Efek Waktu Emaskulasi Terhadap Produksi Baby Corn Dari Beberapa Varietas Tanaman Jagung

EFEK WAKTU EMASKULASI TERHADAP PRODUKSI BABY CORN
DARI BEBERAPA VARIETAS TANAMAN JAGUNG

Oleh :
KHAIRUL YUSUF NASUTION
070307011

PROGRAM STUDI PEMULIAAN TANAMAN
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011

Universitas Sumatera Utara

EFEK WAKTU EMASKULASI TERHADAP PRODUKSI BABY CORN
DARI BEBERAPA VARIETAS TANAMAN JAGUNG

SKRIPSI


Oleh :
KHAIRUL YUSUF NASUTION
070307011 / Pemuliaan Tanaman

PROGRAM STUDI PEMULIAAN TANAMAN
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011

Universitas Sumatera Utara

EFEK WAKTU EMASKULASI TERHADAP PRODUKSI BABY CORN
DARI BEBERAPA VARIETAS TANAMAN JAGUNG

SKRIPSI

Oleh :
KHAIRUL YUSUF NASUTION

070307011 / Pemuliaan Tanaman

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar sarjana di Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara

PROGRAM STUDI PEMULIAAN TANAMAN
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011

Universitas Sumatera Utara

Judul Skripsi
Nama
NIM
Departemen
Program Studi


: Efek Waktu Emaskulasi Terhadap Produksi Baby Corn Dari Beberapa
Varietas Tanaman Jagung
: Khairul Yusuf Nst
: 070307011
: Budidaya Pertanian
: Pemuliaan Tanaman

Disetujui oleh
Komisi Pembimbing

(Ir.E. Harso Kardhinata, MSc.)
Ketua

(Ir. Hasmawi Hasyim, MS)
Anggota

Mengetahui,

Ir. T. Sabrina, M,Agr,Sc, PhD

Ketua Departemen Agroekoteknologi

Tanggal lulus :

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT

Khairul Yusuf Nasution : Effect time emasculation on the production of
the baby corn from some varieties corn by E. Harso Kardhinata and Hasmawi
Hasyim
The aim of the research is to know the effect different time emasculation
on the production of the baby corn from some varieties corn. the research was
conducted in experimental station faculty of agriculture, Universitas Sumatera
Utara from November 2010 to April 2011. Experiment was conducted completely
randomized block design, consist of two factors were varieties and time of
emasculation and three replication the first factor is Varieties the consist of P-12,
Dk 979 and Nt 10, the second factor is time of emasculation the consist of without
emasculation, emasculation at tasseling stage and when the tassel maturity.
Parameters were plant high, number of leaf, time to harvest, number of cobs, cob

length , cob diameter, cob gross weight, cob net weight and baby corn class. The
results showed that varieties significantly different plant high 6 week after
planting, 7 week after planting and cob gross weight and non significantly
different on number of leaf, time to harvest, number of cobs, cob length , cob
diameter and cob net weight. Time emasculation were nonsignificantly different
on all parameter, and interaction between varieties and time of emasculation were
nonsignificantly different on all parameter

Keyword : Emasculation, variety, baby corn

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK

Khairul Yusuf Nasution : Efek Waktu Emaskulasi terhadap produksi baby
corn dari beberapa varietas tanaman jagung oleh E. Harso Kardhinata dan
Hasmawi Hasyim
Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui pengaruh akibat perbedaan
waktu emaskulasi terhadap produksi baby corn dari beberapa varietas tanaman
jagung. Penelitian dilakukan di lahan percobaan fakultas pertanian FP USU dari

November 2010 sampai April 2011, Penelitian menggunakan rancangan acak
kelompok terdiri dari 2 faktor yaitu varietas dan waktu emaskulasi. faktor pertama
varietas yaitu P-12, Dk 979 dan Nt 10, Faktor kedua waktu emaskulasi yaitu
tanpa emaskulasi, emaskulasi pada saat mulai muncul dan emaskulasi pada saat
mulai merekah. Parameter yang diamati tinggi tanaman, jumlah daun, lama panen,
jumlah tongkol, diameter tongkol, berat kotor tongkol, berat bersih tongkol dan
pengkelasan tongkol Hasil penelitian diperoleh bahwa varietas berbeda nyata
terhadap parameter tinggi tanaman 6 dan 7 MST dan berat kotor tongkol dan tidak
berbeda nyata terhadap parameter jumlah daun, lama panen, jumlah tongkol,
panjang tongkol, diameter tongkol, dan berat bersih tongkol, Waktu emaskulasi
tidak berpengaruh nyata terhadap semua parameter. Interaksi antara verietas
dengan waktu emaskulasi tidak nyata terhadap semua parameter

Kata Kunci : Emaskulasi, varietas, baby corn

Universitas Sumatera Utara

RIWAYAT HIDUP

Khairul Yusuf Nst dilahirkan di Medan pada 26 Juli 1988 dari orang tua

Musraf Parlaungan (Alm) dan Hj Asmara Djuwita. Penulis merupakan anak ke
enam dari enam bersaudara.
Menamatkan pendidikan di SD Abdi Sukmai Medan 2001, SMP Negeri 1
Medan pada tahun 2004 dan SMA Harapan mandiri tahun 2007. Kemudian
melanjutkan pendidikan di Universitas Sumatera Utara, Medan Fakultas Pertanian
program studi Pemuliaan Tanaman tahun 2007 melalui jalur SPMB.
Selama mengikuti perkuliahan penulis pernah menjadi anggota Himpunan
Mahasiswa Budidaya Pertanian 2007-2011, anggota BKM Research tahun 2008,
anggota divisi Research and Development pada tahun 2008-2009 di himadita
Nursery, Ketua divisi Research and Development pada tahun 2009-2010 di
Himadita Nursery, Tata Usaha pada tahun 2010-2011 di Himadita Nursery.
Seketaris Umum Kam Rabbani FP USU 2010-2011. Asisten Laboratorium Dasar
Pemuliaan Tanaman 2009-2011. Bendahara divisi Bidang Pertanian di Asosiasi
Mahasiswa Wirausaha (AMW) 2011-Sekarang
Pengalaman dibidang kemasyarakatan, penulis peroleh saat mengikuti
praktek kerja lapangan (PKL) di PTPN III Kebun Rambutan pada bulan Juli
sampai dengan Agustus 2010.
Pengalaman berwirausaha dari Student Entrepreneur Center (SEC) dan
memenangkan Bisnis Plan dari SEC dengan nama perusahaan Boy n Girl
Mushroom Co pada tahun 2010.


Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT atas segala rahmat,
karunia dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Adapun judul penelitian ini adalah ” Efek Waktu Emaskulasi Terhadap Produksi
Baby Corn dari Beberapa Varietas Tanaman Jagung.
Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Prof.Dr.Ir.H.T.M.Hanafiah Oelim, DAA (Alm) selaku ketua komisi pembimbing
yang pertama dan Bapak Ir.E. Harso Kardhinata, MSc selaku Ketua komisi
pembimbing dan Ir Hasmawi Hasyim MS selaku anggota komisi pembimbing
yang telah banyak memberikan saran dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi
ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada kepada kedua orang tua
tercinta, ayahanda (alm) Musraf Parlaungan Nst dan ibunda Hj Asmara Djuwita
Harahap, atas kasih sayang, doa dan dukungannnya, juga kepada Abang Harris
Musrafi Nst dan Kakak Ida Maderina Nst, Reni Aisyah, Riri Asrafiqah Nst, Fitria
Sarah Dina Nst atas segala doa dan dukungan.
Terima kasih juga penulis ucapkan kepada teman teman terbaik Ira, Indra,

Fina, Nadia, Andri, Ferdi, Adnan, Satria, Gusman, Ningsih, Hilda yang telah
banyak membantu, doa, dan dukungan penulis, serta teman-teman stambuk 2007,
2008, 2009, 2010, BKM, Kam Rabbani dan keluarga besar Himadita Nursery
yang tidak bisa disebut satu persatu atas motivasi dan persahabatannya.
Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan
sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi

Universitas Sumatera Utara

kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat bagi seluruh
pihak yang memerlukan.
Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan
sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Juni 2011

Penulis

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

ABSTARCT..................................................................................................... i
ABSTRAK........................................................................................................ ii
RIWAYAT HIDUP......................................................................................... iii
KATA PENGANTAR..................................................................................... iv
DAFTAR ISI ................................................................................................vi
DAFTAR TABEL........................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………….. .... xi
PENDAHULUAN
Latar belakang ................................................................................... 1
Tujuan Penelitian .............................................................................. 3
Hipotesis Penelitian ........................................................................... 3
Kegunaan Penelitian.......................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman ................................................................................ 4
Syarat Tumbuh .................................................................................. 6
Iklim ...................................................................................... 6

Tanah .................................................................................... 6
Baby Corn ......................................................................................... 7
Varietas ............................................................................................. 8
Emaskulasi ....................................................................................... 9
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu ............................................................................ 10
Bahan dan Alat .................................................................................. 10
Metode Penelitian ............................................................................. 10
PELAKSANAAN PENELITIAN
Persiapan Lahan ................................................................................ 14
Penanaman ........................................................................................ 14
Pemupukan ...................................................................................... 14
Penjarangan....................................................................................... 14
Pemeliharaan Tanaman .................................................................... 15
Penyiraman ........................................................................... 15

Universitas Sumatera Utara

Penyiangan ........................................................................... 15
Pengendalian Hama dan Penyakit .......................................... 15
Emaskulasi. ....................................................................................... 15
Panen ............................................................................................... 15
Pengamatan parameter ..................................................................... 16
Tinggi Tanaman (cm) ........................................................... 16
Jumlah Daun (helai) .............................................................. 16
Lama Panen (hari) ................................................................ 16
Jumlah Tongkol ................................................................... 17
Panjang Tongkol (cm) .......................................................... 17
Diameter Tongkol (cm) ......................................................... 17
Berat Kotor Tongkol (g) ....................................................... 17
Berat Bersih Tongkol (g) ....................................................... 17
Pengkelasan Tongkol (%) ...................................................... 17
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil. ..................................................................................... 19
Tinggi Tanaman (cm) .................................................... 19
Jumlah Daun (helai) ..................................................... 20
Jumlah Tongkol ........................................................... 21
Lama Panen (hari) ........................................................ 22
Panjang Tongkol (cm) ................................................... 22
Diameter Tongkol (cm) ................................................. 23
Berat Kotor Tongkol (g) ................................................ 24
Berat Bersih Tongkol (g) ................................................ 25
Pengkelasan Tongkol (%) ............................................... 26
Pembahasan. ......................................................................... 26
Pengaruh varietas terhadap produksi baby corn…………26
Pengaruh Emaskulasi terhadap produksi baby corn……..27
Pengaruh interaksi terhadap produksi baby corn………..28
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan……………………………………………………30
Saran………………………………………………………….30
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 31

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL

1. Rataan tinggi tanaman 2-7 MST pada perlakuan varietas, waktu emaskulasi
dan Interaksi……………………………………………………………….....19
2. Rataan jumlah daun 2-7 MST pada perlakuan varietas, waktu emaskulasi dan
Interaksi………………………………………………………………………20
3. Rataan Jumlah Tongkol pada perlakuan varietas, waktu emaskulasi dan
Interaksi………………………………………………………………………21
4. Rataan lama panen pada perlakuan varietas, waktu emaskulasi dan Interaksi22
5. Rataan panjang tongkol pada perlakuan varietas, waktu emaskulasi dan
Interaksi………………………………………………………………………23
6. Rataan diameter tongkol pada perlakuan varietas, waktu emaskulasi dan
Interaksi………………………………………………………………………24
7. Rataan berat kotor tongkol pada perlakuan varietas, waktu emaskulasi dan
Interaksi………………………………………………………………………24
8. Rataan berat bersih tongkol pada perlakuan varietas, waktu emaskulasi dan
Interaksi………………………………………………………………………25
9. Pengkelasan tongkol (%) terhadap interaksi antara varietas dan waktu
emaskulasi……………………………………………………………………25
10. Pengkelasan tongkol (%) terhadap varietas dan waktu emaskulasi…….……25

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR GAMBAR

1. Malai mulai muncul........................................................................................11
2. Malai mulai merekah......................................................................................11
3. Kriteria Panen baby corn.................... ...........................................................15

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR LAMPIRAN

1. Deskripsi Jagung Varietas P-12......................................................................32
2. Deskripsi Jagung Varietas DK 979.................................................................33
3. Deskripsi Jagung Hibrida Varietas Nt 10 …………………………………..34
4. Bagan Lahan Percobaan..................................................................................35
5. Bagan Plot Percobaan ...................................................................................36
6. Foto lahan percobaan......................................................................................36
7. Foto hasil penelitian berat kotor ....................................................................37
8. Foto hasil penelitian berat bersih...................................................................38
9. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 2 MST……………………………….39
10. Tabel Sidik Ragam tinggi tanaman 2 MST…………………........................39
11. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 3 MST……………………………….40
12. Tabel Sidik Ragam tinggi tanaman 3 MST....................................................40
13. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 4 MST………………………………41
14. Tabel Sidik Ragam tinggi tanaman 4 MST ……………………………….41
15. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 5 MST………………………………42
16. Tabel Sidik Ragam tinggi tanaman 5 MST....................................................42
17. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 6 MST………………………………43
18. Tabel Sidik Ragam tinggi tanaman 6 MST....................................................43
19. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 7 MST………………………………44
20. Tabel Sidik Ragam tinggi tanaman 7 MST....................................................45
21. Data Pengamatan Jumlah daun 2 MST…………………………………..46
22. Tabel Sidik Ragam tinggi tanaman 2 MST....................................................46

