Hubungan Tingkat Penggunaan Smartphone Pada Remaja Dengan Interaksi Dalam Keluarga (Kasus Remaja Di Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor)

HUBUNGAN TINGKAT PENGGUNAAN SMARTPHONE PADA
REMAJA DENGAN INTERAKSI DALAM KELUARGA
(Kasus Remaja di Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor)

ANDI PUTRI REZKY NOVIANA

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN
PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA
PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Hubungan Tingkat
Penggunaan Smartphone pada Remaja dengan Interaksi dalam Keluarga (Kasus
Remaja di Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor) adalah
benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam
bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi berasal atau

dikutip dari karya yang diterbitkan mau pun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi
ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Agustus 2016

Andi Putri Rezky Noviana
NIM I34120117

ABSTRAK
ANDI PUTRI REZKY NOVIANA. Hubungan Tingkat Penggunaan Smartphone
pada Remaja dengan Interaksi dalam Keluarga (Kasus Remaja di Kelurahan
Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor). Dibimbing oleh AIDA
VITAYALA S. HUBEIS dan HAMZAH
Pada zaman modern seperti sekarang ini banyak yang bergantung pada kecanggihan
teknologi media, salah satunya dengan memanfaatkan smartphone seperti yang
digunakan oleh remaja. Banyak remaja yang terpengaruh oleh kecanggihan
smartphone, sehingga penggunaan smartphone memberikan perubahan terhadap pola

interaksi antara remaja dengan orang tua. Pada saat proses komunikasi berlangsung,
gangguan yang membuat perhatian remaja menjadi teralih saat diajak berkomunikasi
secara tatap muka atau sering terjadi miscommunication akibat keseruan dengan
smartphone mereka masing-masing. Penelitian ini menganalisis keterkaitan antara
hubungan tingkat penggunaan smartphone pada remaja dengan interaksi di keluarga.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif yang didukung
oleh data kualitatif dan menggunakan metode teknik accidental sampling untuk
penarikan sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan
yang signifikan antara tingkat penggunaan smartphone pada remaja dengan interaksi
di keluarga.
Kata kunci: Interaksi keluarga, remaja, smartphone
ABSTRACT
ANDI PUTRI REZKY NOVIANA. Relations Level Smartphone Usage in
Adolescents with Interaction in Family (Cases of Youth in the Village Mulyaharja,
South Bogor subdistrict, Bogor City). Supervised by AIDA VITAYALA S. HUBEIS
and HAMZAH
In this modern era, there’s so many people who depend in by the sophistication of
media technology. One of those is a teenager who use the techonology such as the
smartphone. There’s many teenagers who have affected by the sophistication of
smarthphone, so the use of smartphone is giving a change to their interactional

pattern between the teenagers and their parents. When direct communication process
occurs, the interferences which make their attention distracted or often having a
misscomunication is because they only focus on theirs smartphone. So, this research
aims to analyze a relationship between the level of using the smartphone in teenagers
with their interaction in their family. The research is using quantitative approach
which supported by qualitative data and using accidental sampling technique. The
result of this research shows that there’s no significant relationship between the leve
of using smartphone in the teenagers with interactional process in their family.
Keywords: Family interaction, smartphone, teenager

HUBUNGAN TINGKAT PENGGUNAAN SMARTPHONE PADA
REMAJA DENGAN INTERAKSI DALAM KELUARGA
(Kasus Remaja di Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor)

ANDI PUTRI REZKY NOVIANA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
pada

Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya
sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian
ialah tentang komunikasi kelompok, dengan judul Hubungan Tingkat Penggunaan
Smartphone pada Remaja dengan Interaksi dalam Keluarga (Kasus Remaja di
Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor).
Terima kasih penulis ucapkan kepada Prof Dr Ir Aida Vitayala S. Hubeis dan
Dr Hamzah MSi selaku pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan waktu
dan tenaganya untuk memberikan motivasi, arahan, saran, dan kritik selama proses
penulisan hingga penyelesaian skripsi ini. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada
Bapak Dr Ir Amiruddin Saleh MS sebagai dosen penguji, dan kepada Ibu Ir Melani
Abdulkadir sebagai dosen komdik akademik.

Penulis juga menyampaikan hormat dan terimakasih kepada orang tua tercinta
papa dan mama saya tercinta yaitu Drs H J Wisnu Sandjaja S.H dan Hj. Andi Murni
yang selalu mendoakan dan melimpahkan kasih sayangnya kepada penulis, kakak
tersayang Andi Eka Steffy Yuliana S.Ked, dan Adik tersayang Andi Trissa Sekarrini
Febriasari yang selama ini selalu sabar dan tiada henti memberikan doa, kasih sayang,
dan semangat kepada penulis, serta Jasman Sultani yang telah membantu dan
memberi semangat dalam penyusunan karya ilmiah ini. Selain itu kepada
masyarakat Mulyaharja, khususnya empat puluh lima responden dan beberapa
informan yang sudah bersedia merelakan sedikit waktu untuk memberikan informasi
yang bermanfaat untuk penulisan skripsi. Tidak lupa juga penulis ucapkan
terimakasih kepada teman-teman tercinta Hana Hilaly Anisa, Nadya Apriella, Riza
Ryanda, Inez Kania Febriyani, Tazkiyah Syakira Alkaff, Meliani Rosalina, Almira
Devina, Arum Sabarina, Destiazmi Andaliva, Syafrina Tijjani atas kebersamaannya
selama ini. Terakhir, penulis mengucapkan terimakasih kepada teman bimbingan
yaitu Hamzah Nasution dan Lici Meiranti yang selalu mengingatkan dan memberikan
pencerahan selama penyusunan skripsi, dan teman-teman seperjuangan SKPM 49
yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat dan dapat menjadi bahan acuan pada
penelitian berikutnya.


Bogor, Agustus 2016

Andi Putri Rezky Noviana

vii

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Masalah Penelitian
Tujuan Penelitian
Kegunaan Penelitian
PENDEKATAN TEORITIS
Tinjauan Pustaka
Perkembangan Teknologi Komunikasi
Smartphone
Penggunaan Smartphone

Karakteristik Remaja
Interaksi sosial di keluarga
Kerangka Pikir
Hipotesis Penelitian
PENDEKATAN LAPANG
Metode Penelitian
Lokasi dan Waktu
Populasi dan Sampel
Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Teknik Pengumpulan Data
Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Definisi Operasional
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Kondisi Geografis dan Keadaan Lingkungan
Kondisi Demografi dan Sosial Budaya
Kependudukan
Agama
Pendidikan
Lembaga Pendidikan
Mata Pencaharian

KARAKTERISTIK REMAJA KELURAHAN MULYAHARJA
Karakteristik Remaja
Jenis Kelamin
Tingkat Pendidikan
Uang Saku
Biaya Pengeluaran Pulsa

vii
ix
x
1
1
2
3
3
4
4
4
4
5

5
6
9
10
11
11
11
11
12
13
13
14
17
17
18
18
18
18
19
20

21
21
21
21
22
23

viii

TINGKAT PENGGUNAAN SMARTPHONE
Durasi Waktu
Fitur-Fitur
Tujuan Penggunaan Smartphone
Total Tingkat Penggunaan Smartphone
INTERAKSI DALAM KELUARGA
Kekerapan Interaksi
Durasi Interaksi
Intensitas Interaksi
Kepemilikan Smartphone
Total Interaksi

