Analisis Efektivitas Program Pendayagunaan Dana Produktif Zis Terhadap Pendapatan Mustahiq (Studi Kasus Dompet Dhuafa Republika)

ANALISIS EFEKTIVITAS PROGRAM PENDAYAGUNAAN DANA
PRODUKTIF ZIS TERHADAP PENDAPATAN MUSTAHIQ
(Studi Kasus Dompet Dhuafa Republika)

SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

Wilda Kholiilaa
NIM : 1112081000052

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/2016 M

i

LEMBAR PERNY AT AAN KEASLIAN


KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama

: Wilda KholiilaazyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIH

No. Induk Mahasiswa

: 1112081000052

Fakultas

: Ekonomi dan Bisnis

Jurusan

: Manajemen


Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi, saya:
1. Tidak menggunakan

ide orang lain tanpa mampu mengembangkan

dan

mempertanggung-jawabkan
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau
tanpa ijin pemilik karya
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya
1111

Jika dikemudian
melalui

hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah


pembuktian

yang

dapat

dipertanggung-jawabkan,

temyata

memang

ditemukan bukti bahwa saya telah rnelanggar pemyataan di atas, maka saya siap
untuk dikenakan sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dengan ini saya buat dengan sesungguhnya.zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFE
I zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPO

v


DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.

II.

IDENTITAS PRIBADI
1. Nama

: Wilda Kholiilaa

2. Tempat, Tanggal Lahir

: Tangerang, 20 Maret 1994

3. Jenis Kelamin

: Perempuan

4. Agama


: Islam

5. Alamat

: Komp. BPN Tonjong Blok A8 Kab Bogor

6. Telepon

: 0857 1851 0990

7. Email

: [email protected]

PENDIDIKAN FORMAL
2000-2006

SDIT Ummul Quro Kab. Bogor


2006-2009

SMPIT Ummul Quro Kab. Bogor

2009-2012

SMA Negeri 6 Kota Bogor

2012-2016

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Fakultas

Ekonomi

dan

Bisnis

Manajemen


III.

PENGALAMAN ORGANISASI
2015-2016

Sekretaris Divisi Agama DEMA-FEB

vi

Jurusan

S1

ABSTRACT
The existence of Indonesia as a developing country can not be separated
from the many problems in the economic field. One of the real problems faced by
Indonesian nation is a disparity (inequality) income distribution and poverty
(Yahya et.al, 2010). Solutions that can be given to reduce disparity (inequality)
income distribution and poverty levels are the efforts of the contributions of the

party who issued the majority of their wealth in the form of zakat funds to give to
those less fortunate.
In this study, the approach used is quantitative descriptive. A quantitative
approach aims to determine the magnitude of the variables in affecting the income
level Economic Empowerment’s Program of Dompet Dhuafa Republika in
Ponorogo and Tuban, East Java. Variables analyzed include aspects of
ownership, natural, physical, human resources, financial, and social. These
variables are arranged into an analysis model is estimated using Partial Least
Square (PLS), the next will be described by Wilcoxon different test.
Analysis of the PLS model is formed, it can be seen that: for PSI’s
Program in Ponorogo, only financial variables that are not effective against
income. For the PSI’s Program in Tuban, all varibael effective on income. For
KT’s Program in Ponorogo, only the natural variables that are not effective
against income. For the MM’s Program in Tuban, only physical/ infrastructure
and social variables that are not effective against income. The third program
makes a difference in revenue between before and after the program.

Keywords: Management Aspects, Zakat Productive, Mustahiq’s Revenue,
Economic Program, PLS, different test Wilcoxon.


vii

ABSTRAK
Keberadaan Indonesia sebagai negara berkembang tidak dapat lepas
dari banyaknya permasalahan di bidang ekonomi. Salah satu permasalahan nyata
yang dihadapi Bangsa Indonesia adalah disparitas (ketimpangan) distribusi
pendapatan dan kemiskinan (Yahya et.al, 2010). Solusi yang dapat diberikan
untuk dapat mengurangi disparitas (ketimpangan) distribusi pendapatan serta
tingkat kemiskinan yaitu dengan upaya adanya kontribusi dari pihak yang
mengeluarkan sebagian dari harta kekayaan mereka dalam bentuk dana zakat
untuk diberikan kepada mereka yang kurang mampu.
Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah deskriptif
kuantitatif. Pendekatan kuantitatif bertujuan untuk mengetahui besarnya variabelvariabel dalam mempengaruhi tingkat pendapatan mustahiq Program
Perberdayaan Ekonomi Dompet Dhuafa Republika di Ponorogo dan Tuban, Jawa
timur. Variabel-variabel yang dianalisa meliputi aspek kepemilikan, alam, fisik,
sumber daya manusia, keuangan, dan sosial. Variabel-variabel tersebut disusun
menjadi sebuah model yang diestimasi menggunakan analisis Partial Least
Square (PLS), selanjutnya akan di deskripsikan dengan uji beda Wilcoxon.
Hasil Analisis dari model PLS yang terbentuk, dapat diketahui bahwa :
pada Program PSI di Ponorogo, hanya variabel keuangan yang tidak efektif

terhadap pendapatan. Pada Program PSI di Tuban, semua varibael efektif
terhadap pendapatan. Pada Program KT di Ponorogo, hanya variabel alam yang
tidak efektif terhadap pendapatan. Pada Program MM di Tuban, variabel
fisik/infrastruktur dan sosial yang tidak efektif terhadap pendapatan. Ketiga
program tersebut menghasilkan perbedaan dalam pendapatan antara sebelum
dan setelah mengikuti program.
Kata kunci:

Aspek Manajemen, Zakat Produktif, Pendapatan Mustahiq,
Program Ekonomi, PLS, Uji Beda Wilcoxon.

viii

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat dan
salam semoga tercurah pada Nabi Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya.
Untaian rasa syukur penulis panjatkan karena dengan ijin-Nya dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Analisis Efektivitas Program
Pendayagunaan Dana Produktif ZIS terhadap Pendapatan Mustahiq (Studi Kasus
Dompet Dhuafa Republika)”

Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat terselesaikan tanpa
dukungan dari berbagai pihak, baik moril mau pun materiil. Oleh karena itu,
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan skripsi ini, terutama kepada:
1. Kedua orang tua, ayahanda Burhanudin dan ibunda Nanik Priyati yang
telah memberikan dukungan, baik moril mau pun materiil, serta doa yang
tiada henti-hentinya
2. Bapak M. Arief Mufraini, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Bapak Dr. Herni Ali HT, SE., MM, selaku Dosen Pembimbing Skripsi I
yang telah meluangkan banyak waktunya untuk memberikan tambahan
ilmu dan solusi pada setiap permasalahan atas kesulitan dalam penulisan
skripsi ini
4. Bapak Deni Pandu Nugraha, M.Sc, selaku Dosen Pembimbing Skripsi I
yang telah meluangkan banyak waktunya untuk memberikan tambahan
ilmu dan solusi pada setiap permasalahan atas kesulitan dalam penulisan
skripsi ini
5. Ibu Titi Dewi Warninda, SE., M.Si, selaku Ketua Jurusan Manajemen
FEB UIN Jakarta

ix

6. Ibu Ela Patriana, selaku Sekretaris Jurusan Manajemen FEB UIN Jakarta
7. Segenap jajaran pengajar dan dosen yang telah memberikan ilmu dan
motivasi bagi penulis yang sangat bermanfaat sebagai bekal menjalani
hidup ke depan
8. Sahabat-sahabat yang selalu mendukung dan berlomba dalam kebaikan
9. Pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu per satu karena segala
keterbatasan
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan
skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk penyempurnaan skripsi ini.
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, penulis mempersembahkan
skripsi ini kepada semua pihak yang berkepentingan, dengan harapan semoga
skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semuanya. Atas perhatiannya, penulis
mengucapkan banyak terima kasih.

