Penentuan Kawasan Pariwisata Bahari dan Pantai dengan Analisis Spasial Citra Satelit di Kabupaten Waropen Papua

PENENTUAN KAWASAN PARIWISATA BAHARI DAN
PANTAI DENGAN ANALISIS SPASIAL CITRA SATELIT
DI KABUPATEN WAROPEN - PAPUA

CHATERINA AGUSTA PAULUS

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2009

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI
Dengall ini saya menyatakan bahwa tesis Penentuan Kawasan Pariwisata
Bahari dan Pantai dengan Analisis Spasial Citra Satelit di Kabupaten Waropen Papua adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembilnbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, April 2009


Chaterina Agusta Patlltls
NIM C551060091

CHATERINA AGUSTA PAULUS. Penentuan Kawasan Pariwisata Bahari dan
Pantai dengan Analisis Spasial Citra Satelit di Kabupaten Waropen - Papua.
Dibirnbing oleh VINCENTIUS PAULUS SIREGAR dan SETYO BUD1
SUSILO.
Penentuan kawasan untuk kegiatan pariwisata bahari dan pantai dengan
perangkat SIG telah banyak dilakukan pada data spasial berbasis vektor, namun
pada penelitian ini dilakukan pada data raster. Analisis spasial pada data raster
merupakan dasar dari metode Cell Based Modeling - SIG, yang dapat digunakan
sebagai penentuan kawasan optimum (Suitability Modeling). Keunggulan lain
dari metode Cell Based Modeling adalah struktur data raster yang lebih sederhana
sehingga kompatibel dengan data satelit yang memiliki variabilitas spasial dan
akurasi . yang tinggi dalan mempresentasikan kawasan yang sesuai. Hal ini
penting mengingat luasan cakupan wilayah pesisir Kabupaten Waropen sebagai
lokasi penelitian dan beragamnya karakter bio-geo-fisik dan ekosistem pesisir dan
laut yang dikaji, dan untuk pemetaan detail kawasan pariwisata sebagai
pertimbangan efektifitas penelitian.

Tujuan dari kegiatan penelitian ini adalah melakukan pengkajian potensi
sumberdaya pesisir, melakukail analisis secara spasial dengall rnenginterpretasi
Citra Landsat ETMI7 untuk rnengetahui secara detail kornponen bioekologis
Kabupaten Waropen sebagai kawasan wisata berbasis ekowisata bahari dan
pantai, serta melakukan analisis daya dukung kawasan dan pemanfaatan
berdasarkan kesesuaian parameter biofisik perairan untuk prospek pengembangan
kawasan wisata.
Proses overlay SIG dibuat berdasarkan basis data yang ada dengan
memakai metode Cell Based Modeling (CBM). Uji ketelitian klasifikasi dilakukan
terhadap substrat dasar perairan untuk menentukan kualitas informasi yang berasal
dari data penginderaan jauh. Sedangkan analisis lanjutan diperlukan sebagai
upaya untuk menggambarkan potensi dari daya dukung kawasan dan daya dukung
pemanfaatan. Hasil dari analisis daya dukung kawasan dan pemanfaatan dapat
dijadikan bahan pertimbangan untuk penempatan jenis kegiatan pariwisata bahari
dan pantai pada lokasi yang tepat untuk peruntukkan jenis kegiatan pariwisata
yang ada.
Dari hasil penelitian yang diperoleh, potensi sumberdaya pesisir
Kabupaten Waropen adalah ekosistein terumbu karang dan mangrove. Ekosistem
terumbu karang terdapat di wilayah pesisir Pulau Nau, sedangkan ekosistem
mangrove di Kabupaten Waropen (main land). Daerah yang sangat sesuai untuk

wisata selain terlihat dominan pada bagian selatan (Tg. Namai) dan sedikit
menyebar pada bagian utara (Tg. Yansanaif) mempunyai luas sebesar 16,92 Ha.
Kawasan sangat sesuai
untuk wisata selam dengan luas daerah yang
dimanfaatkan 169.200 m2 mempunyai potensi ekologis 1353 pengunjung, dimana
kawasan ini mempunyai daya dukung pemanfaatan 135 pengunjung per hari.
Daerah yang sangat sesuai untuk wisata snorkling terlihat dominan pada
bagian selatan (Tg. Namai) dan sedikit menyebar pada bagian utara (Tg.
Yansanaif) rnempunyai luas sebesar 25,47 Ha. Wisata snorkling mempunyai luas

area yang dimanfaatkan 254.700 m2 oleh jumlah maksimum 2037 pengunjung,
dengan daya dukung pemanfaatan 204 pengunjung per hari.
Lahan yang sangat sesuai untuk wisata mangrove terlihat dominan pada
daerah pesisir Kabupaten waropen dan Desa Epawa mempunyai luas sebesar
1590,21 Ha. Pariwisata pantai kategori wisata mangrove lnelniliki potensi
ekologis 1.272.168 pengunjung dalaln luasail area yang dimanfaatkan sebesar
15.902.100 m2 dengan daya dukung peinanfaatan uiltuk pengembangan wisata
mangrove sebesar 127.217 pengunjung.
Pariwisata bahari kategori wisata selam untuk kawasan sesuai mempunyai
luas area yang dapat dimanfaatkan sebesar 85.500 mZdengan jumlah maksimum

pengunjung 684 dan 68 pengunjung yang diizinkan untuk kawasan wisata selam.
Sedangkan kawasan sesuai untuk wisata snorkling adalah 108.900 m2 dan daya
dukung pemanfaatan untuk wisata snorkling ini sebesar 87 pengunjung.
Pariwisata pantai kategori wisata mangrove yang sesuai, melnpunyai luasan area
pemanfaatan 19.655.100 m2 untuk juinlah maksimum 1.572.408 pengunjung.
Daya dukung pemanfaatan ulltuk wisata mangrove pada kawasan sesuai yang
diizinkan sebesar 157.241 pengunjung.
Kata kunci : pariwisata bahari, cell based modeling, waropen, daya dukung.