HUBUNGAN KARAKTERISTIK REMAJA DENGAN TINGKAT
PENGGUNAAN SMARTPHONE
HUBUNGAN TINGKAT PENGGUNAAN SMARTPHONE DENGAN
INTERAKSI DALAM KELUARGA
PENUTUP
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA

25
25
26
28
29
31
31
32
32
33
34
35
35
40
41
41
42
43

ix

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

14
15
16
17
18

19

Tabel 1 Penduduk berdasarkan kelompok dan jenis kelamin,
Kelurahan Mulyaharja, 2015
Tabel 2 Penduduk menurut agama, Kelurahan Mulyaharja,
2015
Tabel 3 Penduduk berdasarkan tingkat pendidikan, Kelurahan
Mulyaharja, 2015
Tabel 4 Kelembagaan pendidikan, Kelurahan Mulyaharja,
2015
Tabel 5 Penduduk berdasarkan mata pencaharian, Kelurahan
Mulyaharja, 2015
Tabel 6 Jumlah dan persentase remaja Kelurahan Mulyaharja
menurut tingkat pendidikan, 2016
Tabel 7 Jumlah dan persentase remaja Kelurahan Mulyaharja
berdasarkan uang saku, 2016
Tabel 8 Jumlah dan persentase remaja Kelurahan Mulyaharja
berdasarkan biaya pengeluaran per bulan, 2016
Tabel 9 Jumlah dan persentase remaja Kelurahan Mulyaharja
berdasarkan durasi waktu, 2016
Tabel 10 Jumlah dan persentase remaja Kelurahan Mulyaharja
berdasarkan fitur yang sering digunakan, 2016
Tabel 11 Jumlah dan persentase remaja Kelurahan Mulyaharja
berdasarkan tujuan penggunaan smartphone, 2016
Tabel 12 Jumlah dan persentase remaja Kelurahan Mulyaharja
berdasarkan total tingkat penggunaan smartphone
Tabel 13 Jumlah dan persentase remaja Kelurahan Mulyaharja
berdasarkan kegiatan berinteraksi dengan keluarga,
2016
Tabel 14 Jumlah dan persentase remaja Kelurahan Mulyaharja
berdasarkan durasi interaksi, 2016
Tabel 15 Jumlah dan persentase remaja Kelurahan Mulyaharja
berdasarkan intensitas interaksi, 2016
Tabel 16 Jumlah dan persentase remaja Kelurahan Mulyaharja
berdasarkan kepemilikan smarphone, 2016
Tabel 17 Jumlah dan persentase remaja Kelurahan Mulyaharja
berdasarkan total interaksi, 2016
Tabel 18 Jumlah dan persentase remaja Kelurahan Mulyaharja
berdasarkan jenis kelamin dan tingkat penggunaan
smartphone, 2016
Tabel 19 Jumlah dan persentase remaja Kelurahan Mulyaharja
berdasarkan tingkat pendidikan dan tingkat penggunaan
smartphone, 2016

18
18
19
19
20
21
22
23
25
26
28
29
31

32
33
33
34
35

36

x

20

Tabel 20 Jumlah dan persentase remaja Kelurahan Mulyaharja
berdasarkan uang saku dan tingkat penggunaan
smartphone, 2016
21 Tabel 21 Jumlah dan persentase remaja Kelurahan Mulyaharja
berdasarkan biaya pengeluaran pulsa dan tingkat
penggunaan smartphone, 2016
22 Tabel 22 Jumlah dan persentase remaja Kelurahan Mulyaharja
berdasarkan tingkat penggunaan smartphone dan
interaksi dalam keluarga, 2016

37

38

40

DAFTAR LAMPIRAN
1 Lampiran 1 Jadwal Penelitian
2 Lampiran 2 Peta Lokasi Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor
Selatan, Kota Bogor
3 Lampiran 3 Daftar Nama Responden
4 Lampiran 4 Hasil Uji Reliabilitas
5 Lampiran 5 Hasil Uji Korelasi rank Spearman
6 Lampiran 6 Dokumentasi Penelitian

46
47
48
50
52
55

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Komunikasi merupakan proses sosial dalam kehidupan manusia. Satu hal
yang sangat mendasar dan sangat diperlukan dalam kehidupan setiap manusia. Tanpa
komunikasi manusia tidak dapat berinteraksi dengan sesamanya dan tidak akan
berkembang. Seiring dengan berjalannya waktu, teknologi komunikasi dijadikan
kebutuhan pokok oleh berbagai kalangan. Dari awalnya, telepon hanya digunakan
untuk menelepon dan berkirim pesan, sekarang berkembang menjadi telepon pintar
atau smartphone yang memiliki banyak fitur sehingga smartphone menjadi
kebutuhan penting dan salah satu prioritas khususnya di kalangan remaja. Hal
tersebut didukung oleh penelitian Resti (2015) bahwa bagi remaja yang menyenangi
teknologi, smartphone sudah menjadi perwujudan dari gaya hidup masyarakat di era
globalisasi terbukti dari sebuah hasil survai yang mengatakan segmen remaja masih
menjadi basis kuat perangkat pintar (smartphone).
Industri telepon seluler mengalami perkembangan yang pesat dalam dua dekade
terakhir ini, baik di negara maju ataupun negara sedang berkembang. Di Indonesia
pun telepon seluler telah mengubah peta industri telekomunikasi secara radikal.
Telepon yang dulunya merupakan barang mewah, sehingga hanya kelompok tertentu
yang bisa menikmatinya, sekarang dengan mudah mendapatkannya, murah, baik
dalam sarana telekomunikasi fixedline wireline ataupun fixedline wireless serta
seluler (Mayasari 2012).
Perkembangan pesat yang terjadi pada smartphone dibuktikan dalam sebuah
perusahaan riset pemasaran IDC (International Data Corporation) bahwa pasar
smartphone pada tahun 2011 mengalami pertumbuhan sebesar 49,2 persen, akibat
meningkatnya jumlah pengguna yang mengganti ponsel lama mereka dengan
smartphone. Laporan itu sejalan dengan penelitian terbaru IDC, yang memprediksi
jumlah download aplikasi mobile sebesar 10,9 miliar pada tahun 2010 menjadi 76,9
miliar pada 2014. Menurut Bisnis Indonesia pelanggan smartphone pada tahun 2010
menembus 6,24 juta pelanggan. Dalam hal ini ponsel cerdas Blackberry telah
meruntuhkan Nokia (Mayasari 2012).
Utaminingsih (2006), menyatakan bahwa terdapat banyak fenomena di mana
individu lebih memilih memainkan atau menggunakan smartphone, meskipun berada
di tengah-tengah suatu kegiatan atau bersosialisasi dengan orang-orang di sekitar.
Survey Siemens Mobile Lifestyle III, menyebutkan bahwa 60 persen dari
respondennya lebih senang mengirim dan membaca pesan atau memainkan
smartphone di tengah acara keluarga yang dianggap membosankan, penggunaan
smartphone dapat mengurangi intensitas tatap muka. Perubahan teknologi
komunikasi ini yang disebut dengan smartphone memiliki beberapa dampak bagi
pengguna contohnya terjadinya gangguan kesehatan diakibatkan dari penggunaan
smartphone dengan waktu yang lama.
Penelitian Fajrin (2013) menyatakan bahwa masuknya teknologi di desa
mengakibatkan dampak negatif yang sangat kompleks. Masuknya teknologi akan