Universitas Sumatera Utara

23. Data Pengamatan Jumlah daun 3 MST………………………………….47
24. Tabel Sidik Ragam tinggi tanaman 3 MST..................................................47
25. Data Pengamatan Jumlah daun 4 MST…………………………………48
26. Tabel Sidik Ragam tinggi tanaman 4 MST.................................................48
27. Data Pengamatan Jumlah daun 5 MST…………………………………49
28. Tabel Sidik Ragam tinggi tanaman 5 MST.................................................49
29. Data Pengamatan Jumlah daun 6 MST…………………………………50
30. Tabel Sidik Ragam tinggi tanaman 6 MST.................................................50
31. Data Pengamatan Jumlah daun 7 MST…………………………………51
32. Tabel Sidik Ragam tinggi tanaman 7 MST.................................................51
33. Data Pengamatan Jumlah Tongkol………………………………………52
34. Tabel Sidik Ragam jumlah tongkol……….................................................52
35. Data Pengamatan Lama Panen…………………………………………53
36. Tabel Sidik Ragam Lama Panen…………..................................................53
37. Data Pengamatan Panjang Tongkol……………………………………54
38. Tabel Sidik Ragam panjang tongkol……....................................................54
39. Data Pengamatan Diameter Tongkol……………………………………55
40. Tabel Sidik Ragam Diameter Tongkol…....................................................55
41. Data Pengamatan Berat Kotor Tongkol…………………………………56
42. Tabel Sidik Ragam Berat Kotol Tongkol….................................................56
43. Data Pengamatan Berat Bersih Tongkol…………………………………57
44. Tabel Sidik Ragam Berat Bersih Tongkol....................................................57

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT

Khairul Yusuf Nasution : Effect time emasculation on the production of
the baby corn from some varieties corn by E. Harso Kardhinata and Hasmawi
Hasyim
The aim of the research is to know the effect different time emasculation
on the production of the baby corn from some varieties corn. the research was
conducted in experimental station faculty of agriculture, Universitas Sumatera
Utara from November 2010 to April 2011. Experiment was conducted completely
randomized block design, consist of two factors were varieties and time of
emasculation and three replication the first factor is Varieties the consist of P-12,
Dk 979 and Nt 10, the second factor is time of emasculation the consist of without
emasculation, emasculation at tasseling stage and when the tassel maturity.
Parameters were plant high, number of leaf, time to harvest, number of cobs, cob
length , cob diameter, cob gross weight, cob net weight and baby corn class. The
results showed that varieties significantly different plant high 6 week after
planting, 7 week after planting and cob gross weight and non significantly
different on number of leaf, time to harvest, number of cobs, cob length , cob
diameter and cob net weight. Time emasculation were nonsignificantly different
on all parameter, and interaction between varieties and time of emasculation were
nonsignificantly different on all parameter

Keyword : Emasculation, variety, baby corn

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK

Khairul Yusuf Nasution : Efek Waktu Emaskulasi terhadap produksi baby
corn dari beberapa varietas tanaman jagung oleh E. Harso Kardhinata dan
Hasmawi Hasyim
Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui pengaruh akibat perbedaan
waktu emaskulasi terhadap produksi baby corn dari beberapa varietas tanaman
jagung. Penelitian dilakukan di lahan percobaan fakultas pertanian FP USU dari
November 2010 sampai April 2011, Penelitian menggunakan rancangan acak
kelompok terdiri dari 2 faktor yaitu varietas dan waktu emaskulasi. faktor pertama
varietas yaitu P-12, Dk 979 dan Nt 10, Faktor kedua waktu emaskulasi yaitu
tanpa emaskulasi, emaskulasi pada saat mulai muncul dan emaskulasi pada saat
mulai merekah. Parameter yang diamati tinggi tanaman, jumlah daun, lama panen,
jumlah tongkol, diameter tongkol, berat kotor tongkol, berat bersih tongkol dan
pengkelasan tongkol Hasil penelitian diperoleh bahwa varietas berbeda nyata
terhadap parameter tinggi tanaman 6 dan 7 MST dan berat kotor tongkol dan tidak
berbeda nyata terhadap parameter jumlah daun, lama panen, jumlah tongkol,
panjang tongkol, diameter tongkol, dan berat bersih tongkol, Waktu emaskulasi
tidak berpengaruh nyata terhadap semua parameter. Interaksi antara verietas
dengan waktu emaskulasi tidak nyata terhadap semua parameter

Kata Kunci : Emaskulasi, varietas, baby corn

Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Komoditas hortikultura, terutama sayuran memegang peranan penting
dalam meningkatkan gizi masyarakat. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan
gizi masyarakat, kebutuhan akan sayuran terus meningkat dan jenis sayuran pun
semakin bervariasi. Gizi yang banyak terkandung dalam sayuran yaitu vitamin,
mineral dan karbohidrat (Wahab dan Dahlan, 2006).
Beberapa jenis tanaman sayur dapat dipanen lebih awal yang dikenal
dengan sebutan semi. Usaha untuk mendapatkan hasil sayuran dalam waktu yang
cepat, namun mempunyai kandungan gizi yang tinggi dapat dilakukan dengan
memanen tanaman sayuran lebih awal. Salah satu jenis sayuran yang dapat
dipanen lebih awal dan bernilai gizi tinggi adalah jagung sayur atau lebih dikenal
dengan sebutan baby corn. Berbeda dengan jenis jagung pada umumnya yang
sering digunakan sebagai bahan pangan pokok atau sebagai bahan tepung, baby
corn khusus digunakan sebagai sayuran. Baby corn adalah nama lain dari tongkol
jagung yang dipanen pada waktu masih sangat muda yang khusus digunakan
sebagai sayuran (Wijaya, 1991). Baby corn ini merupakan tongkol muda tanaman
jagung yang belum sempurna pertumbuhannya, tetapi telah memiliki kandungan
gizi yang tinggi, karena sebagai calon buah jagung, baby corn telah mengandung
hampir semua zat-zat yang terdapat pada jagung (Goenawan, 1988).
Menurut The Philippines Agriculturist (Bautista et. al., 1983), kandungan gizi
baby corn dalam 100 g terdapat 89,10 g air; 0,20 g lemak; 1,90 g protein; 8,20 g
karbohidrat; 0,60 g abu; 28 mg kalsium; 86 mg fosfor; 0,10 mg besi; 64,00 IU

Universitas Sumatera Utara

vitamin A; 0,05 mg thiamin; 0,08 mg riboflavin; 11,00 g asam askorbat, dan 0,3 mg
niasin

