Bel Otomatis Berbasis ATMEGA

(1)

PENYERAHAN HAK EKSKLUSIF

Bahwa yang bertandatangan dibawah ini, penulis dan pihak perusahaan tempat penelitian, bersedia :

Bahwa hasil penelitian dapat dionlinekan sesuai dengan peraturan yang berlaku, untuk

kepentingan riset dan pendidikan .

Bandung, (31/01/1012)

Penulis, Perusahaan.

Nauval Maulana Akbar Haris


(2)

1

1.1

Latar Belakang

Perkembangan teknologi komputer saat ini sangatlah pesat, hampir disetiap aspek kehidupan kita sudah mengalami komputerisasi sehingga semuanya bisa serba otomatis. Dengan perpaduan antara komputer dengan mikrokontroler kita dapat menciptakan suatu alat yang digunakan untuk mengendalikan peralatan elektronik yang terdapat di sekolahan, rumah, perkantoran, ruko, mal, maupun apartemen.

Mikrokontroler yaitu sebuah komponen elektronik yang dapat bekerja sesuai dengan program yang diisikan ke dalam memorinya seperti layaknya sebuah komputer yang sangat sederhana. Hal ini memungkinkan sekali untuk menggunakan mikrokontroler sebagai pusat kendali. Kemajuan teknologi akan mempermudah pekerjaan manusia. Perkembangan yang

dilakukan adalah memadukan hardware dan software.

Di sebuah pabrik yang umum terdapat karyawan yang sangat banyak dan system kerja yang padat dengan alasan jalannya produksi tidak boleh terputus contoh pabrik benang, yang mana sebuah mesin yang tidak boleh berhenti tiba-tiba dan dinyalakan begitu saja dan sudah ada rencana produksi yang telah di tetapkan, dengan demikian terbentuk beberapa shift kerja yang memungkinkan kerja karyawan berjalan secara bergantian sesuai waktu yang ditentukan,disini terdapat jam-jam karyawan disaat masuk,pulang dan istirahat,disini harus ada penanda saat pergantian shift, Bel merupakan tanda dari sebuah pergantian shift dan istirahat, Untuk mengoperasikan suatu bel dibutuhkan seorang operator. Andaikata ada dua buah bangunan atau bahkan lebih pada satu pabrik, tentunya operator akan sibuk kesana-kemari hanya untuk menyalakan dan mematikan bel tanda peringatan, selain itu jika terjadi keterlambatan bahkan

sampai lupa menyalakan bel akibat human error akan menyebabkan terganggunya aktivitas

karyawan yang lebih buruknya lagi mengganggu produksi pabrik.

Untuk menyikapi hal tersebut penulis mengambil kesimpulan perlu adanya otomatisasi dalam penanganan bel yang selama ini berjalan manual, dengan membuat bel elektronik yang


(3)

berjalan otomatis maka kita dapat mengurangi resiko keterlambatan atau bahkan kelupaan membunyikan bel. Selain resiko tersebut kita dapat telah mengefisienkan sumber daya manusia.

Penggunaan mikrokontroler ATmega 8535 seri sangat cocok untuk diaplikasikan kedalam hal otomatisasi, selain dari harganya yang cukup ekonomis kemampuanya dianggap cukup untuk menyimpan perintah yang tidak terlalu banyak dan rumit, selain itu mikrokontroler ATmega 8535 ini sangat mudah didapat di pasaran, penulis akan membuat pengendalian bel secara otomatis dengan beberapa tambahan hardware lain.

Berdasarkan permasalahan dan studi lapangan yang penulis dapatkan, maka penulis

membuat judul “Pengendali Bel Dengan Mikrokontroler”.

1.2

Identifikasi Masalah

Dari uraian yang telah dipaparkan pada bab latar belakang, maka timbul suatu permasalahan bagaimana supaya Mikrokontroler ATmega 8535 dapat mengendalikan bel secara otomatis dengan pemrograman Visual Basic 6.0 sehingga bel dapat berjalan otomatis.

1.3

Maksud dan Tujuan

Maksud dari penulisan Kerja Praktek ini adalah agar penulis memahami cara dan mampu

membuat Bel Otomatis menggunakan rangkaian sederhana berbasis mikrokontroler ATmega

8535 guna memenuhi Kerja Praktek studi S1 Teknik Informatika.

Tujuan dari perancangan ini adalah merancang dan membangun alat pengendali bel

elektronik berbasis mikrokontroler ATmega8535 yang terdiri dari hardware dan software dengan

menggunakan Visual Basic 6.0. Perangkat ini diharapkan mampu untuk mengendalikan bel elektronik yang berada di seluruh area pabrik secara otomatis.

1.4 Batasan Masalah

Agar topik permasalahan yang akan dibahas lebih fokus dan tidak melebar maka penulis akan membatasi masalah sebagai berikut:


(4)

1. Mikrokontroler ATmega 8535 yang telah di isi dengan program menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic hanya berfungsi untuk mengendalikan bel elektronik secara otomatis.

2. Bel elektronik akan bekerja sesuai dengan jadwal yang berlaku pada perusahaan tersebut, yang berfungsi sebagai pengingat antara bel masuk, istirahat dan pulang untuk para karyawan.

1.5

Metodologi Penulisan

Metode yang digunakan dalam penulisan karya tulis ini yaitu adalah sebagai berikut:

1. Metode Kepustakaan Metode ini untuk mendapatkan konsep-konsep teoritis dengan

cara menganalisa data pada literatur (pustaka) dan media lain yang dapat membantu dalam pemecahan masalah.

2. Metode Observasi Dengan melakukan survei langsung di lapangan, kemudian

melakukan pencatatan dengan hasil survei tersebut.

1.6

Sistematika Penulisan

Sistematika yang digunakan dalam penulisan laporan kerja prakytek ini penulis menyusun dalam empat bab yang terdiri dari sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang, tujuan, perumusan masalah, batasan masalah dan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini merupakan penjelasan singkat tentang profil tempat kerja praktek dan

pengetahuan dasar tentang website dan software penunjang.

BAB III : PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan tentang bahan atau materi perancangan, alat yang dipergunakan untuk melaksanakan perancangan, jalannya perancangan


(5)

berupa uraian yang lengkap dan langkah-langkah yang diambil pada pelaksanaan perancangan untuk megendalikan peralatan elektronik.

Perancangan sistem dan pembuatan software dan hardware yang

dibutuhkan. Dan menjelaskan mengenai implementasi dari rancangan aplikasi yang telah dibuat sebelumnya, menganalisa proses kerja alat dan

software serta hasil evaluasi tentang tingkat keberhasilan alat tersebut.

