PENGELOLAAN KASUS Asuhan Keperawatan pada An. N dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Lingkungan V Kelurahan Harjo Sari II Medan Amplas

5

BAB II PENGELOLAAN KASUS

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi. Nutrisi adalah zat-zat gizi atau zat-zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau behan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuh serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi dapat juga dikatangan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat-zat lain yang terkandung, aksi, reaksi, dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit Tarwoto Wartonah, 2006. Kebutuhan nutrisi merupakan kebutuhan dasar fisiologis bagi manusia yang tidak bisa terpas dari banyak faktor yang mempengaruhinya, serta implikasinya kepada kebutuhan dasar lain apabila kebtuhan ini tidak terpenuhi. Pemenuhan kebutuhan nutrisi merupakan hasil kerja sistem pencernaan yang tak terlepas dari sistem lainnya sebagai suatu proses yang saling berkaitan. Atoilah dan Kusnadi, 2013

1. Pengkajian

Pengkajian keperawatan adalah proses sistematis dari pengumpulan, verifikasi, dan komunikasi data tentang klien. Tujuan dari pengkajian adalah menetapkan dasar data tentang masalah kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Pengkajian nutrisi penting khususnya bagi pasien yang beresiko masalah nutrisi berhubungan dengan stres, penyakit, hospitalisasi, kebiasaan gaya hidup, dan faktor-faktor lain. Didalam pengkajian, informasi yang perlu dikaji adalah :

a. Identitas klien

Informasi identitas merupakan data demografik aktual tentang klien. Nama, jenis kelamin, umur, agama, alamat, pendidikan, pekerjaan dan status perkawinan bahkan jenis asuransi klien pun dimasukkan Potter Perry, 2005. 6

b. Pengukuran Antropometrik

Antropometrik adalah suatu sistem pengukuran ukuran dan susunan tubuh dan bagian khusus tubuh. Pengukuran antropometrik yang membantu dalam mengidentifikasi masalah nutrisi.

c. Tes Laboratorium dan Biokimia

Tidak satupun tes laboratorium atau biokimia adalah diagnostik untuk malnutrisi.Tes-tes dipengaruhi oleh banyak faktor seperti keseimbangan cairan dan fungsi hati, fungsi ginjal dan adanya penyakit. Tes laboratorium biasanya digunakan untuk mempelajari status nutrisi termaksud ukuran protein plasmaseperti albumin, transferin, retinol yang mengikat protein, total kapasitas ikatan zat besi dan hemoglobin Potter dan Perry, 2005