Kendala yang umum timbul dalam memproduksi jagung semi adalah
penggunaan varietas unggul jagung yang dirakit khusus sebagai jagung semi.
Tetapi dipasar mencari varietas baby corn sangat susah, sehingga sebagian besar
produksi jagung semi menggunakan varietas jagung pipil yang sudah tersedia di
pasar
Permintaan baby corn akan terus meningkat seiring dengan meningkatnya
penduduk dunia dan usaha-usaha yang bergerak dalam bidang olahan pangan,
bukan saja di luar negeri namun juga di negara Indonesia sendiri. Tidak menutup
kemungkinan bahwa baby corn akan menjadi sayuran yang sangat digemari dan
menjadi menu favorit pada saat diberlakukannya era pasar bebas tahun 2003 yang
lalu. Untuk itu peningkatan produksi dan mutu baby corn perlu mendapat
perhatian khusus. Upaya peningkatan produksi baby corn dapat dicapai melalui
intensifikasi dan perbaikan teknik budidaya antara lain dengan melakukan
pembuangan bunga jantan atau emaskulasi dan pengujian terhadap beberapa
varietas
Emaskulasi atau detaseling atau lebih dikenal dengan pembuangan bunga
jantan, dimaksudkan untuk mempercepat perkembangan tongkol agar dapat
dipanen serempak, meningkatkan produksi dan kualitas serta mengarahkan
fotosintat terpusat pada perkembangan tongkol (Rukmana, 1997). Emaskulasi
menyebabkan penyerbukan tidak terjadi sehingga energi yang akan dipakai untuk
mekarnya bunga jantan dan penyerbukan dialihkan untuk memperbanyak

Universitas Sumatera Utara

pembentukan tongkol baru dan pengisian klobot tongkol yang dihasilkan
(Goenawan, 1988).
Peluang untuk mempertinggi produksi adalah penggunaan varietas unggul.
Varietas-varietas unggul yang berdaya hasil tinggi itu tercipta untuk tumbuh
menghasilkan panen yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanpa menggunakan
varietas unggul
Berdasarkan uraian diatas maka dipandang perlu untuk melakukan suatu
penelitian mengenai efek waktu emaskulasi terhadap produksi baby corn dari
beberapa varietas tanaman jagung
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh akibat perbedaan waktu emaskulasi terhadap
produksi baby corn dari beberapa varietas tanaman jagung
Hipotesis Penelitian
Ada perbedaan yang nyata pada produksi baby corn akibat perbedaan
waktu emaskulasi, beberapa varietas jagung, serta interaksi kedua faktor tersebut
Kegunaan Penelitian
- Sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan
- Sebagai bahan informasi bagi pihak-pihak yang membutuhkan

Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman
Menurut Steenis (1987) kedudukan tanaman jagung (Zea mays L) dalam
taksonomi adalah: Kingdom Plantae, Divisi Spermatophyta, sub Divisi
Angiospermae, Class Monocotyledoneae, Ordo Graminales, Famili Graminaceae,
Genus Zea dan Spesies Zea mays L.
Sistem perakaran tanaman jagung sama seperti tanaman graminae lain,
mempunyai akar serabut yang terdiri 3 tipe pertama yaitu akar sementara (seminal
roots) yang berkembang dari radikula (akar kecambah) embrio. Akar sementara
biasanya berjumlah 3-4 dan seluruhnya hidup dalam jangka waktu tertentu. Kedua
adalah akar permanen (adventitious roots) berasal dari nordia (buku) paling bawah
panjangnya sekitar 3-4 cm kebawah dari permukaan tanah. Yang ketiga adalah
akar tunggang (brace or porp roots) yang berasal dari lingkaran 2 atau lebih nordia
bawah yang tertutup oleh tanah. Akar ini cukup kuat untuk daerah tropis
(Singh, 1987).
Tinggi tanaman jagung berkisar antara 90-150 cm. Batang jagung
berwarna hijau sampai kekuningan, batang berbuku-buku yang dibatasi oleh ruasruas yang jumlahnya antara 10-40 ruas. Ruas bagian atas berebntuk silindris dan
bagian bawah berbentuk agak bulat pipih. Pada batang jagung terdapat tunas yang
biasanya berkembang menjadi bakal tongkol, tetapi biasanya bakal tongkol yang
berada dibawah tongkol utama tidak berkembang sempurna. Apabila sebelum
polinasi tongkol bawahnya akan berkembang (Nurmala, 1997).
Daun tanaman jagung terdiri atas pelepah daun dan helaian daun. Antara
pelepah daun dan helaian daun terdapat ligula yang berguna untuk menghalangi

Universitas Sumatera Utara

masuknya air hujan kedalam pelepah daun (Martin dan Leonard, 1967). Tanaman
ini mempunyai daun yang terletak berselang-seling dalam dua barisan pada batang
dan jumlahnya bervariasi antara 12-18 helai (Effendi, 1982).
Bunga jantan jagung berada di ujung batang dalam bentuk malai di ujung.
Jika kepala sari dari tassel pecah maka terbentuklah kabut debu serbuk sari. Telah
dihitung bahwa sebuah tassel dapat menghasilkan sebanyak 60 juta serbuk sari.
Bunga betina tumbuh dibagian bawah tanaman dalam bentuk bulir majemuk atau
sering disebut tongkol yang tertutup rapat oleh upih yang disebut kulit ari.
Muncul dari tongkol dijumpai sejumlah besar

rambut panjang (silks) yaitu

kepala putik. Sewaktu reseptif rambut sutra ini lengket, sehingga serbuk sari
manapun yang tertiup kearah rambut ini akan melekat. Setiap rambut
dihubungkan oleh tangkai putik yang panjang kebakal buah tunggal yang setelah
dibuahi menjadi biji atau inti biji (kernel). Pada bunga jantan biasanya
memancarkan serbuk sari sebelum bunga betina pada tanaman yang sama masak.
Ketika kepala sari bunga betina menjadi reseptif maka serbuk sari dari tanaman
jagung yang bersebelahan tertiup angin dan akan menempel padanya sehingga
terjadi penyerbukan silang (Loveless, 1989).
Biji jagung tersusun rapi pada tongkolnya. Biji dapat berpasangan dan
setiap bakal biji punya tangkai putik yang sangat panjang disebut dengan rambut
jagung. Tongkol yang baik mengandung 700-1000 bakal biji yang tersusun dalam
barisan-barisan genap (Steenis, 1987).