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menjelaskan mengenai kesimpulan yang didapatkan dari hasil pembuatan pengendali peralatan elektronik dan pembahasan serta saran guna memperbaiki kelemahan yang ada pada laporan kerja praktek ini dan juga untuk pengembangan lebih lanjut.


(6)

5

Bab ini akan membahas tentang teori penunjang dalam pembangunan sebuah perangkat lunak menggunakan Visual basic yang dipadukan dengan perangkat keras berbasis

Microcontroller ATmega 8535. Untuk membangun sebuah aplikasi bel otomatis” di PT.Vonex

Indonesia.

2.1 Sejarah Perusahaan

PT. Vonex Indonesia merupakan perusahaan textile yang didirikan pada tanggal 14 Maret 1974 berdasarkan akte notaris Kartini Mulyani, S.H nomor 125 dengan status Penanaman Moda Asing (PMA). Kantor pusat PT. Vonex Indonesia berada di gedung Summit Mas Tower, Jalan

Jendral Sudirman Kav. 61-62, Jakarta Selatan, dan lokasi pabrik di jalan Raya Bandung – Garut

Km. 23,7 Bandung

PT. Vonex Indonesia mulai dibangun pada tanggal 13 juni 1974 di atas tanah seluas

62.000 m2 denga jumlah pintal sebanyak 5.200 mata pintal, pada tahun 1975, proses produksi

mulai berjalan dengan menggunakan 2 macam pengaturan jam kerja secara berkala (2 Shift). Selanjutnya pada tanggal 18 juni 1976 dimulai produksi dengan menggunakan system pengaturan jam kerja 3 shift tanpa pembagian group.

Pada tanggal 1 April 1978 dilakukan penambahan jumlah mata pintal sebanyak 1.200 mata pintal seiring dengan permintaan pasar yang semakin meningkat. Kemudian pada tanggal 26 Maret 1979 dimulai pelaksanaan pengaturan 3 shift 4 group. Penambahan mata pintal kembali dilakukan pada tanggal 5 januari 1981 sebanyak 1.600 mata pintal dan pada tanggal 20 oktober 1987 dilakukan lagi penambahan mata pintal sebanyak 2.000 mata pintal.

Untuk memenuhi permintaan pasar yang semakin meningkat, maka pada tanggal 29 mei 1989 dilakukan perluasan bangunan pabrik dengan membangun pabrik II yang pada awalnya melaksanakan proses produksi dengan menggunakan mata pintal sebanyak 5.200 mata pintal, selanjutnya di pabrik II dilakukan penambahan mata pintal secara bertahap hingga mencapai 11.600 mata pintal, sedangkan di pabrik I jumlah mata pintal mencapai 10.000 mata pintal


(7)

Pada tahun 1996, PT. Vonex Indonesia mendirikan pabrik IIIV7 yang artinya pabrik III pengembangan ke 7, dengan jumlah mata pintal sebanyak 8.160 mata pintal. Selanjutnya pada bulan mei 1997 didirikan pabrik IIIV8 dengan jumlah mata pintal 6.240 mata pintal.

Awal tahun 1999 didirikan pabrik IV diatas lahan yang dibeli dari PT Mira Fibre. Pada bulan januari 2001 PT Mira Fibre yang berlokasi di belakang PT. Vonex Indonesia bergabung dan menjadi bagian dari PT. Vonex Indonesia sebagai Departement Pencelupan (Dyeing Departement) dengan kapasitas produksi mencapai 2.500 ton per tahun.

Sampai akhir maret 2004 dengan beroperasinya pabrik I, pabrik II, pabrik IIIV7, Pabrik IIIV8, dan pabrik IV, maka PT. Vonex Indonesia mempunyai mata pintal sebanyak 55.952 buah mata pintal

Tetapi pada awal tahun 2005 PT. Vonex Indonesia mengalami penurunan dan pengurangan jumlah karyawan sehingga pabrik I dan IV dilelang beserta mesin-mesin yang terdapat didalamnya dan hingga kini pabrik yang beroperasi hanya pabrik II, IIIV7 dan IIIV8 dengan jumlah sisa mata pintal 26.000 mata pintal. Dan kantor pusat PT. Vonex Indonesia yang berpusat dijakarta dipindahkan ke bandung menjadi satu lokasi dengan pabriknya.


(8)

2.3 Struktur Organisasi

PT. Vonex Indonesia menggunakan jenis struktur organisasi yang berbentuk garis dan staf, di mana wewenang dan tanggung jawab setiap anggota dalam organisasi berdasarkan arah vertical, mengalir dari pimpinan tertinggi (president director) sampai kepada pekerja paling bawah (operator).

Struktur Organisasi PT. Vonex Indonesia

P re si de nt D ir e ct o r P E RS ON E L P UR C H A S E ACC W A R E H O US E GA M T C UT Y S P INN ING DY E ING F ac to r M an ag e r S e cr e tar y IT S af e ty Com it e S al e s M an ag e r M an ag e r M an ag e r M an ag e r Manag er M an ag e r M an ag e r S e c M ng r S ec Mng r S e c M ng r S e c M ng r S e c M ng r S e c M ng r C hi e f chi e f chi e f chi e f chi ef chi e f ch ie f chi e f chi e f Ope rat or O pe rat o r O pe rat o r O pe rat o r O pe rat o r O pe rat o r O pe rat o O pe rat o r O pe rat o r


(9)

2.4 Landasan Teori

2.4.1 Microsoft Visual Basic 6.0

Microsoft Visual Basic (sering disingkat sebagai VB saja) merupakan sebuah bahasa pemrograman yang bersifat event driven dan menawarkan Integrated Development Environment (IDE) visual untuk membuat program aplikasi berbasis sistem operasi Microsoft Windows dengan menggunakan model pemrograman Common Object Model (COM). Visual Basic merupakan turunan bahasa BASIC dan menawarkan pengembangan aplikasi komputer berbasis grafik dengan cepat, akses ke basis data menggunakan Data Access Objects (DAO), Remote Data Objects (RDO), atau ActiveX Data Object (ADO), serta menawarkan pembuatan kontrol ActiveX dan objek ActiveX. Beberapa bahasa skrip seperti Visual Basic for Applications (VBA) dan Visual Basic Scripting Edition (VBScript), mirip seperti halnya Visual Basic,tetapi cara kerjanya yang berbeda.

