Maloklusi Klas II Dental Skeletal Klas II

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Maloklusi Klas II Dental

Secara umum ada dua bentuk diagnosa maloklusi, yaitu dental dan skeletal. Berdasarkan Klasifikasi Angle, maloklusi Klas II adalah adanya hubungan tonjol mesiodistal lengkung gigi rahang bawah yang beroklusi lebih ke distal dari kondisi normal. Pada kondisi maloklusi Klas II penuh, tonjol distobukal molar pertama permanen atas beroklusi pada sulkus molar pertama permanen bawah. Hal ini menyebabkan ketidakharmonisan pada regio gigi insisivus dan profil wajah. 8,9 Maloklusi Klas II menjadi divisi 1 dan divisi 2. Maloklusi Klas II divisi 1 dan divisi 2 mempunyai subdivisi yaitu terdapat hubungan oklusi yang normal pada salah satu sisi rahang dan hubungan Klas II pada sisi yang lain. Pasien maloklusi Klas II divisi 1 biasanya memiliki kebiasaan bernafas melalui mulut. 8,9

2.1.1 Klas II Divisi 1

Maloklusi Klas II divisi 1 ditandai dengan penyempitan lengkung rahang atas, gigi insisivus yang protrusi, aktivitas otot rongga mulut abnormal, fungsi bibir abnormal dan dapat disertai adanya nasal obstruction dan mouth breathing. 8,9

2.1.2 Klas II Divisi 2

Maloklusi Klas II divisi 2 ditandai dengan inklinasi insisivus sentralis maksila ke arah lingual dan insisivus lateral maksila ke arah labial, sedikit penyempitan lengkung rahang atas, crowding pada gigi insisivus maksila yang disertai overlapping, fungsi bibir dan hidung normal. 8,9

2.2 Skeletal Klas II

Ada tiga bentuk profil wajah, yaitu orthognathic, retrognathic dan prognathic Gambar 1. Orthognathic adalah profil wajah Klas I yang normal, retrognathic adalah profil wajah Klas II karena memiliki mandibula yang lebih ke distal dan prognathic adalah profil wajah Klas III karena memiliki mandibula yang lebih ke mesial. 10,11 Gambar 1. Jenis profil wajah Ciri-ciri dari maloklusi Klas II skeletal adalah meningkatnya konveksitas atau bertambah besarnya sudut ANB. Pasien maloklusi skeletal Klas II yang masih dalam tahap pubertas dapat dirawat secara ortopedik namun untuk pasien yang telah melewati tahap pubertas, perawatan hanya dapat dilakukan dengan pembedahan. Maloklusi skeletal Klas II dapat disebabkan oleh maksila prognasi yaitu bertambahnya maxillary depth atau sudut yang dibentuk antara bidang Frankfurt dengan garis N-A. Maloklusi skeletal Klas II juga dapat disebabkan oleh mandibula retrognasi yaitu berkurangnya facial depth atau sudut yang dibentuk antara bidang Frankfurt dengan bidang fasial, N-Pog. Kombinasi antara maksila prognasi dan mandibula retrognasi juga merupakan maloklusi skeletal Klas II. Maloklusi Klas II skeletal dapat dideteksi dengan mudah dengan melihat profil wajah pasien. Pada maloklusi skeletal Klas II yang mandibulanya kecil atau maksilanya besar dapat menyebabkan profil wajah yang konveks atau retrognathic. 10,11

BAB 3 PESAWAT HERBST

3.1 Pengertian

Pesawat Herbst merupakan pesawat fungsional cekat yang dapat dibedakan menjadi jenis crown, cincin, splint arcrylic disertai cantilever bite jumper. Dalam penggunaannya, pesawat Herbst memilik dua faktor penting yaitu kontrol penjangkaran dan daya tahan pesawat Gambar 2,3,4,5. 1 ,14 Penjangkaran pesawat Herbst diperoleh dari pemasangan crown atau cincin yang dipasangkan pada gigi molar pertama kiri kanan dan dihubungkan dengan kawat di sepanjang permukaan palatal gigi geligi maksila. Pada mandibula, crown atau cincin dipasangkan pada gigi premolar pertama kiri kanan atau gigi kaninus kiri kanan dan dihubungkan dengan kawat di sepanjang permukaan lingual mandibula. Pada kasus molar kedua permanen maksila belum erupsi, Herbst menyarankan untuk memasang retensi lebih dengan cara memasang crown atau cincin pada kaninus maksila dan dihubungkan dengan kawat. 1,15,16