Jakarta, Juni 2016
Penulis,

Wilda Kholiilaa

x

DAFTAR ISI
COVER DALAM

ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

vi

ABCTRACT

vii

ABSTRAK

viii

KATA PENGANTAR

ix

DAFTAR ISI

xi

DAFTAR TABEL

xiii

DAFTAR GAMBAR

xv

DAFTAR LAMPIRAN

xvii

BAB I : PENDAHULUAN

1

A. Latar Belakang Masalah

1

B. Perumusan Masalah

6

C. Tujuan Penelitian

8

D. Manfaat Penelitian

9

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

11

A. Manajemen

11

B. Pembiayaan Syariah

19

C. Pendayagunaan Dana ZIS

23

xi

D. Penelitian Terdahulu

28

E. Kerangka Berpikir

31

F. Hipotesis

32

BAB III : METODE PENELITIAN

35

A. Ruang Lingkup Penelitian

35

B. Metode Penentuan Sampel

35

C. Metode Pengumpulan Data

36

D. Metode Analisis Data

36

E. Definisi Operasional Variabel

38

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

40

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

40

B. Analisis Deskriptif Efektivitas Program

44

C. Analisa Penilaian Program

45

D. Pembahasan

77

BAB V : PENUTUP

86

A. Kesimpulan

86

B. Saran

87

DAFTAR PUSTAKA

88

LAMPIRAN

92

xii

DAFTAR TABEL
No

Keterangan

Halaman

2.1

Penelitian Terdahulu

28

3.1

Operasional Variabel

39

4.1

Karakteristik Responden

42

4.2

4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
4.8
4.9
4.10
4.11

4.12

4.13
4.14
4.15
4.16

Tingkat Pendapatan Mustahik Program Pemberdayaan
Ekonomi
Uji Validitas dan Reliabilitas Sebelum Program TaniPonorogo
Pengujian Hipotesis Sebelum Program Tani-Ponorogo
Uji Validitas dan Reliabilitas Setelah Program TaniPonorogo
Pengujian Hipotesis Setelah Program Tani-Ponorogo
Uji Validitas dan Reliabilitas Sebelum Program TaniTuban
Pengujian Hipotesis Sebelum Program Tani-Tuban
Uji Validitas dan Reliabilitas Setelah Program TaniTuban
Pengujian Hipotesis Setelah Program Tani-Tuban
Uji Validitas dan Reliabilitas Sebelum Program TernakPonorogo
Pengujian Hipotesis Sebelum Program TernakPonorogo
Uji Validitas dan Reliabilitas Setelah Program TernakPonorogo
Pengujian Hipotesis Setelah Program Ternak-Ponorogo
Uji Validitas dan Reliabilitas Sebelum Program
UMKM-Tuban
Pengujian Hipotesis Sebelum Program UMKM-Tuban

xiii

44

46
48
50
52
55
56
58
60
62

64

66
68
70
72

4.17

Uji Validitas dan Reliabilitas Setelah Program UMKMTuban

74

4.18

Pengujian Hipotesis Setelah Program UMKM-Tuban

76

4.19

Rangkuman Program PSI di Ponorogo

77

4.20

Rangkuman Program PSI di Tuban

79

4.21

Rangkuman Program KT di Ponorogo

81

4.22

Rangkuman Program MM di Tuban

83

xiv

DAFTAR GAMBAR
No

Keterangan

1.1

Rasio Penyaluran Kredit Modal Usaha terhadap Total
Kredit

Halaman
2

1.2

Suku Bunga Kredit Rupiah menurut Kelompok Bank

2

3.1

Kerangka Berpikir Penulisan

31

4.1

Outer and Inner Model Sebelum Program TaniPonorogo

4.2

Bootstrapping Sebelum Program Tani-Ponorogo

4.3

Outer and Inner Model Setelah Program TaniPonorogo

4.4

Bootstrapping Setelah Program Tani-Ponorogo

4.5

Outer and Inner Model Sebelum Program TaniTuban

45
47
49
51
53

4.6

Bootstrapping Sebelum Program Tani-Tuban

55

4.7

Outer and Inner Model Setelah Program Tani-Tuban

57

4.8

Bootstrapping Setelah Program Tani-Tuban

59

4.9

Outer and Inner Model Sebelum Program TernakPonorogo

4.10

Bootstrapping Sebelum Program Ternak-Ponorogo

4.11

Outer and Inner Model Setelah Program TernakPonorogo

4.12

Bootstrapping Setelah Program Ternak-Ponorogo

4.13

Outer and Inner Model Sebelum Program UMKMTuban

4.14

Bootstrapping Sebelum Program UMKM-Tuban

4.15

Outer and Inner Model Setelah Program UMKMTuban

4.16

Bootstrapping Setelah Program UMKM-Tuban

xv

61
63
65
67
69
71
73
75

4.17

Uji Beda Program Tani-Ponorogo

78

4.18

Uji Beda Program Tani-Tuban

80

4.19

Uji Beda Program Ternak-Ponorogo

82

4.20

Uji Beda Program UMKM-Tuban

84

xvi

DAFTAR LAMPIRAN
No

Keterangan

Halaman

1

Rekapitulasi Jawaban Kuisioner oleh Responden

92

2

Contoh Kuisioner Program Pemberdayaan Ekonomi

112

xvii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keberadaan Indonesia sebagai negara berkembang tidak dapat lepas
dari banyaknya permasalahan di bidang ekonomi. Salah satu permasalahan
nyata yang dihadapi bangsa Indonesia adalah disparitas (ketimpangan)
distribusi pendapatan dan kemiskinan. (Yahya et.al, 2010).
Masih banyak Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang
kesulitan mengajukan kredit perbankan. Setidaknya, ada tiga hal yang
menghambat UMKM untuk mendapatkan akses kredit perbankan.
Berdasarkan wawancara pada okezone.com yang dirilis tahun 2015,
Deputi Bidang Pembiayaan Kementerian Koperasi dan Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM), Choirul Djamhari, mengungkapkan bahwa dari tiga
tantangan yang menghambat, inklusi keuangan merupakan tantangan terbesar.
Menurutnya, mengapa UMKM aksesnya tidak ideal? Ada tiga
tantangan besar, financial inclusion (inklusi keuangan), financial literacy
(literasi keuangan) dan financial deepening (pendalaman pasar keuangan).
Namun, memang ada sebagian UMKM yang telah memanfaatkan
dana kredit dari pemerintah melalui perbankan. Efeknya, terdapat kredit
macet yang semakin tinggi dari tahun ke tahun akibat dari suku bunga kredit
yang cenderung meningkat setiap tahunnya.

