Berdasarkan Administrasi Berdasarkan Tipe Jaringan Jalan

Forum Geografi, Vol. 27, No. 1, Juli 2013: 69 - 80 76 Pemetaan Variabel B angkitan Per- gerakan Penduduk Berdasarkan nilai bangkitan pergerakan dari hasil survey lapangan pada masing- masing tipe permukiman maka dengan bantuan Sistem Informasi Geografis dapat dilakukan overlay sehingga dapat dibuat nilai bangkitan pergerakan berdasarkan administrasi kecamatan, wilayah pengem- bangan dan jaringan jalan.

1. Berdasarkan Administrasi

B erdasarkan wilayah pengembangan, wilayah Tegallega memiliki bangkitan pergerakan yang paling besar yaitu 148.071 orang per jam, sedangkan yang paling sedikit adalah wilayah Kordon yaitu 44.206 orang pejam. Berdasarkan kecamatan pada masing-masing wilayah pengembangan, bangkitan pergerakan orang per jam di wilayah Bojonagara yaitu Kecamatan Andir 39.780 orang, di wilayah Cibeunying, yaitu kecamatan coblong 22.234 orang,di wilayah kordon yaitu kecamatan buahbatu 23.372 orang, di wilayah karees yaitu kecamatan regol 29.596 orang, di wilayah tegallega yaitu kecamatan bandung kulon 53488orang, di wilayah ujungberung yaitu kecamatan ujungberung 55.501 orang, di wilayah gedebage yaitu kecamatan gedebage 15.160 orang, di wilayah arcamanik yaitu kecamatan arcamanik 43.475 orang. Untuk detail mengenai jumlah bangkitan pergerakan di kota bandung dapat dilihat pada Tabel 4 Lampiran.

2. Berdasarkan Tipe Jaringan Jalan

Tipe jaringan jalan dibedakan atas jaringan jalan arteri primer, arteri sekunder, kolektor primer, dan kolektor sekunder. Setelah dimasukkan data atribut bangkitan pergerakan hasil pengukuran lapangan pada masing-masing data spasial tipe permukimannya, kemudian dioverlaykan dengan data hasil buffer sepanjang 500 meter pada masing-masing tipe jaringan jalan maka diperoleh jumlah bangkitan pergerakan sebagai berikut. a. Jalan arteri primer Tabel 5Lampiran b. Jalan arteri sekunder Tabel 6 Lampiran c. Jalan kolektor primer Tabel 7 Lampiran d. Jalan kolektor sekunder Tabel 8 Lampiran Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa pada jaringan jalan arteri primer yang memiliki nilai bangkitan paling banyak yaitu jalan Soekarno Hatta 51.014 orang per jam, pada jalan arteri sekunder yang memiliki nilai bangkitan paling banyak yaituJl. Kiaracondong 31.386 orang per jam, pada jalan kolektor primer yang memiliki nilai bangkitan paling banyak yaitu Jl. Gatot Subroto 27.470 orang per jam dan pada jalan kolektor sekunder yang memiliki nilai bangkitan paling banyak yatu Jl. Ir. H. Juanda 17.494 orang per jam KE SIMPULAN DAN SARAN B erdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa unit analisis untuk bangkitan pergerakan transportasi yaitu tipe permukiman yang merupakan hasil over- lay antara peta pola bangunan rumah mukim dan peta ukuran bangunan rumah mukim. Untuk memperoleh peta pola dan ukuran bangunan rumah mukim dapat dengan mudah dipero leh dari hasil interpretasi citra quickbird. Permukiman teratur merupakan tipe permukiman yang paling luas di Kota Bandung. Bangkitan pergerakan yang besar b erasal dari permukiman Teratur, berdasarkan wilayah pembangunan yang memiliki banyak jumlah bangkitan yaitu Tegallega dan berdasarkan kecamatan yang memiliki 77 Kajian Bangkitan Pergerakan ... Somantri banyak bangkitan yaitu Ujungberung. Berdasarkan jaringan jalan bangkitan yang jumlahnya b esar adalah pada J alan Soekarno-Hatta. Penelitian bangkitan pergerakan transportasi ini perlu dilakukan pengkajian lebih lanjut karena mobilitas pergerakan penduduk tidak hanya melewati satu jalan saja sehingga dapat meminimal- kan penyimpangan jumlah bangkitan. DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik Kota Bandung. 2008. Data Jumlah Penduduk Kota Bandung. Budi, I.S. 2007. Pengaruh Penggunaan Lahan Terhadap Bangkitan Dan Tarikan Pergerakan di Sepanjang Jalan Gadjah Mada Kota Batam. Tesis. Program Pascasarjana. Magister Teknik Pembangunan Wilayah dan Kota. Universitas Diponegoro. Semarang. Chang, K . 2002. Introduction to Geographic Information Systems. McG raw-Hill Higher E ducation. New York. DigitalGlobe. 2007. Quick Bird Imagery Products Product Guide.DigitalGlobe, Inc., Longmont. Pigawati, B itta dan Iwan Rudiarto. 2011. Penggunaan Citra Satelit untuk K ajian Perkembangan Kawasan Permukiman Di Kota Semarang. Forum Geografi. Vol. 25, No. 2, Desember 2011: 140 – 151. Rodrique, J.P., Comtos, C., dan B lack, B . 2009. The Geography of Transport System. Departement of Global Studies and Geography. Hofstra University. New York. Samsat Kota Bandung. 2010. Data Pertambahan Jumlah Kendaraan di Kota Bandung. 2010. Tamin, O.Z. 2000. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi. Penerbit ITB. Bandung. Tukiran dan E diastuti, E . 2004. Penduduk Indonesia Saat Ini dan Tantangan di Masa Mendatang. Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Usher, J.M. 2000. Remote Sensing A pplications in Transportation Modelling. Departement of Industrial E ngineering Mississippi State University. Diakses tanggal 30 Oktober 2009. Forum Geografi, Vol. 27, No. 1, Juli 2013: 69 - 80 78 Sumber: hasil analisis Sistem Informasi Geografis, Tahun 2012 Tabel 4. Bangkitan Pergerakan di Kota Bandung Berdasarkan Administrasi No. Wilayah Pengembangan Kecamatan B angkitan P ergerakan Orang Per Jam

