b. Etiologi dan faktor resiko
Dispepsia sebagai suatu gejala atau kumpulan gejala dapat disebabkan
oleh berbagai penyakit, seperti gastritis, tukak peptik dan lainnya. Pada sebagian
besar kasus, keadaan klinis yang sering menjadi penyebab timbulnya gastritis erosif misalnya operasi besar, gagal ginjal, gagal nafas, luka bakar, dan penyakit
hati yang berat. Penyebab lain dispepsia dan gastritis yaitu akibat penggunaan
obat anti inflamasi non steroid OAINS. Gastritis kronis juga disebabkan oleh
aspek imunologis dan aspek bakteriologis yang sebagian besar disebabkan karena bakteri
H. pylori
Djojoningrat, 2001. Tiga penyebab utama terjadinya tukak peptik yaitu akibat penggunaan
OAINS, infeksi kronis yang disebabkan oleh
Helicobacter pylori
, dan keadaan hipersekresi asam pada
Zollinger-Ellison syndrome
Sanusi, 2011. Terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko terjadinya tukak peptik
diantaranya yaitu mengkonsumsi alkohol, merokok, stress, penggunaan kortikosteroid dan penyakit kronis seperti gagal ginjal, pankreatitis, sirosis, atau
transplantasi organ Alldredge
et al.
, 2013. Etiologi pada tukak stress meskipun tidak terbukti, namun kurangnya oksigenasi pada mukosa, perbedaan dalam
keseimbangan asam basa, dan peningkatan penggunaan kortikosteroid dapat berkontribusi dalam pembentukan tukak Avunduk, 2008.
c. Patofisiologi
Peningkatan asam lambung atau sensitivitas mukosa lambung terhadap asam lambung bertanggung jawab untuk terjadinya gangguan lambung Sanusi,
2011. Asam yang dihasilkan karena infeksi
H. pylori
dan penggunaan OAINS merupakan faktor independen yang berkontribusi terhadap gangguan integritas
mukosa Berardi and Welage, 2008. Penggunaan OAINS dapat mengakibatkan pembentukan HCO - menurun
yang berarti proteksi terhadap mukosa juga menurun serta menghambat efek inhibisi sekresi asam. Selain itu, OAINS dapat menyebabkan kerusakan mukosa
secara lokal dengan aksi difusi non ionik pada sel mukosa.
H. pylori
mampu bertahan dalam suasana asam. Hal tersebut dimungkinkan karena
H. pylori
mempunyai kemampuan membentuk senyawa urease khusus yang membantu
dalam pembentukan CO , NH dan HCO serta NH ⁺ sehingga mampu menjadi
dapar terhadap ion H ⁺ Sanusi, 2011.
d. Gambaran klinis
Gambaran klinis gastritis sangat bervariasi, mulai dari asimtomatik, mual, muntah, nyeri ulu hati, hingga hematemesis dan melena Djojoningrat,
2001. Gambaran klinis tukak stress yaitu berupa tukak yang dangkal dan terbatas pada mukosa dan disebut sebagai erosi. Tukak juga dapat menembus ke
submukosa, dan mungkin mengikis ke dalam pembuluh darah submukosa sehingga menyebabkan perdarahan Avunduk, 2008. Sedangkan pasien tukak
peptik secara umum biasanya merasakan keluhan dispepsia, seperti mual, muntah, kembung, sendawa, rasa cepat kenyang, nyeri ulu hati dan rasa terbakar Sanusi,
2011. Menurut Berardi and Welage 2008 tanda dan gejala tukak peptik yaitu nyeri perut pada bagian epigastrum seperti terbakar, perut terasa tidak nyaman,
penuh, dan kram, serta sering disertai rasa kembung.
e. Diagnosis
Diagnosis gangguan lambung dapat ditegakkan berdasarkan: 1
Pengamatan klinis dan Anamnesis 2
Hasil pemeriksaan endoskopi dan radiologi 3
Hasil biopsi untuk tes pemeriksaan CLO Campilobacter Like Organism, histopatologi kuman
H. pylori.
Sanusi, 2011
f. Terapi