Para programmer dapat membangun aplikasi dengan menggunakan komponen-komponen yang disediakan oleh Microsoft Visual Basic Program-program yang ditulis dengan Visual Basic juga dapat menggunakan Windows API, tapi membutuhkan deklarasi fungsi eksternal tambahan.

Dalam pemrograman untuk bisnis, Visual Basic memiliki pangsa pasar yang sangat luas. Dalam sebuah survey yang dilakukan pada tahun 2005, 62% pengembang perangkat lunak dilaporkan menggunakan berbagai bentuk Visual Basic, yang diikuti oleh C++, JavaScript, C#, dan Java.

Bill Gates, pendiri Microsoft, memulai bisnis softwarenya dengan mengembangkan interpreter bahasa Basic untuk Altair 8800, untuk kemudian ia ubah

agar dapat berjalan di atas IBM PC dengan sistem operasi DOS. Perkembangan berikutnya ialah diluncurkannya BASICA (basic-advanced) untuk DOS. Setelah BASICA, Microsoft meluncurkan Microsoft QuickBasic dan Microsoft Basic (dikenal juga sebagai Basic Compiler).


(10)

Sejarah BASIC di tangan Microsoft sebagai bahasa yang diinterpretasi (BASICA) dan juga bahasa yang dikompilasi (BASCOM) membuat Visual Basic diimplementasikan sebagai gabungan keduanya.

Programmer yang menggunakan Visual Basic bisa memilih kode terkompilasi atau kode yang harus diinterpretasi sebagai hasil executable dari kode VB. Sayangnya, meskipun sudah terkompilasi jadi bahasa mesin, DLL bernama MSVBVMxx.DLL tetap dibutuhkan. Namun karakteristik bahasa terkompilasi tetap muncul (lebih cepat pakai mode terinterpretasi).

Visual Basic merupakan bahasa yang mendukung OOP, namun tidak sepenuhnya. Beberapa karakteristik obyek tidak dapat dilakukan pada Visual Basic, seperti Inheritance tidak dapat dilakukan pada class module. Polymorphism secara terbatas bisa dilakukan dengan mendeklarasikan class module yang memiliki Interface tertentu. Visual Basic (VB) tidak bersifat case sensitif.

Visual Basic menjadi populer karena kemudahan desain form secara visual dan adanya kemampuan untuk menggunakan komponen-komponen ActiveX yang dibuat oleh pihak lain. Namun komponen ActiveX memiliki masalahnya tersendiri yang dikenal sebagai DLL hell. Pada Visual Basic .NET, Microsoft mencoba mengatasi masalah DLL hell dengan mengubah cara penggunaan komponen (menjadi independen terhadap registry).

2.4.2 Microcontroler

Mikrokontroler adalah suatu alat elektronika digital yang mempunyai masukan dan keluaran serta kendali dengan program yang bisa ditulis dan dihapus dengan cara khusus, cara kerja mikrokontroler sebenarnya membaca dan menulis data. Sekedar contoh, bayangkan diri Anda saat mulai belajar membaca dan menulis, ketika Anda sudah bisa melakukan hal itu Anda bisa membaca tulisan apapun baik buku, cerpen, artikel dan sebagainya, dan Andapun bisa pula menulis hal-hal sebaliknya. Begitu pula jika Anda sudah mahir membaca dan menulis data maka Anda dapat membuat program untuk membuat suatu sistem pengaturan otomatik menggunakan mikrokontroler sesuai keinginan.

Anda. Mikrokontroler merupakan komputer didalam chip yang digunakan untuk mengontrol peralatan elektronik, yang menekankan efisiensi dan efektifitas biaya. Secara


(11)

harfiahnya bisa disebut "pengendali kecil" dimana sebuah sistem elektronik yang sebelumnya banyak memerlukan komponen-komponen pendukung seperti IC TTL dan CMOS dapat direduksi/diperkecil dan akhirnya terpusat serta dikendalikan oleh mikrokontroler ini.

Mikrokontroler memiliki fungsi seperti mikroprosesor. Perbedaan yang mencolok antara mikrokontroler dengan mikroprosesor adalah kesederhanaan mikrokontroler yang dapat berdiri sendiri tanpa kehadiran komponen lainnya (seperti ADC, dan Memori program). Mikrokontroler merupakan rangkaian terintegrasi yang dikemas seperti komponen IC pada umumnya. Perbedaan utama dengan IC adalah pada kemampuan untuk melaksanakan perintah yang tersimpan dalam memori programnya. Di samping itu, mikrokontroler juga dilengkapi dengan blok ALU yang dapat melakukan operasi aritmetika. Tanpa adanya program yang disimpan dalam memori program, maka mikrokontroler tidak dapat melakukan apapun.

Berikut gambar fisik Microcontroler Vers ATmega 8535.

Gambar 2.3 ATmega 8535

Ada beberapa jenis mikrokontroler, diantaranya keluarga ATMEL atau MCS-51, AVR, dan PIC. Masing-masing mempunyai keturunan atau keluarga sendiri-sendiri. Yaitu sebagai berikut.

2.4.3 Mikrokontroler AVR

merupakan mikrokontroler dengan arsitektur modern. Terdapat 3 macam atau jenis mikrokontroler AVR, yaitu


(12)

 TinyAVR

 AVR atau Classic AVR, dan

 megaAVR

Perbedaan jenis-jenis tersebut terletak dari fasilitas, atau lebih dikenal dengan fitur-fiturnya. Jenis TinyAVR merupakan mikrokontroler dengan jumlah pin yang terbatas (sedikit maksudnya) dan sekaligus fitur-fiturnya juga terbatas dibandingkan yang megaAVR. Semua

mikrokontroler AVR memiliki set instruksi (assembly) dan organisasi memori yang sama.

Mikrokontroler Alv and Vegard‟s Risc processor atau yang di singkat AVR merupakan

mikrokontroler RISC 8 bit. Karena RISC inilah sebagian besar kode instruksinya di kemas dalam

satu siklus clock. AVR adalah jenis mikrokontroler yang paling sering dipakai dalam bidang

elektronika dan

Gambar 2.4 Mikrokontroler AVR

2.4.4

Mikrokontroler MCS-51

Mikrokontroler MCS51 adalah Mikrokontroler yang paling popular saat ini. Keluarga ini diawali oleh Intel yang mengenalkan IC Mikrokontroler type 8051 pada awal tahun 1980-an, 8051 termasuk sederhana dan harganya murah sehingga banyak digemari, banyak pabrik IC besar lain .yang ikut memproduksinya, tentu saja masing-masing pabrik menambahkan kemampuan pada mikrokontroler buatannya meskipun semuanya masih dibuat berdasarkan


(13)

8051. Sampai kini sudah ada lebih 100 macam mikrokontroler turunan 8051, sehingga

terbentuklah sebuah „keluarga besar mikrokontroler‟ dan biasa disebut sebagai MCS51.