2

menjadi lebih mudah tetapi orang akan lebih tidak peduli dengan rasa sosial, malas
bersosialisasi dengan tetangga, teman sebaya dan lingkungan sekitar. Lebih memiliki
sikap individual dari sifat sosial yang berubah dapat mengakibatkan perubahan dalam
berinteraksi dan masuknya budaya baru. Namun tidak semua teknologi berdampak
negatif karena teknologi seperti smartphone juga memudahkan untuk menyampaikan
informasi secara cepat, peka terhadap perbedaan, dapat membina kembali tali
silaturahim antar teman serta saudara. Hal tersebut disebabkan oleh generasi muda
ataupun generasi tua dapat bebas mengakses informasi dengan adanya teknologi yang
semakin lama semakin canggih dan murah melalui alat-alat teknologi seperti laptop,
dan handphone. Akibatnya, terjadi perubahan sosial dan bergesernya identitas
masyarakat desa yang dulu identik dengan kesederhanaan yang memiliki nilai-nilai
luhur, rasa persatuan yang kuat, tradisional, serta kearifan lokal berubah menjadi
masyarakat yang royal, individual, kurang religious, egois, materialis dan
menimbulkan kriminalitas yang tinggi dan tidak ada bedanya antara gaya hidup
masyarakat kota dengan masyarakat desa.
Perkembangan smartphone menimbulkan dampak bagi perubahan pada sikap
dan perilaku remaja. Hal tersebut didukung oleh penelitian Anasari (2014) yang
menyatakan bahwa remaja di Sleman yang menggunakan smartphone ternyata lebih
banyak menghabiskan waktunya untuk mengakses informasi maupun berkomunikasi
melalui smartphone yang dimiliki. Baik itu menggunakan fitur SMS (Short Message
Service), media sosial maupun aplikasi instant messenger di dunia maya yang bisa
diunduh secara gratis dan digunakan melalui smartphone. Para remaja yang sudah
ketergantungan dengan smartphone, sangat sulit bagi mereka untuk membagi waktu,
seperti waktu belajar yang semakin berkurang karena mereka hanya fokus dengan
smartphone yang dimilikinya. Oleh karena itu, penggunaan smartphone memberikan
perubahan terhadap pola interaksi antara remaja dengan orang tua. Dengan demikian
perlu diketahui bagaimana hubungan tingkat penggunaan smartphone pada remaja
dengan interaksi dalam keluarga.
Masalah Penelitian
Smartphone sudah tidak asing lagi di kalangan masyarakat, khususnya remaja.
Penggunaan smartphone yang semakin meningkat di kalangan remaja yang
dipengaruhi oleh beberapa karakteristik remaja yang diantaranya adalah jenis
kelamin, tingkat pendidikan, uang saku dan biaya pengeluaran pulsa. Bagaimana
hubungan karakteristik remaja dengan tingkat penggunaan smartphone?
Berkembangnya teknologi yang semakin pesat ini telah mempengaruhi gaya
hidup dan perilaku remaja. Remaja merupakan orang yang lebih dekat dan lebih
banyak berinteraksi dengan teknologi. Dengan adanya fitur-fitur dalam smartphone
membuat remaja semakin sering menggunakan smartphone dimana pun dan kapan
pun remaja berada, hal tersebut mempengaruhi interaksi dalam keluarga. Bagaimana
hubungan tingkat penggunaan smartphone pada remaja dengan interaksi dalam
keluarga?

3

Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Menganalisis hubungan karakteristik remaja dengan tingkat penggunaan
smartphone.
2. Menganalisis hubungan tingkat penggunaan smartphone pada remaja dengan
interaksi dalam keluarga.
Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian diharapkan berguna bagi berbagai pihak, di antaranya adalah:
1) akademisi, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber rujukan untuk
penelitian lebih lanjut mengenai tingkat penggunaan smartphone pada remaja; 2) bagi
peneliti, sebagai sarana mengaplikasikan ilmu yang dimiliki dengan mencoba
memberikan solusi terhadap permasalahan sosial yang diteliti; 3) masyarakat, sebagai
sumber informasi dan pengetahuan sehingga masyarakat dapat memanfaatkan
teknologi secara bijak.

PENDEKATAN TEORITIS
Tinjauan Pustaka
Perkembangan Teknologi Komunikasi
Perkembangan yang terjadi dengan cepat di bidang komunikasi membuat para
ahli menyebutnya sebagai revolusi komunikasi. Perubahan yang cepat ini didorong
oleh adanya berbagai penemuan di bidang teknologi sehingga apa yang dulu
merupakan kendala dalam kegiatan komunikasi, sekarang sudah terbuka lebar.
Seseorang dapat berhubungan dengan seseorang atau sekelompok orang tanpa
dibatasi oleh faktor waktu, jarak, jumlah, kapasitas dan kecepatan. Contohnya
penggunaan satelit dalam komunikasi. Dengan munculnya berbagai inovasi maka
pengembangan komunikasi semakin pesat terutama yang dikembangkan oleh
perusahaan telepon selular. Teknologi komunikasi adalah penggunaan teknologi
sebagai media dalam komunikasi manusia. Penggunaan teknologi sebagai
komunikasi manusia ini banyak dipengaruhi oleh perkembangan teknologi dari ilmu
pengetahuan yang lainnya. Seseorang atau kelompok orang tanpa dibatasi oleh faktor
waktu, jarak, jumlah, kapasitas dan kecepatan (Zamroni 2009).
Smartphone
Smartphone atau bisa disebut dengan telepon pintar sudah menjadi sebuah
kebutuhan bagi semua kalangan di dunia sebagai penunjang aktivitas kerja mau pun
sekedar lifestyle atau gaya hidup. Setiap smartphone memiliki sistem operasi yang
berbeda-beda, sama halnya dengan sistem operasi pada komputer desktop. Menurut
Zaki (2008), pengertian telepon seluler pintar atau smartphone secara harfiah artinya
adalah telepon pintar, yakni telepon seluler yang mempunyai kemampuan seperti
komputer walaupun terbatas. Menurut Jocom (2013), kecanggihan smartphone
dibandingkan ponsel biasa terletak pada operation system yang tangguh, kecepatan
proses yang tinggi, koneksi internet terbaik dan layar sentuh. Pada dasarnya
smartphone merupakan hasil gabungan dari fungsi telepon genggam dengan PDA
(Personal Digital Assistant). Perkembangan PDA, mendapatkan kemampuan lain
yaitu fitur koneksi wireless sehingga mampu menerima maupun mengirim email pada
saat yang bersamaan. Pada akhirnya PDA menambahkan fungsi handphone pada
devicenya, begitu pun juga handphone diberikan fitur PDA (yang lebih banyak) di
dalamnya, sehingga hasilnya adalah sebuah Smartphone. Smartphone menjadi
digemari oleh masyarakat karena efektivitas, kecepatan, dan kemudahan akses yang
ditawarkannya, yang terutama sangat dibutuhkan oleh orang-orang dengan tingkat
kesibukan dan ketergantungan terhadap informasi yang tinggi baik dalam kehidupan
sehari-hari maupun dalam pekerjaan.
Pertumbuhan alat canggih yang mudah dibawa kemana-mana membuat
kemajuan besar dalam pemroses, layar dan sistem operasi yang di luar dari jalur
telepon genggam sejak beberapa tahun ini. Kebanyakan alat yang dikategorikan
sebagai telepon pintar menggunakan sistem operasi yang berbeda. Dalam hal fitur,
kebanyakan telepon pintar mendukung sepenuhnya fasilitas surel (surat elektronik)

