cidadap – Kecamatan Karangnunggal 2. Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2011, hlm 2) metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.Metode yang diigunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif.Menurut Mely G. Tan (dalam Silalahi 2012, hlm.28) yang dimaksud penelitian deskriptif yaitu:

Penelitian yang bersifat deskriptif bertujuan menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala, atau kelompok tertentu, atau untuk menentukan frekuensi atau penyebaran suatu gejala atau frekuensi adanya hubungan tertentu antara suatu gejala dan gejala lain dalam masyarakat.

Penelitian deskriptif perlu menciptakan konsep-konsep ilmiah, sekaligus berfungsi dalam mengadakan suatu spesifikasi mengenai gejala-gejala fisik maupun sosial yang dipersoalkan. Alasan peneliti menggunakan metode deskriptif yaitu karena peneliti akan menggambarkan secara aktual keadaan dilapangan sesuai dengan fakta mengenai respon masyarakat (kognitif, afektif, dan konatif terhadap upaya reklamasi lahan bekas penambangan pasir besi) melalui pengamatan di lapangan. Data yang diperoleh dideskripsikan untuk memperjelas pendapat masyarakat tentang upaya reklamasi lahan.


(22)

3. Desain Penelitian

Menurut Tika (2005, hlm. 12) “desain penelitian adalah suatu rencana tentang mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data secara sistematisdan terarah agar penelitian dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif sesuai dengan tujuannya”.Sedangkan menurut Silalahi (2012, hlm. 180) “secara umum terdapat tiga tipe desain penelitian yakni desain korelasional, desain eksperimental, dan desain studi kasus”. Mengacu kepada tiga jenis penelitian menurut Silalahi, desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu desain korelasional. Alasan menggunakan desain ini karena desain korelasional menyelidiki dua atau lebih variabel dan menemukan hubungan-hubungan (relation) atau yang ada diantara mereka ke dalam suatu lingkungan tertentu.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dan sampel penelitian hendaknya memiliki ciri yang sama baik secara fisik maupun non fisik. Menurut Sugiyono (2011, hlm. 61) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian tarik kesimpulannya”. Populasi yang digunakan dalam meneliti respon masyarakat terhadap upaya reklamasi lahan bekas penambangan pasir besi di Desa Mandalajaya Kecamatan Cikalong yaitu:

a. Populasi Wilayah; yaitu Desa Mandalajaya, Kecamatan Cikalong dengan luas pertambangan yang belum direklamasi ±89.366 m2 dan tersebar di tujuh titik lokasi yaitu Beslahan, Cibenda, Nyomplong, Rancawiru, Cikuul, Kokocong, dan Cikamurang.

b. Populasi penduduk; yaitu semua penduduk yang memiliki lahan pertambangan pasir besi di Desa Mandalajaya sebanyak jumlah 75 orang.


(23)

(24)

2. Sampel

Menurut Tika (2005, hlm. 24) “sampel adalah sebagian dari objek atau individu-individu yang mewakili suatu populasi”. Sedangkan menurut Sugiyono (2011, hlm. 61) “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi”.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu menggunakan sampel jenuh, artinya seluruh pemilik lahan bekas penambangan pasir besi dijadikan sebagai sampel. Menurut Arikunto (2006, hlm. 130) “apabila subjek penelitian kurang dari 100 orang lebih baik diambil semuanya”. Alasan penulis menggunakan sampel jenuh yaitu karena jumlah populasinya relatif kecil. Penduduk yang memiliki lahan bekas penambangan pasir besi yang belum direklamasi adalah 75 orang, sehingga peneliti bermaksud untuk mewawancarai seluruh pemilik lahan tersebut.

C. Definisi Oprasional

Judul Penelitian ini adalah “Respon Masyarakat Pemilik Lahan Terhadap Upaya Reklamasi Bekas Penambangan Pasir BesiDi Desa Mandalajaya Kecamatan Cikalong”. Untuk memberikan arahan dan menghindari kesalahan dalam penafsiran judul penelitian, maka penulis menguraikan penjelasan tentang konsep yang terdapat didalam judul penelitian sebagai berikut:

1. Kognitif (Pengetahuan) Masyarakat

Komponen kognitif merupakan komponen yang berhubungan dengan pengetahuan atau persepsi seseorang terhadap suatu objek. Kognisi ini meliputi opini dan atau penilaian menguntungkan atau tak menguntungkan, dapat diterima atau tidak dapat diterima, baik atau buruk, dan lain-lain. Pengetahuan ini akan mempengaruhi perasaan-perasaan seseorang yang berwujud perilaku terhadap objek yang bersangkutan. Komponen kognitif dapat diukur melalui pengetahuan masyarakat terkait konsep dan manfaat reklamasi lahan, serta penyuluhan terhadap upaya reklamasi lahan.


(25)

2. Afektif (Sikap) Masyarakat

Respon afektif merupakan respon yang berhubungan dengan kecenderungan individu untuk bereaksi secara emosional terhadap suatu objek atau situasi-situasi yang dihadapi. Perasaan tersebut dapat berupa suka atau tidak suka, senang atau tidak senang tergantung dari pemahaman responden. Perasaan yang muncul tentunya tidak terlepas dari pengetahuan dan pengalaman seseorang. Untuk mengukur afektif masyarakat mengenai upaya reklamasi lahan dapat diketahui melalui beberapa indikator seperti sikap terhadap tanggung jawab mereklamasi lahan dan sikap terhadap dampak pertambangan pasir besi.

3. Konatif (Perilaku) Masyarakat

Komponen perilaku merupakan kecenderungan seseorang untuk berprilaku terhadap objek yang dihadapinya sesuai dengan apa yang ia ketahui dan ia rasakan. Perilaku seseorang akan muncul ketika ia mendapatkan rangsangan dari suatu objek. perilaku ini dapat bersifat positif maupun negatif tergntung pemahamannya.Untuk mengukur tindakan masyarakat mengenai upaya reklamasi lahan dapat diketahui melalui beberapa indikator seperti bentuk perilaku masyarakat dalam mereklamasi lahan dan biaya untuk mereklamasi lahan tersebut.

4. Reklamasi Lahan Bekas Penambangan Pasir Besi

Reklamasi lahan bekas penambangan pasir besi yaitu suatu upaya atau kegiatan yang bertujuan untuk memperbaiki atau menata kembali kegunaan lahan yang terganggu sebagai akibat kegiatan usaha pertambangan pasir besi agar dapat berfungsi dan berdayaguna secara optimal. Kegiatan reklamasi ini dapat dilakukan dengan cara penutupan lubang galian atau manajemen top soil, revegetasi, dan tataguna lahan pasca tambang.