1. Bojonagara 123194

Dokumen yang terkait

Model Bangkitan Pergerakan Keluarga Di Kawasan Pemukiman Di Pusat Kota Langsa

1 56 112

Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota Pematangsiantar(Studi Kasus: Perumahan Pinggiran Kota Pematangsiantar)

12 50 128

PEMANFAATAN CITRA QUICKBIRD DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK ZONASI KERENTANAN KEBAKARAN PERMUKIMAN DI KOTA BANDUNG BAGIAN BARAT

0 10 11

ANALISIS KERENTANAN KEBAKARAN PERMUKIMAN DENGAN APLIKASI CITRA QUICKBIRD DAN Analisis Kerentanan Kebakaran Permukiman Dengan Aplikasi Citra Quickbird Dan Sistem Informasi Geografis (Studi Kasus di Kecamatan Gondokusuman, Mergangsan, dan Umbulharjo, Kot

1 1 11

PENDAHULUAN Analisis Kerentanan Kebakaran Permukiman Dengan Aplikasi Citra Quickbird Dan Sistem Informasi Geografis (Studi Kasus di Kecamatan Gondokusuman, Mergangsan, dan Umbulharjo, Kota Yogyakarta).

1 1 38

PEMANFAATAN CITRA QUICKBIRD UNTUK PEMETAAN ZONASI DAERAH RAWAN KEBAKARAN Pemanfaatan Citra Quickbird Untuk Pemetaan Zonasi Daerah Rawan Kebakaran Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman Dengan Menggunakan Aplikasi Sistem Informasi Geografis.

0 1 12

PEMANFAATAN CITRA QUICKBIRD DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK REKOMENDASI MANAJEMEN JALAN DI KOTA DENPASAR ipi123842

0 0 9

PEMANFAATAN CITRA QUICKBIRD DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DALAM ANALISIS KESEHATAN LINGKUNGAN

0 0 10

PEMANFAATAN CITRA QUICKBIRD DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK KAJIAN TINGKAT KERAWANAN KECELAKAAN LALU LINTAS DI KOTA YOGYAKARTA

0 1 7

PEMANFAATAN CITRA QUICKBIRD DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN TINGKAT KERENTANAN PENYAKIT DIARE PADA BALITA DI KECAMATAN KOTAGEDE, KOTA YOGYAKARTA

0 0 9