1

Gambar 1.1.
Rasio Penyaluran Kredit Modal Usaha terhadap Total Kredit

Sumber : Bareksa
Statistik Perbankan Indonesia yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa
Keuangan (OJK), rasio NPL industri perbankan nasional sejak awal tahun telah
menunjukkan peningkatan. Per Januari 2015, angka NPL bank-bank tercatat
sebesar 2,36% atau meningkat dari NPL akhir tahun lalu yang sebesar 2,16%.
Adapun per April 2015 rasio NPL tercatat sebesar 2,40% atau mengalami
peningkatan dari NPL periode yang sama pada tahun lalu sebesar 2,04%.
Gambar 1.2.
Suku Bunga Kredit Rupiah menurut Kelompok Bank (2010-2015)

Sumber : Bank Indonesia (data diolah)
Dalam proses perkembangan UMK (Usaha Mikro Kecil) di Indonesia,
terdapat beberapa kelemahan yang membuat daya saing UMK menjadi

2

kurang

progresif,

yaitu

disebabkan

hal-hal:

SDM

lemah

dalam

kewirausahaan dan manajerial; keterbatasan keuangan; ketidak mampuan
aspek pasar; keterbatasan pengetahuan produksi dan teknologi, prasarana dan
sarana; ketidak mampuan menguasai informasi; tidak didukung kebijakan dan
regulasi memadai, serta perlakuan pelaku usaha besar (usaha besar); tidak
terorganisasi dalam jaringan dan kerja sama; sering tidak memenuhi standar;
serta belum memenuhi kelengkapan aspek legalitas. (Hubeis, 2009),
Berdasarkan sebuah hadits yang diriwayatkan Imam al-Asbahani dari
Imam at-Thabrani, Rasulullah SAW bersabda yang artinya : “Sesungguhnya
Allah SWT telah mewajibkan atas hartawan muslim suatu kewajiban zakat
yang dapat menanggulangi kemiskinan. Tidaklah mungkin terjadi seorang
fakir menderita kelaparan atau kekurangan pakaian, kecuali oleh sebab
kebakhilan yang ada pada hartawan muslim. Ingatlah, Allah SWT akan
melakukan perhitungan yang teliti dan meminta pertanggungjawaban mereka
dan selanjutnya akan menyiksa mereka dengan siksaan yang pedih”. Hadits
tersebut secara eksplisit menegaskan posisi zakat sebagai instrumen
pengaman sosial, yang bertugas untuk menjembatani transfer kekayaan dari
kelompok kaya kepada kelompok miskin.
Zakat sebagaimana dikenal luas adalah instrumen Islam dalam
mengatur tatanan sosialnya, yaitu melakukan distribusi pendapatan dan
mempengaruhi kondisi penerimanya.
Berdasarkan konteks yang lebih global, konsep zakat, infak dan
sedekah ini diyakini akan memiliki dampak yang sangat luar biasa. Bahkan di

3

Barat sendiri, telah muncul dalam beberapa tahun belakangan ini, sebuah
konsep yang mendorong berkembangnya sharing economy atau gift economy,
di mana perekonomian harus dilandasi oleh semangat berbagi dan memberi.
Yochai Benkler, seorang profesor pada sekolah hukum Universitas Yale AS,
menyatakan bahwa konsep sharing atau berbagi, merupakan sebuah modal
yang sangat penting untuk memacu dan meningkatkan produksi dalam
ekonomi. (Beik, 2008).
Jika melihat perkembangan pembangunan ZIS di tanah air, maka
sejak dekade 1990 telah tumbuh berbagai macam lembaga pengelola zakat
yang berusaha mengedepankan prinsip-prinsip manajemen modern dalam
prakteknya. Potensi baik BAZ maupun LAZ sangatlah besar dalam
membantu Indonesia keluar dari masalah kemiskinan, mengingat Indonesia
sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia. Potensi
tersebut sebaiknya dapat disadari oleh pemerintah dan segenap masyarakat
Indonesia sebagai salah satu instrumen dalam merealisasikan pengentasan
kemiskinan. Di Indonesia sendiri terdapat kurang lebih 81,6% penduduk
muslim (Tempo, 2011).
Studi yang berkenaan dengan pendistribusian dana zakat, infaq, dan
shodaqoh untuk pemberdayaan ekonomi menjelaskan bahwa pendayagunaan
dana zakat yang efektif untuk menurunkan tingkat kemiskinan tidak hanya
digunakan sebagai pemenuhan konsumtif semata tetapi juga dapat
dipergunakan untuk usaha-usaha pemenuhan kebutuhan produktif yang

4

disahkan oleh MUI pada tahun 1982, serta pemberian bantuan dalam bidang
kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan pengembangan masyarakat.
Di antara lembaga yang menjadi pionirnya adalah Dompet Dhuafa
Republika, sebuah Lembaga Amil Zakat Nasional (Laznas) yang didirikan
pada tanggal 2 Juli 1993. Sebagai sebuah lembaga zakat nasional, Dompet
Dhuafa memiliki jaringan kerja yang sangat luas, meliputi 28 provinsi di
seluruh Indonesia. Program-program yang ditawarkannya, dalam hal
pemenuhan kebutuhan bantuannya pun, sangat variatif dan inovatif.
Lembaga tersebut membantu usaha pertanian dan peternakan terpadu,
juga usaha lainnya. Hal ini memberikan masyarakat lahan dan kebutuhan
non-keuangan lainnya yang cukup secara ekonomi. Akad perjanjian dapat
menggunakan qardh (pinjaman kebajikan) berupa lahan yang dapat dikelola
selama hitungan tahun, serta menggunakan akad mudharabah yang dikelola
secara syariah.
Tulisan ini mencoba untuk menganalisa efektivitas dari programprogram Dompet Dhuafa, terutama dalam hal efektivitas program ekonomi
sebagai pendayagunaan dana produktif terhadap pendapatan usaha para
penerima manfaat.

5

B. Perumusan Masalah
ZIS memiliki nilai strategis sebagai salah satu solusi dalam
pengentasan kemiskinan dan pemerataan pendapatan. Segala potensi tersebut
dapat dicapai dengan terciptanya penyaluran dana zakat yang efektif,
profesional dan bertanggung jawab. Tujuan penyaluran zakat adalah
dialokasikan kepada mustahiq (penerima manfaat) yang delapan sesuai
dengan kondisi masing-masing. (Hikmat, 2008).
Berdasarkan banyaknya program dalam mengelola dana ZIS di LAZ
atau BAZ, penelitian ini dimaksudkan untuk dapat melihat sejauh mana
kemampuan program ekonomi sebagai penyaluran dana produktif ZIS dapat
disalurkan pada mustahiq secara efektif untuk meningkatkan pendapatan
penerima manfaatnya.
Berdasarkan latar belakang dan uraian diatas dapat dirumuskan
beberapa pertanyaan penelitian yaitu:
1. Bagaimana pengaruh aspek kepemilikan pada program ekonomi
Kampoeng Ternak, Pertanian Sehat Indonesia, dan Masyarakat Mandiri
sebagai pendayagunaan dana produktif ZIS terhadap pendapatan
mustahiq secara parsial?
2. Bagaimana pengaruh aspek alam pada program ekonomi Kampoeng
Ternak, Pertanian Sehat Indonesia, dan Masyarakat Mandiri sebagai
pendayagunaan dana produktif ZIS terhadap pendapatan mustahiq secara
parsial?