Berdasarkan definisi operasional di atas, maka dapat diketahui dua variabel dalam penelitian ini yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Menurut Sugiyono (2011, hlm 4) “variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat), sedangkan variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi


(26)

akibat, karena adanya variabel bebas”. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu respon masyarakat terhadap upaya reklamasi lahan bekas penambangan pasir besi yang terdiri dari kognitif (pengetahuan) , afektif (sikap), dan konatif (perilaku), sedangkan variabel terikatnya yaitu upaya reklamasi lahan bekas penambangan pasir besi.Variabel penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1:

Tabel 3.1 Variabel Penelitian

Variabel Bebas Variabel Terikat

Respon Masyarakat

Reklamasi Lahan Bekas Penambangan Pasir Besi Pengetahuan

- Konsep dan Manfaat Reklamasi

- Penyuluhan/pelatihan reklamasi

Sikap - Tanggung Jawab Reklamasi - Dampak pertambangan Perilaku - Bentuk reklamasi

- Biaya reklamasi Sumber: Hasil analisis, 2014 D. Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2011, hlm. 348) “instrumen penelitian harus valid dan reliabel”. Valid yaitu instrumen dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur sedangkan reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa angket yang ditujukan kepada seluruh masyarakat pemilik lahan bekas penambangan pasir besi di Desa Mandalajaya sebanyak 75 orang.Angket tersebut harus mencakup variabel yang telah ditentukan. Kisi-kisi instrumen penelitian dapat dilihat pada tabel 3.2 di bawah ini:


(27)

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Variabel Indikator Sub Indikator Nomor

Item

Pengetahuan (Kognitif)

Pengetahuan terhadap reklamasi lahan

- Pengetahuan tentang konsep

dan manfaat reklamasi lahan 10 - 13 - Penyuluhan/pelatihan tentang

reklamasi lahan oleh pemerintah/perusahaan

14 - 23

Sikap (Afektif)

Sikap terhadap reklamasi lahan

- Sikap masyarakat terhadap tanggung jawab mereklamasi lahan

24 - 27

- Sikap masyarakat terhadap kondisi lahan

28 - 31

- Sikap masyarakat terhadap dampak pertambangan pasir besi

32 - 36

Perilaku (Konatif)

Perilaku terhadap reklamasi lahan

- Bentuk perilaku masyarakat dalam mereklamasi lahan

37 - 46

47 - 50 - Biaya untuk mereklamasi

lahan Sumber: Hasil Penelitian, 2014

E. Prosedur Penelitian

Penelitian dilakukan menggunakan cara ilmiah dan langkah-langkah yang sistematis. Penelitian berawal dari suatu masalah tentang pertambangan pasir besi di Desa Mandalajaya. Pertambanganpasir besi menimbulkan dampak yang berkelanjutan terhadap lingkungan termasuk didalamnya masyarakat, akan tetapi perusahaan atau pemerintahbelum melakukan upaya reklamasi lahan. Melihat dampak tersebut, maka masyarakat mulai memberikan respon terhadap upaya reklamasi lahan yang dimilikinya. Respon tersebut ada yang bersifat positif


(28)

maupun negatif tergantung pengetahuan mereka tentang konsep dan manfaat reklamasi lahan.Reklamasi lahan merupakan tanggung jawab perusahaan dan kewajiban reklamasi lahan sebenarnya sudah diatur jelas oleh peraturan pemerintah No. 78 tahun 2010. Peneliti merasakan ada kesangsian mengenai fenomena tersebut, oleh karena itu harus diselesaikan melalui penelitian. Agar arah penelitian menjadi jelas dan terstruktur maka perlu adanya suatu teori dan konsep yang relevan dengan permasalahan dan untuk mendapatkan jawaban yang benar maka peneliti harus mengumpulkan data objek tertentu.Prosedur penelitian atau rencana penelitian dijabarkan pada gambar 3.2

Gambar 3.2 Prosedur Penelitian

Variabel Penelitian Latar Belakang

Rumusan Masalah

Metode Penelitian

Pengumpulan Data

Kesimpulan dan Saran

Respon Masyarakat

 Kognitif

 Afektif

 Konatif Pertambangan Pasir Besi

 Dampak

Pertambangan

 Upaya Reklamasi

lahan

AnalisisData Instrumen

Penelitian


(29)

F. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

Suatu penelitan memerlukan berbagai data baik yang berupa data primer maupun data skunder. Data yang dihasilkan kemudian dinalisis hingga mendapatkan suatu kesimpulan. Untuk mendapatkan data dan informasi yang sesuai dengan masalah penelitian, maka peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dan analisis data sebagai berikut:

1. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi

Menurut Tika (2005, hlm. 44) “Observasi adalah cara dan teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala atau fenomena yang ada pada objek penelitian”. Observasi lapangan dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan data yang detail dan akurat melalui pengamatan secara langsung di lapangan. Untuk mengetahui kondisi lahan bekas penambangan pasir besi diperlukan adanya observasi ke lapangan dengan mengidentifikasi berbagai faktor mengenai lahan bekas penambangan seperti tingkat kerusakan lahan, kondisi lahan, dan luas lahan.

b. Angket atau kuesioner

Angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang berisi sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden berkaitan dengan respon masyarakat terhadap upaya reklamasi lahan. Angket disusun berdasarkan tujuan dan variabel penelitian yang telah ditentukan. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data-data sebagai berikut:

 Pengetahuan masyarakat pemilik lahan  Sikap masyarakat pemilik lahan

Perilaku masyarakat pemilik lahan c. Studi Literatur

Tika (2005, hlm. 60) “mendefiniskan bahwa data perpustakaan adalah data yang diperoleh dari perpustakaan atau melalui penerbitan resmi suatu instansi atau badan/yayasan”. Data yang dimaksud dapat berupa buku-buku, jurnal, artikel, atau dari sumber bacaan lainnya yang dapat menunjang terhadap penelitian.


(30)

Studi literatur digunakan untuk mengetahui data-data skunder yang mempunyai kaitan dengan permasalahan yang diteliti. Dalam penelitian ini, studi literatur diperlukan untuk mencari data mengenai pertambangan pasir besi dan upaya reklamasi lahan sebagai pedoman atau rujukan untuk memperoleh informasi dalam penelitian.

d. Studi Dokumentasi

Menurut Arikunto (2010, hlm. 274) “metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya”. Data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu monografi wilayah penelitian, peta-peta wilayah kajian, foto-foto lapangan, dan data lahan tambang yang belum direklamasi.

2. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah suatu proses pengorganisasian dan pengolahan data berdasarkan instrumen yang yang telah diisi oleh responden. Tujuan analisis data antara lain untuk memecahkan masalah-masalah penelitian, memperlihatkan hubungan antara fenomena yang terdapat dalam penelitian, memberikan jawaban terhadap hipotesis yang diajukan dalam penelitian, pemecahan terhadap masalah penelitianserta bahan untuk membuat kesimpulandan rekomendasi. Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

a. Skala Likert

Salah satu format respon yang sangat populer adalah tipe lima pilihan /skala likert yang merupakan jawaban terhadap aitem yang berbentuk pertanyaan. Menurut Riduan dan Sunarto (2012, hlm. 20) “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial”. Dalam skala Likert, setiap responden diminta melakukan agreement atau disagreement nya untuk masing-masing aitem dalam skala yang terdiri dari 5 point. Point dalam skala Likert mempunyai rentang dari sangat positif sampai sangat negatif dengan susunan dapat dilihat pada tabel 3.3


(31)

Tabel 3.3 Skala Likert

No Simbol Keterangan Skor Item

Positif Negatif

1 SS Sangat Setuju 5 1

2 S Setuju 4 2

3 N Netral 3 3

4 TS Tidak Setuju 2 4

5 STS Sangat Tidak Setuju 1 5

Sumber : Wawan dan Dewi M (2010, hlm. 39)

Sebagai langkah awal dilakukan pengumpulan data respon subjek, yaitu data jawaban dari sekelompok subjek yang merespon ke semua aitem-aitem yang disajikan. Dari jawaban responden terhadap setiap pernyataan akan diperoleh distribusi frekuensi respon bagi setiap kategori, yang kemudian secara kumulatif akan dilihat dari deviasinya menurut distribusi normal. Data respon ini akan dijadikan dasar perhitungan skor bagi masing-masing kelima pilihan jawaban. Pada gilirannya, nilai skala ini akan merupakan bobot atau skor terhadap jawaban individual responden yang diukur sikapnya.Untuk setiap jawaban pada angket/Kuesioner dilakukan perhitungan skor sebagai berikut:

1) Pernyataan Positif

Skor Indeks = ((F1 x 1) + (F2 x 2) + (F3 x 3) + (F4 x 4) + (F5 x 5)) Keterangan

F1 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 1 (Sangat Tidak Setuju) F2 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 2 (Tidak Setuju)

F3 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 3 (Ragu) F4 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 4 (Setuju)

F5 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 5 (Sangat Setuju) 2) Pernyataan Negatif

Skor Indeks = ((F1 x 1) + (F2 x 2) + (F3 x 3) + (F4 x 4) + (F5 x 5)) Keterangan

F1 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 1 (Sangat Setuju) F2 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 2 (Setuju)


(32)

F4 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 4 (Tidak Setuju)

F5 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 5 (Sangat Tidak Setuju) Untuk melihat hasil dari perhitungan tersebut, maka dilakukan interpretasi skor yang mencakup hasil dari setiap analisis data yang telah dilakukan dalam analisis data dari setiap jawaban responden yang dijadikan sampel penelitian.. Berikut adalah kriteria dari interpretasi skor dapat dilihat pada Tabel 3.4

Tabel 3.4

Kriteria Interpretasi Skor

Angka (%) Keterangan

0 - 20 Sangat Lemah

21 - 40 Lemah

41 - 60 Cukup

60 - 80 Kuat

80 - 100 Sangat Kuat

Sumber: Riduan, Sunarto (2012, hlm. 23) b. Regresi Linear Ganda

Menurut Sugiyono (2010, hlm. 275) “analisis regresi ganda digunakan oleh peneliti, bila bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya)”. Jadi regresi linear ganda akan dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal 2. Menurut Sudjana (2005, hlm. 347) “banyak data pengamatan yang terjadi sebagai akibat lebih dari dua variabe”l. Manfaat dari hasil analisis regresi adalah untuk membuat keputusan apakah naik dan menurunnya variabel dependen dapat dilakukan melalui peningkatan variabel independen atau tidak.

Penelitian ini terdiri dari tiga variabel bebas yaitu kognitif (X1), afektif (X2), dan konatif (X3) serta memiliki satu variabel terikat yaitu upaya reklamasi lahan bekas penambangan pasir besi (Y). Oleh karena itu, persamaan regresi yang digunakan yaitu regresi untuk tiga prediktor dengan rumus sebagai berikut:


(33)

Keterangan:

Ῡ = Subjek dalam variabel dependen yang diprediksikan a = Harga Y ketika harga X = 0 (harga konstan)

β1 dan β2 = Slope of the line ialah angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel independen. Bila (+) arah garis naik, dan bila (-) maka arah garis turun.

X = Subjek pada variabel indevenden yang mempunyai nilai tertentu.

Untuk menghitung harga-harga a, b1, b2 dapat menggunakan persamaan berikut:

∑ Y = an +b1∑ X1 + b2∑ X2 ∑ X1Y = a∑ X1+ b1∑ X12 + b2∑ X1X2 ∑ X2Y = a∑ X2+ b1∑ X1X2 + b2∑ X23

Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi, maka dapat berpedoman pada ketentuan yang tertera pada tabel 3.5 sebagai berikut:

Tabel 3.5

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0.399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat Sumber: Sugiyono (2011, hlm. 231)

Dalam analisis korelasi terdapat suatu angka yang disebut dengan koefisien determinasi, yang besarnya adalah kuadrad dari koefisien korelasi (r2). Koefisien ini disebut koefisien penentu, karena varians yang terjadi pada variabel dependen dapat dijelaskan melalui varians yang terjadi pada variabel pada variabel independen.


(34)

Persamaan regresi linier berganda, analisis korelasi dan analisis koefisien determinasi terlebih dahulu harus dilakukan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas data, uji multikolinieritas dan uji heteroskedastisitas.

1) Uji Normalitas Data

Menurut Ghazali (2011, hlm.160) Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah model yang berdistribusi normal atau mendekati normal. Untuk mendeteksi ada tidaknya pelanggaran asumsi normalitas data, digunakanmetode Kolmogorov Smirnov dengan dasar pengambilan keputusan bisa dilakukan berdasarkan probabilitas (Asymtotic Significance), yaitu:

 Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi dari populasi adalah normal.  Jika probabilitas < 0,05 maka populasi tidak berdistribusi secara normal

Tabel3.6

Uji Normalitas Data Residual

Tabel 3.6 menunjukan hasil uji normalitas data residual dengan menggunakan metode Kolmogorov Smirnov. Data yang disajikan pada tabel di atas terlihat bahwa nilai signifikansi residual yang diperoleh sebesar 0,121. Nilai ini berada di atas 0,05 yang menunjukan variabel residual berdistribusi secara normal, dengan demikian asumsi normalitas data terpenuhi.


(35)

2) Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi yang kuat antara variabel bebas (independen), (Ghazali, 2011 hlm. 105). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi yang kuat diantara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Cara untuk mendeteksi adanya multikolinieritas adalah dengan cara melihat tabel VIF (Variance Inflation Factor) harus kurang dari 10 dan nilai tolerance harus lebih dari 0,1. Dari hasil pengujian dengan menggunakan SPSS, diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel3.7

Hasil Uji Multikolinieritas

Tabel output di atas menjelaskan hasil pengujian normalitas data. Dari data yang disajikan pada tabel di atas terlihat bahwa nilai tolerance yang diperoleh kedua variable bebas masing-masing sebesar 0,924 > 0,1 dan Variance Inflation Factor (VIF) masing-masing sebesar 1,083 < 10. Hal ini menunujukan bahwa kedua variabel bebas yang digunakan tidak memiliki masalah multilolinieritas.

3) Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghazali (2011, hlm. 139). Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tidak sama berarti menunjukan terjadi gejala heteroskedastisitas, tetapi jika sama maka disebut homokedastisitas. Model regresi yang baik adalah model yang bersifat homokedastisitas.Untuk mendeteksi ada tidaknya gelaja heteroskedastisitas digunakan metode grafik scatter plot dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:


(36)

 Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebur kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastitas.

 Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastitas.

Gambar 3.3 Grafik Pengujian Heteroskedastisitas

Grafik di atas menjelaskan hasil pengujian heteroskedastisitas dengan menggunakan metode scatter plot. Dari gambar di atas terlihat bahwa data nilai residual yang diperoleh tidak membentuk pola tertentu dan menyebar di atas dan dibawah sumbu Y. Hal ini menunjukan bahwa varians residual dalam data bersifat homokedastisitas.


(37)

Neti Susanti, 201

RES PON MAS YARAKAT PEMILIK LAHAN TERHADAP UPAYA REKLAMAS I LAHAN BEKAS PENAMBANGAN PAS IR BES I

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Respon masyarakat pemilik lahan terhadap upaya reklamasi lahan bekas penambangan pasir besi di Desa Mandalajaya Kecamatan Cikalong yang meliputi pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan perilaku (konatif) masyarakat pemilik lahan yaitu sebagai berikut:

1. Pengaruh pengetahuan masyarakat pemilik lahan terhadap upaya reklamasi lahan menunjukan pengaruh yang sangat rendah yakni 0,105 atau 10,5% karena meskipun sebagian besar masyarakat pemilik lahan di Desa Mandalajaya telah mengikuti penyuluhan yang diadakan oleh pemerintah/perusahaan, akan tetapi masih banyak masyarakat yang tidak mengerti tentang konsep dan manfaat mereklamasi lahan yang telah ditambang. Intensitas penyuluhan dan tidak adanya pelatihan tentang tata cara mereklamasi lahan membuat masyarakat kurang memahami teknik mereklamasi lahan yang baik dan benar sehingga beberapa masyarakat memilih untuk membiarkan lahannya tanpa upaya reklamasi sampai ada bantuan dari perusahaan/pemerintah.

2. Pengaruh sikap masyarakat pemilik lahan terhadap upaya reklamasi lahan menunjukan pengaruh yang sangat rendah yakni 0,03 atau 0,3% karena rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai dampak yang ditimbulkan jika lahan tidak direklamasi, dan sikapmasyarakat yang melimpahkan tanggung jawab mereklamasi lahan kepada perusahaan membuat upaya reklamasi terhambat.Kondisi lahan masyarakat yang luas dan sangat rusak membutuhkan biaya yang sangat besar sehingga masyarakat tidak bersedia mereklamasi lahan dan menuntut janji perusahaan untuk mereklamasi lahan tersebut.

3. Bentuk reklamasi lahan yang dilakukan masyarakat Desa Mandalajaya terdiri dari menutup lubang galian, revegetasi, dan menggunakan lahan bekas


(38)

penambangan pasir besi untuk peruntukan lain. Penutupan lubang galian sudah dilakukan 44%, revegetasi 29,33%, dan menggunakan lahan untuk peruntukan lain hanya dilakukan oleh 4% dari masyarakat pemilik lahan. Kegiatan reklamasi tersebut sebagian besar dilakukan oleh masyarakat yang memahami dampak pertambangan pasir besi dan memiliki kesadaran lingkungan yang tinggi sehingga ia mau mereklamasi lahan sesuai dengan kemampuannya. Masyarakat yang tidak mereklamasi lahan adalah mereka yang tidak mempunyai cukup biaya, waktu atau tenaga untuk melakukan reklamasi.

Respon pemilik lahan yang bersifat positif cenderung mendukung upaya reklamasi lahan agar dapat digunakan kembali sebagaimana mestinya, sedangkan respon yang bersifat negatif cenderung menunda upaya reklamasi lahan dengan alasan seperti tidak ada biaya, waktu, atau tenaga untuk melakukan upaya reklamasi tersebut. Pengetahuan dan sikap masyarakat pemilik lahan memiliki pengaruh yang sangat rendah terhadap upaya reklamasi lahan di Desa Mandalajaya. Pengaruh yang rendah ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai dampak lahan yang tidak direklamasi, teknik-teknik reklamasi, dan kurangnya kepedulian masyarakat terhadap lingkungan sekitar sehingga mempengaruhi sikap dan perilaku pemilik lahan.

B. Saran

Berdasarkankesimpulanyang telah dikemukakan, penulismengajukan beberapa rekomendasiuntukpemerintahdanmasyarakat pemilik lahan bekas penambangan pasir besi yaitusebagaiberikut :

1. Bagi pemerintah dan instansi terkait, agar lebih memperketat perizinan dan mengawasi setiap perusahaan yang mengekploitasi sumber daya di Desa Mandalajaya agar tercipta keharmonisan antara perusahaan, lingkungan, dan masyarakat setempat, serta memberikan pengetahuan/pelatihan secara intensif mengenai teknik-teknik mereklamasi lahan bekas penambangan pasir besi sampai lahan tersebut produktif kembali dan dapat digunakan untuk pertanian.


(39)

2. Bagi masyarakat setempat, agar tidak melimpahkan tanggung jawab reklamasi kepada perusahaan/pemerintah dan segera melakukan upaya reklamasi lahan sesuai dengan kemampuan agar tidak menimbulkan dampak yang

berkelanjutan, selainitu

masyarakathendaknyaselalumengikutisetiappenyuluhan/pelatihan yang diadakanolehpemerintah/perusahaan terkait upaya reklamasi lahan.

3. Untukpenelitiselanjutnyahendaknyamelakukanpenelitiantentangtingkat

kerusakan lingkungan akibat pertambangan pasir besi dan prioritas reklamasi lahan di Kabupaten Tasikmalaya.


(40)

Neti Susanti, 201

RES PON MAS YARAKAT PEMILIK LAHAN TERHADAP UPAYA REKLAMAS I LAHAN BEKAS PENAMBANGAN PAS IR BES I

DAFTAR PUSTAKA

Abdurachman, Maman. (1988). Geografi Perilaku. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.

Alaudin, Andi. (2013) Kajian Yuridis Tentang Waktu Pelaksanaan Reklamasi Lahan Pasca Pertambangan Ditinjau Dari Peraturan Pemerintah No 78 Tahun 2010 Tentang Reklamasi dan Pasca Tambang. Jurnal Hukum. 2 (4),hlm. 3.

Arikunto, Suharsimi. (2006a). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2010b). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Armandy. (2013). Pengertian Respons. [Online]. Tersedia: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31904/3/Chapter%20II.pdf. [01 Mei 2014].

Azwar, Saifuddin. (2012a). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, Saifuddin. (2013b). Sikap Manusia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Departemen Pertambangan dan Energi Republik Indonesia. (1996). Keputusan Direktur Jenderal Pertambangan Umum, No.336.K/271/DDJP/1996 Tentang Jaminan Reklamasi. Jakarta: Departemen Pertambangan dan Energi Republik Indonesia.

