lagi  kegagalan  komunikasi.  Penelitian  fokus  hanya  pada  2  MPS  yang  terletak  di tengah, yaitu Testing dan Processing.
Komunikasi  dilakukan  dengan  menggunakan  input  dan  output  PLC. Untuk berkomunikasi dengan sebuah PLC  yang lain digunakan 8 bit input dan 8
bit output. Khusus untuk Testing dan Processing, karena berada di tengah, maka akan  berkomunikasi  dengan  2  PLC  sekaligus,  yaitu  PLC  sebelumnya  dan  PLC
sesudahnya,  sehingga  kebutuhan  komunikasi  menjadi  dua  kali  lipat,  yaitu  16  bit input  dan  16  bit  output.  Gambar  2.18  menunjukkan  fokus  penelitian  Susanto
2001.
PLC MPS
1 PLC
MPS 2
in o
u t
o u
t
in 8 bit
8 bit PLC
MPS 3
PLC MPS
4 in
o u
t o
u t
in 8 bit
8 bit in
o u
t o
u t
in 8 bit
8 bit
Fokus Penelitian
Gambar 2.18 Fokus Penelitian Susanto 2001
2.4.2 Penelitian Febriadi 2005
Komputer dan PLC pengendali MPS dihubungkan dengan RS232C. terdapat keadaan bahwa untuk melakukan pemantauan sebuah MPS diperlukan sebuah komputer.
Hal ini disebabkan PLC hanya mempunyai sebuah port serial dan aplikasi yang ada pada computer  hanya  mampu  berhubungan  dengan  sebuah  PLC  saja  dalam  satu  waktu.
Berdasarkan keadaan tersebut diagagasan untuk membuat sistem pemantauan semua MPS hanya satu komputer saja.
Penelitian  ini  menggunakan  metode  komunikasi  antar  PLC  yang  telah digunakan  Susanto  2001  dan  diterapkan  untuk  semua  PLC  pengendali  MPS.  Metode
yang  digunakan  agar  semua  MPS  dapat  dipantau  oleh  satu  komputer  adalah  dengan melakukan “switching” komunikasi serial RS232. Dalam satu saat komputer hanya akan
memantau satu MPS, dan pada saat berikutnya komputer memantau MPS yang lain, dan seterusnya  secara  bergantian.  Hasil  pemantauan  divisualisasikan  pada  komputer  dalam
bentuk gambar bergerak. Gambar 2.19 menunjukkan penelitian yang dilakukan Febriadi 2005.
PLC MPS
1 PLC
MPS 2
in
o u
t o
u t
in 8 bit
8 bit PLC
MPS 3
PLC MPS
4 in
o u
t o
u t
in 8 bit
8 bit in
o u
t o
u t
in 8 bit
8 bit
Switching RS232C
Komputer RS232C
Gambar 2.19 Diagram Penelitian Febriadi 2005
2.4.3 Penelitian Dirgayusari 2007
Penelitian  ini  menggunakan  semua  MPS,  memantau  semua  MPS dengan  satu  komputer,  dan  menambahkan  “warning  system”  melalui  Short
Message Service SMS. Warning system dilakukan bila terdeteksi kerusakan pada MPS,  yang  ditandai  dengan  kemacetan  kerja  MPS.  Penerima  SMS  adalah  orang
yang mempunyai wewenang dan otoritas atas MPS.
Penelitian  ini  menggunakan  metode  komunikasi  antar  PLC  yang  sama dengan  Febriadi  2005.  Komunikasi  dibangun  dengan  menggunakan  16  bit  input  PLC
dan 16 bit output PLC. Gambar 2.20 menunjukkan penelitian yang dilakukan Dirgayusari 2007.
PLC MPS
1 PLC
MPS 2
in o
u t
o u
t in
8 bit 8 bit
PLC MPS
3 PLC
MPS 4
in o
u t
o u
t in
8 bit 8 bit
in o
u t
o u
t in
8 bit 8 bit
Switching RS232C
Komputer RS232C
Handphone Jaringan
GSM CDMA
Handphone
Gambar 2.20 Diagram Penelitian Dirgayusari 2007
2.4.4 Penelitian Wiseso 2008 dan Kurnia 2008