ABSTRACT
CHATERINA AGUSTA PAULUS. Determining Marine and Coastal Tourismn
Area Using Spatial Analysis of Satellite Image at Waropen Distric - Papua. Under
direction of VINCENTIUS PAULUS SIREGAR and SETYO BUD1 SUSILO.
Area determining for coastal,and marine tourism using GIS instruments has
been conducted in many vector-based spatial data; in spite of this, raster data is
used in this research. Spatial analysis in raster data is a basis of Cell Based
Modeling - GIS method that can be used as Suitability Modeling. Another
advantage of Cell Based Modeling is the nature of raster data structure that is
simpler so that it will be compatible with the satellite data that has spatial
variability as well as high accuracy in presenting the suitable area. This is

necessary considering the area coverage of coastal area of Waropen District as a
research location, the variety of bio-geo-physic and coastal and marine ecosystem
characters that being studied, as well as the process of tourism area mapping as
the consideration of research effectively.
GIS overlay process was arranged based on the database by using Cell
Based Modeling. Classification accuracy test was conducted toward seabed
substrate to detennine the information quality that comes from remote sensing
data. Classification accuracy test was a quantitative test that also covered the
location comparison on the map, with the information that could be used as a
reference for the same location, with the assumption that the data reference is
valid. Then, with the criteria matrix of suitability area, it was analyzed spatially
and tabular to get the suitability map of coastal tourism activity. Based on the
suitability map, zonation map was obtained. Advanced analysis is needed to
picture-out the potency of area carrying capacity and use carrying capacity. Based
on the analysis of area carrying capacity and use carrying capacity, it is possible to
consider the design of the activity type of marine and coastal tourism at the
suitable location.
Keywords: Marine Tourismn, Cell based modeling, Waropen, Carrying capacity.

0Hak Cipta milik IPB, tahun 2009

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seltrruh Icarya tulis ini tanpa mencanttrmkan
atau menyebtltkan sumbernya.
Pengtrtipan hanya untuk kepentilzgalz
pendidilcan, pelzelitia~z, pentrlisalz lraiya ilinziah, penytrstrnan lapol-an,
pelztrlisan kcritik atatr tilzjazran szratzr nzasalah; dan pengt~tipantidalc nzerzrgilcan
kepentingan yang wajar IPB
Dilarang lnengumumkan don memperban~aksebagian atau seluruh Karya ttrlis
dalam bentuk apapun tanpa izin IPB

PENENTUAN KAWASAN PARIWISATA BAHARI DAN
PANTAI DENGAN ANALISIS SPASIAL, CITRA SATELIT
DI KABUPATEN WAROPEN - PAPUA

CHATERINA AGUSTA PAULUS

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Program Studi Ilmu Kelautan


SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2009

Judul Tesis

: Penentuan Kawasan Pariwisata Bahari dan Pantai

Nama
NIM

dengan Analisis Spasial Citra Satelit di Kabupaten
Waropen - Papua
: Chaterina Agusta Paulus
: C551060091

Disetujui,
Komisi Pembimbing


Dr. Ir. Vincentius P. Sirefar. DEA
Anggota

Diketahui.
Ketua Program Studi

Tanggal Ujian : 27 Maret 2009

Tanggal Lulus :

4 APR 2009

PRAKATA
Potensi sumberdaya pesisir kabupaten Waropen adalah ekosistem terumbu
karang dan hutan mangrove. Dengan melihat potensi sumberdaya yang ada,
pengembangan pariwisata bahari dan pantai lnutlak memerlukan dukungan data
dan informasi dari kondisi yang ada di lapangan dengan teknologi yang lebih baik.
Dalam proses mencapai tujuan tersebut diperlukan analisis spasial mengenai
potensi daerah ini dengan menggunakan alat bantu SIG dan teknologi inderaja

yang ada. Pendekatan SIG menggunakan metode cell based modeling, sedangkan
untuk menentukan kualitas informasi yang berasal dari data penginderaan jauh
menggunakan uji ketelitian klasifikasi, kemudian penentuan kesesuaian kawasan
pariwisata menggunakan matriks kesesuaian kawasan. Setelah diketahui kawasan
yang sesuai, dianalisis seberapa besar daya dukung kawasan dan daya dukung
pemanfaatan yang ada pada kawasan pariwisata bahari dan pantai di Kabupaten
Waropen.
Selama penelitian dan penyusunan tesis ini, penulis banyak mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karenanya pada kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus, karena atas
anugerah-Nya penulis dapat meriyelesaikan tesis tepat pada waktunya.
Terirna kasih dan penghargaan penulis yang sebesar-besarnya kepada Dr.
Ir. Vincentius P. Siregar, DEA dan Prof. Dr. Ir. Setyo B. Susilo, M.Sc sebagai
ketua dan anggota komisi pembimbing yang telah mernberikan arahan serta
kesabarannya dalam mernbimbing. Prof. Dr. Ir. Dedi Soedharma, DEA selaku
penguji luar komisi yang banyak memberi masukan kepada penulis.
Terima kasih kepada Dr. Ir. Djisman Manurung, M.Sc selaku ICetua
Program Studi Ilmu Kelautan, seluruh staf dosen dan staf administrasi
Departemen Ilmu Kelautan FPIK - IPB atas bantuannya selama studi.
Terima kasih atas doa dan dukungan, kasih sayang, serta kesabarannya

kepada keluargaku, Papa George dan Mama Ida tercinta, ke-tiga adikku : Harry,
John dan Ope, seluruh keluarga PaulusIJoesoef di Kupang dan Jakarta.
Terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Victor B. Laiskodat, SH
yang telah memberikan kesempatan untuk melanjutkan program magister serta
atas perhatian dan kasih sayang yang diberikan.

Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Program Mitra Bahari COREMAP yang telah mensponsori penulis dalam menyelesaikan penulisan tesis
program magister.
Penulis mengucapkan terirna kasih untuk bung Faizal Kasiin, bung Johny
Dobo dan pak Abe untuk waktu dan persahabatan selarna ini, mang Yana atas
kopi-nya, Citra, bang Sahat, Muh. Iqbal atas bantuannya selama perkuliahan, dan
teman-teman I I U angkatan 2006 untuk kebersamaan dalam susah dan senang
selama perkuliahan berlangsung. Terima kasih untuk kasih sayang, perhatian serta
kebersarnaannya kepada my second famiIy at Bogor Ka Rasman dan Ka Reffi,
Effie Noverya, Arie Votqha, Tilla, Farah, dan saudara-saudara yang terkasih ka
Joel, ka Willy, om Coy, ka Bob, ka Epen yang telah banyak memberikan support
dan M a d e Royn Pasek atas bantuan data dan masukan yang sangat berarti kepada
penulis, bang Bahar atas bantuan petanya, bang Ongen, pak Hatta, bang Salam,
dan bang Dondy untuk bantuan selana penelitian di Kabupaten Waropen dan
Sahabat - sahabat yang tersayang drg. Rilna TaIlo, Erna Rambu, dan Iksan

Ndoen di Kupang.
Tak lupa juga terima kasih penulis untuk ka Raymond Sausele' yang setia
menemani, serta kolega di Riau 52 : neng Ria Yulianda, neng Offie Farikhah, bi
Jahja, bi Uum, ce Tinna dan tante Shinta atas kebersamaannya selama ini serta
semua pihak yang tidak sernpat disebutkan satu persatu namanya.
Sernoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, April 2009

Chaterina Agusta Pazrlus

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kupang pada tanggal 19 Agustus 1984 dari ayah
George Michael Paulus, M.App.Sc dan ibu Dra. Hanifa Zubaidah Joesoef, M.Si.
Penulis adalah putri pertarna dari elnpat bersaudara.
Tahun 2001 penulis lulus dari SMU Khatolik Giovanni Kupang dan di
terima di Jumsan Ilmu dan Teknologi Kelautan melalui jalur Ujian Masuk
Perguman Tinggi Nasional (UMPTN), Fakultas Perikanan dan Ihnu Kelautan,
Institut Pertanian Bogor. Tahun 2006 penulis menyelesaikan studi strata 1, dan
pada tahun yang sama penulis langsung melanjutkan pendidikan program magister
pada Program Studi Ilmu Kelautan, Sekolah Pascasarjana IPB.

DAFTAR IS1
Halaman

DAFTAR TABEL ................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ..............................................................

xv

DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................

xvii

1 PENDAHULUAN ............................................................................
1.1 Latar Belakang ............................................................................
1.2 Perumusan Masalah ................................................................
..
1.3 Tujuan Penelltian .................................................................
..
1.4 Kerangka Pemiluran ...............................................................

1
1
2
2
3

2 TINJAUAN PUSTAKA .....................................................................
2.1 Ekosistem Wilayah Pesisir ..........................................................
2.2 Sistem Penginderaan Jauh dan Citra Satelit ................................
2.3 Sistem Informasi Geografis (SIG) ...............................................
2.4 Struktur Data Raster dan Cell Based Modeling ..........................
2.5 Kondisi Umum Lokasi Penelitian ................................................
2.5.1 Letak Geografis dan Administrasi Wilayah .........................
2.5.2 Sumberdaya Perikanan dan Laut .........................................
2.5.2.1 Hutan Mangrove .............................................................
2.5.2.2 Terumbu Karang ............................................................
2.5.3 Demografi Kabupaten Waropen ..........................................
2.5.4 Kondisi Sosial Ekonomi ......................................................
2.6 Ekosistem Pesisir Kabupaten Waropen .......................................
2.6.1 Ekosistem Hutan Mangrove .................................................
2.6.2 Ekosistem Terumbu Karang ................................................
2.7 Kondisi Fisika IGmia Perairan Lokasi Penelitian .......................
2.7.1 Parameter Oseanografi .........................................................
2.7.1.1 Angin ...............................................................................
2.7.1.2 Bathimetri ........................................................................
2.7.1.3 Pasang Surut ....................................................................
2.7.1.4 Gelombang ......................................................................
2.7.1.5 h s .................................................................................
2.7.2 Parameter Kualitas Perairan .................................................
3 IMETODOLOGI ..................................................................................
3.1 Waktu dan Tempat Penelitiail .....................................................
3.2 Peralatan Survei Lapangan .........................................................
3.3 Jenis dan Sumber Data ...............................................................
3.4 Metode Pengumpulan Data ..........................................................
. .
3.4.1 Komponen Non Biotlk ..........................................................
. .
3.4.2 Koinponen Blotlk .............................................................
3.4.2.1 Vegetasi Pantai ................................................................

