Konsumen Obat Tinjauan Umum Perlindungan Konsumen Obat

a. Meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemandirian konsumen untuk melindungi diri; b. Mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkannya dari ekses negatif pemakaian barang danatau jasa; c. Meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih, menentukan dan menuntut hak-haknya sebagai konsumen; d. Menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses untuk mendapatkan informasi; e. Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya perlindungan konsumen sehingga tumbuh sikap yang jujur dan bertanggung jawab dalam berusaha; f. Meningkatkan kualitas barang danatau jasa yang menjamin kelangsungan usaha produksi barang danatau jasa, kesehatan, kenyamanan, keamanan, dan keselamatan konsumen

2. Konsumen Obat

Sebagai suatu konsep, “konsumen” telah dikenalkan beberapa puluh tahun lalu di berbagai negara dan sampai saat ini sudah puluhan negara memiliki undang-undang atau peraturan khusus yang memberikan perlindungan terhadap termasuk penyedia saranan peradilannya. Istilah konsumen berasal dari alih bahasa dari kata consumer Inggris-Amerika, atau consumentkonsument Belanda. Pengertian consumer atau consument itu tergantung dalam posisi mana ia berada. Secara harafiah, arti kata consumer adalah lawan dari produsen setiap orang yang menggunakan barang. Tujuan penggunaan barang atau jasa nanti menentukan termasuk konsumen mana kelompok pengguna tersebut. Begitu pula Kamus Bahasa Inggris-Indonesia memberi arti kata consumer sebagai pemakai atau konsumen. 23 Di Indonesia telah banyak diselenggarakan studi, baik yang bersifat akademis, maupun untuk tujuan mempersiapkan dasar-dasar penerbitan suatu perundang-undangan tentang perlindungan konsumen. Dalam naskah-naskah akademik danatau berbagai naskah pembahasan rancangan peraturan perundang-undangan, cukup banyak dibahas dan dibicarakan tentang berbagai peristilahan dan masuk dalam lingkup perlindungan konsumen. Dari naskah-naskah akademik itu yang patut mendapat perhatian, antara lain: 24 a. Badan Pembinaan Hukum Nasional-Departemen Kehakiman BPHN, menyusun batasan tentang konsumen akhir, yaitu pemakai akhir dari barang, digunakan untuk keperluan sendiri atau orang lain, dan tidak untuk diperjualbelikan. b. Batasan konsumen dari Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia: Pemakai barang atau jasa yang tersedia dalam masyarakat bagi kepentingan diri sendiri, keluarga atau orang lain dan tidak untuk diperdagangkan kembali. c. Sedangkan dalam naskah akademis yang dipersiapkan Fakultas Hukum Universitas Indonesia FH-UI bekerja sama dengan Departemen Perdagangan RI, berbunyi: Konsumen adalah setiap orang atau keluarga yang mendapatkan barang untuk dipakai dan tidak untuk diperdagangkan. 23 Az. Nasution, 2001, Hukum Perlindungan Konsumen Suatu Pengantar, Diadit Media: Jakarta hlm.3. 24 Ibid, hlm. 9-10. Pengertian konsumen di Amerika Serikat dan MEE, kata “konsumen” yang berasal dari consumer sebenarnya berarti “pemakai”. Namun, di Amerika Serikat kata ini dapat diartikan lebih luas lagi sebagai “korban pemakaian produk yang cacat”, baik korban tersebut pembeli, bukan pembeli tetapi pemakai, bahkan juga korban yang bukan pemakai, karena perlindungan hukum dapat dinikmati pula bahkan oleh korban yang bukan pemakai. 25 Perlakuan hukum yang lebih bersifat mengatur danatau mengatur dengan diimbuhi perlindungan , merupakan pertimbangan tentang perlu adanya pembedaan dari konsumen itu, yakni: 26 a. Konsumen adalah setiap orang yang mendapatkan barang atau jasa digunakan untuk tujuan tertentu; b. Konsumen antara adalah setiap orang yang mendapatkan barang danjasa untuk digunakan dengan tujuan membuat barangjasa lain atau untuk diperdagangkan tujuan komersial; c. Konsumen akhir adalah setiap orang alami yang mendapat dan menggunakan barang danatau jasa untuk tujuan memenuhi kebutuhan hidupnya pribadi, keluarga dan atau rumah tangga dan tidak untuk diperdagangkan kembali non komersial. Unsur untuk membuat barangjasa lain danatau diperdagangkan kembali merupakan pembeda pokok, antara lain konsumen-antara produk kapital dan konsumen-akhir produk konsumen, yang penggunaanya bagi 25 Celina Tri Siwi Kristiyani, 2008, Hukum Perlindungan Konsumen, Sinar Grafika, Jakarta hlm. 23. 