10 digunakan bahan pengaktif activator yaitu ZnO zink oksida. ZnO zink oksida
dipilih karena selain sebagai bahan pengaktif activator, ZnO zink oksida juga berfungsi sebagai pengisi yang dapat memperkuat produk lateks karet alam [20].
2.2.4 Bahan Penstabil
Stabilizer
Pada karet alam telah terdapat penstabil alami, tetapi bahan penstabil tambahan masih diperlukan yaitu KOH. Potasium hidroksida KOH selain berfungsi
sebagai pengawet yang dapat mencegah pembiakan bakteri, dan dapat juga menjaga kestabilan koloid lateks dengan menghindarkan berlakunya fenomena pemekatan
ZnO yang digunakan sebagai pengaktif. Selain daripada itu dapat juga meningkatkan kemampuan partikel lateks dan kemudian meningkatkan kestabilan lateks tersebut
[21]. 2.2.5
Bahan Antioksidan Antioxidan
Antioksidan adalah bahan kimia yang digunakan untuk mencegah oksidasi mencegah reaksi dengan oksigen pada produk karet. Antioksidan menstabilkan
radikal bebas dengan melengkapi kekurangan elektron yang dimiliki radikal bebas, dan menghambat terjadinya reaksi berantai dari pembentukan radikal bebas yang
dapat menimbulkan stres oksidatif [22]. Bahan antioksidan ditambahkan dalam pembuatan lateks karet alam agar melindungi karet sebelum dan sesudah vulkanisasi,
terhadap pengusangan oleh oksidasi, panas, sinar matahari ozon dan pengaruh mekanis. Karet alam telah memiliki bahan antioksidan alami, tetapi karena kadarnya
rendah tidak cukup untuk melindungi karet terhadap proses oksidasi. Bila tidak ditambahkan bahan antioksidan tersebut pada karet, maka karet akan mudah lengket
dan lunak serta menjadi keras dan retak – retak ataupun rapuh [23].
2.2.6 Bahan Pengisi
Filler
Bahan pengisi ditambahkan ke dalam kompon lateks karet alam untuk menambah berat dan mengurangi biaya produksi dimana penambahan bahan pengisi
tanpa mengurangi kualitasnya. Beberapa bahan pengisi digunakan untuk memberikan kekakuan, kekerasan dan tipe benda mekanik dengan kualitas yang diinginkan.
Bahan pengisi merupakan bahan penting yang dapat mempengaruhi sifat-sifat vulkanisasi ke dalam komponen lateks, bahan pengisi ditambahkan dalam jumlah
Universitas Sumatera Utara
11 besar dengan tujuan meningkatkan sifat fisik, memperbaiki karakteristik pengolahan
lateks, dan menurunkan biaya [17].
Dalam penelitian ini bahan pengisi yang digunakan adalah bentonite clay. Bentonite Clay adalah suatu istilah nama dalam dunia perdagangan yang sejenis
lempung plastis yang mempunyai kandungan mineral monmorilonit lebih dari 85 dengan rumus kimianya Al
2
O
3
.4SiO
2
x H
2
O. Bentonite dapat dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan kandungan alu-munium silikat hydrous, yaitu activated clay
dan fullers Earth. Activated clay adalah lempung yang kurang memiliki daya pemucat, tetapi daya pemucatnya dapat ditingkatkan melalui pengolahan tertentu.
Sementara itu, fullers earth digunakan di dalam fulling atau pembersih bahan wool dari lemak. Bentonite ini juga dikenal di Indonesia dengan nama cadas batuan
lempung, yang terdapat di permukaan bumi dan di bawah tanah dibawah tanah antara 0.5 M sd 2.5 M dan biasanya di daerah perbukitan dan pegunungan [20].
Mulai terjadinya endapan bentonite karena: Pelapukan
Pembentukan endapan bentonite hasil pelapukan kondisi komposisi mineral batuan, komposisi kimia dari air, dan daya air pada batuan asal. Dan terproses karena
iklim, berbagai relief dan tumbuh-tumbuhan yang berada diatas batuan. Dan pembentukannya bentonite hasil dari pelapukan akibat reaksi kimia ion-ion Hidrogen
H
+
dalam air tanah dengan senyawa silikat. Ion H
+
berasal dari asam karbon akibat pembusukkan zat zat organik dalam tanah [20].
Larutan Hydrotermal Larutan hydrotermal merupakan larutan yang bersifat asam dengan
kandungan klorida,belerang,karbondioksida, dan silika. Komposisi larutan berubah karena ada reaksi dengan batuan gamping menjadi larutan alkali yang bersifat basa,
lalu terbawa keluar dan akan tetap bertahan selama unsur alkali dan alkali tanah tetap terbentuk akibat penguraian batuan asal. Dengan adanya unsur alkali dan alkali tanah
akan membentuk Monmorillonit. Monmorillonit terjadi karena adanya unsur Magnesium [20].
Endapan Transformasi
Universitas Sumatera Utara
12 Endapan bentonite hasil transformasi atau devitrifikasi debu gunung api
terjadi dengan sempurna, apabila debu diendapkan di dalam cekungan seperti danau atau laut, mineral gunung api lambat laun akan akan mengalami devitrifikasi [20].