Gambar 2.5 Mikrokontroler MCS-51

2.4.5

Mikrokontroler PIC

Mikrokontroler PIC adalah salah satu jenis mikrokontroler yang diproduksi oleh microchip, inc. untuk mengontrol alat di sekeliling, sehingga mengurangi beban CPU utama.

PIC 18F452, sama seperti CPU, memiliki fungsi kalkulasi dan memori serta dikendalikan oleh software. Bagaimanapun PIC memiliki kapasitas memori yang kecil. Frekuensi kerja maksimum clock untuk mikrokontroler PIC adalah sekitar 20 MHz dan kapasitas memori untuk mengisikan program adalah sekitar 1k sampai dengan 4k. Frekuensi clock dapat menentukan kecepatan membaca suatu program dan sebuah instruksi dieksekusi atau dijalankan.


(14)

Gambar 2.6 Mikrokontroler PIC

2.4.6

Input/Output

saluran input terdiri dari beberapa saluran. Begitu juga untuk saluran output, terdiri dari beberapa saluran. Pada perkembangannya, saluran input dan output ini dapat disatukan ke dalam satu sistem blok yaitu sistem blok I/O (Input/Output). Saluran input/output merupakan media penghubung dengan piranti diluar sistem mikroprosesor. Piranti diluar sistem mikroprosesor dapat terdiri tombol/keyboard, peralatan-peralatan sensor (transducer), speaker, buzzer, lampu, display peraga, dsb.

2.4.7

CPU(Central Processing Unit)

CPU didalamnya berisi ALU (Aritmatic Logic Unit), Control Unit, PC (Program Counter) dan beberapa register (diantaranya adalah register Accumulator). ALU merupakan pusat pengolahan logika (AND, OR, NOT, Compare, etc) dan fungsi matematis (tambah, kurang, kali, bagi). Unit Control adalah unit yang berfungsi untuk mengambil, mengdekode dan melaksanakan urutan instruksi suatu program yang tersimpan dalam memori. Pelaksanaan dari instruksi dilakukan dengan cara mengatur sinyal kendali yang diperlukan dalam melakukan suatu operasi. Dapat disimpulkan bahwa unit control adalah suatu unit yang mengatur urutan operasi seluruh sistem mikroprosesor.


(15)

2.4.8

Memori

CPU dapat melakukan proses penulisan kepada memori maupun melakukan proses pembacaan pada memori. Sesuatu yang dibaca pada memori biasanya berupa program, sedangkan sesuatu yang ditulis pada memori biasanya disebut sebagai data. Jadi perlu dibedakan antara program dengan data. Pada proses pengolahan data input, CPU memerlukan suatu tempat

untuk melakukan “coretan-coretan” kecil. Dapat dianalogikan seorang manusia yang

memerlukan kertas-kertas kerja sebagai tempat coretan-coretan data sementara sebelum dihasilkan data yang diharapkan. Begitu pula dengan mikroprosesor memerlukan tempat sementara penyimpanan data sebelum data sesungguhnya dihasilkan.

2.4.9 ROM( Read Only Memory)

Memori ini memiliki sifat non-volatile, artinya data yang tersimpan didalamnya tidak akan mudah hilang bila power supply dihilangkan. Dengan sifat yang dimilikinya ini, ROM biasa digunakan sebagai media penyimpan program, bukan data. Ada beberapa turunan memori ROM, yaitu PROM (Programable ROM). Pada memori ini, proses penulisan program kedalamnya hanya bisa dilakukan satu kali. Program didalamnya tidak bisa dihapus. Kemudian

ada memori jenis ROM yang bisa dihapus (EPROM – Erasable PROM) yaitu UV-EPROM dan

EE-PROM. Proses penghapusan pada memori UV-EPROM dilakukan dengan cara mengenakan suatu cahaya ultra violet pada jendela yang terdapat pada kemasan memori. Sedangkan proses penghapusan pada memori EE-PROM dilakukan secara elektrikal, yaitu dengan memberikan suatu standar tegangan, arus dan batas waktu tertentu pada memori.

2.4.10

RAM

Memori ini memiliki sifat volatile, artinya data yang tersimpan didalamnya akan hilang bila power supply dihilangkan. Dengan sifat yang dimilikinya ini, RAM tidak dapat digunakan untuk menyimpan program. Teknologi pada RAM terbagi dua, yaitu RAM statik dan RAM dinamik. RAM statik biasanya memiliki kapasitas yang jauh lebih kecil dibanding dengan RAM dinamik, namun memiliki kelebihan yaitu tidak diperlukan suatu sistem refreshing (penyegaran) pada data yang tersimpan didalamnya. Sedangkan RAM dinamik memiliki kapasitas jauh lebih


(16)

besar daripada RAM statik, namun harus memiliki sistem tambahan yang rumit untuk proses penyegaran data yang tersimpan agar data tersebut tidak hilang.

2.5

AVR BASCOM

Bahasa pemprograman BASIC dikenal di seluruh dunia sebagai bahasa pemrograman handal, cepat, mudah dan tergolong kedalam bahasa pemprograman tingkat tinggi. Bahasa BASIC adalah salah satu bahasa pemprograman yang banyak digunakan untuk aplikasi mikrokontroler karena kemudahan dan kompatibel terhadap mikrokontroler jenis AVR dan

didikung oleh compiler software berupa BASCOM-AVR.

2.5.1 Tipe Data

Tipe data merupakan bagian program yang paling penting karena sangat berpengaruh pada program. Pemilihan tipe data yang tepat maka operasi data menjadi lebih efisien dan efektif.

