Jenis Penelitian Metode Penelitian Tipe Penelitian Teknik Pengumpulan Data

41 Keputusan batikmark Variabel Kontrol Z: Kompetensi Komunikasi a. Skill b. Knowladge c. Self-concept d. Self-image 1. Pembicara mampu menerangkan seluruh informasi tentang batikmark 1. Pembicara paham betul mengenai batikmark 2. Pembicara yang ahli dibidang tertentu menguasai betul bahannya 1. Pembicara menyapa para manajer batik 2. Pembicara menyampaikan pesan dengan tersenyum 1. Pembicara ramah Skala Interval: Sangat Setuju = 5 Setuju = 4 Netral = 3 Tidak Setuju = 2 Sangat Tidak Setuju = 1

I. Metodologi Penelitian

I.1. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif, merupakan riset yang menggambarkan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan. Dengan demikian tidak terlalu mementingkan kedalaman data atau analisis. Periset lebih mementingkan aspek keluasan data sehingga data atau hasil riset dianggap merupakan representasi dari seluruh populasi Kriyantono, 2007: 57. Penelitian ini menghasilkan data kuantitatif yakni data yang diperoleh dari 42 responden secara tertulis yang diteliti dari kuesioner. Metode kuantitatif lebih tertarik dengan pengukuran secara obyektif terhadap fenomena-fenomena yang berupa angka-angka Arikunto, 1998:8

I.2. Metode Penelitian

Metode penelitian yang dilakukan adalah metode penelitian survei yaitu Kriyantono, 2007: 60 metode riset dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen pengumpulan datanya. Tujuannya untuk memperoleh informasi tentang sejumlah responden yang dianggap mewakili populasi tertentu. Secar umum, metode survey terdiri dari dua jenis yaitu diskriptif dan eksplanatif analitik. Penelitian ini menggunakan survey eksplanatif analitik. Sifat penelitiana ini adalah asosiatif, yaitu bermaksud menjelaskan hubungan korelasi antar veriabel.

I.3. Tipe Penelitian

Penlitian ini bersifat eksplanatif yaitu mencari sebab akibat atara dua atau lebih konsep variabel yang akan diteliti Krisyantono, 2008:68. Penelitian eksplanatif tidak hanya sekedar menggambarkan terjadinya fenomena tetapi mencoba menjelaskan mengapa fenomena itu terjadi dan apa pengaruhnya.

I.4. Teknik Pengumpulan Data

Berdasarakan klasifikasinya, data dibagi menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. 43 a. Data primer Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian dengan mengenakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada obyek sebagai informasi yang dicari Azwar, 1998:91. Data dari penelitian ini didapat dari kuesioner yang dibagikan kepada responden yang memenuhi kriteria dalam penelitian. Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh responden. Skala Instrumen menggunakan skala Likert. Skala pengukuran menggunakan skala interval karena memiliki jarak yang sama SS=5, S=4, N=3, TS=2, STS=1 b. Data sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari tangan kedua, bukan peneliti sendiri yang medapatkan data tersebut Subagyo, 2004::21. Data sekunder dari penelitian ini didapat dari studi kepustakaan seperti buku, jurnal dan referensi lainnya.

I.5. Populasi dan Sampel

Dokumen yang terkait

Pengelolaan Limbah Cair Industri Batik di Daerah Istimewa Yogyakarta

0 11 97

Beban pencemaran limbah cair Industri Kecil Menengah (IKM) Batik di Klaster Trusmi Kabupaten Cirebon

0 13 78

IBM Industri Batik Wijirejo sebagai Sentra Batik

0 4 10

PERANCANGAN WEBSITE SEBAGAI MEDIA PROMOSI SENTRA INDUSTRI KECIL KONVEKSI BATIK MLANGI PERANCANGAN WEBSITE SEBAGAI MEDIA PROMOSI SENTRA INDUSTRI KECIL KONVEKSI BATIK MLANGI.

0 3 12

STRATEGI BERTAHAN USAHA KECIL DAN MENENGAH PARA PERAJIN BATIK STRATEGI BERTAHAN USAHA KECIL DAN MENENGAH PARA PERAJIN BATIK (Studi Kasus Di Kecamatan Kraton Kota Yogyakarta Propinsi DIY Tahun 2010).

0 4 16

KUALITAS SOSIALISASI KEBIJAKAN BATIKMARK “batik INDONESIA” TERHADAP PENGADOPSIAN KUALITAS SOSIALISASI KEBIJAKAN BATIKMARK “batik INDONESIA” TERHADAP PENGADOPSIAN MANAJER INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH (IKM) Kasus: Kawasan sentra batik di Daerah Istimewa Yo

0 2 18

DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN KUALITAS SOSIALISASI KEBIJAKAN BATIKMARK “batik INDONESIA” TERHADAP PENGADOPSIAN MANAJER INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH (IKM) Kasus: Kawasan sentra batik di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

0 3 11

KESIMPULAN DAN SARAN KUALITAS SOSIALISASI KEBIJAKAN BATIKMARK “batik INDONESIA” TERHADAP PENGADOPSIAN MANAJER INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH (IKM) Kasus: Kawasan sentra batik di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

0 2 36

Pemilihan Alternatif Solusi Penerapan Produksi Bersih Pada Batik Printing Industri Kecil Menengah (IKM) Batik Puspa Kencana Laweyan Surakarta.

0 1 2

Analisi Performansi Finansial Industri Batik Berdasarkan Faktor Kompetensi Industri Kecil dan Menengah (Studi Kasus: Industri Kecil dan Menengah Batik di Surakarta).

0 0 9