d. Riwayat Diet dan Kesehatan

Selain riwayat keperawatan yang umum, perawat memperoleh riwayat khusus diet yang lebih untuk mengkaji kebutuhan nutrisi aktual atau potensial. Riwayat diet berfokus pada kebiasaan asupan cairan dan makanan pasien. Sebaliknya informasi pilihan, alergi masalah dan area yang berhubungan lainnya seperti kemampuan pasien untuk memperoleh makanan Potter dan Perry, 2005. Tambahan bagi perawat untuk mengkaji adalah pengumpulan faktor-faktor yang mempengaruhi pola diet pasien dan status nutrisi. Faktor- faktor tersebut adalah : Status Kesehatan. Status kesehatan pasien berhubungan dengan nafsu makan yang baik adalah tanda yang sehat. Anoreksia kurang nafsu makan biasanya gejala penyakit atau karena efek samping obat. Dan dukungan nutrisi adalah bagian esensial penyembuhan setiap penanganan medis Potter dan Perry, 2005. Kultur dan Agama. Pola kultural, etnik, agama dan batasan mengenai makanan harus diperhitungkan jumlah. Makanan dan diet tertentu harus diberikan apabila sesuai Potter dan Perry, 2005. 7 Status Sosioekonomi. Biaya makanan tidak tetap dan belanja bervariasi tergantung pada uang yang tersedia. Apakah ada seseorang yang mempersiapkan makanan menentukan penggunaan jumlah kenyamanan makanan. Potter dan Perry, 2005. Pilihan Pribadi. Kesukaan atau ketidaksukaan pribadi mungkin berpengaruh terhadap diet. Makanan yang berhubungan dengan kenangan yang menyenangkan cenderung menjadi makanan favorit. Makanan yang berhubungan dengan kenangan yang tidak menyenangkan cenderung untuk dihindari. Makanan mewah dapat digunakan sebagai simbol status. Pilihan individu harus dipertimbangkan ketika merencanakan diet terapeutik Potter dan Perry, 2005. Faktor Psikologis. Motivasi individu untuk makanan yang seimbang danpersepsi individu tentang diet merupakan pengaruh yang kuat. Makanan yang mempunyai nilai simbolik yang utama bagi banyak orang misalnya susu menyimbolkan kelemahan dan daging menyimbolkan kekuatan. Observasi Klinis Observasi klinis dapat menjadi aspek terpenting pengkajian nutrisi. Seperti pada bentuk pengkajian keperawatan lain, perawat mengobservasi klien tanda-tanda perubahan nutrisi,tanda- tanda klinis status nutrisi tampak pada tabel 1. Tabel 1. Tanda-tanda Klinis Status Nutrisi No. Bagian Tubuh Tanda-Tanda untuk Nutrisi yang Baik Tanda-Tanda untuk Nutrisi yang Buruk 1. Penampilan Umum Sadar, responsive Lesu, apatis, kakeksia, penampilan kakeksia 2. Berat badan Berat badan normal untuk tinggi badan, usia dan bentuk tubuh Penampilan obesitas atau kurus perhatian khusus untuk kurus 3. Postur Postur tegak, lengan dan tungkai lurus Bahu kendur, dada cekung, punggung 8 bungkuk 4. Otot Otot berkembang baik, kuat tonus bagus, beberapa lemak ada dibawah kulit Penampilan lemah, tonus buruk, tonus tidak berkembang nyeri, edema, tidak mampu berjalan dengan baik 5. Kontrol sistem Saraf Rentang perhatian baik, kurang iritabilitas atau kelelahan, refleks normal, kestabilan psikologis Kurang perhatian, iritabilitas, bingung, tangan dan kaki terasa terbakar dan kesemutan, kelemahan dan nyeri otot, penurunan atau kehilangan refleks lutut dan tumit 6. Fungsi gastrointestinal Nafsu makan dan pencernaan baik, eleminasi teratur normal, tidak ada organ atau massa yang teraba Anoreksia, tidak mampu mencerna, konstipasi atau diare, pembesaran hati atau limpa 7. Fungsi kardiovaskuler Laju denyut dan irama denyut jantung normal, tidak ada murmur, tekanan darah normal untuk usianya Laju denyut jantung cepat, pembesaran jantung dan irama jantung tidak normal, tekanan darah meningkat 8. Vitalitas umum Ketahanan bertenaga, kebiasaan tidur baik, penampilan kuat Mudah lelah, kurang energi, mudah tertidur, penampilan capek dan apatis 9. Rambut Bersinar, penampilan berkilat, kuat, helai rambut tidak mudah dicabut, kulit kepala sehat Rambut berserabut, kusam, kusut, kering, tipis dan kasar, penampilan 9 depigmentasi, helai rambut mudah terlepas 10. Kulit umum Kulit halus dan sedikit lembab dengan warna baik Kasar, kering, bersisik, pucat, berpigmen, berpenampilan iritasi, lebam, kehilangan lemak pada subkutan 11. Wajah dan leher Warna merata halus, merah muda, penampilan sehat, tidak ada bengkak Penampilan berminyak, diskolarasi, bersisik, bengkak, kulit gelap dipipi dan bawah mata, tidak halus dan kasar pada kulit sekitar hidung dan mulut 12. Bibir Halus, warna baik, penampilan lembab tidak pecah atau bengkak Penampilan kering dan bersisik, bengkak, kemerahan dan bengkak keilosisi lesi angular pada sudut mulut 13. Mulut dan membran mukosa Membran mukosa didalam rongga mulut berwarna merah muda sampai kemerahan Membran mukosa mulut yang lembut dan bengkak

14. Gusi Warna merah muda,

penampilan sehat dan merah, tidak bengkak dan berdarah Gusi bengkak dan mudah berdarah, gusi tertarik kebelakang 15. Lidah Warna merah muda atau kemerahan gelap baik, tidak bengkak, halus, terdapat papilla dipermukaan, tidak Penampilan bengkak, kasar, warna magenta seperti daging glositis, papilla hiperemia dan 10 ada lesi hipertropi, papilla attrofi