25
25
25
25
27
27
27
27

3.4.2.2 Terumbu Karang ............................................................ 28
3.4.3 Sosial, Ekonomi, Budaya dan Sejarah .................................. 28
..
3.5 Metode Penehtlan ...................................................................
29
29
3.6 Analisa Data .................................................................................
3.6.1 Geomorfologi ........................................................................ 29
3.6.2 Biofisik ................................................................................. 29
3.6.2.1 Ikan Karang .................................................................... 29
3.6.2.2 Terumbu Karang ............................................................
29
31
3.6.3 Pengolahan Citra Satelit .......................................................
3.6.3.1 Pre-processing ................................................................
31
32
3.6.3.2 Penajaman Citra .............................................................
3.6.3.2.1 Penajaman Citra untuk Terumbu Karang ................ 32
3.6.3.2.2 Penajaman Citra untuk Kawasan Mangrove ............ 33
. .
3.6.3.3 Klasifikasl Cltra ............................................................. 33
33
3.6.4 Uji Ketelitian Klasifikasi .....................................................
3.7 Metode Penentuan Kawasan Pariwisata ..................................... 36
36
3.8 Penyusunan Matriks Kesesuaian Pariwisata ...............................
3.9 Pembobotan (Weighting) dan Pengharkatan (Scoring) ............ 40
3.10 Analisis Daya Dukung Kawasan dan Daya Dukung
Pemanfaatan ............................................................. 44
4 HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................
4.1 Pengkajian Potensi Sumberdaya Pesisir ......................................
4.2 Penentuan Substrat Dasar dengan Penginderaan Jauh .................
4.3 Parameter Biofisik untuk Ekowisata Bahari Kategori Wisata
Selam ............................................................................................
4.3.1 Kecerahan Perairan ...............................................................
4.3.2 Tutupan Komunitas Karang ...................................................
. .
4.3.3 Jenls Llfe Form ......................................................................
4.3.4 Jenis Ikan Karang .................................................................
4.3.5 Kecepatan Arus ....................................................................
4.3.6 Kedalaman Terumbu Karang ..................................................
4.4 Analisis Kesesuaian Area untuk Ekowisata Bahari Kategori
Selam dengan Cell Based Modeling ............................................
4.5 Parameter Biofisik untuk Ekowisata Bahari Kategori Wisata
Snorkling .......................................................................................
4.5.1 Kecerahan Perairan ..........................................................
4.5.2 Tutupan Komunitas Karang ...................................................
4.5.3 Jenis Life Fovnz .......................................................................
4.5.4 Jenis Ikan Karang .................................................................
4.5.5 Kecepatan Arus ......................................................................
4.5.6 Kedalaman Terumbu Karang ..................................................
4.5.7 Lebar Hamparan Datar Karang ...............................................
4.6 Analisis Kesesuaian Area untuk Ekowisata Bahari Kategori
Snorkling dengan Cell Based Modeling ......................................
4.7 Parameter Biofisik untuk Ekowisata Pantai Kategori Wisata
Mangrove ................................................................................
4.7.1 Ketebalan Mangrove ............................................................

47
47
49
60
60
60
65
65
67
69
69
73
75
75
75
76
76
76
76
77
80
80
xii

4.7.2 Kerapatan Mangrove .............................................................
4.7.3 Jenis Mangrove ......................................................................
4.7.4 Pasang Surut ......................................................................
4.7.5 Obyek Biota ...........................................................................
4.8 Analisis Kesesuaian Area untuk Ekowisata Pantai Kategoii
Mangrove dengan Cell Based Modeling ....................................
4.9 Analisis Daya Dukung Kawasan dan Daya Dukung
Pemanfaatan ..............................................................................
4.10 Keunggulan Sumberdaya Perikanan Lainnya ..............................
4.1 1 Analisis Kondisi Ekonomi. Sosial - Kependudukan, Budaya
.Adat .....................................................................................
4.12 Sarana Prasarana dan Aksesibilitas Pendukung ........................

83
83
86
86
86
96
97
101
104

5 SIMPULAN ...........................................................................................

109

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................

111

LAMPIRAN ................................................................................................

114

...

Xlll

DAFTAR TABEL
Halaman
1 Prospek Hasil Perikanan Kabupaten Waropen .....................................

13

2 Jenis-jenis Mangrove yang ditelnukan pada Beberapa Distrik
di Kabupaten Waropen .................................................................

18

.......................... 34
4 Selang Kelas untuk Kategori Selam. Snorkling dan Mangrove ........ 44
5 Potensi Ekologis Pengunjung (K) dan Luas Area Kegiatan (Lt) ....... 46
3 Bentuk Matriks Kekeliruan (Confusion Matrix)

6 Prediksi Waktu yang Dibutuhkan untuk Setiap Kegiatan Wisata ......

46

7 Luas Tumnan Substrat Dasar Perairan Pulau Nau ........................ 54
8 Matriks Kekeliiuan Hasil Perhitungan .....................................

58

...............................................
10 Data Lapangan 23 Titik Stasiun Pengamatan .............................
11 Jumlah Sel hasil Weight Overlay untuk Wisata Selarn ...................
12 Jumlah Sel hasil Weight Overlay untuk Wisata Snorkling ...............
13 Jumlah Sel hasil Weight Overlay untuk Wisata Mangrove ..............
14 Perhitungan DDK d m DDP untuk Kawasan Sangat Sesuai .............

58

9 Hasil Perhitungan PA d m UA

59
71

79
91
96

15 Perhitungan DDK dan DDP untuk Kawasan Sesuai ...................... 97

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman
1 Kerangka Pemikiran Penentuan Kawasan Pariwisata Bahari
Papua ....................................................... 4
di Kabupaten Waropen .
2 Struktur Data Raster ..........................................................

. .

3 Ilustrasi Operas1 Piksel .......................................................
4 Peta Vegetasi Mangrove di Kabupaten Waropen Tahun 2002 ............
5 Gambaran Vegetasi Mangrove dari Citra Landsat 7 ETM+..............

..

