penelitian mengenai
Drug Related Problems
kategori ketidaktepatan dosis meliputi dosis kurang, dosis lebih dan kategori interaksi obat.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas dapat dirumuskan suatu permasalahan, yaitu “Berapa besar angka kejadian
Drug Related Problems
kategori ketidaktepatan dosis meliputi dosis kurang, dosis lebih dan kategori interaksi obat pada pasien dengan penyakit gangguan lambung di Instalasi Rawat
Inap RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten tahun 2015?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui angka kejadian
Drug Related Problems
kategori ketidaktepatan dosis meliputi dosis kurang, dosis lebih dan kategori interaksi obat pada pasien dengan penyakit gangguan lambung di
Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten tahun 2015.
D. Tinjauan Pustaka
1. Penyakit gangguan lambung
a. Pengertian
Dispepsia merupakan suatu kumpulan gejala seperti nyeri ulu hati, mual, muntah, kembung, rasa penuh atau cepat kenyang, dan sendawa Sanusi, 2011.
Gastritis merupakan proses inflamasi pada mukosa dan sub – mukosa lambung
Djojoningrat, 2001. Tukak peptik adalah kondisi putusnya kontinuitas mukosa yang melebar di bawah epitel dan terjadinya kerusakan jaringan mukosa, sub
mukosa sampai lapisan otot di suatu daerah saluran gastrointestinal yang berhubungan secara langsung dengan cairan asam lambung atau pepsin Sanusi,
2011, sedangkan tukak stress merupakan luka atau beberapa perlukaan pada lambung yang berkembang selama stress fisiologi dari penyakit yang parah
Avunduk, 2008.
b. Etiologi dan faktor resiko
Dispepsia sebagai suatu gejala atau kumpulan gejala dapat disebabkan
oleh berbagai penyakit, seperti gastritis, tukak peptik dan lainnya. Pada sebagian
besar kasus, keadaan klinis yang sering menjadi penyebab timbulnya gastritis erosif misalnya operasi besar, gagal ginjal, gagal nafas, luka bakar, dan penyakit
hati yang berat. Penyebab lain dispepsia dan gastritis yaitu akibat penggunaan
obat anti inflamasi non steroid OAINS. Gastritis kronis juga disebabkan oleh
aspek imunologis dan aspek bakteriologis yang sebagian besar disebabkan karena bakteri
H. pylori
Djojoningrat, 2001. Tiga penyebab utama terjadinya tukak peptik yaitu akibat penggunaan
OAINS, infeksi kronis yang disebabkan oleh
Helicobacter pylori
, dan keadaan hipersekresi asam pada
Zollinger-Ellison syndrome
Sanusi, 2011. Terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko terjadinya tukak peptik
diantaranya yaitu mengkonsumsi alkohol, merokok, stress, penggunaan kortikosteroid dan penyakit kronis seperti gagal ginjal, pankreatitis, sirosis, atau
transplantasi organ Alldredge
et al.
, 2013. Etiologi pada tukak stress meskipun tidak terbukti, namun kurangnya oksigenasi pada mukosa, perbedaan dalam
keseimbangan asam basa, dan peningkatan penggunaan kortikosteroid dapat berkontribusi dalam pembentukan tukak Avunduk, 2008.
c. Patofisiologi