16. Mata Mata terang jernih,

penampilan bersinar, tidak ada luka disudut membran, bulu mata lembab dan sehat dengan warna merah muda, pembuluh darah terlihat atau tidak ada benjolan pada jaringan atau skelra, tidak ada lingkar kelelahan dibawah mata Membran mata pucat konjungtiva pucat, membran kemerahan injeksi konjungtiva, kering, tanda-tanda infeksi, bintik-bintik kemerahan, fisura pada sudut kelopak mata angulat palpebretik, kekeringan membran mata konjungtiva serosis, penampilan buram dari kornea korneal sirosis, kornea lunak keratomalasia. 17. Leher kelenjar Tidak ada pembesaran kelenjar Pembesaran tiroid

18. Kuku Penampilan keras, merah

muda Bentuk kuku seperti sendok koilonishia, mudah patah dan berpunggung 19. Kaki, tungkai Tidak ada nyeri, lemah atau bengkak, warna baik Edema, nyeri betis, kesemutan, lemah 20. Kerangka Tidak ada malformasi Kaki bengkok, lutut menyatu, deformitas dada pada diafragma, scapula dan rusuk Sumber: Potter dan Perry, 2006. 11

2. Analisa Data

Menurut Wilkinson dan Ahern dalam Buku Saku NANDA, NIC dan NOC 2012, analisa data dibagi menjadi data subjektif dan objektif. Nutrisi : Kurang dari kebutuhan tubuh, Batasan Karakteristik : a. Berat badan kurang dari 20 atau lebih dari ideal terhadap tinggi badan dan rangka tubuh. b. Asupan makanan kurang dari kebutuhan metabolik, baik kalori total atau nutrisi spesifik. c. Kehilangan berat badan dengan asupan makanan adekuat. d. Melaporkan asupan makanan tidak adekuat kurang dari anjuran kecukupan gizi harian. Data Subjektif : a. Kram abdomen b. Nyeri abdomen dengan atau tanpa penyakit c. Merasakan ketidakmampuan untuk mengingesti makanan d. Melaporkan perubahan sensasi rasa e. Merasa kenyang segera setelah mengingesti makanan Data Objektif : a. Diare b. Adanya bukti kekurangan makanan c. Kehilangan rambut yang berlebihan d. Bising usus hiperaktif e. Kurang informasi f. Miskonsepsi g. Konjungtiva dan membrane mukosa pucat h. Tonus otot buruk i. Menolak untuk makan j. Luka, rongga mulut inflamasi k. Kelemahan otot yang dibutuhkan untuk menelan dan mengunyah. l. Tidak tertarik untuk makan m. Kerapuhan kapiler. 12 4 Rumusan Masalah Menurut Herdman 2012, terdapat diagnosa keperawatan yang berkaitan dengan perubahan nutrisi. Adapun diagnosa yang dapat muncul tersebut tersebut adalah sebagai berikut: 1 Nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh, perubahan. 5 Perencanaan HariTanggal No.DX Perencanaan Keperawatan 1. Tujuan dan Kriteria Hasil Tujuan menurut NOC: Menunjukkan satus gizi : asupan makanan, cairan dan zat gizi, ditandai dengan indikator berikut sebutkan nilai 1-5: tidak adekuat, ringan, sedang, kuat, atau adekuat total. Kriteria hasil NOC : a Status gizi: tingkat gizi yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan metabolik. b Status gizi: asupan makanan dan cairan: jumlah makanan dan cairan yang dikonsumsi tubuh selama waktu 24 jam. c Status gizi: nilai gizi: keadekuatan zat gizi yang dikonsumsi tubuh. Rencana tindakan Rasional Mandiri 1. Tentukan motivasi klien untuk mengubah kebiasaan makan. 1 Menentukan motivasi klien untuk dapat merubah kebiasaan makan dapat mendorong klien untuk melaksanakan perubahan pada pola makan klien 13 2. Kaji pengetahuan klien tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh. 3. Pantau nilai labolatorium 4. Timbang klien pada interval yang tepat. 5. Ketahui makanan kesukaan klien. 6. Pantau kandungan nutrisi dan kalori pada catatan asupan. 2 Pengetahuan yang kurang tentang nutrisi mempengaruhi dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi. 3 Pemantauan nilai laboratorium klien bertujuan untuk tindakan keperawatan lanjutan yang dibutuhkan oleh klien 4 Penimbangan berat badan klien pada interval yang tepat bertujuan untuk mengetahui keberhasilan asuhan keperawatan pada klien. 