Effendy, U. O. (1983). Psikologi Manajemen. Bandung: Penerbit Alumni.

Ghazali, Imam. (2011).Analisis Multivariat dengan Program IBM SPSS1.Semarang: UniversitasDiponegoro.

Hanurawan, Fattah. (2010). Psikologi Sosial. PT. Bandung: Remaja Rosdakarya. Hasibuan, M. P. (2006). Dampak Penambangan Bahan Galian Golongan C

Terhadap Lingkungan Sekitarnya Di Kabupaten Deli Serdang. Jurnal Equality. 11 (1), hlm. 20.

Ishlah, Teuku. (2009). Potensi Bijih Besi Indonesia Dalam Rangka Pengembangan Klaster Industri Baja. Jakarta: Sumber Daya Geologi.


(41)

Iskandar, Zulrizka. (2012). Psikologi Lingkungan. Bandung: PT Refika Aditama. Jess, F. dan Gregory,F. (2008). Theories of Personality. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Karianga, Hendra. (2014). Menyoalkan Kedaulatan Pertambangan. [Online]. Tersedia: http://manadopostonline.com/read/2014/08/08/Menyoal-Kedaulatan-Pertambangan-Indonesia/4697. [04 September 2014)

Kathemiesylva. (2010). Penanganan Reklamasi Lahan Pada Bekas Galian C. [Online]. Tersedia: http;//kathemiesylva.blogdetik.com/2010/12/20. [01 Mei 2014].

Koentjaraningrat. (2009). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Rineka Cipta Latifah, Siti. (2003). Kegiatan Reklamasi Lahan Pada Bekas Tambang. Jurnal

Sumber Daya Lahan. hlm.2.

Lolita. (2010). Geologi Regional. [Online]. Tersedia:

http://digilib.itb.ac.id/files/disk1/454/jbptitbpp-gdl-lolitamarh-22672-3-2010ta-2.pdf. [03 Juni 2014].

Malik, Yakub. (2010).Kondisi Fisiografi dan Geologi Regional Jawa Barat.[Online]. Tersedia:http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR.PEND. GEOGRAFI/195901011989011-YAKUBMALIK/KONDISI FISIOGRAFI DANGEOLOGI REGIONAL JAWA_BARAT.pdf. [03 Juni 2014].

Noor, Djauhari. (2006). Geologi Lingkungan. Jakarta: Graha Ilmu.

Paripurno, T.E. dkk. (2010). Datang Gali dan Pergi. Malang: In Trans Publishing. Patty, Oka. (2008). Pelaksanaan Kontrak Karya Antara Pemerintah Republik

Indonesia dengan PT Avocet Bolaang Mongondow. [Online]. Tersedia: http://eprints.undip.ac.id/18078/1/Made_Ester_Ida_Oka_Patty.pdf. [04 September 2014)

Pemerintah Kecamatan Cikalong. (2014). Lahan Bekas Pertambangan Pasir Besi yang Belum Direklamasi. Cikalong.

Pulungan, A. Fera. (2014). Manajemen Reklamasi. [Online]. Tersedia: blhd.tanahbumbukab.go.id/indekx.php?option=com_content&view=article

&id=149&Itemid=208.[01 Juni 2014].

Pusat Sumber Daya Geologi. (2005). Pedoman Teknis Eksplorasi Pasir Besi. Jurnal Sumber Daya Mineral. 1.(2), hlm. 1.


(42)

Riduwan dan Sunarto . (2012). Pengantar Statistika. Bandung: Alfabeta.

Rosana,dkk. (2013).Potensi Sumber Daya Mineral Jawa Barat. [Online]. Tersedia: http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/POTENSI

-SUMBERDAYA-MINERAL-LOGAM-DAN-NON-LOGAM-JAWABARAT_new.pdf . [03 Juni 2014].

Sarwono, W. S. (1991a). Teori-teori Psikologi Sosial. Jakarta: CV. Rajawali. Sarwono, W. S. (1995b). Psikologi Lingkungan. Jakarta: PT Gramedia

Widiasarana Indonesia.

Sarwono, W. S. (2003c). Pengantar Umum Psikologi. Jakarta: PT Bulan Bintang. Sastrosupeno M. Suprihadi. (1984). Manusia, Alam dan Lingkungan. Jakarta:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Silalahi, U. (2012).Metode Penelitian Sosial. Bandung: Reflika Aditama.

Soekanto, Soerjono. (2007). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Rajawali Pers Subowo, G. (2011).Penambangan Sistem Terbuka Ramah Lingkungan dan Upaya

Reklamasi Pasca Tambang Untuk Memperbaiki Kualitas SumberDaya Lahan dan Hayati Tanah.Jurnal Sumber Daya Lahan. 5(2), hlm. 11.

Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: PT Tarsito.

Sudradjat, Adjat. (1999). Teknologi dan Manajemen Sumberdaya Mineral. Bandung: ITB.

Sugiyono. (2011). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sukandarrumidi. (2009). Bahan Galian Industri. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Sulbadana. (2010). Prinsip Hukum Pelestarian Hutan dan Kaitannya dengan Pemanasan Global. Bandung: Unpad Press.

Sumaatmadja, Nursid. (1988a). Geografi Pembangunan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.

Sumaatmadja, Nursid. (2000b). Manusia Dalam Konteks Sosial, Budaya, dan Lingkungan Hidup.Bandung: Alfabeta.


(43)

Suprapto, J. Sabtanto. (2008). Tinjauan Reklamasi Lahan Bekas Tambang dan Aspek Konservasi Bahan Galian. Jurnal Energi dan Sumber Daya Mineral. 3 (1), hlm. 6-7.

Supratignyo. (1997). Panduan Singkat Metode dan Teknik Pembuatan Akta Kontrak. Semarang: Universitas Katolik Sogijapranata.

Syah, Muhibbin. (1995). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Taufik. (2012). Empati Pendekatan Psikologi Sosial. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Tika, Pabundu. (2005). Metode Penelitian Geografi. Jakarta: Bumi Aksara.

Tim Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral. (2005). Pedoman Teknis Eksplorasi Pasir Besi. Jakarta: Pusat Sumber Daya Geologi.

Walgito, Bimo. (2010). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: C.V Andi Offset.

Wawan dan Dewi M. (2010). Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.

Zen, M.T. (1982a). Menuju Kelestarian Hidup. Jakarta: PT Gramedia.

Zen, M.T. (1984b). Sumberdaya dan Industri Mineral. Jakarta: Gadjah Mada University Press.

Peraturan Perundang-Undangan

Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya. (2004). Izin Usaha Pertambangan. Tasikmalaya: Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya.

Peraturan Pemerintah No 27. (1980). Tentang Penggolongan Bahan Galian. Peraturan Pemerintah No 78. (2010). Tentang Reklamasi dan Pasca Tambang. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, No 18 (2008). Tentang

Reklamasi dan Penutupan Tambang. Jakarta: Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4. (2009). Tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara.