Tabel 2.1 Tipe Data pada BASCOM AVR

No Tipe Jangkauan

12 3 4 5 6 7 8 BitByte Integer Word Long Single Double String

0 atau 10 – 255

-32,768 – 32,767

0 – 65535

-2147483648 – 2147483647

1.5 x 10^–45 – 3.4 x 10^38

5.0 x 10^–324 to 1.7 x 10^308


(17)

16 A C B D Mi cr o co n tr o le r A tm e ga 8 53 5 TERMINAL RELAY ALARM CPU Power supply RANGKAIAN SEDERHANA MICROCONTROLER

BAB III PEMBAHASAN

3.1

Analisis Umum Sistem

System Yang sedang berjalan saat ini adalah system pengendali bel yang berjalan secara manual, operator atau user akan menyalakan bel ketika jam masuk, istirahat dan pulang dsini membutuhkan SDM yang sangat teliti dan ketepatan, jangan sampai bel berbunyi melebihi jam kerja atau kurang dari jam kerja, terjadinya human error akan berakibat fatal yaitu akan mengakibatkan kurang efektifnya proses produksi terhadap karyawan dan mesin produksi, dan system yang berjalan manual ini dapat membuat factor kedisiplinan berkurang dikarenakan ketidak tepatan penanda-penanda waktu atau bunyi bel ketika waktu pergantian proses kerja atau proses aktivitas karyawan

Faktor ketepatan waktu dalam pergantian jam masuk kerja, jam pulang kerja bahkan jam istirahat sangat berpengaruh terhadap kinerja karyawan dalam berkarya, karena sedikit saja terjadi kesalahan walaupun hanya terlambat beberapa menit akan membuat situasi karyawan menjadi tidak kondusif bahkan sampai mempengaruhi kepada produksi, karena itu Perusahaan memerlukan alat bel otomatis sehingga pergantian waktu menjadi lebih mudah dan tepat waktu.

Dalam perkembangannya sampai saat ini, teknologi mikrokontroler dapat diaplikasikan untuk berbagai alat pengendali dengan bahasa pemrograman Visual Basic sebagai pendukungnya.

Dalam perancangan alat pada sistem pengendalian bel elektronik terdiri dari hardware dan

software. Gambar 3.1 menunjukan diagram blok sistem kendali perangkat bel otomatis secara umum.


(18)

Blok diagram diatas merupakan gambaran dari perangkat sedernaha mikrokontroler yang dibuat, yang terdiri dari power supply, mikrokontroler ATmega 8535, PCB rangkaian sederhana, Terminal, Relay, Alarm elektronik. Sistem kendali bel listrik mempunyai beberapa blok fungsional yaitu :

a) CPU digunakan sebagai jalannya program aplikasi yang mengontrol perangkat

sederhana mikrokontroler menggunakan sistem timer.

b) Mikrokontroler menghubungkan antara CPU dengan perangkat yang dikontrol,

mikrokontroler ini mempunyai 4 keluaran tetapi dalam penelitian ini hanya dipakai sati keluaran saja.

c) Alarm berupa bel listrik termasukd alam bagian perangkat serderhana.

Perancangan hardware meliputi perakitan mikrokontroler yang dihubungkan dengan

CPU dan perangkat bel listrik yang mempunyai teganggan arus AC. Perancangan software

meliputi program sistem kendali perangkat listrik yang dibuat menggunakan Visual Basic 6.0.

Penggunaan software sangat membantu untuk menjalankan perangkat yang dibuat.

Dalam membuat software ini bahasa yang digunakan adalah bahasa Visual Basic 6.0. Dengan

bahasa Visual Basic 6.0 memungkinkan kita berkomunikasi dengan mikrokontroler sehingga alat

yang dibuat dapat bekerja.

Dengan software yang diisikan pada mikrokontroler kita dapat mengendalikan bel

elektronik pada pabrik. Kita dapat melakukan penyetingan waktu bel elektronik yang akan dihidupkan/matikan sesuai jadwal kemudian menyimpan setingan tersebut dan dapat menyeting ulang lagi. Penyetingan hanya dilakukan oleh administrator dengan merubah ke dalam source

Visual Basic.

3.2

Studi Pustaka

Dalam perancangan sistem telah dilakukan studi pustaka untuk mendapatkan data-data yang digunakan dalam perancangan sistem selanjutnya. Data-data yang diambil dari Studi Pustaka diantaranya adalah :


(19)

2. Jadwal pergantian shift karyawan.

3.3

Perancangan Hardware

Mikrokontroler ATmega 8535 bukan merupakan perangkat yang dapat berdiri sendiri,

mikrokontroler ini memerlukan perangkat pendukungnya seperti PCB ( printed circuit board), terminal

sebagai penghubung relay dengan PCB dan yang terakhir relay yang berfungsi sebagai penghubung dan pemutus arus. Dalam perancangan hardware terdapat dua komponen penting, antara lain :

1. Catu daya (adaptor)

Suatu rangkaian elektronik dapat bekerja dengan baik apabila adanya catu caya, dalam hal ini daya atau energi listrik arus searah, Gambar 3.2 Skema catu daya, menunjukan rangkaian yang digunakan untuk mensuplai perangkat sederhana mikrokontroler.

Gambar 3.2 Skema catu daya

Gambar diatas menunjukan rangkaian catu daya dari adaptor digunakan 6 volt, keluaran sebesar 5 Volt tersebut akan digunakan untuk mensuplai kebutuhan perangkat sederhana mikrokontroler.

2. Saklar elektronik

Saklar elektronik yang tidak memiliki bagian yang bergerak. Contohnya foto-coupled SSR, transformer-coupled SSR, dan hybrida SSR. Solid state relay ini dibangun dengan isolator untuk memisahkan bagian input dan bagian saklar. Dengan Solid state relay kita dapat menghindari terjadinya percikan api dan pengeroposan seperti yang terjadi pada relay konvensional.


(20)

3.3.1 Kebutuhan Hardware.

Kebutuhan perangkat keras dalam membangun perancangan ini adalah:

a. Microcontroler ATmega8535.

b. Relay.

c. Terminal.

d. PCB rangkaian sederhana.

e. Bel listrik.

f. Power Supply.

g. Downloader.

h. PC untuk Coding.

3.4

Perancangan Software

Perancangan software dimaksudkan agar computer dapat bertugas mengirimkan data ke mikrokontroler, sistem kendali bel otomatis ini dibuat menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic 6.0 yang berbasiskan GUI (Graphic User Interface).

Agar program dapat diimplementasikan sesuai dengan kegunaannya maka perlu merencanakan dahulu alur program yang akan dibuat. Pada Gambar 3.3 berikut menggambarkan alur program aplikasi sistem bel otomatis yang akan dirancang.


(21)

MULAI

Settingan

Apakah sekarang hari senin,selasa, rabu atau kamis ?

Timer 2 ON

Apakah sekarang hari jumat?