5 Menyediakan makanan yang merupakan kesukaan klien dapat memotivasi klien untuk makan. 6 Memantau kandungan nutrisi dan kalori pada makanan adalah untuk melaksanakan kebutuhan nutrisi yang 14 7. Tentukan kemampuan klien untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. 8. Ajarkan metode untuk perencanaan makanan. 9. Ajarkan klienkeluarga tentang makanan bergizi dan tidak mahal. 10. Berikan informasi yang tepat tentang kebutuhan nutrisi dan bagaimana memenuhinya. Kolaborasi a Diskusikan dengan ahli gizi dalam menentukan tepat bagi klien. 7 Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi terhadap memenuhi kebutuhan nutrisi ekonomi. 8 Metode perencanaan makanan dapat berguna untuk merancang kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. 9 Mendapatkan makanan yang bergizi tidak memerlukan biaya yang mahal. Banyak makanan yang murah mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. 10 Informasi yang tepat membantu klien untuk mempermudah klien memenuhi kebutuhan nutrisi bagi tubuh. Kolaborasi a Ahli gizi lebih mengetahui secara mendalam tentang 15 kebutuhan protein untuk klien dengan ketidakadekuatan protein atau kehilangan protein. b Diskusikan dengan dokter kebutuhan stimulasi nafsu makan, makanan pelengkap, pemberian makanan enter atau parenteral total agar asupan kalori adekuat. c Rujuk ke dokter untuk menentukan penyebab perubahan nutrisi. d Rujuk ke program gizi komunitas yang tepat, jika klien tidak dapat membeli atau menyiapkan makanan yang adekuat. menentukan kebutuhan protein yang sangat dibutuhkan oleh klien. b Mendiskusikan hal ini dengan dokter sangat baik agar kebutuhan nutrisi yang diperlukan dapat adekuat c Agar kita mengetahui lebih lagi dari ahlinya penyebab dari perubahan tersebut. d Rujukan ke program gizi komunitas yang tepat merupakan tindakan lanjutan yang akan disarkan agar perubahan terhadap status nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang dihadapi oleh klien 16 HariTanggal No. DX Perencanaan Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil menurut Wong : Anak mendapatkan nutrisi yang adekuat. Kriteria Hasil : 1 Anak dapat mengonsumsi makanan yang adekuat 2 Anak mendapatkan nutrisi yang cukup sesuai dengan kebutuhan tubuh. Rencana Tindakan 1 Dapatkan riwayat diet dan gunakan informasi tersebut untuk membuat waktu makan sebanyak mungkin. 2 Dorong orangtua dan anggota keluarga yang lain untuk menyuapi anak atau ada pada saat makan. 3 Buat waktu makan menjadi waktu yang menyenangkan. 4 Sajikan makanan sedikit tapi sering daripada makan tiga kali makan tapi dalam porsi besar. 1 Mempunyai informasi tentang diet yang dilakukan oleh anak sangat berguna untuk menentukan waktu makan yang anak butuhkan. 2 Terkadang ada beberapa anak-anak yang malas makan karena itu salah satu solusinya adalah orangtua anak dapat menyuapi anak agar anak itu dapat makan 3 Waktu makan yang menyenangkan dapat membuat anak akan lebih semangat untuk memakan makanannya. 4 Tidak usah memaksakan anak untuk makan harus 3x sehari dan dalam porsi yang banyak, biarkan anak untuk makan sedikit 17 5 Hindari makanan yang sangat berbumbu, berbau kuat, dihidangkan panas, atau semua dicampur, kecuali ciri khas dari budaya 6 Berikan pujian pada anak pada saat anak makan 7 Selalu dorong anak untuk mau makan makanan yang telah disediakan oleh orangtuanya dirumah. tapi sering dalam jangka waktu 3-4jam sekali dengan porsi nutrisi yang baik. 5 Makanan yang sangat berbumbu, berbau kuat, dihidangkan panas, atau semua dicampur, membuat anak malas untuk memakan makanannya. 6 Pujian yang diberikan kepada anak dapat membuat anak senag dan termotivasi unuk memakan makanannya. 7 Hal ini sangat baik agar anak mau untuk makan makanan yang sudah disediakan dan tidak memilih makanan. 18