6

3. Bagaimana pengaruh aspek fisik pada program ekonomi Kampoeng
Ternak, Pertanian Sehat Indonesia, dan Masyarakat Mandiri sebagai
pendayagunaan dana produktif ZIS terhadap pendapatan mustahiq secara
parsial?
4. Bagaimana pengaruh aspek sumber daya manusia pada program ekonomi
Kampoeng Ternak, Pertanian Sehat Indonesia, dan Masyarakat Mandiri
sebagai pendayagunaan dana produktif ZIS terhadap pendapatan
mustahiq secara parsial?
5. Bagaimana pengaruh aspek keuangan pada program ekonomi Kampoeng
Ternak, Pertanian Sehat Indonesia, dan Masyarakat Mandiri sebagai
pendayagunaan dana produktif ZIS terhadap pendapatan mustahiq secara
parsial?
6. Bagaimana pengaruh aspek sosial pada program ekonomi Kampoeng
Ternak, Pertanian Sehat Indonesia, dan Masyarakat Mandiri sebagai
pendayagunaan dana produktif ZIS terhadap pendapatan mustahiq secara
parsial?
7. Adakah perbedaan pendapatan antara sebelum mengikuti program
dengan setelah mengikuti program?

7

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan permasalahan dan latar belakang yang telah
diuraikan, maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Mengetahui pengaruh aspek kepemilikan pada program ekonomi
Kampoeng Ternak, Pertanian Sehat Indonesia, dan Masyarakat Mandiri
sebagai pendayagunaan dana produktif ZIS terhadap pendapatan
mustahiq secara parsial
2. Mengetahui pengaruh aspek alam pada program ekonomi Kampoeng
Ternak, Pertanian Sehat Indonesia, dan Masyarakat Mandiri sebagai
pendayagunaan dana produktif ZIS terhadap pendapatan mustahiq secara
parsial
3. Mengetahui pengaruh aspek fisik pada program ekonomi Kampoeng
Ternak, Pertanian Sehat Indonesia, dan Masyarakat Mandiri sebagai
pendayagunaan dana produktif ZIS terhadap pendapatan mustahiq secara
parsial
4. Mengetahui pengaruh aspek sumber daya manusia pada program
ekonomi Kampoeng Ternak, Pertanian Sehat Indonesia, dan Masyarakat
Mandiri sebagai pendayagunaan dana produktif ZIS terhadap pendapatan
mustahiq secara parsial
5. Mengetahui pengaruh aspek keuangan pada program ekonomi Kampoeng
Ternak, Pertanian Sehat Indonesia, dan Masyarakat Mandiri sebagai
pendayagunaan dana produktif ZIS terhadap pendapatan mustahiq secara
parsial

8

6. Mengetahui pengaruh aspek sosial pada program ekonomi Kampoeng
Ternak, Pertanian Sehat Indonesia, dan Masyarakat Mandiri sebagai
pendayagunaan dana produktif ZIS terhadap pendapatan mustahiq secara
parsial
7. Mengetahui adanya perbedaan pendapatan antara sebelum mengikuti
program dengan setelah mengikuti program

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Akademisi
Penelitian ini diharapkan memberikan pengetahuan tambahan bagi
akademisi mengenai penyaluran dana zakat produktif. Sehingga mampu
memberikan kontribusi positif bagi perkembangan praktek penyaluran
secara benar dan baik.
2. Bagi Praktisi
Hasil penelitian ini diharapkan juga dapat bermanfaat bagi Dompet
Dhuafa Republika, yakni menjadi bahan masukan berupa informasi tentang
penyaluran yang efektif sehingga dapat menentukan kebijakan kedepan bagi
program bantuan pada khususnya.
3. Bagi Pemerintah
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai gambaran mengenai
sistem tata kelola Lembaga Amil Zakat Dompet Dhuafa Republika dengan
harapan bisa menjadi masukan bagi pemerintah dalam menetukan regulasi
tentang zakat.

9

4. Pihak lain
Manfaat penelitian ini bagi pihak lain adalah untuk memberi
informasi atau pengetahuan tentang penyaluran dana ZIS, serta dapat
memberi masukan dan referensi untuk mengambil keputusan mengenai
penyaluran bagi orang yang mau menyalurkan dana ZIS-nya.
5. Mustahiq atau Penerima Manfaat
Manfaat penelitian ini bagi mustahiq adalah untuk memberi
informasi atau pengetahuan tentang program pendayagunaan dana ZIS yang
bisa diikuti sehingga dana produktif tersebut mempu mengubah status
mustahiq menjadi muzakki.

10

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Manajemen
1. Sumber Daya Organisasi
Perusahaan merupakan organisasi yang terdiri dari berbagai
sumber daya organisasi yang diarahkan untuk mencapai tujuan. Apabila
kewirausahaan sangat berperan penting dalam kegiatan pembuatan bisnis
awal maupun revitalisasi bisnis melalui serangkaian kreativitas dan
inovasi yang dilakukan para wirausahawan, maka kegiatan manajemen
sangat diperlukan untuk mengoordinasikan pengelolaan berbagai sumber
daya organisasi suatu perusahaan agar dapat menunjang tercapainya
tujuan perusahaan secara efektif dan efisien (Stoner dkk., 1995)
Suatu kegiatan manajemen dikatakan efektif apabila kegiatan
menajemen tersebut dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Sedangkan pencapaian tujuan dikatakan efisien apabila dalam aktivitas
pencapaian tersebut, perusahaan mengeluarkan sumber daya organisasi
dalam jumlah paling minimum.
Berbagai sumber daya organisasi yang harus dikelola, mencakup:
a. Sumber Daya Manusia  Manusia dengan berbagai keahlian yang
dimilikinya sangat dibutuhkan dalam pencapaian tujuan organisasi.
b. Modal Keuangan  Meskipun ada ungkapan “modal dengkul”, tapi
pada kenyataannya hampir tidak ada satu pun usaha yang dapat

11

dijalankan dengan baik tanpa menggunakan modal dalam bentuk
uang. Sebagaimana halnya kekurangan modal dapat memicu
kebangkrutan usaha, kesalahan pengelolaan keuangan perusahaan pun
ditengarai sebagai penyebab kebangkrutan usaha.
c. Bahan Baku Produksi  Dalam konsep rantai nilai (value chain),
bahan baku suatu industri merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari keseluruhan nilai dari suatu produk yang dapat ditawarkan oleh
perusahaan kepada konsumen.
d. Mesin dan Peralatan
e. Teknologi  Teknologi merupakan pemicu terjadinya perubahan
(change drive), Hadirnya teknologi baru dapat mengubah peta
persaingan usaha ke suatu wilayah persaingan yang sama sekali baru.
f. Pasar  Kelangsungan hidup perusahaan sangat ditentukan oleh
diterima tidaknya produk yang ditawarkan perusahaan oleh konsumen.
Dengan demikian perusahaan harus menawarkan produk yang
disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan pasar.
g. Manajemen  Sumber daya organisasi tidak akan memberi kontribusi
yang optimal terhadap pencapaian tujuan perusahaan, seandainya
sumber daya organisasi tersebut tidak dikoordinasikan oleh suatu
kegiatan manajemen yang memungkinkan perusahaan mencapai
tujuan yang diinginkan secara efektif dan efisien.

