Bangsa : Eubacteriales
Suku : Micrococcaceae
Marga : Staphylococcus
Jenis : Staphylococcus aureus
Salle, 1961 Staphylococcus aureus adalah bakteri Gram positif yang berbentuk bulat
seperti buah anggur yang berkelompok dan tidak teratur dengan diameter antara 0,8 - 1,0 µm, tidak bergerak, dan tidak berspora Jawetz et al., 2001. Bakteri
Staphylococcus aureus merupakan bakteri patogen yang bersifat invasif, menyebabkan hemolisis, dapat membentuk koagulase, mencairkan gelatin, serta
mampu membentuk pigmen kuning emas. Staphylococcus aureus dapat memfermentasi manitol dan dapat menghemolisis sel darah merah Warsa, 1994.
Bakteri ini juga dapat memfermentasikan beberapa karbohidrat dan dapat menghasilkan pigmen yang berwarna, tidak dapat larut air, mampu menghasilkan
asam laktat dan tidak menimbulkan gas Jawetz et al., 2001.
3. Antibakteri
Antibakteri adalah senyawa atau zat yang mampu membunuh atau memperlambat pertumbuhan bakteri. Salah satu metode yang digunakan untuk
mengetahui adanya aktivitas antibakteri adalah metode difusi sumuran. Pengamatan aktivitas antibakteri dilakukan dengan mengukur diameter zona
hambat dari pertumbuhan bakteri. Ada 2 jenis zona hambat bakteri yaitu zona radikal dan irradikal. Zona radikal yaitu suatu daerah disekitar sumuran dimana
sama sekali tidak ditemukan adanya pertumbuhan bakteri. Zona irradikal adalah suatu daerah disekitar sumuran dimana pertumbuhan bakteri yang dihambat tetapi
tidak dimatikan atau pertumbuhan bakteri jarang Jawetz et al., 2001.
4. Gel
Gel merupakan sistem semipadat terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh
suatu cairan DepKes RI, 1995. Komponen gel dibagi menjadi dua yaitu gelling agents dan bahan tambahan.
a. Gelling agent
Salah satu jenis gelling agent adalah HPMC. Pemerian dari HPMC adalah bentuknya serbuk putih tidak berbau dan tidak memiliki rasa, larut dalam air, larut
dalam air dingin, praktis tidak larut dalam kloroform, etanol, dan eter, tetapi tidak larut dalam campuran etanol dan diklorometan, dalam campuran metanol dan
diklorometan, dan campuran air dan alkohol. Stabilitas HPMC stabil dan harus disimpan dalam wadah tertutup baik ditempat sejuk dan kering Rogers, 2009.
b. Bahan tambahan
1 Humektan
Salah satu jenis humektan adalah propilen glikol dengan konsentrasi ≈15
Weller, 2009. Propilen glikol berupa cairan kental, jernih, tidak bewarna, tidak berbau, rasa agak manis, dan higroskopik. Propilen glikol dapat campur dengan
air, dengan etanol 95 P dan dengan kloroform P, larut dalam 6 bagian eter P, tidak dapat campur dengan eter minyak tanah P dan dengan minyak lemak
DepKes RI, 1979. Humektan akan menjaga kestabilan sediaan gel dengan cara mengabsorbsi lembab dari lingkungan dan mengurangi penguapan air dari
sediaan. Selain menjaga kestabilan sediaan, secara tidak langsung humektan juga dapat mempertahankan kelembaban kulit sehingga kulit tidak kering Harry,
1982. 2
Pengawet Pengawet yang biasa digunakan adalah metil paraben dan propil paraben.
Metil paraben dan propil paraben mempunyai sifat antibakteri. Penggunaan metil paraben sebagai sediaan topikal 0,02–0,3 dan propil paraben 0,01–0,6
Haley, 2009. Metil paraben berbentuk serbuk hablur halus, putih, hampir tidak berbau, tidak mempunyai rasa, dan mempunyai rasa tebal agak membakar
sedangkan propil paraben berbentuk serbuk hablur putih, tidak berbau, dan tidak berasa DepKes RI, 1979.
5. Metode Desain Faktorial
Metode desain faktorial adalah metode desain yang digunakan untuk menjelaskan pengaruh dari beberapa faktor yang diamati secara simultan dan
menunjukkan terjadinya interaksi antara faktor yang diamati terhadap respon. Faktor merupakan variabel bebas yang memiliki dua level atau lebih, yaitu level
rendah dan level tinggi. Respon diukur secara kuantitatif untuk mengetahui adanya interaksi dan faktor yang dominan Bolton, 1997.
a. Faktor Faktor merupakan variabel yang ditetapkan, seperti waktu, suhu, dan jenis
bahan. Faktor bersifat kualitatif dan kuantitatif, misalnya faktor HPMC dan propilen glikol. Desain faktorial dapat memiliki satu atau lebih faktor, tetapi
hanya percobaan yang memiliki dua faktor. Percobaan yang memiliki satu faktor lebih tepat dianalisis dengan anova Bolton, 1997.
b. Level Level merupakan nilai yang ditetapkan untuk faktor, misalnya dari level
terendah dan tertinggi untuk faktor HPMC adalah 10 bb dan 18 bb. Percobaan desain faktorial merupakan kombinasi dari faktor dan level Bolton,
1997. c. Respon
Respon merupakan hasil terukur yang diperoleh dari percobaan yang telah dilakukan. Perubahan respon dapat disebabkan karena variasi level Bolton,
1997. d. Efek
Efek merupakan perubahan respon yang disebabkan oleh perubahan level faktor. Main effect merupakan rata-rata respon pada level tinggi dikurangi rata-
rata respon pada level rendah Bolton, 1997. e. Interaksi
Interaksi menjelaskan tidak adanya sifat aditifitas dari “penambahan efek- efek faktor”. Interaksi dapat bersifat sinergis atau antagonis. Sinergis artinya hasil
interaksi tersebut mempunyai efek yang lebih besar dari penjumlahan efek masing-masing faktor, sedangkan antagonis artinya hasil interaksi tersebut
memiliki efek yang lebih kecil dari penjumlahan masing-masing efek dan faktor Bolton, 1997.
Persamaan umum desain faktorial:
Y = β
+ β
1
X
1
+ β
2
X
2
+ β
3
X
1
X
2
1
Keterangan: X
1
= faktor A Y = respon terukur
X
2
= faktor B Β
, β
1
, β
2
, β
3
= koefisien nilai X
1
X
2
= interaksi antara kedua faktor
Satu persamaan yang diperoleh mewakili satu uji, jadi apabila dilakukan beberapa uji maka akan menghasilkan beberapa persamaan. Persamaan yang
diperoleh kemudian dibuat contour plot dan Anova untuk menentukan faktor yang berefek dominan atau signifikan dan adanya interaksi antar faktor. Faktor yang
signifikan berarti jika level diubah sedikit saja maka akan berpengaruh terhadap hasilnya Bolton, 1997.
E. Landasan Teori