1. Pengkajian

Berdasarkan penugasan dan sesuai dengan jadwal praktek mahasiswa di komunitas atau di Kelurahan Harjosari II kecamatan Medan Amplas, pada tanggal 18 Mei 2015 Mahasiswa melakukan pengkajian keperawatan pada An. N berikut deskripsi dari hasil pengkajian yang dilakukan dan secara lengkap terdapat di lampiran 1. Seorang anak perempuan yang berinisial N yang masih berusia 10 tahun, dan beragama Islam tinggal bersama dengan kedua orang tuanya serta keempat adik- adiknya di Jalan Pancal gg bersama no. 8a Harjosari II Medan- Amplas. An. N tidak dapat bersekolah karena adanya keterbatasan biaya kedua orangtua An. N. Ayah An. N adalah seorang pekerja bangunan dengan penghasilan yang tidak menentu ataupun mencukupi setiap bulannya sehingga ibu An.N juga harus ikut bekerja sebagai tukang cuci dan bekerja saat ada orang yang membutuhkan jasanya. Meskipun kedua orangtua An.N sudah bekerja, namun hasil yang didapatkan tidaklah dapat mencukupi kebutuhan keluarga terutama kebutuhan pemenuhan kebutuhan nutrisi ketersediaan makanan yang sangat dibutuhkan oleh An. N beserta keempat adik-adik An. N yang masih dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan. Dari hasil pengkajian yang dilakukan maka didapati beberapa hasil dan keluhan utama. Pengkajian ini dilakukan dengan mewawancarai Ny. S serta An. N maka adapun keluhan utama yang dikeluhkan oleh Ny.S tentang anak N yaitu Ny. S mengatakan bahwa An. N jarang untuk makan dengan benar ataupun teratur 3 kali hari karena Ny.S tidak sanggup untuk menyediakan makanan sehingga menyebabkan An. N memiliki tubuh yang sangat kurus kerempeng serta daya tahan tubuh yang sangat buruk dan sangat gampang sekali terkena penyakit terutama disaat perubahan cuaca yang ekstrim dan juga membuat An.N tumbuh menjadi anak yang tidak bersemangat dan selalu terlihat tampak lemas. Ny. S mengatakan sangat sedih melihat An. N sangat kurus dan sangat gampang terkena penyakit dan sangat ingin merubah keadaan yang dialami oleh anaknya. An.N mengatakan bahwa dirinya bahkan adik-adiknya jarang sekali untuk makan dengan benar dan teratur karena tidak adanya makanan yang dapat dimakan olehnya maupun oleh saudaranya, oleh karena itu dia hanya suka diam dirumah 19 dan jarang bermain dengan teman-temannya karena An.N selalu merasa lemas oleh karena tidak ada makanan yang ia dapat makan. Dari hasil wawancara lainnya yaitu tentang riwayat kesehatan masala lalu An.N dengan ibu An. N maka didapati bahwa An. N pernah memiliki riwayat demam yang sangat tinggi sehingga An. N mengalami step seizure kejang ketika umurnya baru 10 bulan dan waktu itu Ny. S membawa An. N untuk berobat kebidan agar demam yang dialami oleh An. N dapat turun dan step seizure kejang tidak akan kumat lagi. Selain dari dibawa kebidan An. N tidak pernah memiliki riwayat dibawa kerumah sakit maupun berobat kerumah sakit. Pengkajian lainnya adalah riwayat kesehatan keluarga dari An. N, kesehatan keluarga sama buruknya dengan An. N semua anggota keluarga mulai dari ayah, ibu, dan adik-adiknya memiliki masalah kesehatan yang sama seperti An. N, semua anggota keluarga memiliki tubuh yang kurus dan kurang peka tentang perawatan kebersihan tubuhnya. Pada pengkajian yang dilakukan tentang riwayat psikososial terhadap An. N maka hasil pengkajian yang didapati yang pertama mengenai persepsi klien tentang penyakitnya dari hasil wawancara yang dilakukan An. N tidak memiliki persepsi apapun mengenai penyakit