5

dengan fungsi pengatur personal yang lengkap. Fungsi lainnya dapat menyertakan
miniatur papan ketik QWERTY, layar sentuh atau kamera, pengaturan daftar nama,
penghitung kecepatan, navigasi piranti lunak dan keras, kemampuan membaca
dokumen bisnis, pemutar musik, penjelajah foto dan melihat klip video, penjelajah
internet, perusahaan, seperti yang ditawarkan oleh BlackBerry. Fitur yang paling
sering ditemukan dalam telepon pintar adalah kemampuannya menyimpan daftar
nama sebanyak mungkin, tidak seperti telepon genggam biasa yang mempunyai
batasan maksimum penyimpanan daftar nama.
Selain itu smartphone mempermudah pengguna untuk mengetik dokumen atau
mengirim pesan. Tampilan QWERTY keyboard bisa dalam bentuk fisik (hardware)
misalnya seperti pada Blackberry, juga bisa tampil dalam bentuk keyboard virtual
seperti pada iPhone (Hernawati 2012).
Penggunaan Smartphone
Menurut Istiyanto (2013) penggunaan smartphone memiliki pengaruh positif
selain untuk sebuah alat komunikasi seperti halnya membantu kita untuk bisa selalu
terhubung dengan baik kepada teman-teman serta kerabat dekat dan keluarga kita,
akan tetapi smartphone juga bisa memiliki pengaruh yang negatif apabila salah
digunakan terlebih lagi dengan fitur yang canggih. Komunikasi digital nirkabel sudah
sangat dibutuhkan pada berbagai bidang, seperti edukasi, bisnis, hiburan, kesehatan
atau keamanan; Ketersediaan perangkat mobile yang dapat mendukung aktivitas
pengguna diberbagai lingkungan dengan fleksibilitas tinggi, perangkat yang lebih
praktis dan mudah dalam penggunaan. Kebutuhan yang sangat tinggi dan kemudahan
akses merupakan hal utama menyebabkan pengaruh kuat untuk menggunakan
smartphone. Seiring berjalannya globalisasi, bisa dibilang sebagian besar semua
kalangan menggunakan smartphone. Mereka mendapatkan banyak manfaat, dapat
menghubungi teman lebih mudah, mengakses akun jejaring sosial atau blog mereka
langsung ditangan mereka sendiri, dan mencari bahan pelajaran dari situs-situs di
internet tanpa harus merasa kurang nyaman. Hingga saat ini, smartphone masih
menjadi trend dari semua kalangan di Indonesia, tak terkecuali dilingkungan sekitar
kita.
Menurut Ghifary dan Kurnia (2015), intensitas penggunaan smartphone
berpengaruh terhadap perilaku komunikasi bahwa menggunakan smartphone dengan
durasi yang tinggi. Konten yang digunakan pun beragam, mulai dari jejaring sosial,
game, video, foto, musik, e-mail, SMS, telepon, dan chatting online. Responden
mengakui bahwa menggunakan smartphone karena ingin memperoleh pengalaman
baru, ingin mendapatkan respon, dan ingin diakui oleh lingkungan sekitar. Selain itu,
responden juga mengakui smartphone bisa membentuk mereka menjadi pribadi yang
gemar bersosialisasi, sehingga smartphone kini menjadi bagian dari gaya hidup
mereka.
Karakteristik Remaja
Istilah Adolescence atau remaja berasal dari kata latin adolescere yang berarti
“tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”( Hurlock 1980). Istilah ini mempunyai arti
yang lebih luas, mencangkup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik.

6

Apabila digolongkan sebagai anak-anak maka golongan remaja sudah melewati masa
tersebut, tetapi bila digolongkan dengan orang dewasa juga masih belum sesuai. Oleh
karena itu istilah golongan remaja ini dirasakan tumpang tindih pengertiannya.
Hurlock (1980) mendefinisikan masa remaja dengan menggunakan ciri-ciri
tertentu yang dapat membedakannya dengan periode sebelum dan sesudahnya, yaitu
masa remaja sebagai periode yang penting, masa remaja sebagai periode peralihan,
masa remaja sebagai periode perubahan, masa remaja sebagai usia yang bermasalah,
masa remaja sebagai masa mencari identitas, masa remaja sebagai usia yang
menimbulkan ketakutan, masa remaja sebagai masa yang tidak realistik, dan yang
terakhir yaitu masa remaja sebagai ambang masa dewasa. Menurut Mappiare dalam
bukunya Psikologi Remaja (1982) diacu oleh Utaminingsih (2006) dapat disimpulkan
bahwa secara teoritis dan empiris dari segi psikologis, rentangan usia remaja berada
dalam usia 12 tahun sampai 21 tahun bagi wanita, dan 13 sampai 22 tahun bagi lelaki.
Jika dibagi atas remaja awal dan remaja akhir, maka remaja awal berada dalam dalam
usia 12/13 tahun sampai 17/18 tahun, dan remaja akhir dalam rentangan usia 17/18
tahun sampai 21/22 tahun.
Menurut Soekanto (1991) diacu oleh Lestari (2008), ciri-ciri remaja adalah
seseorang yang mengalami perkembangan fisik yang pesat, mempunyai keinginan
yang kuat untuk mengadakan interaksi sosial dengan kalangan lebih dewasa atau
lebih matang kepribadiannya, mempunyai keinginan kuat untuk mendapatkan
kepercayaan dari kalangan dewasa walaupun tanggungjawab masih belum matang,
mulai memikirkan kehidupan secara mandiri, mengalami perkembangan
intelektualitas untuk mendapatkan identitas diri, dan menginginkan sistem kaidah dan
nilai yang serasi dengan kebutuhan atau keinginan yang tidak selalu sama dengan
orang dewasa. Menurut Hurlock (1980) konsep hubungan keluarga mempengaruhi
konsep diri remaja dimana seorang remaja yang mempunyai hubungan erat dengan
seorang anggota keluarga akan mengidentifikasikan diri dengan orang lain dan ingin
mengembangkan pola kepribadian yang sama.
Interaksi sosial di keluarga
Terjadinya interaksi sosial adalah adanya kontak sosial (social contact) dan
adanya komunikasi (communication). Kontak sosial berasal dari bahasa latin con atau
cum (bersama-sama) dan tango (menyentuh), artinya secara harfiah adalah bersamasama menyentuh. Secara fisik, kontak sosial terjadi apabila adanya hubungan.
Misalnya, kontak sosial sudah terjadi ketika seseorang berbicara dengan orang lain,
tetapi kontak sosial juga dilakukan dengan menggunakan teknologi, seperti melalui
telepon, televisi, internet, radio dan sebagainya. Interaksi sosial adalah bentuk-bentuk
yang tampak apabila orang-orang perorangan ataupun kelompok-kelompok manusia
mengadakan hubungan satu sama lain terutama dengan mengetengahkan kelompok
serta lapisan sosial sebagai unsur pokok struktur sosial. Interaksi sosial adalah suatu
hubungan antar dua atau lebih individu manusia, dimana kelakuan individu yang satu
mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain. Proses
interaksi sosial berupa proses assosiatif dan proses dissosiatif. Proses assosiatif
adalah proses kerja sama yang bertujuan untuk kepentingan bersama yaitu berupa