6 Peta Lokasi Penelit~an........................................................
..

7 Diagram Alir Penelltian ......................................................
8 Proses Icoreksi Koloin Air (Green et nl.. 2000) ..........................
9 Citra Hasil Kombinasi RGB 321 ............................................
10 Substrat Dasar Perairan Dangkal ............................................
11 Kedalainan Perairan (Bathimetry) ........................................................

..

12 Stasiun Wilayah Penelltlan ...................................................................
13a Citra Klasifikasi Lapangan ................................................................
13b Citra Hasil Transformasi ................................................................
14 Kecerahan Perairan P . Nau. Kab . Waropen - Papua ............................
15 Tutupan Komunitas Karang di Perairan P .Nau ...................................
16 Jenis Life Form Karang di Perairan P . Nau .........................................
17 Jenis Ikan Karang di Perairan P . Nau ..................................................
18 Kecepatan Arus di Perairan P . Nau .....................................................
19 Presentasi Luas Kesesuaian Wisata Selam ..........................................
20 Persen Penutupan Karang Hidup & Substrat Laimya di Tg. Narnai ..
21 Komposisi Terumbu Karang Bagian Selatan P . Nau ..........................
22 Kesesuaian Ekowisata Bahari Kategori Selam P . Nau ........................
23 Lebar Hamparan Datar Karang di Perairan P . Nau .............................
24 Presentasi Luas Kesesuaian Wisata Snorkling ....................................
25 Kesesuaian Ekowisata Bahari Kategori Snorkling P . Nau .................
26 Ketebalan Mangrove Kab. Waropen - Papua .....................................
27 Icerapatan Mangrove Kab . Waropen - Papua .....................................
28 Jenis Mangrove Kab. Waropen .
Papua .............................................

29 Pasang Surut Kab. Waropen .
Papua .................................................

87

30 Obyek Pengamatan Biota Kab. Waropen .
Papua ...............................

88

3 1 Sebaran Biota-biota Kab . Waropen .
Papua ........................................

89

32 Presentasi Luas Kesesuaian Wisata Mangrove ..................................... 91
33 Kesesuaian Ekowisata Mangrove (Nilai Raster Overlay) ..................... 92
34 Kesesuaian Ekowisata Pantai Kategori Mangrove ................................

93

35 Vegetasi Mangrove di Kabupaten Waropen .........................................

94

xvi

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Contoh Perhitungall Transformasi Lyzenga ..................................... 115
2 Histograin Hasil Perentangan Lyzenga ............................................. 116
3 Matriks Kesesuaian untuk Pariwisata Bahari dan Pantai
(Bakosurtanal. 1996.Yulianda. 2007; modifikasi) ..............................
4

116

Waropen ................
Komposisi Taksa Ikan di Perairan Pulau Nau .

118

5 Komposisi Taksa Karang Batu di Perairan Pesisir P .Nau ................... 123
6 Tabel Frekuensi dan Persentase Angin Maksiinum Selama Tahun
1999-2006 dan Gambar Windrose Selama Tahun 1997 .
2006
di Daerah Biak dan Sekitamya .......................................................

124

......................................................
8 Peta Batimetri Kabupaten Waropen ....................................................
9 Peta Tutupan Lahan Kabupaten Waropen ..........................................
7 Peta Geologi Kabupaten Waropen

129
130
131

10 Peta Administrasi Kabupaten Waropen .............................................. 132
11 Tabel Hasil Analisis Harmonik Pasang Sumt di Perairan Pantai dan
Gambar Hasil Prediksi Pasang Sumt Perairan Kabupaten Waropen

..

133

12 Tabel Hasil Analisis Parameter Angin dan Gelombang di Perairan
Waropen pada Setiap Musim dan Gambar Hasil Analisis Tinggi
dan Periode Gelombang Perbulan SelamaTahun 1997 .
2006 .......... 134
13 Hasil Pengukuran Parameter Lingkungan Fisik Kimia Perairan ........ 137
14 Gambaran Kondisi Jalan dan Dermaga di Kabupaten Waropen ........ 138
15 Kondisi MCK dan Penampungan Air Bersih di Pulau Nau ............... 139
16 Pendidikan dan Penerangan di Pulau Nau dan Desa Epawa .............. 140
17 Tabel Sarana dan Prasarana di Lokasi Penelitian

..............................

..
18 Jadwal Kegiatan Penelitian ...........................................................

141
142

19 Kegiatan Persiapan Penyelaman dan Gambaran Terumbu Karang ...... 143

xvii

1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pulau-pulau kecil memiliki satu atau lebih ekosistein dan sumberdaya
pesisir. Ekosistem pesisir bersifat alamiah ataupun buatan (nza~z-nzade).
Ekosistem
alami pulau-pulau kecil, antara lain; temmbu karang (coral reef), hutan mangrove,
padang lamun (seagrass beds), pantai berpasir (sandy beach), pantai berbatu

(rocky beach), estuaria, laguna dan delta. Sedangkan ekosistem buatan, antara
lain; kawasan pariwisata, kawasan budidaya (mariculture) dan kawasan
permukiman.
Sistem Informasi Geografis (SIG) dan teknologi penginderaan jauh (renzote

sensing) digunakan sebagai suatu alat bantu (tool) yang handal dalam meliputi
wilayah studi yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini. SIG dirancang
khusus karena memiliki berbagai kelebihan yaitu kemampuan membentuk dan
inengernbangkan basis data spasial sekaligus melakukan analisis spasial
berdasarkan posisi geografis. Teknologi penginderaan jauh sebagai sumber data
SIG dapat digunakan untuk memperoleh data yang bersifat real time pada wilayah
cakupan yang luas.
Penentuan kawasan untuk kegiatan pariwisata bahari dan pantai dengan
perangkat SIG telah banyak dilakukan pada data spasial berbasis vektor. Namun,
keleinahan metode ini yaitu kurang akuratnya area hasil analisis yang
dipresentasikan, karena melalui proses vektorisasi (generalisasi). Analisis spasial
pada data raster merupakan dasar dari metode Cell Based Modeling - SIG, yang
dapat digunakan sebagai penentuan kawasan kesesuaian (Suitability Modeling)

