Penelitian Febriadi 2005 Penelitian Dirgayusari 2007

lagi kegagalan komunikasi. Penelitian fokus hanya pada 2 MPS yang terletak di tengah, yaitu Testing dan Processing. Komunikasi dilakukan dengan menggunakan input dan output PLC. Untuk berkomunikasi dengan sebuah PLC yang lain digunakan 8 bit input dan 8 bit output. Khusus untuk Testing dan Processing, karena berada di tengah, maka akan berkomunikasi dengan 2 PLC sekaligus, yaitu PLC sebelumnya dan PLC sesudahnya, sehingga kebutuhan komunikasi menjadi dua kali lipat, yaitu 16 bit input dan 16 bit output. Gambar 2.18 menunjukkan fokus penelitian Susanto 2001. PLC MPS 1 PLC MPS 2 in o u t o u t in 8 bit 8 bit PLC MPS 3 PLC MPS 4 in o u t o u t in 8 bit 8 bit in o u t o u t in 8 bit 8 bit Fokus Penelitian Gambar 2.18 Fokus Penelitian Susanto 2001

2.4.2 Penelitian Febriadi 2005

Komputer dan PLC pengendali MPS dihubungkan dengan RS232C. terdapat keadaan bahwa untuk melakukan pemantauan sebuah MPS diperlukan sebuah komputer. Hal ini disebabkan PLC hanya mempunyai sebuah port serial dan aplikasi yang ada pada computer hanya mampu berhubungan dengan sebuah PLC saja dalam satu waktu. Berdasarkan keadaan tersebut diagagasan untuk membuat sistem pemantauan semua MPS hanya satu komputer saja. Penelitian ini menggunakan metode komunikasi antar PLC yang telah digunakan Susanto 2001 dan diterapkan untuk semua PLC pengendali MPS. Metode yang digunakan agar semua MPS dapat dipantau oleh satu komputer adalah dengan melakukan “switching” komunikasi serial RS232. Dalam satu saat komputer hanya akan memantau satu MPS, dan pada saat berikutnya komputer memantau MPS yang lain, dan seterusnya secara bergantian. Hasil pemantauan divisualisasikan pada komputer dalam bentuk gambar bergerak. Gambar 2.19 menunjukkan penelitian yang dilakukan Febriadi 2005. PLC MPS 1 PLC MPS 2 in o u t o u t in 8 bit 8 bit PLC MPS 3 PLC MPS 4 in o u t o u t in 8 bit 8 bit in o u t o u t in 8 bit 8 bit Switching RS232C Komputer RS232C Gambar 2.19 Diagram Penelitian Febriadi 2005

2.4.3 Penelitian Dirgayusari 2007

Penelitian ini menggunakan semua MPS, memantau semua MPS dengan satu komputer, dan menambahkan “warning system” melalui Short Message Service SMS. Warning system dilakukan bila terdeteksi kerusakan pada MPS, yang ditandai dengan kemacetan kerja MPS. Penerima SMS adalah orang yang mempunyai wewenang dan otoritas atas MPS. Penelitian ini menggunakan metode komunikasi antar PLC yang sama dengan Febriadi 2005. Komunikasi dibangun dengan menggunakan 16 bit input PLC dan 16 bit output PLC. Gambar 2.20 menunjukkan penelitian yang dilakukan Dirgayusari 2007. PLC MPS 1 PLC MPS 2 in o u t o u t in 8 bit 8 bit PLC MPS 3 PLC MPS 4 in o u t o u t in 8 bit 8 bit in o u t o u t in 8 bit 8 bit Switching RS232C Komputer RS232C Handphone Jaringan GSM CDMA Handphone Gambar 2.20 Diagram Penelitian Dirgayusari 2007

2.4.4 Penelitian Wiseso 2008 dan Kurnia 2008