7

gotong royong. Proses dissosiatif adalah proses perlawanan dari proses assosiatif
yaitu berupa persaingan, dan konflik (Soekanto 2002).
Seiring kemajuan zaman, persaingan global, semua di jaman serba canggih,
serta masuknya budaya barat dan sebagainya, telah dianggap menjadi sebab nilai-nilai
interaksi sosial bangsa indonesia saat ini mulai terlihat luntur, hal ini dominan telah
terjadi terutama di kota-kota besar di indonesia. Bahkan bukan hanya di kota besar, di
desa pun nilai-nilai interaksi sosial sebagian mulai terlihat luntur, jika budaya ini
tidak disosialisasikan dalam masyarakat luas. Proses interaksi sosial merupakan unsur
dari proses komunikasi, dimana keduanya saling berhubungan erat. Proses
komunikasi bisa dikatakan efektif apabila di dalam penyampaian informasi dari
komunikator ke komunikan bisa menimbulkan timbal balik sehingga bisa tercapai
saling pengertian antara kedua belah pihak.
Menurut Mulyaningsih (2014), terjadinya interaksi dan komunikasi dalam
keluarga akan saling mempengaruhi satu dengan yang lain yaitu antara ibu dan ayah,
ibu dan anak, ayah dan anak, dan antar anak saling memberikan stimulus dan respons.
Dengan interaksi antara anak dengan orang tua, akan membentuk gambarangambaran tertentu pada masing-masing pihak sebagai hasil dari komunikasi.
Hubungan dengan keluarga merupakan sikap, tindakan dan penerimaan keluarga
terhadap anggotanya. Anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat
mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan.
Menurut Friedman (1998) ada tiga dimensi interaksi dalam dukungan keluarga,
yaitu timbal balik, nasihat/umpan balik dan keterlibatan emosional di dalam
hubungan sosial. Terdapat banyak fenomena dimana individu lebih memilih
memainkan atau menggunakan smartphone, meskipun berada ditengah-tengah suatu
kegiatan atau bersosialisasi dengan orang-orang di sekitar. Survey Siemens Mobile
Lifestyle III, menyebutkan bahwa 60 persen dari respondennya lebih senang
mengirim dan membaca pesan atau memainkan smartphone di tengah acara keluarga
yang dianggap membosankan, penggunaan smartphone dapat mengurangi intensitas
tatap muka. Perubahan teknologi komunikasi ini yang disebut dengan smartphone,
memiliki beberapa dampak bagi pengguna, contohnya terjadinya gangguan kesehatan
diakibatkan dari penggunaan smartphone dengan waktu yang lama, gangguan yang
sering terjadi seperti kesehatan yang dirasakan yaitu susah tidur, mudah lelah, dan
tingkat emosional menjadi lebih tinggi (Utaminingsih 2006).
Penelitian Sebelumnya
Perkembangan teknologi yang semakin pesat saat ini membawa banyak
perubahan dalam hidup manusia. Tidak terkecuali dalam hal interaksi antar manusia.
Kemajuan teknologi membuat komunikasi menjadi semakin mudah. Saat tidak dapat
bertemu secara langsung, tetap dapat menjalin komunikasi. Adanya fasilitas-fasilitas
untuk berkomunikasi seperti media sosial dan instant messenger yang bisa digunakan
untuk chatting membuat smartphone banyak diminati oleh kaum muda, khususnya
remaja. Apalagi saat ini sudah banyak aplikasi untuk berkomunikasi yang bisa
diunduh secara gratis dengan fasilitas yang lebih lengkap seperti mengirim foto dan
pesan suara.

8

Sesuai dengan usianya, remaja adalah fase di mana mereka mulai ingin
mengenal lingkungan selain di dalam keluarga mereka. Remaja mulai beradaptasi
dengan lingkungan barunya ketika sudah berada di masyarakat. Dengan lingkungan
teman sebaya mereka lebih banyak berinteraksi. Kemajuan teknologi membuat cara
berkomunikasi antar manusia menjadi lebih menarik dan beragam. Smartphone dan
kelengkapan fasilitas komunikasi maupun hiburannya membuat para remaja di
Kabupaten Sleman ingin memilikinya. Selain untuk berkomunikasi, smartphone juga
digunakan untuk mencari informasi khususnya untuk kepentingan pendidikan
mereka. Orang tua remaja di Kabupaten Sleman ini menyadari pentingnya
komunikasi dengan sesama anggota keluarganya. Sebagai orang tua, mereka harus
tetap mengawasi dan memperhatikan keadaan anak-anaknya. Membekali anaknya
yang masih remaja dengan alat komunikasi seperti smartphone membuat para orang
tua ini bisa tetap menghubungi anaknya saat berada di luar rumah. Selain itu
informasi dapat lebih mudah diakses dan membantu bagi orang tua yang
membutuhkannya (Anasari 2014).
Smartphone adalah sebuah media baru dalam proses komunikasi. Smartphone
tidak lagi digunakan hanya untuk media komunikasi tetapi mulai dilirik oleh
beberapa perusahaan pembuat smartphone untuk dijadikan media hiburan dan
edukasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menguji pengaruh intensitas
penggunaan smartphone terhadap perilaku komunikasi. Penelitian ini melibatkan satu
variabel independen yaitu intensitas penggunaan smartphone dan satu variabel
dependen yaitu perilaku komunikasi. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh data
yaitu pengguna smartphone didominasi oleh wanita. Wanita bisa menghabiskan
waktu 140 menit per hari, sedangkan lelaki hanya menghabiskan waktu 43 menit
dalam sehari. Dari segi usia, pengguna smartphone didominasi usia 20-22 tahun. Usia
ini merupakan usia produktif dan disebut sebagai digital natives. Digital natives
berarti generasi yang lahir dan hidup di era internet yang serba digital dan terkoneksi.
Pada usia ini orang cenderung mencari hiburan dan informasi dari media online, salah
satunya menggunakan smartphone. Selain itu, mayoritas responden dominan
menggunakan smartphone pada pukul 17.00-19.59. Hal ini diperkuat oleh riset yang
ditemukan oleh Locket pada Mei 2013 yang menyebutkan bahwa pengguna
smartphone paling aktif mengecek gadget-nya antara pukul 05.00 sore hingga 08.00
malam (Ghifary dan Kurnia 2015).

