Penghantar Pada Jaringan Tegangan Menengah

20

2.3. Penghantar Pada Jaringan Tegangan Menengah

Ada dua jenis saluran penghantar yang biasa digunakan pada jaringan tegangan menengah JTM 20 kV, yaitu hantaran udara tegangan menengah SUTM dan saluran kabel tegangan menengah SKTM[7]. 2.3.1. Saluran udara tegangan menengah SUTM Saluran udara, terutama saluran udara tanpa isolasi, digunakan pada pemasangan di luar bangunan, direnggangkan pada isolator-isolator di antara tiang-tiang yang disediakan secara khusus. Bahan yang digunakan untuk kawat penghantar terdiri atas kawat tembaga telanjang BBC, yang merupakan singkatan dari Bare Copper Conductor, alumunium telanjang All Alumunium Conductor , campuran yang berbasis alumunium Al-Mg-Si, Alumunium berinti baja ACSR atau Alumunium Conductor Steel Reinforced, alumunium berinti logam campuran ACAR atau Alumunium Conductor Alloy Reinforced, kawat baja berlapis tembaga copper-weld, dan juga campuran murni alumunium AAAC atau All Alumunium Alloy Conductor. Bentuk fisik konduktor ACAR, AAAC, dan BBC diperlihatkan pada Gambar 2.8. Secara teknis tembaga lebih baik daripada alumunium, karena memiliki daya hantar arus listrik yang lebih tinggi. Namun, karena mahalnya harga tembaga, sekarang bahan alumunium lebih banyak digunakan. Universitas Sumatera Utara 21 Gambar 2.8 Beberapa Jenis Konduktor Yang Digunakan Pada SUTM 2.3.2. Saluran kabel tegangan menengah SKTM Bahan untuk kabel tanah umumnya juga terdiri dari tembaga dan alumunium. Sebagai isolasi digunakan bahan-bahan berupa kertas serta perlindungan mekanikal berupa timah hitam. Untuk tegangan menengah sering dipakai juga minyak sebagai bahan isolasi. Jenis kabel demikian dinamakan GPLK Gewapend Papier Load Kabel yang merupakan standar Belanda atau NKBA Normalkabel mit Bleimantel Aussenumheulung standar Jerman. Universitas Sumatera Utara 22 Pada saat ini bahan isolasi buatan berupa PVC Polyvinyl Chloride dan XLPE Cross-Linked Polyethylene telah berkembang pesat dan merupakan bahan isolasi yang andal dengan harga yang lebih murah dan juga penggunaannya yang lebih mudah. Atas alasan-alasan tersebut, maka penggunaan kabel dengan isolasi minyak mulai ditinggalkan. Bentuk fisik kabel N2XSY dan NA2XSY diperlihatkan pada Gambar 2.9.a. Bentuk fisik kabel N2XSEBY dan NA2XSEBY diperlihatkan pada Gambar 2.9.b. Bentuk fisik kabel N2XSEFGbY dan NA2XSEFGbY diperlihatkan pada Gambar 2.9.c. Gambar 2.9.a Kabel N2XSY dan NA2XSY Universitas Sumatera Utara 23 Gambar 2.9.b Kabel N2XSEBY dan NA2XSEBY Gambar 2.9.c Kabel N2XSEFGbY dan NA2XSEFGbY Universitas Sumatera Utara 24

2.4. Karakteristik Beban