(ESRI, 2002). Keunggulan lain dari metode Cell Based Modeling adalah struktur
data raster yang lebih sederhana sehingga kompatibel dengan data satelit yang
memiliki variabilitas spasial dan akurasi yang tinggi dalam mempresentasikan
kawasan yang sesuai. Hal ini penting mengingat luasan cakupan wilayah pesisir
Kabupaten Waropen sebagai lokasi penelitian dan beragamnya karakter bio-geofisik dan ekosistem pesisir dan laut yang dikaji, dan untuk pemetaan detail
kawasan pariwisata sebagai pertimbangan efektifitas penelitian.

Kegiatan penelitian ini dilakukan di Pulau Nau dan sekitarnya di Kabupaten
Waropen. Pulau Nau yang terletak di wilayah pesisir Kabupaten Waropen
merupakan salah satu potensi yang strategis. Kondisi ekosistem yang eksotik
lnenunjukkan bahwa pulau ini memiliki prospek sebagai teinpat wisata yang
potensial. Berdasarkan latar belakang sejarah, Pulau Nau merupakan telnpat
pertama yang dihuni oleh masyarakat di Waropen, sehingga dalam perencanaan
segitiga emus (Pulau Nau - Waren

-

Ruambak - Awaso

-

Epawa) ditentukan

Pulau Nau sebagai pusatnya. Untuk mencapai ha1 tersebut, diperlukan suatu studi
yang komperhensif untuk melihat semua potensi yang ada di Pulau Nau dan
sekitarnya. Dengan dilakukannya studi tersebut maka perencanaan kawasan
wisata bahari Pulau Nau bisa dilakulcan secara baik sehingga dapat berguna bagi
masyarakat Kabupaten Waropen.

1.2 Perumusan Masalah
Dengan lnelihat potensi suinberdaya yang ada di Pulau Nau dan wilayah
pesisir di Kabupaten Waropen, pengeinbangan kawasan pariwisata bahari dan
pantai mutlak memerlukan dukungan data dan informasi. Data dan informasi
tersebut berbasis pengetahuan ilmiah, yang meliputi: (1) daya dukung pesisir, (2)
dinamika pantai yaitu proses yang berperan baik geologis-oseanografi, (3)
sumberdaya alam hayati dan non-hayati, dan (4) kondisi sosial ekonomi. Untuk
membuat suatu data yang kuantitatif, diperlukan suatu kajian atau cara untuk
inengumpulkan data dan infonnasi dari kondisi yang ada di lapangan dengan
teknologi yang lebih baik.

1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari kegiatan penelitian ini adalah melakukan pengkajian potensi
sumberdaya pesisir dan daerah-daerah pendukung segitiga emas, lnelakukan
analisis secara spasial dengan menginterpretasi Citra Landsat ETMl7 untuk
mengetahui komponen bioekologis Kabupaten Waropen sebagai kawasan wisata
berbasis ekowisata bahari dan pantai, serta melakukan analisis daya dukung
kawasan dan pemanfaatan berdasarkan kesesuaian parameter biofisik perairan
untuk prospek pengembangan kawasan wisata.

1.4 Kerangka Pemikiran
Pada dasarnya tujuan utama dari penelitian ini adalah mengidentifikasikan
potensi-potensi sumberdaya pesisir yang ada di Pulau Nau dan wilayah pesisir di
Kabupaten Waropen. Dalam proses mencapai tujuan tersebut diperlukan analisis
secara spasial mengenai potensi daerah ini dengan menggunakan alat bantu SIG
dan teknologi inderaja yang ada. Analisis dilakukan terhadap data dan informasi
mengenai potensi sumberdaya di Kabupaten Waropen yang dikumpulkan dalam
suatu basis data, baik itu data primer maupun sekunder. Basis data yang dipakai
terdiri dari peta dasar, peta btlffer garis pantai, peta sebaran biofisik (terumbu
karang, mangrove, dan sebagainya), peta tata guna lahan, peta geologi dan hidrooseanografi, dan peta kedalaman. Peta tata guna lahan, peta geologi dan peta
batimetri dapat dilihat pada Lampiran 6 - 8.
Proses overlay SIG dibuat berdasarkan basis data yang ada dengan memakai
metode Cell Based Modeling (CBM). Dari hasil overlay SIG didapatkan
karakteristik peta komposit biofisik kawasan. Selanjutnya, dilakukan uji ketelitian
klasifikasi terhadap substrat dasar perairan untuk menentukan kualitas informasi
yang berasal dari data penginderaan jauh. Uji ketelitian klasifikasi ini bersifat
kuantitatif yang meliputi perbandingan lokasi pada peta dengan informasi yang
menjadi acuan atau referensi untuk lokasi yang sama, dengan asumsi bahwa
referensi data harus benar. Kemudian dengan matriks kriteria kesesuaian kawasan
yang ada, dianalisis secara spasial dan tabular untuk mendapatkan peta kesesuaian
kegiatan pariwisata pesisir. Dari peta kesesuaian yang didapatkan tersusun peta
pembagian zona (zonation map). Analisis lanjutan diperlukan sebagai upaya untuk
menggambarkan potensi dari daya dukung kawasan d m daya dukung
pemanfaatan. Hasil dari analisis daya dukung kawasan dan pemanfaatan dapat
dijadikan bahan pertimbangan seberapa banyak pengunjung pariwisata yang dapat
datang menikmati kegiatan pariwisata bahari dan pantai pada lokasi yang tepat
untuk peruntukkan jenis kegiatan pariwisata yang ada.