9

Kerangka Pikir
Teknologi komunikasi saat ini merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan
dari kehidupan manusia. Hampir pada setiap aspek kegiatan manusia, baik yang
dilakukan secara pribadi maupun bersama-sama selalu mempunyai hubungan dengan
teknologi komunikasi. Perkembangan ini menandakan bahwa teknologi komunikasi
dijadikan sebagai media penting bagi individu, khususnya remaja. Dengan adanya
smartphone dapat merubah interaksi dalam keluarga. Hal tersebut dapat dilihat dari
karakteristik remaja yang di antaranya yaitu jenis kelamin, tingkat pendidikan, uang
saku dan biaya pengeluaran pulsa. Karakteristik remaja tersebut memiliki hubungan
dengan tingkat penggunaan smartphone yang dilihat dari durasi waktu, fitur yang
sering digunakan, dan tujuan penggunaan smartphone. Hal tersebut memiliki
hubungan dengan interaksi dalam keluarga dilihat dari kepemilikan smartphone,
kekerapan interaksi, durasi interaksi, dan intensitas interaksi. Keterkaitan berbagai
variabel tersebut secara rinci dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini:
Karakteristik Remaja (X1)
X1.1 Jenis Kelamin
X1.2 Tingkat Pendidikan
X1.3 Uang Saku
X1.4 Biaya pengeluaran pulsa

Tingkat Penggunaan Smartphone
- Durasi waktu
- Fitur yang sering digunakan
- Tujuan Penggunaan smartphone

Interaksi dalam keluarga (Y1)
-

Kekerapan interaksi
Durasi interaksi
Intensitas interaksi
Kepemilikan smartphone

Keterangan :
: Berhubungan
Gambar 1 Kerangka pikir

10

Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian ini adalah:
1. Terdapat hubungan signifikan antara karakteristik remaja dengan tingkat
penggunaan smartphone
2. Terdapat hubungan signifikan antara tingkat penggunaan smartphone
dengan interaksi dalam keluarga

PENDEKATAN LAPANG
Metode Penelitian
Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif yang didukung oleh
pendekatan kualitatif. Untuk pendekatan kuantitatif digunakan metode survai, dimana
kuisioner sebagai instrumen utama dalam mengumpulkan data dari responden.
dengan data kualitatif. Pengertian survai dibatasi pada penelitian yang datanya
dikumpulkan dari sampel atas populasi untuk mewakili seluruh populasi
(Singarimbun dan Effendi 2012). Metode kuantitatif menggunakan kuisioner kepada
responden. Kuisioner penelitian disusun sesuai dengan kerangka pikir yang telah
dibuat sebelumnya. Data kualitatif dilaksanakan dengan observasi, dan studi
dokumentasi terkait. Selain itu, untuk informasi lebih mendalam dan memperjelas
gambaran tentang keadaan sosial dilakukan beberapa wawancara dengan informan
yang merupakan tokoh-tokoh masyarakat dan anggota keluarga.
Lokasi dan Waktu
Penelitian dilakukan di Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota
Bogor. Lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive) karena beberapa
pertimbangan, di antaranya adalah:
1. Lokasi penelitian sesuai dengan permasalahan penelitian yang dikaji oleh peneliti.
2. Lokasi penelitian belum banyak dikaji oleh peneliti lain dalam menyelesaikan
permasalahan penelitian.
3. Lokasi penelitian merupakan desa sub urban oleh karena itu warga Kelurahan
Mulyaharja sudah tidak asing lagi dengan adanya teknologi komunikasi
(smartphone).
Proses penelitian dimulai dari pembuatan proposal penelitian pada bulan
Februari 2016. Penelitian di lapangan dilakukan selama tiga minggu, yaitu pada bulan
Maret hingga April 2016. Kegiatan penelitian yang dilakukan oleh peneliti meliputi
penyusunan proposal skripsi, kolokium, perbaikan proposal skripsi, pengambilan data
lapangan, pengolahan dan analisis data, penulisan draft skripsi, sidang skripsi, dan
perbaikan skripsi.
Populasi dan Sampel
Populasi sasaran dalam penelitian adalah remaja di Kelurahan Mulyaharja,
Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor. Unit analisis dalam penelitian ini adalah
remaja yang memiliki smartphone. Pemilihan responden dilakukan secara accidental
sampling, karena populasi yang berjumlah besar dan sulit untuk menemukan sampel
secara individual, maka dapat dilakukan secara accidental atau ditemukan seadanya
(Singarimbun dan Effendi 2012). Responden yang diambil berjumlah 45 orang
dengan karakteristik usia remaja dari 12-21 tahun bagi wanita dan 13-22 tahun bagi

12

lelaki. Pemilihan informan dalam penelitian ini dipilih dengan secara sengaja
(purposive). Informan yang dipilih untuk penelitian adalah orang tua.
Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Kuisioner sebagai instrumen yang digunakan dalam penelitian diusahakan
valid dan reliabel. Validitas kuisioner diusahakan dengan cara:
1. Menyesuaikan dengan kondisi lapang
2. Menggunakan bahasa yang dipahami responden
3. Merujuk kepada berbagai konsep dan teori yang relevan
Uji validitas dan reliabilitas dilakukan di Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan
Bogor Selatan, Kota Bogor RT 01 RW 06 pada tanggal 4 April 2016. Untuk menguji
validitas dan reliabiltas kuisioner dibagikan sebanyak 10 orang di luar responden
yang memiliki karakteristik yang sama dengan responden penelitian. Hasil yang
didapat dari uji coba adalah bahwa kuisioner penelitian ini cukup reliabel yang
ditunjukan oleh nilai cronbach’s alpha sebesar 0,60 untuk karakteristik remaja, nilai
cronbach’s alpha sebesar 0,69 untuk tingkat penggunaan smartphone, nilai
cronbach’s alpha sebesar 0,54 untuk interaksi dalam keluarga.
Uji Validitas Instrumen dilakukan dengan menggunakan software SPSS.
Dalam proses ini menggunakan uji koefisien korelasi product moment Pearson.
Untuk mengetahui terdapat hubungan atau tidak dapat dilihat dari nilai signifikansi
dan seberapa kuat hubungan tersebut dapat dilihat dari nilai koefisien korelasi atau
nilai r. Hasil yang didapat dari uji validitas untuk kuisioner yaitu valid dengan nilai
koefisien sebesar -0,04 untuk jenis kelamin dengan tingkat penggunaan smartphone,
nilai koefisien sebesar -0,09 untuk tingkat pendidikan dengan tingkat penggunaan
smartphone, nilai koefisien sebesar -0,03 untuk uang saku dengan tingkat
penggunaan smartphone, nilai koefisien sebesar 0,33* untuk biaya pengeluaran pulsa
dengan tingkat penggunaan smartphone, nilai koefisien sebesar 0,19 untuk tingkat
penggunaan smartphone dengan interaksi dalam keluarga.

