12

2. Manajemen Pemasaran
Banyak perusahaan yang menetapkan kepuasan konsumen
sebagai prioritas puncak sebagai salahsatu hal yang dapat mencapai
tingkat

kepuasan konsumen. Berikut

adalah faktor-faktor

yang

mempengaruhi kepuasan konsumen, yaitu:
a. Sistem Pengiriman  memindahkan produk dari produsen ke
konsumen atau pemakai akhir dalam bisnis biasanya meliputi
saluran distribusi dari para pemasok, pabrikan, dan para perantara.
Untuk dapat memuaskan konsumen, jaringan ini harus berfungsi
sebagai unit yang terpadu dan terkoordinir, di mana semua
anggotanya mengerti dan menanggapi kebutuhan dan keinginan
konsumen.
b. Performa Produk/Jasa  performa dan keunggulan suatu
produk/jasa sangatlah penting dalam mempengaruhi kepuasan
konsumen. Sehingga diperlukan perencanaan sampai pengawasa
dalam perawatan manajemen produk.
1) Citra  para eksekutif bisnis mengakui bahwa citra atau merek
perusahaan yang baik merupakan tingkat kepuasan konsumen
dari sudut positif.
2) Hubungan Harga-Nilai  pembeli menginginkan nilai yang
ditawarkan merek sesuai dengan harga yang diberikan, oleh
karenanya terdapat hubungan yang menguntungkan antara
harga dan nilai.

13

3) Kinerja/Prestasi Karyawan  kinerja produk dan sistem
pengiriman

tergantung

pada

bagaimana

semua

bagian

organisasi bekerjasama dalam proses pemenuhan kepuasan
konsumen.
4) Persaingan  kelemahan dan kekuatan para pesaing juga
mempengaruhi kepuasan konsumen dan merupakan peluang
untuk memperoleh keunggulan bersaing.
3. Manajemen Sumber Daya Manusia
a. Pengembangan dan Hubungan Karyawan
Perkembangan

ilmu

pengetahuan

dan

teknologi

menimbulkan konsekuensi terjadinya perubahan, sehingga sumber
daya

manusia

perusahaan

senantiasa

harus

ditingkatkan

kemampuannya melalui pelatihan (training) dan pengembangan
(development).
Pelatihan merupakan suatu proses yang sistematis untuk
mengubah perilaku tertentu dari tenaga kerja agar selaras dengan
pencapaian

tujuan

perusahaan.

Pelatihan

ditujukan

untuk

meningkatkan keterampilan/keahlian (skill) dan kemampuan
(abilities) untuk mengerjakan tugas saat ini.
Pengembangan

lebih

ditujukan

untuk

meningkatkan

keahlian konseptual dan pengembangan pribadi yang dibutuhkan
untuk menempati kondisi yang lebih tinggi di masa mendatang.

14

Menurut Raymond A. Noe, dkk (2010) terdapat empat
pendekatan yang digunakan untuk mengembangkan karyawan, di
antaranya : pendidikan formal, penilaian, berbagai pengalaman
kerja, dan hubungan antarpribadi. Program pendidikan formal
adalah program pengembangan karyawan meliputi kursus singkat
yang ditawarkan para konsultan, atau sejenisnya. Penilaian
mengumpulkan informasi dan memberikan umpan balik kepada
para karyawan tentang prilaku, gaya komunikasi, atau berbagai
keterampilannya. Sebagian besar pengembangan karyawan terjadi
melalui pengalaman kerja, berupa : hubungan, masalah, tuntutan,
tugas, atau ciri lain yang dihadapi para karyawan pada
pekerjaannya. Para karyawan juga dapat mengembangkan berbagai
keterampilan

dan

meningkatkan

pengetahuannya

tentang

perusahaan dan para pelanggannya dengan berinteraksi bersama
anggota organisasi yang lebih berpengalaman. Kepenasihatan dan
pembinaan merupakan dua jenis hubungan antarpribadi yang
digunakan untuk mengembangkan para karyawan.
b. Kerja Tim dan Manajemen Konflik
Tim dan kerja tim merupakan istilah yang populer di
lingkungan manajemen pada saat ini. Pendekatan tim dalam
menangani organisasi memiliki perbedaan dan dampak yang besar
bagi organisasi dan individu. Tim menjanjikan dasar bagi
manajemen masa depan yang dapat diramalkan.

15

Ada pun karakteristik tim yang efektif, di antaranya: 1)
Tujuan jelas, 2) Tidak formal, 3) Partisipasi, 4) Mendengarkan, 5)
Ketidaksetujuan yang beradab, 6) Keputusan kesepakatan, 7)
Komunikasi terbuka, 8) Peran dan penugasan kerja yang jelas, 9)
Berbagi kepemimpinan, 10) Hubungan luar, 11) Keberagaman
gaya, serta 12) Penilaian diri.
Kekompakan adalah sebuah proses di mana “sebuah rasa
ke-kami-an muncul untuk mengatasi perbedaan-perbedaan dan
motif-motif individual”. Terdapat dua jenis kekompakan, yaitu:
Kekompakan
kebersamaan

yang

sosio-emosional
berkembang

adalah
ketika

sebuah

rasa

individu-individu

mendapatkan kepuasan emosional dari partisipasi kelompok.
Sementara,

kekompakan

instrumental

adalah

sebuah

rasa

kebersamaan yang berkembang ketika para anggota kelompok
sama-sama bergantung satu dengan yang lain karena mereka
percaya bahwa mereka tidak dapat mencapai sasaran kelompok
dengan bertindak secara terpisah.
Konflik adalah aspek kehidupan modern yang tak bias
terelakkan. Tren-tren besar ini berkonspirasi dalam membuat
konflik organisasi menjadi tak terelakkan karena: 1) Perubahan
yang terjadi secara konstan, 2) Keragaman tenaga kerja yang
semakin besar, 3) Semakin banyaknya tim (yang virtual dan yang

16

dikelola sendiri, 4) Semakin kurangnya komunikasi tatap muka
langsung, dan 5) Perekonomian global.
4. Manajemen Keuangan
a. Teori Pendapatan
Meskipun tujuan UMKM yang satu dengan yang lainnya
berbeda, akan tetapi ada satu tujuan yang mungkin dimiliki oleh
setiap UMKM, yaitu mencapai keuntungan maksimal sehingga
pendapatan meningkat.
Berdasarkan uraian di atas pendapatan yang diperlukan agar
kegiatan usaha tetap berlangsung merupakan tanda usahanya
mengalami perkembangan, dalam hal ini adalah peningkatan
pendapatan.
Menurut Soediyono (1992) “Pendapatan adalah pendapatan
yang yang diterima oleh anggota masyarakat untuk jangka waktu
tertentu sebagai balas jasa atas faktor-faktor yang mereka
sumbangkan dalam turut serta membentuk produksi nasional.”
Pendapatan adalah pengahasilan yang diterima oleh
seseorang dari usaha atau kegiatan yang dilakukan dalam jangka
waktu tertentu yang dapat berupa barang dan jasa.
Untuk mengetahui besarnya pendapatan ada 3 pendekatan
perhitungan yaitu:
1) Pendekatan hasil produksi (product approach)  Dengan
pendekatan hasil produksi, besarnya pendapatan dapat