Potensi & Kondisi SD
Pesisir Kab. Waropen

Pulau Nau dan wilayah
pesisir Kab. Waropen

'

w

Data Sehnder

Data Primer

Basis Data

Peta Tata Guna Lahan

Peta Dasar

Peta Kedalaman

Peta Geologi & Oseanografi

Peta Sebaran Biofisik :

Ikan Karang, dsb.

GIs Overlay (Cell
Based Modeling)

-d:

Validasi - Klasifkasi

Karakteristik Peta
Komposit Biofisik
Kawasan
Kriteria Kesesuaian
Kawasan

4'
Analisis Spasial dan
Analisis Tabular

Peta Kesesuaian
Kegiatan Pariwisata
Pesisir
I

<

Analisis Daya Dukung
Kawasan dan Daya
D u h n g Pemanfaatan

\

1
Peta Pembagian zona
(Zonation Map)

J

1
Kawasan Pariwisata Bahari
dan Pantai Kab. Waropen

Garnbar 1. Kerangka Pemikiran Penentuan Kawasail Pariwisata Bahari dan Pantai
di Kabupaten Waropen - Papua.

2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ekosistem Wilayah Pesisir
Wilayah pesisir adalah merupakan wilayah peralihan antara ekosistern darat
dan laut yang saling berhubungan satu sama lain. Ekosistern pesisir merupakan
suatu himpunan integral dari komponen hayati dan nir-hayati yang secara
fungsional saling terkait dan berinteraksi membentuk sistem. Keterkaitan berbagai
ekosistem pesisir, seperti ekosistem mangrove, terumbu karang dan padang
lamun, menyebabkan wilayah pesisir memiliki produktivitas hayati yang sangat
tinggi, jasa-jasa lingkungan yang besar, serta memiliki kompleksitas yang cukup
tinggi pula. Karena itu, pengelolaan wilayah pesisir baik langsung rnaupun tidak
langsung hams memperhatikan keterkaitan ekologis antar ekosistem di wilayah
pesisir. Sumberdaya alam wilayah pesisir dan laut terdiri atas sumberdaya dapat
pulih (re~zewable I-esozri-ces) berupa ekosistem hutan mangrove, ekosistem
terumbu karang, ekosistem padang larnun, dan ekosistem estuaria. Sumberdaya
tidak dapat pulih (non renewable resources) berupa mineral hydrothermal, energi
kelautan, bahan tambang, serta gas biogenik kelautan (methan). Sedangkan jasajasa lingkungan (enviromental services) berupa obyek wisata untuk pariwisata
bahari, pariwisata pantai, pariwisata pulau-pulau kecil, pariwisata budaya, dan
transportasi laut.
Menurut pola penyebarannya, ekosistem wilayah pesisir pada umumnya
terstratifikasi secara hirarkis mulai dari daerah daratan menuju ke arah laut, yaitu
mangrove, lamun, rumput laut dan terumbu karang (Nontji, 1987). Ketiga
ekosistem ini merupakan ekosistem yang sangat penting karena fungsi dan
peranan yang dimiliki baik secara langsung maupun secara tidak langsung
terhadap manusia.
Pemetaan potensi sumberdaya merupakan dasar rencana pengelolaan dari
sernua program pengembangan wilayah pesisir. Infonnasi habitat yang detail
digunakan untuk perencanaan pengembangan, pemantauan pencemaran yang
terjadi di daerah pesisir, pendugaan efek lingkungan, budidaya, penelitian
perikanan, wisata dan daerah perlindungan (Blois, 1999).

2.2 Sistem Penginderaan Jauh dan Citra Satelit

Penginderaan jauh sangat sesuai untuk pengawasan terumbu karang yang
menyediakan informasi mengenai bentuk dan komposisi dari terumbu karang;
pengawasan parameter biofisik kelautan dan samudera yang mana terumbu karang
terlihat, dan lnendukung deteksi dari perubahan menyeluruh dari unsulLunsur ini.
Data penginderaan jauh berasal dari integrasi SIG bersama dengan penambahan
informasi lingkungan. SIG tidak banya bentuk dari inventarisasi semua informasi
yang ada tapi juga digunakan sebagai sebuah alat untuk menganalisis informasi ini
untuk mendukung ICZM (Integrated Coastal Zone Management) (Vanderstraete
& Goosssens, 2005).

Cahaya melakukan penetrasi ke dalaln kolom air, dan intensitas cahaya akan
berkurang secara eksponensial dengan bertambahnya kedalaman. Proses
berkurangnya intensitas cahaya ini dikenal sebagai atenuasi (attentration) ini
memberikan pengaruh besar pada penggunaan data penginderaan jauh dalam
linkungan air. Perbedaan atenuasi ini dipengaruhi oleh panjang gelombang dari
gelombang elektromagnetik yang digunakan. Pada cahaya tampak, bagian cahaya
spektrum merah mempunyai atenuasi lebih cepat dibandingkan dengan bagian
cahaya spektrum spektrum biru yang mempunyai panjang gelombang lebih
pendek. Dengan bertambahnya kedalaman, tingkat perbedaan spektral dari habitat
akan berkurang (Green et al., 2000).
Sejak data Landsat digunakan dalam pertengahan 1970an, banyak yang
telah mencoba (seperti Smith et al., 1975; Hammack, 1977) untuk mencari
kemungkinan dari penginderaan jauh dalam manajemen dan terumbu karang
(Mumby et al., 1997; Ackleson, 2003). Banyak penelitian yang ada sejak
ditunjukkan kegunaan dari penginderaan jauh untuk menyediakan informasi garis
dasar terumbu karang (Green et nl., 1996; Bryant et nl., 1998; Mumby and
Edwards, 2000). Kegunaan lain dari Landsat 7 dengan sensor ETM+, peta
batimetri dan data pasang surut untuk wilayah Riau khususnya Pulau Batam dan
sekitamya. Dari kajian ini dapat disimpulkan bahwa informasi yang ada pada
garis pantai dapat diperoleh dengan mudah dan akurat dengan membandingkan
rasio band 412 dan 512. Hasil yang ada dikoreksi melalui interpretasi pengamatan