(44)

Neti Susanti, 201

RES PON MAS YARAKAT PEMILIK LAHAN TERHADAP UPAYA REKLAMAS I LAHAN BEKAS PENAMBANGAN PAS IR BES I

DI DES A MANDALAJAYA KECAMATAN CIKALONG


(45)

Neti Susanti, 201

RES PON MAS YARAKAT PEMILIK LAHAN TERHADAP UPAYA REKLAMAS I LAHAN BEKAS PENAMBANGAN PAS IR BES I

DI DES A MANDALAJAYA KECAMATAN CIKALONG DOKUMENTASI

Lahan Bekas Penambangan Pasir Besi di Beslahan

Lahan Bekas Penambangan Pasir Besi di Cibenda

Lahan Bekas Penambangan Pasir Besi di Nyomplong

Lahan Bekas Penambangan Pasir Besi di Rancawiru


(46)

Neti Susanti, 201

RES PON MAS YARAKAT PEMILIK LAHAN TERHADAP UPAYA REKLAMAS I LAHAN BEKAS PENAMBANGAN PAS IR BES I

DI DES A MANDALAJAYA KECAMATAN CIKALONG

Lahan Bekas Penambangan Pasir Besi di Cikuul

Lahan Bekas Penambangan Pasir Besi di Kokocong

Lahan Bekas Penambangan Pasir Besi di Rancakamurang

Lahan Bekas Penambangan Pasir Besi yang Terisi Air


(47)

Neti Susanti, 201

RES PON MAS YARAKAT PEMILIK LAHAN TERHADAP UPAYA REKLAMAS I LAHAN BEKAS PENAMBANGAN PAS IR BES I

DI DES A MANDALAJAYA KECAMATAN CIKALONG

ANGKET PENELITIAN

RESPON MASYARAKAT PEMILIK LAHAN TERHADAP UPAYA REKLAMASI LAHAN BEKAS PENAMBANGAN PASIR BESI DI DESA MANDALAJAYA

KECAMATAN CIKALONG

No. Responden: I. Identitas Responden

1. Nama :

2. Alamat :

3. Umur :

4. Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan

5. Status Perkawinan : a. Menikah b. Belum menikah c. Janda d. Duda 6. Jumlah anggota keluarga :

7. Pendidikan terakhir : a. SD b. SMP c. SMA d. Lainnya Wawancara dengan Pemilik Lahan

Bekas Penambangan Pasir Besi lahan bekas penambangan pasir

Lahan Bekas Penambangan Pasir Besi yang Tidak Produktif lahan bekas penambangan pasir


(48)

Neti Susanti, 201

RES PON MAS YARAKAT PEMILIK LAHAN TERHADAP UPAYA REKLAMAS I LAHAN BEKAS PENAMBANGAN PAS IR BES I

DI DES A MANDALAJAYA KECAMATAN CIKALONG A. Pengetahuan (Kognitif)

10.Apakah Bapak/Ibu mengetahui istilah reklamasi lahan? a. Sangat tahu d. Tidak tahu

b. Tahu e. Sangat tidak tahu c. Cukup tahu

11.Jika tahu, pengetahuan tersebut diperoleh darimana? a. Pengetahuan pribadi d. Orangtua

b. Pemerintah e. Orang lain c. Perusahaan

12. Apakah Bapak/Ibu mengetahui manfaat reklamasi lahan? a. Sangat tahu d. Tidak tahu

b. Tahu e. Sangat tidak tahu c. Cukup tahu

13.Manfaat seperti apa yang Bapak/Ibu ketahui dari reklamasi lahan? a. Pelestarian lingkungan d. Mengurangi bahaya lubang galian b. Peningkatan kesuburan e. Peningkatan kesejahteraan

c. Peningkatan produktivitas lahan

14.Apakah pemerintah/perusahaan pernah mengadakan penyuluhan/pelatihan tentang reklamasi lahan?

a. Sangat sering d. Jarang b. Sering e. Tidak pernah c. Kadang-kadang

15.Jika pemerintah/perusahaan mengadakan penyuluhan/pleatihan tentang reklamasi lahan, apakah Bapak/Ibu mengikuti penyuluhan/pelatihan tersebut?

a. Selalu d. Jarang b. Sering e. Tidak Pernah c. Kadang-kadang

16.Kapan peyuluhan/pelatihan tersebut dilaksanakan? a. Sebelum pertambangan

b. ≤ 1 minggu setelah pertambangan berhenti beroperasi c. ≤ 1 bulan setelah pertambangan berhenti beroperasi d. ≤ 1 tahun setelah pertambangan berhenti beroperasi e. > 1 tahun setelah pertambangan berhenti beroperasi 17.Dimana penyuluhan/pelatihan tersebut dilaksanakan?

a. Rumah warga c. Kantor kecamatan b. Balai desa d. Lainnya

18.Berapa lama penyuluhan/pelatihan tersebut dilaksanakan?

a. ≤ 1 hari c. ≤ 1 bulan

b. ≤ 1 minggu d. > 1 tahun

19.Tentang apakah penyuluhan/pelatihan tersebut?

a. Pentingnya mereklamasi lahan d. Cara-cara mereklamasi lahan b. Dampak lahan tidak direklamasi e. Lainnya


(49)

Neti Susanti, 201

RES PON MAS YARAKAT PEMILIK LAHAN TERHADAP UPAYA REKLAMAS I LAHAN BEKAS PENAMBANGAN PAS IR BES I

DI DES A MANDALAJAYA KECAMATAN CIKALONG a. Sangat setuju d. Tidak setuju b. Setuju e. Sangat tidak setuju c. Cukup setuju

21.Penyuluhan/pelatihan tentang reklamasi lahan oleh pemerintah/perusahaan dapat meningkatkan produktivitas lahan

a. Sangat setuju d. Tidak setuju b. Setuju e. Sangat tidak setuju c. Ragu-ragu

22.Penyuluhan/pelatihaan tentang reklamasi lahan oleh pemerintah/perusahaan dapat mengembalikan lahan bekas penambangan menjadi lahan pertanian

a. Sangat setuju d. Tidak setuju b. Setuju e. Sangat tidak setuju c. Ragu-ragu

23.Penyuluhan/pelatihan tentang reklamasi lahan oleh pemerintah/perusahaan dapat meningkatkan keterampilan Bapak/Ibu dalam menata kembali lahan bekas penambangan pasir besi

a. Sangat setuju d. Tidak setuju b. Setuju e. Sangat tidak setuju c. Ragu-ragu

B. Sikap (Apektif)

24.Perlukah lahan bekas penambangan itu direklamasi? a. Sangat perlu d. Tidak perlu

b. Perlu e. Sangat tidak perlu c. Cukup perlu

25.Jika tidak perlu direklamasi, mengapa?... 26.Mereklamasi lahan adalah tanggung jawab saya/perusahaan/pemerintah

a. Sangat setuju d. Tidak setuju b. Setuju e. Sangat tidak setuju c. Ragu-ragu

27.Mengapa lahan tersebut harus direklamasi oleh (jawaban no.26)?... 28.Lahan saya sangat subur sebelum dilakukan pertambangan

a. Sangat setuju d. Tidak setuju b. Setuju e. Sangat tidak setuju c. Ragu-ragu

29.Lahan saya memiliki nilai yang tinggi sebelum adanya pertambangan pasir besi a. Sangat setuju d. Tidak setuju

b. Setuju e. Sangat tidak setuju c. Ragu-ragu

30.Kandugan pasir besi pada lahan saya dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga a. Sangat setuju d. Tidak setuju

b. Setuju e. Sangat tidak setuju c. Ragu-ragu

31.Apa yang Bapak/Ibu rasakan setelah lahan Bapak/Ibu ditambang dan belum dilakukan reklamasi?


