3. Penyimpanan lateks pekat
Lateks pekat hasil pusingan meskipun telah ditambah dengan bahan pemantap,lateks itu masih belum siap dipasarkan. Lateks pekat itu perlu diperamdisimpan selama 2
minggu atau lebih. Pemeraman ini dimaksudkan agar bahan pemantap berfungsi efektif. Selama pemeraman perlu diaduk setiap hari untuk menjaga agar tidak terjadi
pengendapan. Pengadukan dilakukan dengan pengaduk rpm rendah 30 – 60 rpm dilakukan selama 15 – 30 menit.
Volume setiap tangki sebaiknya dapat menampung hasil olahan selama 3 atau 6 hari bila dilakukan sistem sadap 3 hari sekali. Hal ini dimaksudkan agar mutu lateks
pekat dari tangki yang satu dengan yang lain akan sama. 4.
Pengemasan Pada umumnya pengemasan lateks pekat dilakukan dalam drum besi atau plastik
volume 200 Liter. Bila menggunakan drum besi perlu terlebih dahulu diberi bahan pelapis di bagian dalamnya. Pelapisan dengan lilin atau bitumen pada bagian dalam
drum mutlak diperlukan meskipun dengan konsekuensi penambahan biaya dan tenaga. Secara ideal drum sebaiknya digunakan sekali pakai, tetapi harus jarang untuk
dipakai berulang kali dengan resiko dapat menurunkan mutu lateks pekat yang dikemas.
Pada prinsipnya pengemasan lateks pekat harus dilakukan dalam wadah yang sesuai, bersih, kering, dan tertutup rapat, disamping tersimpan dalam tempat yang
sejuk demi untuk menjaga mutu lateks tidak cepat menurun.
2.3.2 Lateks Dadih
Metode pemekatan lateks ini menggunkaan bantuan bahan kimia yang berperan sebagai bahan pendadih. Jadi, berbeda dengan cara pusingan yang menggunakan alat
mekanis. Urutan pengolahan lateks dadih adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
1. Penerimaan lateks
Lateks diterima dalam tangki – tangki melalui saringan. Untuk dapat diolah menjadi lateks pekat yang baik ,sangat diperlukan bahan lateks kebun yang baik. Lateks ini
harus telah diawetkan dengan bahan pengawet sedini mungkin yaitu dengan menambahkan
dengan kadar ≥ 0,7. Di samping itu, untuk mendapatkan hasil
pendadihan yang baik sesuai dengan mutu standar, diperlukan bahan lateks kebun dengan KKK
≥ 30. 2.
Pendadihan Bahan lateks kebun yang telah dibubuhi dengan bahan pengawet dan telah disaring itu
dimasukkan ke dalam tangki pendadihan. Ke dalam tangki pendadih dimasukkan bahan pendadih yaitu 140 cc larutan tepung Konyaku 1 atau 60 cc larutan amonium
alignat 1 untuk tiap liter lateks. Kemudian diaduk merata denagn alat pengaduk yang berputar denagn kecepatan antara 200 – 400 rpm selma 20 – 60 menit.
Setelah diaduk merata didiamkan selama beberapa waktu 3 – 4 minggu untuk memberi kesempatan partikel – partikel karet terkumpul pada bagian atas dan
skim di bagian bawah. Skim dari bagian bawah dikeluarkan untuk dialirkan ke dalam bak pengumpul skim. Proses pendadihan yang baik akan menghasilkan skim berkadar
karet antara 3 – 5. 3.
Penyimpanan dan pengemasan Penyimpanan dan pengemasan lateks dadih sama seperti yang dilakukan pada lateks
pusingan. Skim sebagai limbah pengolahan lateks pekat biasanya diolah tersendiri dan dijual dalam bentuk bekuan basah atau dalam bentuk krep. Krep skim ini termasuk
gumpalan mutu rendah yang dapat diolah menjadi karet remah. Selain kedua cara pengentalan seperti yang telah diuraikan di atas,masih
dikenal satu cara lagi yaitu melalui proses penguapan. Pada dasarnya cara pengentalan dengan penguapan adalah menguapkan air yang ada pada lateks. Sebagai bahan
pemantap dan pengawet digunakan sabun kalium dan basa KOH. Lateks pekat hasil penguapan yang disebut Revertex Standart,mempunyai
kadar zat padat ± 73 dan kadar karet kering 68. Disamping Revertex Standart
Universitas Sumatera Utara
dijumpai pula lateks pekat hasil penguapan yang diawetkan dengan amonia, yaitu Revertex T. D.Setyamidjaja.1993
2.4 Parameter dan Standart Mutu