dari citra komposit RGB 543 untuk mengurangi eror dari pengolahan digital
(Winarso G., Judianto and Budiman S., 2001).
Untuk dapat memetakan dasar perairan dangkal dan terumbu karang dapat
digunakan kombinasi tiga kanal sinar ta~npakyaitu : band 1 (0,45 - 0,52 pm),
band 2 (0,52 - 0,60 pm) dan band 3 (0,61 - 0,74 pm) dari citra satelit Landsat 7
ETM+.Perkembangan algoritma Green et al. Yang dipakai dalam pengolahan data
citra berdasarkan Model Pengurangan Eksponensial (Standard Exponential
Attenuation Model) yang merupakan teori dari Lyzenga (1978) dan teori ini
merupakan salah satu cara untuk menonjolkan objek dasar perairan (Siregar,
1995). Selanjutnya untuk memetakan kawasan mangrove, dilihat dari pigmen
klorofil yang ada. Fitoplankton mengandung klorofil-a, pigmen fotosintesis
doininan yang mengabsorpsi h a t energi pada panjang gelombang biru dan merah
sinar tampak (Lo, 1996). Kombinasi kanal yang digunakan adalah band 2 dan
band 3 dari Landsat 7 ETM'. Dasar dari penggunaan band 2 satelit Landsat atau
spektrum sinar tampak hijau adalah karena pada panjang gelomba~~g
ini terjadi
penyerapan minimum pada klorofil-a (Carder et al. 1991).

2.3 Sistem Informasi Geografis
Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah kumpulan yang terorganisir dari
perangkat keras komputer, perangkat lunak, data geografi, dan personel yang
dirancang secara efisien untuk

memperoleh, menyimpan, menglpdate,

memanipulasi, menganalisis dan menampilkan semua bentuk informasi yang
bereferensi geografi (ESRI, 1990 in Prahasta, 2002). Bormogh (1986),
mendefinisikan sistem informasi geografis sebagai seperangkat alat yang
digunakan

untuk

mengumpulkan,

menyimpan,

memanggil

kembali,

mentransfonnasi dan menyajikan data spasial dari penampakan bumi untuk tujuan
tertentu. Menurut Aronoff (1989), SIG dapat digunakan dalam pengambilan
keputusan dibawah keadaan yang tidak pasti (uncertain).
Dalam pengambilan keputusan mengenai dunia nyata yang kompleks,
informasi yang didapat tidaklah begitu lengkap. Informasi yang relevan dipilih
dan disimpan untuk selanjutnya dibuat suatu model konseptual melalui suatu

proses seleksi. Jika diperlukan suatu keputusan, maka harus mengacu pada model
yang jauh lebih sederhana daripada dunia nyata itu sendiri.
Terdapat dua jenis data yang dipakai dalain SIG, yaitu :

1) Data spasial
Data spasial adalah data yang mengacu pada ruailgan suatu wilayah
geografis tertentu. Informasi spasial ini bisa juga diartikan sebagai geoinformasi
yang bentuk penyajiannya berupa peta. Setiap data spasial dalam SIG mangacu
pada bentuk lapisan data atau bidang data. Data spasial ini dapat dibagi menjadi
dua yaitu data raster dan vektor.

2) Data non-spasial
Data non-spasial atau yang lebih dikenal sebagai data atribut adalah data
yang melengkapi keterangan dari data spasialnya baik dalam bentuk statistik
maupun deskriptif. Data atribut ini terbagi atas dua : data kualitatif (nama, jenis,
dan tipe) dan data kuantatif (angka, bagian atau besar jumlab, tingkatan, dan kelas
interval) yang inempunyai hubungan satu-satu dengan data spasialnya.
SIG sangat bermanfaat dalam pemetaan, pengawasan sumberdaya pesisir
dan dapat membantu dalam memperkirakan perubahan kondisi lingkungan pesisir
yang terkait dengan keterlibatan inanusia. Kajian lainnya menunjukkan bahwa
SIG dan penginderaan jauh dapat digunakan dalam membuat inventarisasi dari
pesisir lahan basah, terumbu karang, mangrove, pengawasan wilayah terlindung,
deteksi perubahan garis pantai, kajian bentuk lahail pesisir, dsb (Jayaraman,
2005).

2.4 Struktur Data Raster dan Cell Based Modeling
Molenaar (1998) menyatakan bahwa sebuah data raster terdiri atas
sekuinpulan sel. Masing-masing sel atau piksel berupa persegi yang berukuran
sama yang mempresentasikan tempat spesifik pada suatu area. Data raster
tersusun dari sel yang inembentuk baris dan kolom yang analog dengan matriks
kartesius (baris sel mewakili bidang x dan kolom sel mewakili bidang y). Masingmasing sel mempunyai koordinat serta sebuah nilai sebagai identitas untuk
menggambarkan sebuah kelas, kategori atau grup. Dalam proses analisis spasial,

ukuran sel ditentukan oleh objek apa yang akan dianalisis dengan SIG. Struktur
data raster dapat dilihat pada Gambar 2.

I
:0 3)

I

+1-;in;r

+ cc,,,