17

diketahui dengan mengumpulkan data tentang hasil akhir
barang atau jasa untuk suatu periode tertentu dari suatu unit
produksi yang menghasilkan barang atau jasa.
2) Pendekatan pendapatan  Menghitung pendapatan dengan
mengumpulkan data tentang pendapatan yang diperoleh
seseorang.
3) Pendekatan pengeluaran  Menghitung besarnya pendapatan
dengan menjumlahkan seluruh pengeluaran yang dilakukan
oleh suatu unit ekonomi. (Soediyono, 1992).
b. Sumber Dana
Investasi dalam aktiva biasanya membutuhkan pendanaan
jangka panjang. Terdapat beberapa sumber dana yang bersifat
jangka panjang, yakni penggunaan utang dan laba ditahan.
Pendanaan yang bersumber pada penggunaan utang sering disebut
sebagai pendanaan eksternal, sedangkan yang bersumber pada laba
ditahan disebut sebagai pendanaan internal. Keputusan pendanaan
akan menyangkut penentuan kombinasi yang optimal dari
penggunaan berbagai sumber dana.
5. Teori Efektivitas
Salah satu konsep utama dalam mengukur prestasi kerja adalah
efektivitas. Efektivitas berasal dari kata efektif yang mempunyai
beberapa arti, antara lain: a. ada efeknya (akibatnya, pengaruh, dan
kesan), b. manjur atau mujarab, c. membawa hasil berhasil guna (usaha

18

tindakan) dan mulai berlaku. Dari kata itu muncul pula keefektifan yang
diartikan dengan keadaan, berpengaruh hal terkesan, kemanjuran, dan
keberhasilan.
Dua konsep yang dikemukakan oleh Peter Drucker, efisiensi
berarti “melakukan sesuatu dengan tepat” dan efektivitas berarti
“melakukan sesuatu yang tepat”. Efisiensi sebanyak apa pun tidak dapat
menutupi

kekurangan

dalam

efektivitas.

Sebenarnya,

Drucker

mengatakan, efektivitas merupakan kunci keberhasilan suatu organisasi.
Sebelum kita dapat melakukan kegiatan secara efisien kita harus yakin
telah menemukan hal yang tepat untuk dilakukan.
Dalam mencapai tingkat efektifitas dana produktif terhadap
mustahiq, ada beberapa kriteria yang menjadi penilaian antara lain: a.
peningkatan modal usaha,. b. peningkatan pendapatan, c. peningkatan
jumlah pekerja yang dibutuhkan, d. peningkatan usaha, e. adanya
pengawasan yang baik, f. penggunaan waktu yang efektif, dan g.
berhasilnya dalam melaksanakan program.

B. Pembiayaan
1. Pembiayaan
Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank dan lembaga
non-bank, yaitu pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi
kebutuhan pihak-pihak yang merupakan defisit unit.
Menurut sifat penggunaan, pembiayaan dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

19

a. Pembiayaan produktif, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk
peningkatan usaha, baik usaha

produksi, perdagangan maupun

investasi.
b. Pembiayaan konsumtif, yaitu pembiayaan yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk
memenuhi kebutuhan.
Menurut keperluannya, pembiayaan produktif dapat dibagi menjadi dua:
a. Pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan untuk memenuhi
kebutuhan, baik dalam peningkatan produksi maupun untuk
keperluan perdagangan lainnya
b. Pembiayaan investasi, yaitu untuk memenuhi kebutuhan barangbarang modal serta fasilitas-fasilitas yang erat kaitannya dengan
investasi.
Jenis-jenis pembiayaan terbagi menurut tiga macam dilihat dari
pembiayaan, yaitu:
a. Pembiayaan dilihat dari segi tujuan
1) Pembiayaan konsumtif : pembiayaan yang diberikan untuk
tujuan konsumtif yang hanya dinikmati pemohon.
2) Pembiayaan produktif : pembiayaan yang dimanfaatkan untuk
kegiatan produksi yang menghasilkan suatu barang dan jasa.
3) Pembiayaan perdagangan : pembiayaan yang diberikan untuk
pembelian barang sebagai persediaan untuk dijual kembali.

20

b. Pembiayaan dilihat dari dua jangka waktu
1) Pembiayaan jangka pendek : pembiayaan dengan jangka waktu
maksimal satu tahun.
2) Pembiayaan jangka menengah : pembiayaan degan jangka
waktu antara 1-3 tahun.
3) Pembiayaan jangka panjang : pembiayaan dengan jangka
waktu lebih dari tiga tahun.
c. Pembiayaan dilihat dari tiga penggunaannya, yaitu : pembiayaan
modal kerja, pembiayaan investasi, dan pembiayaan multiguna.
2. Pembiayaan Syariah
Pembiayaan yang dilakukan lembaga ZIS mirip dengan akad
yang ada di perbankan syariah. Namun, tidak semua akad dapat
digunakan di lembaga ZIS. Umumnya, lembaga ZIS menggunakan 3
akad, yaitu :
a) Akad Mudharabah (Trustee Profit Sharing)
Mudharabah adalah adalah kerjasama antara dua pihak
dimana shahibul maal (pihak pertama) menyediakan modal
sepenuhnya sedangkan mudharib (pihak kedua) menjadi pengelola
dana dimana keuntungan dan kerugian dibagi menurut kesepakatan
dimuka. Mudharabah sendiri dibagi menjadi dua, yaitu mudharabah
muthlaqah dan mudharabah muqayyadah. Mudharabah muthlaqah
adalah bentuk kerjasama antara shahibul maal dan mudharib yang
cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis

21

usaha,

waktu,

dan

daerah

bisnis.

Sedangkan

mudharabah

muqayyadah adalah kebalikan dari mudharabah muthlaqah, dimana
usaha yang akan dijalankan dibatasi oleh jenis usaha, waktu, atau
tempat usaha (Syafii Antonio, 2001).
b) Akad Musyarakah
Musyarakah adalah adalah perjanjian pembiayaan antara
bank Syariah dengan nasabah yang membutuhkan pembiayaan,
dimana Bank dan nasabah secara bersama membiayai suatu usaha
atau proyek yang juga dikelola secara bersama atas prinsip bagi hasil
sesuai dengan penyertaan dimana keuntungan dan kerugian dibagi
sesuai kesepakatan dimuka. Untuk itu dapat diberlakukan perjanjian
usaha patungan diantara pengusaha. Dalam musyarakah, keuntungan
dan kerugian dibagi menurut proporsi yang telah ditentukan
sebelumnya, sesuai dengan prinsip Profit and Loss Sharin Principle.
Perbedaan

yang

mendasar

antara

musyarakah

dan

mudharabah terletak pada besarnya kontribusi dana atau modal yang
disertakan. Dalam mudharabah, modal hanya berasal dari satu pihak
yaitu pihak bank sebagai sahibul mal dengan penyertaan modal 100
persen, sedangkan dalam musyarakah penyertaan modal berasal dari
dua pihak atau lebih yang besarnya ditentukan diawal kesepakatan
secara bersama.

22

c) Akad Qardhul Hasan, yaitu pinjaman yang diberikan pada peminjam
dan dikembalikan dengan jumlah yang sesuai dengan jumlah
pinjaman awal

C. Pendayagunaan Dana ZIS
1. Definisi ZIS (Zakat, Infak, dan Sedekah)
Zakat adalah salah satu pilar penting dalam ajaran Islam. Zakat
mempunyai arti mengeluarkan sebagian harta dengan persyaratan tertentu
untuk diberikan kepada kelompok tertentu (mustahik) dengan persyaratan
tertentu pula. (Hafidhuddin, 2002).
Zakat diatur dalam al-Qur’an, di antaranya pada surat al-Baqarah
: 43; At-Taubah : 103; dan Al-An’aam : 141.
Definisi infak menurut Hafidhuddin, infak berarti mengeluarkan
sesuatu berupa (harta) untuk kepentingan sesuatu. Infak pun diatur dalam
al-Qur’an, salah satunya pada surat al-Baqarah : 215.
Sedekah

adalah

pemberian

sesuatu

kepada

orang

yang

memerlukan, baik pemberian itu ditunjuk kepada fakir-miskin, kerabat
keluarga, maupun untuk kepentingan jihad fii sabilillah. Sedekah pun
diatur dalam al-Qur’an, salah satunya pada surat al-Baqarah : 264.
2. Golongan yang Berhak Menerima Zakat (Mustahiq/Penerima Manfaat)
Orang – orang atau golongan yang berhak menerima zakat telah
diatur dalam ajran syariat Islam, yakni ada delapan golongan (asnaf).