Universitas Sumatera Utara

Syarat Tumbuh
Iklim
Faktor-faktor iklim yang terpenting untuk pertumbuhan tanaman jagung
adalah jumlah dan pembagian sinar matahari, temperatur, kelembaban, dan angin.
Tanaman jagung menghendaki tempat terbuka (full sunlight) dan tergolong
tanaman berhari pendek (shortday plant) dengan lama penyinaran optimum adalah
± 12 jam per hari (Martin dan Leonard, 1967).
Agar dapat tumbuh dengan baik tanaman jagung memerlukan temperatur
rata-rata antara 14-30oC, pada daerah sekitar 2.200 m dari permukaan laut, dengan
curah hujan sekitar 600 mm- 1200 mm pertahun yang terdistribusi merata selama
musim penanaman (Kartasapoetra, 1988).
Selama pertumbuhannya tanaman jagung harus mendapatkan sinar
matahari yang cukup karena sangat mempengaruhi pertumbuhannya. Tanaman
jagung bila banyak ternaungi pertumbuhannya akan terhambat dan menghasilkan
biji yang kurang baik (Subandi, dkk, 1988).
Tanah
Pada tanaman berpasir tanaman jagung dapat tumbuh baik asal air dan
unsur hara tersedia. Tanah latosol, dan tanah gambut dapat ditanami jagung dan
tumbuh baik jika kemasaman tanah cocok untuk pertumbuhannya. Tanaman
jagung sangat peka terhadap kekurangan oksigen dan penggenangan air
(Hartmann et al, 1981).
Kemasaman tanah biasanya erat sekali hubungannya dengan ketersedian
unsur-unsur hara tanaman. Kemasaman tanah (pH) yang baik bagi pertumbuhan
tanaman jagung berkisar antara 5,6-7,5 (Subandi, dkk, 1988).

Universitas Sumatera Utara

Baby Corn
Baby corn merupakan tongkol muda tanaman jagung yang belum
sempurna pertumbuhannya, tetapi telah memiliki kandungan gizi yang tinggi,
karena sebagai calon buah jagung, baby corn telah mengandung hampir semua
zat-zat yang terdapat pada jagung (Goenawan, 1988).
Menurut The Philippines Agriculturist (Bautista et. al., 1983), kandungan
gizi baby corn dalam 100 g terdapat 89,10 g air; 0,20 g lemak; 1,90 g protein; 8,20
g karbohidrat; 0,60 g abu; 28 mg kalsium; 86 mg fosfor; 0,10 mg besi; 64,00 IU
vitamin A; 0,05 mg thiamin; 0,08 mg riboflavin; 11,00 g asam askorbat, dan 0,3
mg niasin
Kandungan dan komposisi zat gizi yang terkandung pada hasil tanaman
hortikultura akan bervariasi tergantung pada faktor internal dan faktor eksternal
(lingkungan). Perbedaan yang disebabkan oleh genetik akan terlihat antar spesies,
antar kultivar atau varietas yang sama. Perbedaan kandungan gizi hasil tanaman
hortikultura juga ditentukan fase perkembangan tanaman dan / fase perkembangan
organ hasil saat panen dilakukan. Organ hasil yang dipanen dari satu individu
tanaman yang sama dapat berbeda kandungan dan komposisi gizinya jika organorgan hasil tersebut dipanen pada fase perkembangan yang berbeda. Faktor
lingkungan juga akan berpengaruh terhadap kandungan gizi hasil tanaman
hortikultura terutama tanah dan iklim. Demikian pula halnya dengan sifat fisika
dan kimia tanah. Kandungan unsur-unsur hara esensial yang tersedia dalam tanah
juga akan mempengarui sistesis berbagai senyawa organik, yaitu karbohidrat,
protein, lemak, vitamin dan mineral (Lakitan, 1995).

Universitas Sumatera Utara

Baby corn dapat diproduksi dari kultivar jagung, pada umumnya dengan
teknik budidaya yang sama seperti produksi jagung biasa, kecuali jarak
tanam yang digunakan umumnya lebih rapat karena dipanen lebih cepat
(Sutjahjo, dkk, 2005), mekipun demikian tidak semua varietas jagung dapat
menghasilkan baby corn yang bermutu tinggi, baik kualitas maupun kuantitasnya
(Rukmana, 1997).
Varietas
Varietas adalah sekumpulan individu tanaman yang dapat dibedakan oleh
setiap sifat (morfologi, fisiologi, sitologi, kimia, dll) yang nyata untuk usaha
pertanian dan bila diproduksi kembali akan menunjukkan sifat-sifat yang dapat
dibedakan dari yang lain. Varietas berdasarkan teknik pembentukan dibedakan
atas

varietas

hibrida,

varietas

sintetik

dan

varietas

komposit

(Mangoendidjojo, 2003).
Gen-gen tidak dapat menyebabkan berkembangnya karakter terkecuali jika
mereka berada pada lingkungan yang sesuai, dan sebaliknya ada pengaruh
terhadap berkembangnya karakter dengan mengubah tingkat keadaan lingkungan
terkecuali jika gen yang diperlukan ada. Namun harus disadari bahwa keragaman
yang diamati terhadap sifat-sifat yang terutama disebabkan oleh perbedaan gen
yang dibawa oleh individu yang berlainan dan terhadap variabilitas didalam sifat
yang lain, pertama-tama disebabkan oleh perbedaan lingkungan dimana individu
berada (Allard, 1989).
Hasil maksimum akan dapat dicapai apabila suatu kultivar unggul
menerima respon terhadap kombinasi optimum dari air, pupuk dan praktek

Universitas Sumatera Utara

budidaya lainnya. Semua kombinasi in put penting dalam mencapai produktivitas
tinggi (Nasir, 2002).
Emaskulasi
Pembuangan bunga jantan pada tanaman jagung dilakukan pada saat
bunga jantan keluar, tetapi sebelum mekar, jadi belum penyerbukan. Tujuan
pembuangan bunga jantan adalah untuk pengalihan kekuatan (tenaga) pada
pembuatan tongkol, agar jagung menjadi lebih besar dan lebih banyak
(Rochani, 2008).
Jagung mempunyai kemampuan morfologi untuk menghasilkan banyak
tongkol. Pertumbuhan tongkol dapat berhenti selama pembungaan kalau
jumlah penyinaran yang tersekap pertanaman kecil, sebab jumlah penyinaran
yang
yang

disekap oleh suatu tanaman selama pembungaan merupakan faktor utama
menentukan

faktor

utama

yang

menetukan

jumlah

biji

(Tollenaar, 1977). Sementara sebagian pengaruh peniadaan malai bunga
jantan dapat dihubungkan dengan kenaikan jumlah cahaya yang mencapai daun
(Duncan, dkk., 1967: Hunter, dkk.,1969: Lambert and Johnson, 1978). Sebagian
kenaikan hasil merupakan akibat penghilangan dominan apikal malai bunga
jantan (Muleba, 1980; Paterniani, 1981). Toleran terhadap populasi tanaman yang
tinggi juga berkaitan dengan produksi lebih dari satu tongkol pada populasi
tanaman yang lebih rendah (Mock and Pearce, 1975).