Keterangan:
N
= Banyaknya Pasangan data X dan Y
Σx
= Total Jumlah dari Variabel X
Σy
= Total Jumlah dari Variabel Y
Σx2
= Kuadrat dari Total Jumlah Variabel X
Σy2
= Kuadrat dari Total Jumlah Variabel Y
Σxy
= Hasil Perkalian dari Total Jumlah Variabel X dan Variabel Y

Uji Reliabilitas menggunakan uji koefisien Alpha Cronbach. Reliabilitas
item dapat diuji dengan melihat koefisien Alpha dengan melakukan Reliability
Analysis dengan software Statistic Program for Social Sciences (SPSS). Nilai

13

koefisien Alpha-Cronbach untuk reliabilitas keseluruhan item dalam satu variabel
didapat dengan rumus berikut:

Keterangan:
= Koefisien reliabilitas Alpha Cronbach
K
= Jumlah item pertanyaan yang diuji

= Jumlah varian skor item
= Varian skor-skor test

Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengambilan data dilakukan dengan observasi, wawancara kuisioner,
wawancara mendalam, dan studi dokumentasi. Teknik pengambilan data wawancara
mendalam merupakan teknik pengambilan data dengan melakukan interaksi dua arah.
Melakukan wawancara mandalam dimaksud adanya temu muka antara peneliti dan
responden. Wawancara mendalam dilakukan secara sengaja. Informan dipilih secara
sengaja. Wawancara yang digunakan untuk pengambilan data dari responden
menggunakan kuisioner. Responden yang dipilih untuk penelitian ini adalah remaja.
Wawancara yang digunakan untuk pengambilan data dari informan menggunakan
panduan wawancara mendalam.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian yaitu data primer dan data
sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari observasi dan
pengambilan data langsung di lapangan dengan wawancara dan pengisian kuisioner
oleh responden dan informan. Data sekunder merupakan data yang didapatkan secara
tidak langsung yaitu melalui data-data atau pun literatur yang berkaitan dengan topik
penelitian seperti profil desa Kelurahan Mulyaharja, dan data monografi Kelurahan
Mulyaharja. Penelitian juga melakukan penelusuran pustaka dan dokumen lain yang
terkait dengan topik penelitian.
Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diperoleh secara kuantitatif melalui kuisioner diolah melalui program
software Statistic Program for Social Sciences (SPSS) for Windows versi 16.0 dan
Microsoft Excel 2007. Sebelum data diolah dan dianalisis, yaitu pertama, mengecek
kembali kelengkapan dan kekonsistenan jawaban yang diperoleh pada lembaran
kuisioner, dan catatan harian. Setelah dilakukan pengecekan. Kedua, mengkode data.
Semua data kuantitatif yang diperoleh pada lembaran kuisioner dimasukkan ke
dalam program Microsoft Excel 2007 secara lengkap dan diuraikan setiap variabel.
Beberapa variabel dihitung nilai rata-ratanya berdasarkan sebaran jawaban yang
didapatkan dari seluruh responden untuk dikelompokkan ke dalam kategori jawaban.
Setelah itu, semua data dikodekan dengan memberi simbol-simbol berupa angka
sesuai kategori jawaban yang telah ditentukan atau dikelompokkan.
Tahap berikutnya dilakukan pengolahan data dengan menghitung jumlah dan
persentase jawaban responden dalam bentuk tabel frekuensi dan tabulasi silang.

14

Beberapa data juga diolah dengan menggunakan uji korelasi rank spearman (data
ordinal) melalui program software Statistic Program for Social Sciences (SPSS) for
Windows versi 16.0. Terakhir, dilakukan analisis data secara kualitatif sebagai
pendukung hasil data kuantitatif dengan mereduksi hasil wawancara mendalam
dengan para responden dan informan. Tujuan dari reduksi data ini ialah untuk
mempertajam, menggolongkan, mengarahkan dan membuang data yang tidak perlu.
Penyajian data yang berupa menyusun segala informasi dan data yang diperoleh
menjadi serangkaian kata-kata yang mudah dibaca dalam sebuah laporan. Penyajian
data berupa narasi, diagram, kesimpulan dari hasil yang telah diolah pada tahap
reduksi. Verifikasi dilakukan dengan mendiskusikan hasil olahan data kepada
responden dan informan. Seluruh hasil penelitian dituliskan dalam rancangan skripsi.
Definisi Operasional
Definisi operasional untuk masing-masing variabel sebagai berikut :
1. Karakteristik Remaja adalah karakteristik yang mencirikan responden dan
berkaitan dengan diri individu. Terdiri dari sub peubah yakni jenis kelamin,
tingkat pendidikan, uang saku dan biaya pengeluaran pulsa yaitu:
a. Jenis kelamin responden yang dapat digunakan untuk membedakan antara
responden dengan menggunakan skala nominal berdasarkan ciri biologis dan
dibedakan atas: 1) laki-laki (kode 1); 2) perempuan (kode 2).
b. Tingkat Pendidikan adalah jenjang terakhir sekolah formal yang pernah
ditamatkan. Tingkat pendidikan diukur menggunakan skala ordinal
berdasarkan jenjang pendidikan formal terakhir dan dikategorikan menjadi: 1)
tinggi (Skor 3) Perguruan Tinggi (PT) sampai tamat Sekolah Menengah Atas
(SMA); 2) sedang (Skor 2) mengikuti Sekolah Menengah Pertama (SMP)
sampai tamat Sekolah Menengah Pertama (SMP); 3) rendah (Skor 1) tidak
pernah sampai tamat Sekolah Dasar (SD).
c. Uang saku adalah uang yang diberikan oleh orang tua atau dewasa kepada
kita, yang pengalokasiannya untuk kebutuhan jajan. Uang saku diberikan
untuk dialokasikan guna memenuhi kebutuhan jajan dan diberikan tiap bulan.
Uang saku dengan menggunakan skala ordinal dengan dikategorikan menjadi:
1) tinggi (Skor 3) apabila uang saku ≥ Rp 1.000.000,- ; 2) sedang (Skor 2)
apabila uang saku antara Rp 500.000,- hingga Rp 1.000.000,- ; 3) rendah
(Skor 1) apabila uang saku ≤ RP 500.000,d. Biaya pengeluaran pulsa adalah biaya yang dikeluarkan oleh remaja berkaitan
dengan penggunaan smartphone tiap bulan. Pengukuran menggunakan skala
ordinal dengan tiga kategori, yaitu: (skor 3) apabila biaya pengeluaran pulsa
Rp ≥ 100.000,-; (skor 2) apabila biaya pengeluaran pulsa antara Rp. 50.000,hingga 100.000,- ; (skor 1) apabila biaya pengeluaran ≤Rp. 50.000,2. Tingkat Penggunaan Smartphone adalah suatu tingkat yang menunjukkan
perilaku penggunaan Smartphone oleh remaja per hari. Tingkat penggunaan
smartphone dapat diukur dengan skala ordinal, yang meliputi dari :