Timer 3 ON Ya

Tidak

Ya

Timer 4 ON

SELESAI

Tidak

Gambar 3.3 Rancangan alur program Timer 1

Maksud dari alur diatas adalah, ketika program diaktifkan, program akan mengenali perintah yang berupa set waktu jam yang akan menginstruksikan kapan komputer mulai mengeluarkan sinyal ke mikrokontroler yang akan mengaktifkan bel listrik, alur tersebut menyeleksi hari yang sedang berjalan setelah menyeleksi hari lalu didapat kategori timer.


(22)

MULAI

Lihat format hari ini

jika hari ini jam "01:00:00" atau "06:00:00" atau "08:00:00" atau "08:45:00" atau "09:30:00" atau "11:30:00" atau "13:00:00" atau "14:00:00"atau "16:45:00" atau "18:00:00" atau "18:45:00" atau

"22:00:00" lalu

Bel On Bel Off

SELESAI

Gambar 3.4 Rancangan alur program Timer 2,3 dan 4

Maksud dari alur diatas adalah, ketika program sudah mendapatkan timer yang tepat dalam kondisi ini timer 2 maka ada penyeleksian lagi pada jam nya, dimana jam tersebut merupakan waktu bel otomatis akan berbunyi. Alur diatas berlaku untuk timer 3 dan timer 4.

Perancangan aplikasi bel otomatis terprogram berbasis PC dirancang memanfaatkan form Visual Basic 6.0 sebagai tampilan adapun rancangan tampilan formnya sebagai berikut.


(23)

Gambar 3.4 Rancangan form tampilan

Pada tampilan display program merupakan informasi mengenai hari, jam beserta tanggal lengkap yang sedang berjalan. Tampilan ini tidak dapat mengubah jam yang sudah terjadwal. Tetapi hanya menampilkan saja.

3.4.1 Kebutuhan Software.

Kebutuhan perangkat lunak dalam membangun perancangan ini adalah:

a. Windows XP.

b. Visual Basic 6.0

c. AVR-BASCOM


(24)

3.5 Jadwal Pergantian Shift

Pergantian shift yang dilakukan pada perusahaan dalam satu hari yaitu 3 kali pergantian shift. Pergantian shift dimaksudkan untuk mencegah terjadinya waktu terbuang sia-sia. Dengan pergantian shift. Satu hari dibagi menjadi 3 bagian yaitu pagi, siang dan malam.

Untuk memenuhi peraturan kerja dari jamsostek maka dalam satu minggu karyawan hanya bekerja 40 jam. Diluar dari ini dianggap over time. Maka dibuatlah kriteria shift berdasarkan waktu. Contoh saja shift pagi yaitu masuk pukul 6, pulang pukul 14:00, dilanjut dengan shift siang pukul 14:00 sampai dengan pukul 22:00 dan yang terakhir shift malam 22:00 sampai pukul 06:00.

Hari

:00 :00 :00 :45 :30 1:30 2:00 3:00 2:45 4:00 6:45 8:00 8:45 2:00

Senin/ kamis

Jumat

Sabtu/ Minggu

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah perangkat dapat bekerja dengan baik. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengujian ini sebagai berikut.

3.6

Pengujian

Hardware

.

Bel otomatis ini memanfaatkan tegangan dari sebuah adaptor dengan output 12V 500mA, pastikan kondisi fisik adaptor yang kita pakai bagus dan juga sudah di test terlebih dahulu


(25)

Gambar 4.1 Catu daya berupa adaptor.

Pastikan perangkat sederhana mikrokontroler ATmega 8535 sudah dapat dipakai cara pengetesan masukan catu daya kedalam inputan arus yang telah tersedia portnya. Setelah dimasukan pada portnya jika lampu led yang ada pada perangkat sederhana aktif maka perangkat tersebut siap diisikan dengan program, pastikan Slot jumper pada posisi ISP.

Gambar 4.2 Port catu daya dan jumper.

Penjelasan dari Gambar 3.2 diatas lingkaran merah menandakan bahwa daerah tersebut adalah port untuk slot catu daya, dan yang dilingkari kuning yaitu port settingan untuk mengisikan program melalui downloader.


(26)

Jumper tersebut memiliki dua posisi yang dapat dipindahkan, kondisi jumper pada posisi

yang pertama untuk seting pengisian program dan kondisi jumper pada posisi yang kedua yaitu

untuk kondisi standby. Dengan kata lain standby program yang sudah di isikan ke dalam mikrokontroler siap dijalankan.

Selanjutnya terminal kita pasang pada salah satu port yang tersedia pada rangkaian sederhana. Penulis dalam hal ini memakai port C. fungsi terminal ini sebagai penghubung antara perangkat dengan alat elektronik yang akan kita pakai saat ini yaitu bel listrik. Pastikan bel listrik sudah terpasang dengan catu daya dan yang terakhir hubungkan kabel serial to USB sebagai jembatan antara PC dengan mikrokontroler, dan pastikan di dalam CPU sudah terdeteksi.

3.7 Implementasi pada Sistem Operasi.

Sebelum kita masuk kedalam program, pastikan dahulu apakah sistem operasi (Windows XP) kita sudah dapat mengenali kabel Serial to USB yang dipakai untuk menghubungkan mikrokontroler dengan PC, cara melakukan pengecekan masuk ke Device manager, MyComputer (KlikKanan) > Properties > Device Manager.


(27)

Jika tidak ada tanda seru maka kita dapat melanjutkan dengan penyetingan port. Jika masih ada tanda seru pada COM1 maka kita harus install Driver SerialtoUSB.

Seting port sangat penting karena jika port tidak cocok dengan yang kita seting di program maka tidak akan terkoneksi. Cara cek settingan port ada pada Device Manager klik kanan pada port yang ingin kita seting lalu pilih Advance Port Setting maka akan tampil seperti Gambar 4.4

Gambar 4.4 Tampilan Advance Seting.

Pilih COM port Numbernya COM1 (mengikuti setingan pada Program). Setelah itu pastikan BITpersec, Databit, Parity, Stop bits dan FlowControl sama dengan setingan program


(28)

3.8 Implementasi Program Visual Basic

Tampilan program yang berupa form Visual Basic dibuat sangat sederhana karena hanya berfungsi untuk menampilkan status jam saja.