Universitas Sumatera Utara

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu
Penelitian dilaksanakan di lahan penelitian Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 25 m dpl, yang dilaksanakan
mulai bulan November 2010 sampai dengan bulan April 2011.
Bahan dan Alat
Bahan – bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih jagung
varietas P-12, DK 979, NT 10, pupuk Urea, TSP dan KCl, air, fungisida,
insektisida dan bahan-bahan yang mendukung penelitian ini.
Adapun alat-alat yang digunakan adalah cangkul untuk mengolah lahan,
gembor untuk menyiram tanaman, meteran, timbangan analitik untuk menimbang,
kalkulator untuk menghitung data, alat tulis untuk mencatat data dan alat-alat
yang mendukung penelitian ini.
Metode Penelitian
Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan 2 (dua)
faktor yaitu:
Faktor I

: Varietas yang terdiri dari 3 yaitu
V1 : P-12
V2 : DK 979
V3 : NT 10

Universitas Sumatera Utara

Faktor II

: Waktu emaskulasi yang terdiri dari 3 taraf.
E0 : Tanpa emaskulasi
E1 : Saat malai mulai muncul

Gambar 1 Malai mulai muncul
E2 : Saat malai mulai merekah

Gambar 2 Malai mulai merekah

Universitas Sumatera Utara

Sehingga diperoleh 9 kombinasi perlakuan yaitu :
V1E0

V2E0

V3E0

V1E1

V2E1

V3E1

V1E2

V2E2

V3E2

Jumlah ulangan

: 3 ulangan

Jumlah plot

: 9 plot

Jumlah tanaman perplot

: 36 tanaman

Jarak tanaman

: 70 X 20 cm

Jumlah tanaman sampel/plot

: 12 tanaman

Ukuran plot

: 2,6 m X 1,8 m

Jumlah tanaman seluruhnya

: 324

Jumlah tanaman sampel

: 108

Analisis Data
Data hasil penelitian dianalisis sidik ragam dengan model linier sebagai
berikut :
Yijk = µ + ρI + αj + β k + (αβ)jk + εijk
i = 1,2,3

j = 1,2,3

k = 1,2,3

Dimana
Yijkl

:

Hasil pengamatan pada blok ke-i dengan verietas pada kategori ke-j
waktu emaskulasi pada taraf ke-k

µ

: Nilai tengah

ρI

: Efek blok ke-i

αj

: Efek dari perlakuan varietas ke-j

βk

: Efek waktu emaskulasi ke-k

Universitas Sumatera Utara

(αβ)jk :Efek varietas pada kategori ke-j dengan waktu emaskulasi pada ketegori
ke-k
εijk

:Efek error dari kedua faktor yaitu varietas pada kategori ke-j, waktu
emaskulasi pada kategori ke-k
Data hasil penelitian yang berpengaruh nyata dilanjutkan dengan uji beda

rataan berdasarkan Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5%

Universitas Sumatera Utara

PELAKSANAAN PENELITIAN

Persiapan Lahan
Lahan yang akan digunakan untuk penelitian terlebih dahulu dibersihkan
dari gulma dan sampah, lalu dilakukan pembuatan plot percobaan berukuran
2,6 m x 1,8 m, jarak antar plot 30 cm dan jarak antar blok 50 cm yang berfungsi
sebagai drainase. Tanah diolah dengan kedalaman olah ± 20 cm.
Penanaman
Penanaman dilakukan dengan cara membuat lubang tanam pada lahan
penelitian. Setiap plot dibuat lubang tanam sebanyak 36 lubang tanam. Setiap
lubang tanam ditanami 2 benih perlubang tanam. Kemudian lubang tanam ditutup
dengah tanah.
Pemupukan
Aplikasi pupuk dasar yaitu pupuk diberikan pada saat benih tanam. Pupuk
dasar diberikan adalah pupuk urea, TSP dan KCl. Dosis pupuk yang diberikan
yaitu urea 200 kg/ha, TSP 75 kg/ha dan KCl 100 kg/ha. Pupuk Urea diberikan
setengah dosis rekomendasi pada saat tanam dan sisanya diberikan 21 HST (Hari
Setelah Tanam) dan Pupuk SP-18 dan KCl diberikan satu dosis rekomendasi pada
saat tanam saja.Pemupukan dilakukan dengan cara memasukkan pupuk ke dalam
lubang di tugal di sisi kiri dan kanan lubang tanam.
Penjarangan
Penjarangan dilakukan pada saat tanaman berumur 2 MST yang dilakukan
dengan cara memotong salah satu tanaman sehingga pada setiap lubang tanam
hanya terdapat satu tanaman.

Universitas Sumatera Utara

Pemeliharaan Tanaman
Penyiraman
Penyiraman dilakukan pada pagi dan sore hari, atau sesuai dengan kondisi
lingkungan.
Penyiangan
Penyiangan dilakukan untuk menghindari persaingan antara gulma dan
tanaman yang dilakukan secara manual atau menggunakan cangkul.
Pengendalian hama dan penyakit
Pengendalian hama dilakukan

dengan penyemprotan insektisida,

sedangkan pengendalian penyakit dilakukan dengan penyemprotan fungisida.
Emaskulasi
Emaskulasi dilakukan sesuai dengan perlakuan dengan cara memotong
tangkai malai dengan menggunakan pisau.
Panen
Setelah pembuangan bunga jantan dilakukan pengontrolan karena sekitar
5-7 hari setelah itu tongkol akan muncul. Paling lambat dua hari kemudian
tongkol pertama sudah harus panen. Apabila tongkol pertama selesai dipanen
maka tongkol kedua segera muncul. Demikian seterusnya sehingga tanaman
menghasilkan 3-6 tongkol.

Gambar 3 Kriteria panen baby corn

Universitas Sumatera Utara

Berapa petunjuk yang digunakan untuk mengetahui bahwa baby corn
sudah siap panen yaitu panjang rambut sekitar 3 cm. Warna rambut putih hingga
kemerahan, kelobot pada tongkol berwarna hijau, waktu pemetikan dilaksanakan
pada pagi dan sore hari.
Pemanenan baby corn dilakukan dengan cara memetik atau memotong
pangkal tongkol. Pemetikan atau pemotongan ini harus dilakukan cepat tetapi
hati-hati agar batang tidak ikut patah atau terpotong karena dapat menyebabkan
tanaman mati sehingga tongkol berikutnya tidak berkembang dengan baik. Pada
bekas petikan tongkol dapat tumbuh tongkol baru tapi bentuknya sudah tidak
sempurna.
Pengamatan Parameter
Tinggi tanaman (cm)
Pengukuran tinggi tanaman dilakukan pada saat tanaman berumur 2 MST.
Tinggi tanaman diukur mulai dari pangkal batang hingga ujung daun tertinggi.
Pengukuran dilakukan setiap seminggu sekali hingga muncul bunga jantan.
Jumlah daun (helai)
Jumlah daun dihitung dengan menghitung seluruh daun yang telah
membuka sempurna. Pengukuran jumlah daun dilakukan setiap minggu sejak
tanaman berumur 2 MST hingga muncul bunga jantan.
Lama panen (hari)
Pengamatan lama panen dilakukan dengan menghitung jumlah hari panen
dari pemanenan pertama sampai pemanenan terakhir