15

a. Durasi waktu adalah lamanya waktu yang digunakan oleh remaja dalam
menggunakan smartphone dalam satu hari. Pengukuran menggunakan skala
ordinal dengan tiga kategori sebagai berikut (skor 3) apabila durasi
penggunaan smartphone lebih dari rata-rata durasi penggunaan remaja di
lapang; (skor 2) apabila durasi penggunaan smartphone sama dengan rata-rata
durasi penggunaan remaja di lapang; (skor 1) apabila durasi penggunaan
smartphone kurang dari rata-rata durasi penggunaan remaja di lapang.
b. Fitur yang digunakan adalah fitur-fitur yang terdapat pada smartphone yang
sering digunakan oleh remaja setiap hari, 10 jenis fitur dibagi menjadi:
a.) Telepon
f.) Line
k.) Musik
b.) SMS
g.) Path
l.) Twitter
c.) Facebook
h.) Instagram
m.) Internet
d.) WhatsApp
i.) Main games
n.) Kamera
e.) BBM
j.) Radio/MP3
Penggunaan fitur-fitur dalam smartphone dibagi menjadi kategori: (skor 4)
selalu; (skor 3) sering; jarang (skor 2); tidak pernah (skor 1).
c. Tujuan Penggunaan smartphone adalah tujuan dari berbagai kegiatan yang
dilakukan dengan menggunakan smartphone. Dibagi menjadi kategori :
1.) mencari informasi (berita, lowongan pekerjaan);
2.) komunikasi dengan keluarga;
3.) untuk berkomunikasi dengan teman;
4.) untuk hiburan (games, musik, kamera, dan video);
5.) untuk gaya hidup/ trendy masa kini
Pengukuran menggunakan skala ordinal dengan dua kategori, yaitu:
Ya (skor 2); Tidak (skor 1)
3. Interaksi dalam keluarga adalah interaksi secara tatap muka yang terjadi antara
remaja dengan lingkungan sosialnya dan dilihat dari; Kekerapan interaksi, durasi
interaksi, intensitas interaksi dan kepemilikan smartphone. Pengukuran interaksi
menggunakan skala ordinal, yang meliputi dari :
a. Kekerapan interaksi adalah tingkat keseringan yang dilakukan remaja dalam
interaksi tatap muka dengan keluarga. Diukur berdasarkan dalam kegiatan,
yaitu :
1. Acara keluarga di rumah
2. Acara nikahan
3. Idul fitri/ Idul adha
b. Durasi interaksi adalah lamanya waktu yang dilakukan remaja dalam interaksi
tatap muka dengan keluarga dalam satu hari. Pengukuran durasi interaksi
menggunakan skala ordinal dibagi menjadi tiga kategori, yaitu: (skor 3) durasi
interaksi tinggi; (skor 2) durasi interaksi sedang; (skor 1) durasi interaksi
rendah.
c. Intensitas interaksi adalah tingkat kedalaman interaksi tatap muka yang terjadi
pada remaja dengan keluarga. Pengukuran intensitas interaksi menggunakan
skala ordinal dibagi menjadi tiga kategori: (skor 3) sering; (skor 2) jarang;
(skor 1) tidak pernah.

16

d. Kepemilikan smartphone adalah kekuasaan secara pribadi oleh remaja yang
dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari dengan tujuan pribadi. Pengukuran
menggunakan skala ordinal dengan tiga kategori, yaitu: (skor 3) tinggi; (skor
2) sedang; (skor 1) rendah.

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Kondisi Geografis dan Keadaan Lingkungan
Kelurahan Mulyaharja dahulu adalah salah satu desa di Kecamatan Cijeruk,
Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Indonesia. Namun, sejak tahun 1995, Desa ini secara
resmi masuk ke dalam wilayah Kecamatan Bogor Selatan. Pada tahun 2000, Desa ini
ditingkatkan statusnya menjadi kelurahan sehingga menjadi Kelurahan Mulyaharja.
Kelurahan Mulyaharja merupakan sebuah Kelurahan yang terletak di Kecamatan
Bogor Selatan, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Jarak Kelurahan ini dari ibukota
kecamatan yaitu sekitar lima kilometer yang membutuhkan waktu selama 20 menit
sebagai waktu tempuhnya. Sedangkan jarak dengan kotamadya yaitu tujuh kilometer
dengan waktu tempuh kurang lebih 30 menit yang terdiri dari 57 RT dan 12 RW.
Kelurahan Mulyaharja berbatasan langsung dengan Kelurahan Cikaret di
sebelah utara, Desa Sukaharja di sebelah selatan, Kelurahan Pamoyanan di sebelah
timur, dan Desa Sukamantri di sebelah barat. Kelurahan Mulyaharja luasnya ±
477,0005 hektar dengan jumlah penduduk mencapai 13.366 jiwa. Pemukiman dengan
luas 367 hektar, sedangkan pertanian dengan luas 90.0005 hektar. Ketinggian tanah
dari permukaan laut ± 1500 m dpl, curah hujan 4000 mm, suhu udara rata-rata 25-37
derajat celcius. Wilayah Kelurahan Mulyaharja beriklim sejuk dengan ketinggian
420 meter dari permukaan laut. Luas lahan pertanian dan perkebunan yang ada di
Kelurahan Mulyaharja saat ini adalah sekitar 135 hektar. Kelurahan Mulyaharja yang
berada di Cibeureum secara geografis yang berada di kaki Gunung Salak yang
udaranya masih asri dan diapit oleh dua sungai yaitu sungai Cibeureum dan sungai
Cipinanggading yang merupakan batas wilayah alam, sebagai batas kelurahan
Mulyaharja dengan kelurahan lain. Batas wilayah :
Sebelah Utara : Kali Cibeureum (Kelurahan Cikaret)
Sebelah Selatan : Desa Sukaharja
Sebelah Timur :

Kali Cipinanggading Kelurahan Pamoyanan dan
Kelurahan Rangga Mekar
Sebelah Barat :
Kali Cibeureum Desa Sukamantri, Desa Kota Batu
Letak dan waktu tempuh Kelurahan Mulyaharja ini jarak tempuh ke pusat
kecamatan berjarak tujuh kilometer. Jarak ke pusat Kota Bogor berjarak delapan
kilometer, sedangkan untuk jarak ke pusat Ibu Kota Propinsi Jawa Barat berjarak 80
km, Jarak ke pusat Ibu Kota Negara berjarak 60 Km. Kelurahan Mulyaharja sebagai
salah satu bagian unit kerja organisasi yang merupakan perangkat Kecamatan Bogor
Selatan, memiliki cirri dan karakteristik sebagai Desa menjadi Kelurahan baik dilihat
dari perspektif territorial, kehidupan, ekonomi, sosial dan lingkungan. Kelurahan
Mulyaharja dulunya merupakan salah satu Desa di bawah pemerintahan Kabupaten
Bogor. Dengan adanya pemekaran Kota Bogor ( PP No. 2 tahun 1995 dan Instruksi
Menteri Dalam Negeri tahun 1995 tangga 24 Agustus 1995 tentang perubahan batas –
batas wilayah Kotamadya DT. II Bogor ) dan Peraturan Daerah nomor 9 tahun 2001
tentang perubahan Desa menjadi Kelurahan, maka Desa Mulyaharja masuk ke dalam

18

wilayah Kota Bogor dan berubah status menjadi Kelurahan pada tanggal 01
September 2001.
Kondisi Demografi dan Sosial Budaya
Kependudukan
Berdasarkan data registrasi kependudukan bulan November tahun 2