Tablet Hisap Tinjauan Tentang Tablet a. Tablet

7

b. Tablet Hisap

Tablet hisap merupakan sediaan padat yang mengandung sebagian besar gula dan gom, memberikan kohesifitas dan kekerasan yang tinggi dan dapat melepas bahan obatnya dengan lambat. Biasanya digunakan untuk memberikan efek lokal pada mulut dan tenggorokan. Zat aktif terdiri dari antiseptik, anestesi lokal, antiinflamasi dan antifungi Cooper dan Gunn, 1975. Tablet hisap mengandung satu atau lebih bahan obat, umumnya dengan bahan beraroma manis yang dapat membuat tablet melarut atau hancur perlahan di mulut. Kandungan gula dan gom yang tinggi menghasilkan larutan yang lengket di mulut yang dapat menyebabkan pengobatan tetap berada pada permukaan yang terkena. Bahan flavour biasanya ditambahkan pada gula berupa minyak menguap Cooper dan Gunn, 1975. Troches dan lozenges adalah dua nama yang umum digunakan untuk menyebut tablet hisap pada mulanya lozenges dinamakan pastiles. Troches dan lozenges biasanya dibuat dengan menggabungkan obat dalam suatu bahan dasar kembang gula yang keras dan beraroma menarik Gunsel dan Kanig, 1976. Berdasarkan tipe basis yang digunakan, tablet hisap dibagi menjadi dua, yaitu hard candy lozenges dan compressed lozenges Tablet. Hard candy merupakan campuran dari gula dan karbohidrat yang dijaga dalam bentuk amorf. Bentuk ini dapat diasumsikan seperti bentuk sirup gula yang padat dan mempunyai kadar air sekitar 0,5-1,5 . Compressed lozenges inilah yang sering kita sebut sebagai tablet hisap yang berbentuk lempeng atau cembung. Tablet hisap ini didesain untuk melarut lambat dan hancur perlahan dalam mulut Peters, 1989. 8 Secara umum pembuatan tablet hisap hampir sama dengan tablet biasa, tetapi karena tablet ini diharapkan dapat melarut perlahan dalam mulut, maka kekerasan tablet ini harus lebih besar dari tablet biasa. Oleh karena itu, dibutuhkan tekanan yang tinggi dan bahan pengikat yang lebih besar Cooper dan Gunn, 1975. Lozenges dapat dibuat dengan cara mengempa, tetapi biasanya dibuat dengan cara peleburan atau dengan proses penuangan kembang gula pastiles, sedangkan troches dibuat dengan cara kempa seperti halnya tablet lain Gunsel dan Kanig, 1976. Ada 3 macam metode pembuatan tablet, yaitu metode granulasi basah, metode granulasi kering dan cetak langsung Ansel, 1989. 1. Granulasi Basah Granulasi basah adalah proses perubahan serbuk halus menjadi granul dengan bantuan larutan bahan pengikat. Pemilihan larutan bahan pengikat yang cocok dan jumlahnya yang tepat akan mengubah serbuk-serbuk halus menjadi bentuk granul yang mudah mengalir. Granul yang demikian akan menghasilkan tablet yang mempunyai penampilan yang baik dan variasi bobot yang kecil Parrott, 1971. Metode granulasi basah ini merupakan metode yang paling sering digunakan dalam memproduksi tablet. Langkah-langkah yang diperlukan dalam pembuatan tablet dengan metode ini dapat dibagi sebagai berikut: menimbang dan mencampur bahan-bahan; pengayakan adonan lembab menjadi pellet atau granul; pengeringan; pengayakan kering; pencampuran bahan pelicin dan pembuatan tablet Ansel, 1989. 9 2. Granulasi Kering Bila zat berkhasiat dapat rusak apabila terkena air atau tidak tahan pamanasan dibuat dengan proses pengeringan. Pada metode ini, granul dibentuk oleh penambahan pengikat kering ke dalam campuran serbuk obat tetapi dengan cara memadatkan massa yang jumlahnya besar dari campuran serbuk, dan setelah itu memecahkannya dan menjadikan pecahan-pecahan ke dalam granul atau yang lebih kecil, penambahan bahan pelicin dan penghancur dicetak manjadi tablet Ansel,1989. 3. Cetak Langsung Metode ini digunakan untuk bahan yang mempunyai sifat mudah mengalir sebagaimana sifat-sifat kohesinya yang memungkinkan untuk langsung dikompresi dalam tablet tanpa memerlukan granulasi basah atau kering Sheth dkk, 1980. Keuntungan metode ini adalah bahwa bahan obat yang peka terhadap lembab dan panas, yang stabilitasnya terganggu akibat operasi granul, dapat dibuat menjadi tablet. Akan tetapi dengan meningkatnya tuntutan akan kualitas tablet, maka metode ini tidak diutamakan Voigt, 1984.

c. Bahan Tambahan dalam Pembuatan Tablet Hisap

Dokumen yang terkait

FORMULASI TABLET KUNYAH EKSTRAK KEMANGI (Ocimum sanctum L.) SECARA GRANULASI BASAH DENGAN MENGGUNAKAN PVP K-30 SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

4 39 20

FORMULASI TABLET KUNYAH EKSTRAK KEMANGI (Ocimum sanctum L.) SECARA GRANULASI BASAH DENGAN MENGGUNAKAN GELATIN SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

0 4 21

Formulasi Tablet Hisap Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum L.): Pengaruh Kadar Natrium Karboksimetil Selulosa sebagai Bahan Pengikat terhadap Sifat Fisik Tablet

2 6 13

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK DAUN KEMANGI (Ocimum sanctum L.): PENGARUH KADAR NATRIUM KARBOKSIMETIL SELULOSA SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK TABLET

0 8 18

PEMBUATAN TABLET HISAP EKSTRAK ETANOLIK DAUN SAGA (Abrus precatorius L.) DENGAN AMILUM MANIHOT SEBAGAI BAHAN PENGIKAT MENGGUNAKAN METODA GRANULASI BASAH.

0 1 14

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK DAUN PARE (Momordica charantia L.) MENGGUNAKAN GUMMI ARABICUM SEBAGAI BAHAN PENGIKAT SECARA GRANULASI BASAH.

0 7 20

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK DAUN PARE (Momordica charantia L.) DENGAN GELATIN SEBAGAI BAHAN PENGIKAT MENGGUNAKAN METODE GRANULASI BASAH.

1 7 21

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK KEMANGI (Ocimum sanctum L.) SECARA GRANULASI BASAH DENGAN MENGGUNAKAN PULVIS GUMMI ARABICI (PGA) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT.

0 2 18

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK KEMANGI (Ocimum sanctum L.) SECARA GRANULASI BASAH DENGAN MENGGUNAKAN KARBOKSIMETILSELULOSA NATRIUM SEBAGAI BAHAN PENGIKAT.

0 0 19

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK KEMANGI (Ocimum sanctum L.) SECARA GRANULASI BASAH DENGAN MENGGUNAKAN GELATIN SEBAGAI BAHAN PENGIKAT.

0 3 24