Mineralogi Bentonite adalah istilah lempung Monmorillonit dalam dunia perdagangan
[20]. 2.2.7
Bahan Penyerasi Compatibilizer
Kendala yang terdapat dalam penyediaan produk lateks karet alam yaitu kurang serasinya sifat kimia antara pengisi yang hidrofilik dan lateks karet alam yang
hidrofobik. Maka untuk itu, diperlukan suatu modifikasi seperti pertukaran ion pada kation di bagian luar pengisi dengan menggunakan surfaktan organik [24].
Surfaktan merupakan bahan kimia yang berpengaruh pada aktifitas permukaan dan memiliki kemampuan untuk larut dalam air dan minyak. Molekul
surfaktan terdiri dari dua bagian yaitu gugus yang larut dalam minyak hidrofob dan gugus yang larut dalam air hidrofil. Surfaktan yang memiliki kecenderungan untuk
laryt dalam minyak dikelompokkan dalam surfaktan oil soluble, sedangkan yang cenderung larut dalam air dikelompokkan sebagai surfaktan water soluble [25].
Surfaktan dapat digolongkan berdasarkan muatan pada gugus hidrofiliknya, yaitu:
Surfaktan anionik Surfaktan anionik adalah molekul yang bermuatan negatif pada bagian
hidrofilik atau aktif permukaan surface-aktive. Sifat hidrofilik disebabkan karena keberadaan gugus ionik yang sangat besar, seperti gugus sulfat atau sulfonat [25].
Surfaktan kationik Surfaktan kationik adalah senyawa yang bermuatan positif pada gugus
hidrofilik atau bagian aktif permukaan surface-aktive. Sifat hidrofilik umumnya disebabkan karena keberadaan garam amonium, seperti quaternary ammonium salt
QUAT [25]. Surfaktan non-ionik
Universitas Sumatera Utara
13 Surfaktan non-ionik adalah surfaktan yang tidak bermuatan atau tidak terjadi
ionisasi molekul. Sifat hidrofilik disebabkan karena keberadaan gugus oksigen eter atau hidroksil [25].
Surfaktan amfoterik Surfaktan amfoterik adalah surfaktan yang bermuatan positif dan negative
pada molekulnya, dimana muatannya tergantung kepada pH, pada pH rendah akan bermuatan negatif dan pada pH tinggi bermuatan positif [25].
Dalam penelitian ini, jenis surfaktan yang digunakan adalah alkanolamida yang disintesa dari bahan baku RBDPKO Refined Bleached Deodorized Palm
Kernel Oil. Alkanolamida adalah surfaktan bukan ionik dimana gugus hidroksil yang dimilikinya tidak cukup hidrofilik untuk membuat alkanolamida larut dalam air
dengan sendirinya [10]. Oleh karena itu, diharapkan penggunaan alkanolamida dapat membuat interaksi antar fasa interphase antara bentonite clay dan lateks karet alam
menjadi lebih kuat, dengan asumsi rantai hidrokarbon yang panjang akan berinteraksi dengan lateks karet alam yang bersifat non polar, sedangkan gugus amida akan
berinteraksi dengan bentonite clay yang bersifat polar [26]. Alkanolamida yang merupakan surfaktan ini mempunyai bagian polar dan
non polar, sehingga surfaktan akan membentuk sebuah jembatan antara pengisi bentonite clay dengan lateks. Terutama bagian OH dari bentonite clay yang
dimodifikasi dan terjadi interkulasi alkanolamida pada bentonite clay. Jenis alkanolamida yang paling penting adalah dietanolamida. Senyawa N-etanol alkil
amida adalah senyawa yang termasuk dalam golongan fatty amida yang dapat dimanfaatkan sebagai surfaktan dalam produk deterjgen, kosmetik dan tekstil.
Senyawa ini dapat dibuat dengan mereaksikan asam lemak sawit distilat dengan senyawa yang mengandung gugus atau atom Nitrogen seperti alkanolamida [10].
Senyawa alkanolamida dapat disintesis melalui reaksi amidasi langsung menggunakan trigliserida dan dietanolamina sehingga akan menghasilkan senyawa
alkanolamida yang memiliki dua gugus hidroksi atau poliol [10]. Tahap awal dari reaksi ini akan menghasilkan metil ester sebagai zat antara. Selanjutnya dengan
adanya penambahan dietanolamina yang berlebih, metil ester yang terbentuk akan segera berubah menghasilkan alkanolamida, selanjutnya sisa dietanolamina dan
natrium metoksida sebagai katalis dapat dipisahkan dengan mencucinya
Universitas Sumatera Utara
14 menggunakan larutan NaCl jenuh yang terlebih dahulu dilarutkan dalam dietil eter
sehingga diperoleh senyawa alkanolamida [10]. Dalam penelitian ini, sumber trigliserida yang digunakan adalah asam
palmitat dari turunan minyak kelapa sawit yaitu RBDPKO Refined Bleached Deodorized Palm Kernel Oil. RBDPKO Refined Bleached Deodorized Palm
Kernel Oil dipilih sebagai sumber trigliserida karena memiliki kadar asam lemak bebas yang rendah dan berwarna kuning terang serta mudah dipucatkan [25].
Mekanisme reaksi pembuatan alkanolamida dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut.
Gambar 2.1 Reaksi Amidasi Trigliserida dengan Dietanolamina Menjadi Alkanolamida [10]
2.3 PROSES PENCELUPAN