Universitas Sumatera Utara

Jumlah tongkol (tongkol)
Jumlah tongkol yang dihitung adalah semua tongkol yang tumbuh pada
setiap tanaman
Panjang tongkol (cm)
Panjang tongkol diukur dengan menggunakan jangka sorong atau
penggaris, diukur dari ujung hingga pangkal tongkol. Panjang tongkol yang
dihitung adalah panjang rata-rata dari semua tongkol yang terbentuk dari setiap
tanaman
Diameter tongkol (cm)
Diameter tongkol yang dihitung adalah diameter rata-rata dari semua
tongkol yang terbentuk pada setiap tanaman dengan cara mengukur bagian pinggir
dan tengah pada tongkol dengan menggunakan jangka sorong
Berat kotor tongkol (g)
Berat kotor tongkol dihitung dengan menimbang semua tongkol beserta
kelobot dari setiap tanaman dan kemudian dirata-ratakan
Berat bersih tongkol (g)
Berat bersih tongkol dihitung dengan menimbang semua tongkol dari
setiap tanaman yang telah dibersikan dari kelobot dan rambut dan kemudian
dirata-ratakannya
Pengkelasan tongkol (%)
Pengkelasan tongkol dilakukan berdasarkan kualitas dan ukuran tongkol.
Kualitas tongkol dibedakan antara tongkol layak dipasarkan dan tongkol afkir,
sedangkan

berdasarkan

pengkelasan

ukuran

tongkol

layak

dipasarkan

Universitas Sumatera Utara

menggunakan kriteria kelas sebagaimana PT NSI (Nusantara Swadaya Industri)
yaitu kelas A (4 – 6 cm), B (6 – 8 cm) C (8 – 10 cm) dan kelas D (10 – 12 cm).

Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
Berdasarkan hasil sidik ragam (Lampiran 10-44) diperoleh bahwa varietas
berbeda nyata terhadap parameter tinggi tanaman 6 MST, 7 MST dan berat kotor
tongkol dan tidak nyata terhadap parameter jumlah daun, lama panen, jumlah
tongkol, panjang tongkol, diameter tongkol dan berat bersih tongkol. Waktu
emaskulasi tidak berpengaruh nyata terhadap semua parameter. Interaksi antara
verietas dengan waktu emaskulasi tidak nyata terhadap semua parameter
Tinggi tanaman (cm)
Dari tabel sidik ragam tinggi tanaman (Lampiran 10-20) diketahui bahwa
varietas berpangaruh nyata pada 6 MST dan 7 MST
Rataan tinggi tanaman pada perlakuan varietas, waktu emaskulasi dan
Interaksi dapat dilihat pada Tabel 1
Tabel 1 Rataan tinggi tanaman 2-7 MST pada perlakuan varietas, waktu
emaskulasi dan Interaksi
Tinggi tanaman (cm)
Perlakuan
2 MST 3MST 4 MST 5 MST 6 MST 7 MST
Varietas
V1
31.96 59.27 92.23
138.38 180.30a 218.87a
V2
32.02 56.60 86.86
130.16 162.50b 199.14b
V3
31.51 57.41 90.37
133.58 169.63b 205.98b
Waktu
Emaskulasi
E0
31.63 57.86 90.26
135.11 171.07 208.15
E1
31.38 56.44 86.42
134.51 167.74 202.86
E2
32.48 58.99 92.78
132.50 173.66 212.98
Ket : angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris atau kolom tidak
berbeda nyata berdasarkan uji beda rataan berdasarkan beda nyata jujur
(BNJ) pada taraf α=5%
Pada rataan tinggi tanaman umur 6 MST yang tertinggi diperoleh pada
varietas V1 (180.3) dan terendah pada varietas V2 (162,54).varietas V1 berbeda

Universitas Sumatera Utara

nyata terhadap V2 dan V3 Pada rataan tinggi tanaman umur 7 MST yang tertinggi
diperoleh pada varietas V1 (218,87) dan terendah pada varietas V2 (199,14).
Varietas V1 berbeda nyata terhadap V2 dan V3
Jumlah Daun (helai)
Dari tabel sidik ragam jumlah daun (Lampiran 22-32) diketahui bahwa
varietas dan emaskulasi tidak berpangaruh nyata
Rataan jumlah daun pada perlakuan varietas, waktu emaskulasi dan
Interaksi dapat dilihat pada Tabel 2
Tabel 2 Rataan jumlah daun (helai) 2-7 MST pada perlakuan varietas, waktu
emaskulasi dan Interaksi
Jumlah Daun (helai)
Perlakuan
2 MST 3MST 4 MST 5 MST
6 MST
7 MST
Varietas
V1
3.73
5.84
7.25
8.79
10.74
13.80
V2
3.81
5.80
7.07
8.47
10.70
13.51
V3
3.70
5.69
7.14
8.54
10.73
13.44
Waktu
Emasulasi
E0
3.81
5.81
7.14
8.73
10.74
13.80
E1
3.73
5.69
7.03
8.54
10.68
13.47
E2
3.70
5.84
7.29
8.53
10.75
13.47
Jumlah tongkol (tongkol)
Dari tabel sidik ragam Jumlah Tongkol (Lampiran 34) diketahui bahwa
varietas, waktu emaskulasi dan interaksi tidak berpengaruh nyata
Rataan Jumlah Tongkol pada perlakuan varietas, waktu emaskulasi dan
Interaksi dapat dilihat pada Tabel 3

Universitas Sumatera Utara

Tabel 3 Rataan Jumlah Tongkol (tongkol) pada perlakuan varietas, waktu
emaskulasi dan Interaksi
Waktu Emaskulasi (E)
Varietas
(V)
E0
E1
E2
Rataan
V1
3.44
4.33
4.10
3.95
V2
3.99
4.22
4.33
4.18
V3
3.88
3.22
4.22
3.77
Rataan
3.77
3.92
4.21
Lama panen (hari)
Dari tabel sidik ragam lama panen (Lampiran 36) diketahui bahwa
varietas, waktu emaskulasi dan interaksi tidak berpengaruh nyata
Rataan lama panen pada perlakuan varietas, waktu emaskulasi dan
Interaksi dapat dilihat pada tabel 4
Tabel 4 Rataan lama panen (hari) pada perlakuan varietas, waktu emaskulasi dan
Interaksi
Waktu Emaskulasi (E)
Varietas (V)
E0
E1
E2
Rataan
V1
V2
V3