(50)

Neti Susanti, 201

RES PON MAS YARAKAT PEMILIK LAHAN TERHADAP UPAYA REKLAMAS I LAHAN BEKAS PENAMBANGAN PAS IR BES I

DI DES A MANDALAJAYA KECAMATAN CIKALONG

32.Seberapa besar tingkat kerusakan pada lahan Bapak/Ibu? a. Sangat rusak d. Sedikit rusak

b. Rusak e. Tidak rusak c. Cukup rusak

33.Apakah akibat pertambangan pasir besi lahan yang Bapak/Ibu miliki tidak dapat digunakan untuk pertanian?

a. Sangat Benar d. Tidak Benar b. Benar e. Sangat tidak Benar c. Biasa saja

34.Dengan adanya pertambangan pasir besi, apakah yang Bapak/Ibu rasakan? a. Sangat diuntungkan d. Dirugikan

b. Diuntungkan e. Sangat dirugikan c. Biasa saja

35.Jika diuntungkan, apa bentuk keuntungan yang Bapak/Ibu peroleh? a. Peningkatan pendapatan d. Membuka lapangan pekerjaan b. Peningkatan kesejahteraan e. Lainnya

c. Penggunaan lahan baru

36.Jika dirugikan, apa bentuk kerugian yang Bapak/Ibu peroleh? a. Kerusakan lahan d. Kesuburan tanah menurun b. Nilai lahan menurun e. Lainnya

c. Kehilangan mata pencaharian C. Perilaku (Konatif)

37.Bapak/Ibu melakukan reklamasi lahan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki

a. Sangat setuju d. Tidak setuju

b. Setuju e. Sangat tidak setuju

c. Ragu-ragu

38.Jika tidak setuju, mengapa Bapak/Ibu belum melakukan reklamasi lahan? a. Tidak ada biaya d. Tidak tahu caranya

b. Tidak ada waktu e. Lainnya c. Tidak ada tenaga

39.Menutup lubang bekas galian adalah salah satu upaya reklamasi lahan yang Bapak/Ibu lakukan

a. Sangat setuju d. Tidak setuju b. Setuju e. Sangat tidak setuju c. Ragu-ragu

40.Apakah material yang Bapak/Ibu gunakan untuk menutup lubang galian?

a. Tanah d. Batu b. Kerikil e. Lainnya c. Pasir

41.Darimanakah sumber material tersebut?... 42.Menanami lahan kembali adalah salah satu upaya reklamasi lahan yang Bapak/Ibu lakukan

a. Sangat setuju d. Tidak setuju b. Setuju e. Sangat tidak setuju c. Ragu-ragu


(51)

Neti Susanti, 201

RES PON MAS YARAKAT PEMILIK LAHAN TERHADAP UPAYA REKLAMAS I LAHAN BEKAS PENAMBANGAN PAS IR BES I

DI DES A MANDALAJAYA KECAMATAN CIKALONG b. Setuju e. Sangat tidak setuju c. Ragu-ragu

44.Apakah pemerintah/perusahaan membantu upaya reklamasi yang Bapak/Ibu lakukan?

a. Sangat membantu d. Tidak membantu b. Membantu e. Sangat tidak membantu c. Cukup membantu

45.Kapan Bapak/Ibu melakukan reklamasi lahan?

a. ≤ 1 miggu setelah pertambangan berhenti beroperasi b. ≤ 1 bulan setelah pertambangan berhenti beroperasi c. ≤ 1 tahun setelah pertambangan berhenti beroperasi d. > 1 tahun setelah pertambangan berhenti beroperasi 46.Berapa persen upaya reklamasi yang telah Bapak/Ibu lakukan?

a. <10% c. 25% - 50% b. 10% - 25% d. 50% - 100%

47.Biaya reklamasi adalah tanggung jawab saya/perusahaan/pemerintah a. Sangat setuju d. Tidak setuju

b. Setuju e. Sangat tidak setuju c. Ragu-ragu

48.Saya akan mereklamasi lahan walaupun tidak ada bantuan biaya dari perusahaan /pemerintah

a. Sangat setuju d. Tidak setuju b. Setuju e. Sangat tidak setuju c. Ragu-ragu

49.Apakah bentuk partisipasi pemerintah/perusahaan terhadap upaya reklamasi lahan bekas penambangan pasir besi yang Bapak/Ibu miliki?

a. Uang d. Ide/pikiran b. Tenaga e. Lainnya c. Alat reklamasi

50.Berapa biaya yang Bapak/Ibu keluarkan untuk mereklamasi lahan bekas penambangan pasir besi?

a. < Rp. 500.000,00

b. Rp. 500.000 - Rp. 1.000.000 c. Rp.1.000.000 - Rp. 5.000.000 d. Rp.5.000.000 - Rp. 10.000.000 e. > Rp. 10.000.000


(52)

Neti Susanti, 201

RES PON MAS YARAKAT PEMILIK LAHAN TERHADAP UPAYA REKLAMAS I LAHAN BEKAS PENAMBANGAN PAS IR BES I DI DES A MANDALAJAYA KECAMATAN CIKALONG

No Rsp

Pengetahuan Sikap Perilaku Total Skor

10 12 14 15 20 21 22 26 28 29 30 31 32 33 34 37 39 42 43 44 X1 X2 Y

1 1,829 1,878 2,636 2,614 3,121 2,291 2,297 3,382 2,786 3,170 2,787 1,000 4,299 4,328 1,000 2,887 2,887 2,767 3,511 1,000 16,666 22,752 13,054 2 2,755 2,884 2,636 2,614 3,121 3,633 3,714 3,382 2,786 3,170 4,512 1,000 4,299 4,328 1,000 2,887 2,887 2,767 3,511 1,000 21,357 24,476 13,054 3 1,829 1,878 2,636 2,614 2,288 2,291 2,297 1,731 2,786 3,170 2,787 2,281 2,749 2,767 2,205 2,887 2,887 2,767 3,511 1,000 15,833 20,476 13,054 4 3,878 2,884 2,636 2,614 3,121 2,291 2,297 3,382 2,786 3,170 2,787 2,281 2,749 2,767 3,701 2,887 2,887 2,767 3,511 1,000 19,721 23,623 13,054 5 1,829 1,878 2,636 2,614 3,121 2,291 2,297 1,731 2,786 3,170 4,512 2,281 4,299 4,328 1,000 2,887 2,887 2,767 3,511 1,000 16,666 24,106 13,054