(29)

MULAI

Text1.Text=WeekdayName(Weekday(now)) Text2.Text=Format(Now,”hh:mm:ss”)

Text3.Text=DateValue(now) Text4.Text=Text2.text

Text1.Text=”Monday”or Text1.Text=”Tuesday”or Text1.Text=”Wednesday”or Text1.Text=”Thursday” then

Timer2.Enable=True Timer3.Enable=False Timer4.Enable=False

If Text1.Text=”Friday” then

Timer2.Enable=False Timer3.Enable=True Timer4.Enable=False Ya

Tidak

Ya

Timer2.Enable=False Timer3.Enable=False Timer4.Enable=True

SELESAI

3.8.1 Flow chart Timer 1


(30)

MULAI

Text4.Text = Text2.Text

Text2.Text = Format(Now, "hh:mm:ss")

If Text4.Text = "01:00:00" Or Text4.Text = "06:00:00" Or Text4.Text = "08:00:00" Or Text4.Text = "08:45:00" Or Text4.Text = "09:30:00" Or Text4.Text = "12:00:00" Or Text4.Text = "12:45:00" Or Text4.Text = "14:00:00" Or Text4.Text = "16:45:00" Or Text4.Text = "18:00:00" Or Text4.Text = "18:45:00" Or Text4.Text = "22:00:00" Then

Timer5.Enabled = True Else

Timer5.Enable = True Timer5.Enable = False

SELESAI

3.8.2

Flow chart Timer 2


(31)

MULAI

Text4.Text = Text2.Text

Text2.Text = Format(Now, "hh:mm:ss")

If Text4.Text = "01:00:00" Or Text4.Text = "06:00:00" Or Text4.Text = "08:00:00" Or Text4.Text = "08:45:00" Or Text4.Text = "09:30:00" Or Text4.Text = "11:30:00" Or Text4.Text = "13:00:00" Or Text4.Text = "14:00:00" Or Text4.Text = "16:45:00" Or Text4.Text = "18:00:00" Or Text4.Text = "18:45:00" Or Text4.Text = "22:00:00" Then

Timer5.Enable = True Timer5.Enable = False

SELESAI

3.8.3

Flow chart Timer 3


(32)

MULAI

Text4.Text = Text2.Text

Text2.Text = Format(Now, "hh:mm:ss")

If Text4.Text = "01:00:00" Or Text4.Text = "06:00:00" Or Text4.Text = "08:45:00" Or Text4.Text = "09:30:00" Or Text4.Text = "14:00:00" Or Text4.Text = "18:00:00" Or Text4.Text = "18:45:00" Or Text4.Text = "22:00:00" Then

Timer5.Enable = True Timer5.Enable = False

SELESAI

3.8.4

Flow chart Timer 4


(33)

3.9

mplementasi Program AVR-BASCOM

Software ini yang akan merubah bahasa pemrogrman Visual Basic menjadi file yang berekstensi .HEX yang dimana file tersebut yang akan kita tanamkan ke dalam Mikrokontroler.


(34)

(35)

3.10 Uji Coba Rangkaian

Pada rangkaian yang dibuat penulis perlu melakukan uji coba untuk memastikan seberapa jauh kemampuan mikrokontroler membunyikan bel berdasarkan jadwal yang sudah dibuat. Uji coba dilakukan dengan mengaktifkan mikrokontroler dan didapat hasil sebagai berikut :

Hari

:00 :00 :00 :45 :30 1:30 2:00 3:00 2:45 4:00 6:45 8:00 8:45 2:00

Senin/ kamis Jumat Sabtu/ Minggu

Keterangan :

1 : Bel Aktif.

0 : Bel Tidak Aktif.

Dari pengujian diatas didapat bahwa bel dapat aktif sesuai pada waktu yang telah ditetapkan.

3.11 Kendala Rangkaian Hardware dan Aplikasinya.

Pada rangkaian sederhana Mikrokontroler ATmega ini penulis mendapatkan kendala dimana rangkaian tersebut harus terhubung dengan PC sebagai monitoring.

Pada software aplikasi yang dipakai untuk mengkonversikan hanya terbatas kemampuan nya, dengan kata lain hanya bisa mengkonversi beberapa bahasa pemrograman saja.


(36)

35

4.7 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil bedasarkan hasil perancangan pada perangkat bel otomatis adalah :

1. Memanfaatkan mikrokontroler jadwal bel otomatis sangat cocok mengingat fungsinya

yang dapat menjalankan program secara otomatis ketika program sudah ditanamkan di dalam memori mikrokontroler.

2. Mikrokontroler ATmega tidak bisa berdiri sendiri dibutuhkan perangkat system

sederhana lainnya sebagai penunjang, seperti board, terminal dan relay.

3. Pengisian program pada mikrokontroler hanya bisa dilakukan jika program sudah

berekstensi .HEX.

4.8

Saran

Berdasarkan perancangan dan implementasi sistem serta penarikan kesimpulan diatas maka penulis memberi saran sebagai berikut :

1. Untuk memaksimalkan perangkat mickrokontroler dan sistem yang telah ada kita

bisa membuatkan aplikasi yang lain seperti menambahkan tampilan display pada perangkat keras.

2. Untuk pengembangan lebih lanjut kita dapat menambah perangkat downloader

yang dibeli terpisah sehingga kita lebih mudah dalam penyetingan waktu tidak perlu ada computer yang stanby.

3. Untuk pengembangan selanjutnya dibutuhkan tambahan program yang bias

merubah waktu jam secara langsung tanpa harus ditanam kembali, yang menyambungkan perubahan setting waktu di mikrokontroler


(37)

KERJA PRAKTEK

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kerja Praktek

Program Strata Satu Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer

Universitas Komputer Indonesia

NAUVAL MAULANA AKBAR

(10109807)

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(38)

36

Aref,Darmawan. 2001. Elektronika Dasar. Yogyakarta : Andi Offset.

Wardhana, Lingga. 2006. Belajar Sendiri Microkontroler AVR seri ATMEGA 8535

Simulasi. Jakarta : 1st Published.

Winoto,Ardi. 2009. Mikrokontroler AVR ATmega8/32/16/8535. Bandung : Penerbit INFORMATIKA .

http://www.elektro.undip.ac.id/mikro/?page_id=206 http://henryajo88.blogspot.com

http://pcr.akespraktis.net/TutorialVisualBasic.pdf


(39)

iii

Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat, karuniaNya dan bimbinganNya sehingga penulis dapat menjalankan kerja praktek serta penyusunan laporan kerja praktek ini terlaksana dengan baik. Laporan ini merupakan hasil dari pelaksanaan kerja praktek yang dilakukan di PT. Vonex Indonesia, yang dimulai pada tanggal 01 November sampai 31 Desember 2011, penyusunan laporan kerja praktek ini dilakukan untuk memenuhui mata kuliah wajib dan merupakan salah satu syarat kelulusan akademik pada program studi Strata 1 Teknik Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia.