25.88
21.88
25.22

26.66
25.33
23.77

23.99
24.22
21.99

Rataan

24.33

25.25

23.40

25.51
23.81
23.66

Panjang tongkol (cm)
Dari tabel sidik ragam panjang tongkol (Lampiran 38) diketahui bahwa
varietas, waktu emaskulasi dan interaksi tidak berpengaruh nyata
Rataan panjang tongkol pada perlakuan varietas, waktu emaskulasi dan
Interaksi dapat dilihat pada Tabel 5

Universitas Sumatera Utara

Tabel 5 Rataan panjang tongkol (cm) pada perlakuan varietas, waktu
dan Interaksi
Waktu Emaskulasi (E)
Varietas (V)
E0
E1
E2
V1
9.51
9.35
9.21
V2
8.80
8.75
9.29
V3
8.97
9.58
9.01
Rataan
9.09
9.22
9.17

emaskulasi

Rataan
9.36
8.94
9.18

Diameter tongkol (mm)
Dari tabel sidik ragam diameter tongkol (Lampiran 40)diketahui bahwa
varietas, waktu emaskulasi dan interaksi tidak berpengaruh nyata
Rataan diameter tongkol pada perlakuan varietas, waktu emaskulasi dan
Interaksi dapat dilihat pada Tabel 6
Tabel 6 Rataan diameter tongkol pada perlakuan varietas, waktu emaskulasi dan
Interaksi
Waktu Emaskulasi (E)
Varietas (V)
E0
E1
E2
Rataan
V1
13.16
13.04
12.11
12.77
V2
13.15
11.21
12.75
12.37
V3
13.35
13.37
14.25
13.66
Rataan
13.22
12.54
13.04
Berat kotor tongkol (g)
Dari tabel sidik ragam berat kotor tongkol (Lampiran 42)diketahui bahwa
varietas waktu emaskulasi dan interaksi tidak berpengaruh nyata
Rataan berat kotor tongkol pada perlakuan varietas, waktu emaskulasi dan
Interaksi dapat dilihat pada Tabel 7

Universitas Sumatera Utara

Tabel 7 Rataan berat kotor tongkol (g) pada perlakuan varietas, waktu emaskulasi
dan Interaksi
Waktu Emaskulasi (E)
Varietas (V)
E0
E1
E2
Rataan
V1
53.74
50.07
48.61
50.80a
V2
45.17
34.45
40.34
39.98c
V3
50.69
50.75
47.91
49.78ab
Rataan
49.87
45.09
45.62
Ket : angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris atau kolom tidak
berbeda nyata berdasarkan uji beda rataan berdasarkan beda nyata jujur
(BNJ) pada taraf α=5%
Dari tabel 7 dapat dilihat bahwa rataan berat kotor tongkol tertinggi
diperoleh pada varietas V1 (50,80) dan terendah pada varietas V2 (39,98).dari
tabel 7 V1(P-12) berbeda nyata dengan V2 (DK 979) dan tidak berbeda nyata
dengan V3 (NT 10)
Berat bersih tongkol (g)
Dari tabel 8 sidik ragam berat bersih tongkol (Lampiran 43)diketahui
bahwa varietas, waktu emaskulasi dan interaksi tidak berpengaruh nyata
Rataan berat bersih tongkol pada perlakuan varietas, waktu emaskulasi dan
Interaksi dapat dilihat pada Tabel 8
Tabel 8 Rataan berat bersih tongkol (g) pada perlakuan varietas, waktu emaskulasi
dan Interaksi
Waktu Emaskulasi (E)
Varietas (V)
E0
E1
E2
Rataan
V1
15.17
16.24
13.56
14.99
V2
13.68
12.22
13.58
13.16
V3
15.96
16.05
17.38
16.46
Rataan
14.94
14.83
14.84
Pengkelasan tongkol (%)
Pengkelasan tongkol berdasarkan dari data panjang dan diameter tongkol
berdasarkan pengkelasan ukuran tongkol layak dipasarkan menggunakan kriteria

Universitas Sumatera Utara

kelas sebagaimana PT NSI (Nusantara Swadaya Industri) yaitu kelas A (4 – 6
cm), B (6 – 8 cm) C (8 – 10 cm) dan kelas D (10 – 12 cm) dengan
diameter 1 -2 cm
Dari Tabel Sidik Ragam (Lampiran 47-52) diketahui pengkelasan tongkol
kelas A,B, C dan D tidak berbeda nyata
Rataan Pengkelasan pada perlakuan varietas, waktu emaskulasi dan
Interaksi dapat dilihat pada Tabel 9-11
Tabel 9 Rataan Pengkelasan tongkol Kelas A (%) pada perlakuan varietas, waktu
emaskulasi dan Interaksi
Perlakuan
E0
E1
E2
RATAAN
V1
4.63
2.22
11.85
6.24
V2
6.48
12.04
7.78
8.77
V3
12.04
3.70
2.78
6.17
RATAAN
7.78
5.99
7.47

Tabel 10 Rataan Pengkelasan tongkol Kelas B (%) pada perlakuan varietas, waktu
emaskulasi dan Interaksi
Perlakuan
E0
E1
E2
RATAAN
V1
17.04
20.00
11.30
16.11
V2
14.26
5.00
31.67
16.98
V3
10.00
5.00
21.30
12.10
RATAAN
13.77
10.00
21.42
Tabel 11 Rataan Pengkelasan tongkol Kelas C (%) pada perlakuan varietas, waktu
emaskulasi dan Interaksi
Perlakuan
V1
V2
V3
RATAAN

E0
28.15
49.63
45.56
41.11

E1
30.37
31.48
28.52
30.12

E2
RATAAN
30.18
29.57
24.26
35.12
16.67
30.25
23.70

Universitas Sumatera Utara

Tabel 12 Rataan Pengkelasan tongkol Kelas D (%) pada perlakuan varietas, waktu
emaskulasi dan Interaksi
Perlakuan
E0
E1
E2
RATAAN
V1
46.48
41.11
42.96
43.52
V2
29.44
32.04
55.00
38.83
V3
30.74
56.30
50.37
45.80
RATAAN
35.56
43.15
49.44

Tabel 13 Pengkelasan tongkol (%) terhadap interaksi antara varietas dan waktu
emaskulasi
Tongkol layak dipasarkan
Perlakuan
Afkir
Kelas A
Kelas B
Kelas C
Kelas D
V1E0
6.06
18.18
30.30
45.45
0
V1E1
2.56
20.51
33.33
43.58
0
V1E2
5.50
16.66
27.77
50.00
0
V2E0

5.50

13.88

38.88

33.33

V2E1
V2E2

13.15
10.25

10.52
7