6 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 2,786 3,170 2,787 2,281 2,749 2,767 2,205 2,887 2,887 2,767 3,511 1,000 7,000 19,745 13,054

7 1,000 1,000 2,636 2,614 2,288 3,048 3,103 3,382 2,786 3,170 1,000 1,000 2,749 4,328 2,205 2,887 1,000 2,767 3,511 2,220 15,689 20,618 12,386 8 2,755 2,884 2,636 2,614 3,121 2,291 2,297 3,382 2,786 3,170 2,787 3,311 1,000 2,767 1,000 4,440 4,109 4,214 3,511 1,000 18,598 20,203 17,274

9 1,829 1,878 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,731 2,786 3,170 2,787 2,281 2,749 2,767 2,205 2,887 2,887 2,767 3,511 1,000 8,706 20,476 13,054

10 1,829 1,878 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,731 2,786 3,170 2,787 2,281 2,749 2,767 2,205 2,887 2,887 2,767 3,511 1,000 8,706 20,476 13,054

11 2,146 2,279 2,636 2,614 3,121 3,633 3,714 3,382 2,786 3,170 2,787 2,281 2,749 2,767 2,205 4,440 4,109 4,214 5,721 2,965 20,142 22,127 21,449 12 2,755 2,279 2,636 2,614 3,121 2,291 2,297 3,382 2,786 3,170 2,787 2,281 2,749 2,767 3,701 4,440 4,109 2,767 3,511 2,965 17,993 23,623 17,793 13 2,755 2,884 2,636 2,614 2,288 2,291 2,297 3,382 4,357 4,768 1,000 2,281 4,299 4,328 1,000 2,887 2,887 2,767 3,511 1,000 17,765 25,415 13,054 14 2,755 2,884 2,636 2,614 2,288 2,291 2,297 3,382 4,357 3,170 2,787 2,281 2,749 2,767 2,205 4,440 4,109 2,767 3,511 2,220 17,765 23,698 17,048 15 1,000 1,000 2,636 2,614 1,863 3,048 2,297 3,382 2,786 3,170 2,787 3,311 2,749 2,767 3,701 2,887 2,887 2,767 3,511 2,220 14,458 24,653 14,273 16 1,000 1,000 2,636 2,614 2,288 2,291 2,297 3,382 2,786 3,170 2,787 2,281 2,749 2,767 3,701 2,887 2,887 2,767 3,511 2,220 14,126 23,623 14,273 17 2,755 2,884 2,636 2,614 2,288 2,291 3,103 3,382 2,786 4,768 2,787 4,203 2,749 2,767 2,945 4,440 4,109 4,214 3,511 2,220 18,571 26,388 18,494

18 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 3,382 1,000 3,170 1,000 2,281 2,749 2,767 2,945 2,887 2,887 2,767 3,511 1,000 7,000 19,294 13,054

19 2,755 2,884 2,636 2,614 2,288 2,291 2,297 3,382 2,786 3,170 2,787 1,000 2,749 2,767 2,945 4,440 5,132 4,214 3,511 2,220 17,765 21,586 19,517 20 2,755 2,884 2,636 2,614 2,288 2,291 3,103 3,382 2,786 3,170 2,787 2,281 2,749 2,767 2,205 4,440 5,132 4,214 3,511 1,000 18,571 22,127 18,297 21 3,878 3,962 2,636 2,614 3,121 2,291 2,297 3,382 4,357 3,170 2,787 1,000 2,749 2,767 3,701 4,440 5,132 4,214 3,511 1,000 20,800 23,913 18,297


(1)

Neti Susanti, 201

RES PON MAS YARAKAT PEMILIK LAHAN TERHADAP UPAYA REKLAMAS I LAHAN BEKAS PENAMBANGAN PAS IR BES I

DI DES A MANDALAJAYA KECAMATAN CIKALONG


(2)

Neti Susanti, 201

RES PON MAS YARAKAT PEMILIK LAHAN TERHADAP UPAYA REKLAMAS I LAHAN BEKAS PENAMBANGAN PAS IR BES I DI DES A MANDALAJAYA KECAMATAN CIKALONG


(3)

Neti Susanti, 201

RES PON MAS YARAKAT PEMILIK LAHAN TERHADAP UPAYA REKLAMAS I LAHAN BEKAS PENAMBANGAN PAS IR BES I

DI DES A MANDALAJAYA KECAMATAN CIKALONG


(4)

Neti Susanti, 201

RES PON MAS YARAKAT PEMILIK LAHAN TERHADAP UPAYA REKLAMAS I LAHAN BEKAS PENAMBANGAN PAS IR BES I

DI DES A MANDALAJAYA KECAMATAN CIKALONG


(5)

Neti Susanti, 201

RES PON MAS YARAKAT PEMILIK LAHAN TERHADAP UPAYA REKLAMAS I LAHAN BEKAS PENAMBANGAN PAS IR BES I

DI DES A MANDALAJAYA KECAMATAN CIKALONG


(6)

Neti Susanti, 201

RES PON MAS YARAKAT PEMILIK LAHAN TERHADAP UPAYA REKLAMAS I LAHAN BEKAS PENAMBANGAN PAS IR BES I

DI DES A MANDALAJAYA KECAMATAN CIKALONG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perustakaan upi.edu

RIWAYAT HIDUP

Neti Susanti dilahirkan di Tasikmalaya pada tangal 03 Juni

1991, puteri dari pasangan Karpudin dan Yayah. Pendidikan

formal yang di tempuh penulis yaitu Sekolah Dasar Negeri

Singkir III pada tahun 1999-2004. Kemudian dilanjutkan ke

MTs. Tonjongsari pada tahun 2004-2007, dan dilanjutkan ke

SMA Negeri 1 Cikalong pada tahun 2007-2010. Berkat program

PMDK yang dilaksanakan UPI, penulis dapat diterima di

Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Pendidikan Indonesia

pada tahun 2010.

Semasa kuliah, penulis aktif di Badan Eksekutif Mahasiswa Jurusan Pendidikan

Geografi sebagai staff Bidang 1 Organisasi, pada kepengurusan di dua periode (2010-2011)

dan (2011-2012). Selain itu, penulis juga aktif di organisasi pramuka pada periode yang

sama.

Dalam menempuh syarat kelulusannya di Jurusan Pendidikan Geografi, penulis

mengambil skripsi yang berjudul “

Respon Masyarakat Pemilik Lahan Terhadap Upaya

Reklamasi Lahan Bekas Penambangan Pasir Besi Di Desa Mandalajaya Kecamatan

Cikalong