Dalam melakukan kerja praktek ini banyak sekali pengalaman berharga yang di dapatkan, serta bantuan dan bimbingan, baik bimbingan dari pihak PT. Vonex Indonesia maupun bimbingan dari pihak Universitas Komputer Indonesia. Oleh karena itu pada kesempatan ini tak lupa juga untuk mengucapkan terima kasih kepada:

1. Orang tua dan keluarga tercinta, yang memberikan dukungan moril maupun materil,

dalam penyusunan dan pelaksanaan kerja praktek.

2. Bapak Haris Selaku Pembimbing Lapangan Kerja Praktek.

3. Bapak Galih, S.T. Selaku dosen pembimbing dari kampus.

4. Ibu Mira Kania Sabariah, S.T, M.T. selaku ketua jurusan Teknik Informatika.

5. Teman – teman yang telah membantu saya dalam menyelesaikan laporan kerja

praktek ini.

Dalam pengerjaan laporan kerja praktek ini, tidak terlepas dari kekurangan, oleh karena itu sangat diharapkan sekali kritik dan saran yang sifatnya membangun, untuk menciptakan laporan ini lebih baik lagi, semoga laporan ini dapat bermanfat.

Bandung, Desember 2011


(40)

(1)

34

3.10 Uji Coba Rangkaian

Pada rangkaian yang dibuat penulis perlu melakukan uji coba untuk memastikan seberapa jauh kemampuan mikrokontroler membunyikan bel berdasarkan jadwal yang sudah dibuat. Uji coba dilakukan dengan mengaktifkan mikrokontroler dan didapat hasil sebagai berikut :

Hari

:00 :00 :00 :45 :30 1:30 2:00 3:00 2:45 4:00 6:45 8:00 8:45 2:00

Senin/ kamis

Jumat

Sabtu/ Minggu

Keterangan :

1 : Bel Aktif.

0 : Bel Tidak Aktif.

Dari pengujian diatas didapat bahwa bel dapat aktif sesuai pada waktu yang telah ditetapkan.

3.11 Kendala Rangkaian Hardware dan Aplikasinya.

Pada rangkaian sederhana Mikrokontroler ATmega ini penulis mendapatkan kendala dimana rangkaian tersebut harus terhubung dengan PC sebagai monitoring.

Pada software aplikasi yang dipakai untuk mengkonversikan hanya terbatas kemampuan nya, dengan kata lain hanya bisa mengkonversi beberapa bahasa pemrograman saja.


(2)

35

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.7 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil bedasarkan hasil perancangan pada perangkat bel otomatis adalah :

1. Memanfaatkan mikrokontroler jadwal bel otomatis sangat cocok mengingat fungsinya yang dapat menjalankan program secara otomatis ketika program sudah ditanamkan di dalam memori mikrokontroler.

2. Mikrokontroler ATmega tidak bisa berdiri sendiri dibutuhkan perangkat system sederhana lainnya sebagai penunjang, seperti board, terminal dan relay.

3. Pengisian program pada mikrokontroler hanya bisa dilakukan jika program sudah berekstensi .HEX.

4.8

Saran

Berdasarkan perancangan dan implementasi sistem serta penarikan kesimpulan diatas maka penulis memberi saran sebagai berikut :

1. Untuk memaksimalkan perangkat mickrokontroler dan sistem yang telah ada kita bisa membuatkan aplikasi yang lain seperti menambahkan tampilan display pada perangkat keras.

2. Untuk pengembangan lebih lanjut kita dapat menambah perangkat downloader yang dibeli terpisah sehingga kita lebih mudah dalam penyetingan waktu tidak perlu ada computer yang stanby.

3. Untuk pengembangan selanjutnya dibutuhkan tambahan program yang bias merubah waktu jam secara langsung tanpa harus ditanam kembali, yang menyambungkan perubahan setting waktu di mikrokontroler


(3)

BEL OTOMATIS BERBASIS ATMEGA 8535

KERJA PRAKTEK

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kerja Praktek

Program Strata Satu Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer

Universitas Komputer Indonesia

NAUVAL MAULANA AKBAR

(10109807)

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(4)

36

DAFTAR PUSTAKA

Aref,Darmawan. 2001. Elektronika Dasar. Yogyakarta : Andi Offset.

Wardhana, Lingga. 2006. Belajar Sendiri Microkontroler AVR seri ATMEGA 8535 Simulasi. Jakarta : 1st Published.

Winoto,Ardi. 2009. Mikrokontroler AVR ATmega8/32/16/8535. Bandung : Penerbit INFORMATIKA .

http://www.elektro.undip.ac.id/mikro/?page_id=206

http://henryajo88.blogspot.com

http://pcr.akespraktis.net/TutorialVisualBasic.pdf


(5)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat, karuniaNya dan bimbinganNya sehingga penulis dapat menjalankan kerja praktek serta penyusunan laporan kerja praktek ini terlaksana dengan baik. Laporan ini merupakan hasil dari pelaksanaan kerja praktek yang dilakukan di PT. Vonex Indonesia, yang dimulai pada tanggal 01 November sampai 31 Desember 2011, penyusunan laporan kerja praktek ini dilakukan untuk memenuhui mata kuliah wajib dan merupakan salah satu syarat kelulusan akademik pada program studi Strata 1 Teknik Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia.

Dalam melakukan kerja praktek ini banyak sekali pengalaman berharga yang di dapatkan, serta bantuan dan bimbingan, baik bimbingan dari pihak PT. Vonex Indonesia maupun bimbingan dari pihak Universitas Komputer Indonesia. Oleh karena itu pada kesempatan ini tak lupa juga untuk mengucapkan terima kasih kepada:

1. Orang tua dan keluarga tercinta, yang memberikan dukungan moril maupun materil, dalam penyusunan dan pelaksanaan kerja praktek.

2. Bapak Haris Selaku Pembimbing Lapangan Kerja Praktek. 3. Bapak Galih, S.T. Selaku dosen pembimbing dari kampus.

4. Ibu Mira Kania Sabariah, S.T, M.T. selaku ketua jurusan Teknik Informatika.

5. Teman – teman yang telah membantu saya dalam menyelesaikan laporan kerja praktek ini.

Dalam pengerjaan laporan kerja praktek ini, tidak terlepas dari kekurangan, oleh karena itu sangat diharapkan sekali kritik dan saran yang sifatnya membangun, untuk menciptakan laporan ini lebih baik lagi, semoga laporan ini dapat bermanfat.

Bandung, Desember 2011


(6)