23

Ketentuan ini diatur dalam al-Qur’an surat at-Taubah : 60. Rinciannya
adalah sebagai berikut :
a. Fakir  orang yang tidak mempunyai harta dan pekerjaan
b. Miskin  orang yang mempunyai harta, tapi tidak mencukupi
kehidupannya sehari-hari menurut ukuran standar (dibawah standar)
c. Amilin  orang yang bekerja untuk mengelola zakat, baik dia
mempunyai pekerjaan lain atau hanya mengelola semata
d. Muallaf  orang yang dilunakkan hatinya, atau orang yang baru
masuk Islam. Mereka masih dianggap muallaf selama kurun waktu 2
tahun.
e. Riqab  mereka kaum budak yang tidak memiliki kemerdekaan
hidup secara bebas, tetapi dibawah kekuasaan orang lain (majikan).
Maka dia berhak atas harta zakat untuk membebaskan dirinya dari
belenggu perbudakan
f. Gharimin  mereka yang mempunyai utang karena sebab-sebab
tertentu dan dianggap tidak mampu untuk membayarnya, misalnya
berutang karena terlalu lama sakit, sehingga dia tidak dapat
berusaha, bahkan berobat, sehingga meninggalkan utang
g. Fii sabilillah  orang yang berjuang atau orang yang menegakkan
agama Allah, melalui berbagai wadah, baik pendidikan, seperti
madrasah atau pesantren atau wadah-wadah lainnya, yang intinya
untuk keperluan tegaknya agama Allah

24

h. Ibn Sabil  mereka yang mengadakan perjalanan dalam rangka
mendakwahkan agama Allah atau untuk tegaknya hukum-hukum dan
syariah Allah
3. Pendayagunaan Dana ZIS
Pendayagunaan dalam zakat erat kaitannya dengan bagaimana
cara pendistribusiannya. Kondisi itu dikarenakan jika pendistribusiannya
tepat sasaran dan tepat guna, maka pendayagunaan zakat akan lebih
optimal. Dalam Undang-Undang No. 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan
Zakat, dijelaskan mengenai pendayagunaan adalah :
a. Zakat dapat didayagunakan untuk usaha produktif dalam rangka
penanganan fakir miskin dan peningkatan kualitas umat.
b. Pendayagunaan zakat untuk usaha produktif sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan apabila kebutuhan dasar mustahiq telah
terpenuhi.
Dalam pendayagunaan dana zakat, terdapat beberapa syarat yang
harus dipenuhi oleh pihak penyalur zakat atau lembaga pengelola zakat.
Hal tersebut termaktub di dalam keputusan Menteri Agama RI No. 581
tahun 1999 tentang pengelolaan dana zakat. Adapun jenis-jenis kegiatan
pendayagunaan dana zakat :
a. Berbasis Sosial  Penyaluran zakat jenis ini dilakukan dalam bentuk
pemberian

dana

langsung

berupa

santunan

sebagai

bentuk

pemenuhan kebutuhan pokok mustahiq.

25

b. Berbasis Pengembangan Ekonomi  Penyaluran zakat jenis ini
dilakukan dalam bentuk pemberian modal usaha kepada mustahik
secara langsung maupun tidak langusng, yang pengelolaannya bisa
melibatkan maupun tidak melibatkan mustahik sasaran. Penyaluran
dana zakat ini diarahkan pada usaha ekonomi yang produktif, yang
diharapkan

hasilnya

dapat

mengangkat

taraf

kesejahteraan

masyarakat.
Menurut Nasution (2008), dalam pendistribusian dana zakat, pada
masa kekinian dikenal dengan istilah zakat konsumtif dan zakat
produktif. Hampir seluruh lembaga pengelolaan zakat menerapkan
metode ini. Secara umum kedua kategori zakat ini dibedakan berdasarkan
bentuk pemberian zakat dan penggunaan dana zakat itu oleh mustahik.
Masing-masing dari kebutuhan konsumtif dan produktif tersebut
kemudian dibagi dua, seperti dijelaskan di bawah ini :
a. Konsumtif Tradisional  zakat dibagikan kepada mustahik dengan
secara langsung untuk kebutuhan konsumsi sehari-hari.
b. Konsumtif Kreatif  zakat yang diwujudkan dalam bentuk barang
konsumtif dan digunakan untuk membantu orang miskin dalam
mengatasi permasalahan sosial dan ekonomi yang dihadapinya.
c. Produktif Konvensional  zakat yang diberikan dalam bentuk
barang-barang produktif, di mana dengan menggunakan barangbarang tersebut, para muzakki dapat menciptakan suatu usaha

26

d. Produktif Kreatif  zakat yang diwujudkan dalam bentuk pemberian
modal bergulir, baik untuk pemodalan proyek sosial
Dalam pelaksanaannya mengenai dana produktif kreatif, dapat
diatur dalam PSAK 109 yang berkaitan dengan sumber dan alokasi dana
tersebut.

27

D. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1.
Penelitian Terdahulu
Penelitian
Judul Jurnal
dan
Tahun
1 Nadiya
Pengaruh
Analisa
Pendayagunaan
(2015)
Zakat Produktif
Terhadap
Pendapatan
Mustahiq
N
o

2 Annisa
Nur
Rakhma
(2014)

Analisis Faktorfaktor yang
Mempengaruhi
Kesejahteraan
Mustahik
Penerima ZIS
Produktif

Variabel

Metode

X1 = Pembinaan dan
pengawasan
X2 = Jumlah zakat
yang diterima
X3 = Alokasi
pendayagunaan dana
zakat
Y = Pendapatan
mustahiq
X1 = Jumlah ZIS
Produktif
X2 = Pendampingan
Usaha
X3 = Lama Usaha
X4 = Jumlah
Anggota Keluarga
X5 = Frekuensi ZIS
Produktif
X6 = Umur Mustahik
Y = Kesejahteraan

Skala
Likert dan
Regresi
Berganda
mengguna
kan
Aplikasi
SPSS
Regresi
Linear
Berganda
dengan
Aplikasi
SPSS

Hasil

Persamaan

Perbedaan

X1 berpengaruh secara
positif, X2 berpengaruh
secara positif, juga X3
berpengaruh secara positif,
dengan R2 sebesar 35,7%

Pembahasan
mengenai
pendayagunaan
dana zakat

Metode
yang
digunakan
dan objek
penelitian
yang
dipakai

Variabel X secara bersamasama berpengaruh signifikan
terhadap kesejahteraan
mustahik. Sementara itu,
secara parsial hanya variabel
frekuensi ZIS produktif dan
umur mustahik yang
berpengaruh signifikan
terhadap kesejahteraan
mustahik.