26 Az. Nasution, op.cit , hlm.13. konsumen akhir adalah untuk diri sendiri, keluarga atau rumah tangganya. Unsur inilah yang pada dasarnya merupakan beda kepentingan masing- masing konsumen yaitu, penggunaan sesuatu produk untuk keperluan atau tujuan tertentu yang menjadi tolok ukur dalam menentukan perlindungan yang diperlukan. 27 Menurut Hondius, Pakar konsumen Belanda, Konsumen dapat diartikan dalam arti luas dan arti sempit. Konsumen dalam arti luas mencakup bukan konsumen pemakai terakhir konsumen antara dan konsumen pemakai terakhir, sedangkan konsumen dalam arti sempit hanya mengacu pada konsumen pemakai terakhir. 28 Konsumen menurut Pasal 1 butir 2 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen adalah Setiap orang pemakai barang danatau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Dalam hal ini, konsumen yang dimaksud ada dua hal yaitu: 1. Konsumen langsung obat-obatan dan konsumen dari iklan obat- obatan. Konsumen langsung obat-obatan adalah orang perorangan yang mengkonsumsi secara langsung obat-obatan, khususnya obat bebas yang diproduksi dan dijual secara bebas tanpa resep dokter. Hal demikian juga diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan No.389MenkesPerX80 tanggal 9 Oktober 1980 tentang Kriteria 27 Ibid, hlm. 15. 28 Shidarta, 2000, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia, PT. Gramedia, Jakarta, hlm.2. Pendaftaran Obat Jadi, dimana dalam Pasal 5 disebutkan Obat jadi yang didaftarkan harus berkhasiat meyakinkan, sesuai dengan indikasi yang diajukan, keamanannya memadai dengan pengertian bahwa toksisitas dan efek sampingnya dapat dipertanggungjawabkan dan kemanfaatannya nyata sesuai dengan kebutuhan masyarakat. 2. Pengertian konsumen yang kedua adalah konsumen iklan obat-obatan, yaitu konsumen yang secara langsung mengkonsumsi subyek iklan yang diiklankan, baik di media cetak maupun elektronik, dimana dalam hal ini subyek iklan tersebut adalah obat-obatan. Hal demikian diatur dalam Pasal 7 ayat 4 Peraturan Menteri Kesehatan No. 389MenkesPerX80 tanggal 9 Oktober 1980 tentang Kriteria Pendaftaran Obat Jadi, bahwa isi penandaan dan periklanan obat yang didaftarkan harus lengkap, benar, dan tidak menyesatkan. Secara umum dikenal ada empat hak dasar konsumen yang dikemukakan oleh mantan Presiden Amerika Serikat, John F. Kennedy, yaitu: 1. Hak untuk mendapatkan keamanan the right to safety 2. Hak untuk mendapatkan informasi the right to be informed 3. Hak untuk memilih the right to choose 4. Hak untuk didengar the right to be heard Empat hak dasar ini diakui secara internasional. Dalam pengembangannya, organisasi-organisasi konsumen yang tergabung dalam The International Organization of Consumers Union IOCU menambahkan lagi beberapa hak, seperti hak mendapatkan pendidikan konsumen, hak mendapatkan ganti kerugian, dan hak mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat. 29 Di Indonesia, hak konsumen diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Hak konsumen adalah : a. Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang danatau jasa b. Hak untuk memilih barang danatau jasa serta mendapatkan barang danatau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan c. Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang danatau jasa d. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang danatau jasa yang digunakan e. Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut f. Hak untuk mendapatkan pembinaan dan pendidikan konsumen g. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif h. Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi danatau penggantian apabila barang danatau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya i. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya. Hak konsumen juga diatur dalam Resolusi Sidang umum Perserikatan Bangsa-Bangsa Nomor 39248 tentang Perlindungan Konsumen atau yang .lebih dikenal dengan Guidelines for Consumer Protection. Dalam resolusi tersebut diatur hak konsumen, antara lain: 30 1. Perlindungan konsumen dari bahaya-bahaya terhadap kesehatan dan keamanannya 2. Promosi dan perlindungan kepentingan ekonomi sosial konsumen 29 Ibid., hlm.16. 30 Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, Op. Cit., hlm. 28. 3. Tersedianya informasi yang memadai bagi konsumen untuk memberikan kemampuan mereka melakukan pilihan yang tepat sesuai kehendak dan kebutuhan pribadi 4. Pendidikan konsumen 5. Tersedianya upaya ganti rugi yang efektif 6. Kebebasan untuk membentuk organisasi konsumen atau organisasi lainnya yang relevan dan memberikan kesempatan kepada organisasi tersebut untuk menyuarakan pendapatnya dalam proses pengambilan keputusan yang menyangkut kepentingan mereka. Tidak hanya mempunyai hak yang diatur dalam Undang-Undang, konsumen juga mempunyai kewajiban yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen pasal 5, yaitu: a. Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian atau pemanfaatan barang danatau jasa, demi keamanan dan keselamatan; b. Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang danatau jasa; c. Membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati; d. Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen secara patut. Menurut Undang-Undang tentang farmasi, pengertian obat adalah obat yang dibuat dari bahan-bahan yang berasal dari binatang, tumbuh-tumbuhan, mineral dan obat syntetis. 31 Terdapat pengertian lain mengenai obat yaitu bahan atau zat yang berasal dari tumbuhan, hewan, mineral maupun zat kimia tertentu yang dapat digunakan untuk mengurangi rasa sakit, memperlambat proses penyakit dan menyembuhkan penyakit. 32 Sedangkan menurut pendapat farmakologi 31 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1963 tentang Farmasi pasal 2 huruf b 32 http:dentalhealthridhafajarnugroho.blogspot.com201303penggolongan-obat-menurut-uu- farmasi.html diakses pada tanggal 28 April 2015 Universitas Indonesia, obat adalah setiap zat kimia yang dapat mempengaruhi proses hidup. 33 Selain pengertian obat secara umum di atas, ada juga pengertian obat secara khusus. Berikut ini beberapa pengertian obat secara khusus: 34 1 Obat baru: Obat baru adalah obat yang berisi zat berkhasiattidak berkhasiat, seperti pembantu, pelarut, pengisi, lapisan atau komponen lain yang belum dikenal sehingga tidak diketahui khasiat dan kegunaannya. 2 Obat esensial: Obat esensial adalah obat yang paling banyak dibutuhkan untuk layanan kesehatan masyarakat dan tercantum dalam daftar Obat Esensial Nasional DOEN yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan RI. 3 Obat generik: Obat generik adalah obat dengan nama resmi yang ditetapkan dalam Farmasi Indonesia untuk zat berkhasiat yang dikandungnya. 4 Obat jadi: Obat jadi adalah obat dalam keadaan murni atau campuran dalam bentuk salep, cairan, supositoria, kapsul, pil, tablet, serbuk atau bentuk lainnya yang secara teknis sesuai dengan Farmasi Indonesia atau buku resmi lain yang ditetapkan pemerintah. 5 Obat paten: Obat paten adalah obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar atas nama pembuat yang telah diberi kuasa dan obat itu dijual dalam kemasan asli dari perusahaan yang memproduksinya. 6 Obat asli: Obat asli adalah obat yang diperoleh langsung dari bahan- bahan alamiah, diolah secara sederhana berdasarkan pengalaman dan digunakan dalam pengobatan tradisional. 7 Obat tradisional: Obat tradisional adalah obat yang didapat dari bahan alam, diolah secara sederhana berdasarkan pengalaman dan digunakan dalam pengobatan tradisional.

B. Tinjauan Umum Penyimpangan Iklan Obat