Pembahasan
mengenai
dampak
dana zakat
terhadap
mustahiq

Metode
yang
digunakan
dan objek
penelitian
yang
dipakai

28

3 Sintha
D.W. dan
Achma
Hendra,
SE.,Msi
(2014)
4 Maheran
Zakaria
(2014)

5 Nurdin
(2012)

Analisis Peranan
Dana Zakat
Produtif
Terhadap
Perkembangan
Usaha Mikro
Mustahik
The Influence of
Human Needs in
the Perspective
of Maqasid alSyari’ah on
Zakat
Distribution
Effectiveness

Pengaruh
Pengelolaan
Zakat terhadap
Kesejahteraan
Rakyat

Mustahik
X = Dana Produktif
Y1 = Modal
Y2 = Omzet
Y3 = Keuntungan

X = Kebutuhan
manusia dalam
perspektif Maqasid
al-Syari’ah
Y = Efektivitas
distribusi zakat

Pelaksanaan
pengelolaan zakat
Kendala dalam hal
pengelolaan dana
zakat
Pengaruh
pengelolaan zakat
terhadap
peningkatan

Uji Beda
mengguna Modal, omzet usaha, dan
kan Paired keuntungan usaha mustahik
adalah
berbeda
secara
T-test
signifikan antara sebelum dan
setelah mendapatkan dana
zakat produktif
SEM
Semua 5 elemen kebutuhan
dengan
manusia dalam perspektif
Aplikasi
Maqasid al-Syari'ah memiliki
AMOSS
pengaruh yang kuat terhadap
efektivitas distribusi zakat. Di
antara unsur-unsur tersebut,
pelestarian kekayaan adalah
yang paling
penting, diikuti oleh
pelestarian agama, keluarga
dan fisik diri.
Metode
Pengelolaan zakat (maal dan
deskriptif fitrah) yang ada di wilayah
Kecamatan Ujungberung
melihat jumlah mustahiq
(orang yang berhak menerima
zakat) ternyata ada kenaikan
dari tahun 2011 ke tahun
2012 secara rata-rata. Itu
menandakan bahwa banyak

Pembahasan
mengenai
peranan
dana zakat
terhadap
mustahiq

Metode
yang
digunakan
dan objek
penelitian
yang
dipakai
Pembahasan Metode
mengenai
yang
efektivitas
digunakan
dana zakat
dan objek
penelitian
yang
dipakai

Pembahasan
mengenai
pengelolaan
dana zakat

Metode
yang
digunakan
dan objek
penelitian
yang
dipakai

29

kesejahteraan rakyat

6 Mahyuddin Haji
Abu Bakar
(2011)

Towards
Achieving the
Quality of Life
in the
Management of
Zakat
Distribution to
the Rightful
Recipients (The
Poor and
Needy)

Quality of Life and
Management of
Zakat Distribution

Metode
deskriptif

mustahiq yang berminat
memperbaiki kesejahteraan
hidupnya melalui dana ini.
Distribusi zakat dapat terjadi
dalam dua situasi. Yang
pertama adalah
distribusi langsung dalam
bentuk dukungan seumur
hidup diberikan kepada
mereka yang tidak produktif
karena mereka tidak
mampu bekerja dan
menemukan alat untuk
mempertahankan hidup
mereka. Situasi kedua adalah
dimana dana menjadi
sumber daya untuk
menjalankan kegiatan yang
bisa mendatangkan
pendapatan dan karenanya,
meningkatkan kehidupan
penerima. terlepas dari
bentuk penyaluran dana
zakat, dana harus mendukung
penerima, khususnya yang
miskin dan membutuhkan.

Pembahasan
mengenai
distribusi
dana zakat

Metode
yang
digunakan
dan objek
penelitian
yang
dipakai

30

E. Kerangka Berpikir
Program ekonomi ini dibagi menjadi 3 bidang, yaitu bidang Pertanian,
Peternakan

dan

Usaha

Mikro

Kecil

Menengah

(UMKM).

Dalam

pelaksanaannya DD menggandeng tiga jejaringnya yaitu Kampoeng Ternak
di Bidang Peternakan, Pertanian Sehat Indonesia di Bidang Pertanian dan
Masyarakat Mandiri di Bidang UMKM, serta membuat Social Trust Fund
(STF) yang dikembangkan oleh Dompet Dhuafa (DD) untuk memainkan
fungsi bank orang miskin yang sesungguhnya.
Gambar 2.1.
Kerangka Berpikir Penulisan

31

F. Hipotesis
Hipotesis adalah suatu gambaran yang masih bersifat sementara atau
hanya sebatas gambaran terhadap masalah yang diajukan dan jawaban itu
masih harus diujikan kembali secara empiris kebenarannya.
Adapun variabel yang akan diuji dalam keadaan sebelum dan sesudah
mengikuti program merupakan kondisi ideal yang diharapkan di lapangan,
maka peneliti mengambil hipotesis sebagai berikut:
X1 = Aspek Kepemilikan
X2 = Aspek Alam
X3 = Aspek Fisik
X4 = Aspek SDM
X5 = Aspek Keuangan
X6 = Aspek Sosial
= Pendapatan Mustahiq

Y

H0

=

Aspek

kepemilikkan

pada

program

ekonomi

sebagai

pendayagunaan dana ZIS yang diberikan tidak berpengaruh secara
parsial terhadap pendapatan mustahiq
H1

=

Aspek

kepemilikkan

pada

program

ekonomi

sebagai

pendayagunaan dana ZIS yang diberikan berpengaruh secara
parsial terhadap pendapatan mustahiq

32

H0

= Aspek alam pada program ekonomi sebagai pendayagunaan dana
ZIS yang diberikan tidak berpengaruh secara parsial terhadap
pendapatan mustahiq

H2

= Aspek alam pada program ekonomi sebagai pendayagunaan dana
ZIS yang diberikan berpengaruh secara parsial terhadap pendapatan
mustahiq

H0

= Aspek fisik pada program ekonomi sebagai pendayagunaan dana
ZIS yang diberikan tidak berpengaruh secara parsial terhadap
pendapatan mustahiq

H3

= Aspek fisik pada program ekonomi sebagai pendayagunaan dana
ZIS yang diberikan berpengaruh secara parsial terhadap pendapatan
mustahiq

H0

= Aspek sumber saya manusia pada program ekonomi sebagai
pendayagunaan dana ZIS yang diberikan tidak berpengaruh secara
parsial terhadap pendapatan mustahiq

H4

= Aspek sumber daya manusia pada program ekonomi sebagai
pendayagunaan dana ZIS yang diberikan berpengaruh secara
parsial terhadap pendapatan mustahiq

33

H0

= Aspek keuangan pada program ekonomi sebagai pendayagunaan
dana ZIS yang diberikan tidak berpengaruh secara parsial terhadap
pendapatan mustahiq

H5

= Aspek keuangan pada program ekonomi sebagai pendayagunaan
dana ZIS yang diberikan berpengaruh secara parsial terhadap
pendapatan mustahiq

H0

= Aspek sosial pada program ekonomi sebagai pendayagunaan dana
ZIS yang diberikan tidak berpengaruh secara parsial terhadap
pendapatan mustahiq

H6

= Aspek sosial pada program ekonomi sebagai pendayagunaan dana
ZIS yang diberikan berpengaruh secara parsial terhadap pendapatan
mustahiq

H0

= Pendapatan mustahiq sebelum mengikuti program tidak berbeda
dari pendapatan penerima manfaat setelah mengikuti program

H7

= Pendapatan mustahiq sebelum mengikuti program berbeda dari
pendapatan penerima manfaat setelah mengikuti program

34

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian literatur dan penelitian
lapangan (field research), dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.
Dalam penelitian ini