yang ia derita, karena ia tidak pernah mengerti apakah yang terjadi pada tubuhnya. Gambaran diri An. N mengatakan kurang percaya diri dengan bentuk tubuhnya yang sekarang karena tubuhnya terlalu kurus namun, jika ditanya tentang ideal diri dan harga diri An. N tidak memiliki gambaran dan standarisasi tentang ideal diri dan harga dirinya. Mengenai peran diri pada An. N dirinya tidak merasa sama sekali kehilangan peran diri sebagai seorang anak didalam keluarga An N merupakan anak pertama dari 5 bersaudara. Keadaan emosi An. N kurang stabil, Ny. S mengatakan bahwa anak N merupakan anak yang cengeng, jika dilihat dari pengkajian diatas dapat disimpulkan bahwa anak N merupakan anak yang cengeng bisa dikarenakan oleh karena tidak adanya makanan yang dapat dimakan oleh anak N maka anak kecil biasanya mengungkapkannya dengan merengek menangis, mereka tidak tahu bagaimana cara mengungkapkan perasaannya dengan kata-kata sehingga cara satu-satunya yang bisa anak-anak lakukan hanyalah menangis. 20 Dari pengakajian yang telah dilakukan dengan cara mewawancarai An. N mengenai hubungan sosial maka telah didapati, orang yang berarti bagi An. N adalah kedua orangtuanya serta saudara-saudaranya karena An. N memiliki hubungan yang sangat baik dengan seluruh anggota keluarga. Dalam hubungan An. N dengan orang lain Anak N mengatakan hubungannya dengan orang lain sangat baik, hal ini dibuktikan dengan An. N memiliki teman-teman sebaya dengannya dilingkungan sekitar rumah An. N tinggal. Spiritual An. N memeluk agama sesuai dengan keyakinan kedua orangtuanya yaitu agama Islam, dalam menjalankan kegiatan beribadah An. N masih belum benar dan teratur, karena tidak ada yang pernah untuk mengingatkan An. N untuk melaksanakan tepat waktu. Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 19 Mei 2015. Yang pertama dilihat dari keadaan umum An. N secara keseluruhan adalah tubuh terlihat sangat kurus, kulit kering dan bersisik serta agak kasar ketika diraba, serta rambut yang kering, rapuh, pecah-pecah, dan tidak pernah diurus. Klien sadar, penghitungan terhadap suhu tubuh didapati suhu tubuh klien yaitu 36,6 C , nadi 95 kalimenit, pernafasan 24 kalimenit, tinggi badan 136 cm, berat badan 21 kg. Dalam melakukan pengkajian dilakukan juga pemeriksaan Head to toe untuk memperoleh data pemeriksaan fisik lebih lengkap. Pemeriksaan Kepala dan rambut, didapati bentuk kepala bulat dan simetris, ubun-ubun tidak ada benjolan, kulit kepala Tidak ada tanda-tanda kelainan dan luka, keadaan kulit kepala sangat kering, kotor dan berminyak., penyebaran rambut kurang merata disetiap tempat sangat tipis, kering, rapuh, pecah-pecah, warna rambut sangat pirang seperti rambut jagung, kulit kepala berminyak, dan kebersihannya kurang terjaga dengan baik. Pada wajah, warna kulit sawo matang, struktur wajah bulat. Pada mata, memiliki 2 mata dengan letak simetris, palpebra sedikit pucat, konjungtiva anemis, sklera putih bersih, pupil bulat, letak sentral dan berada pada ukuran yang sama kiri dan kanan isokor. Pada hidung, bentuk simetris, lubang hidung ada 2, tidak ada cuping hidung. Pada telinga, bentuk telinga simetris, ukuran telinga normal, lubang telinga bersih, terlihat serumen sedikit, ketajaman pendengar tidak terganggu. Pada mulut dan faring, keadaan bibir kering, pecah-pecah, keadaan gigi dan gusi 21 didapati gigi terlihat kuning dan terlihat karies pada gigi, jumlah gigi 20 gigi, keadaan lidah tidak ada luka, sedikit berplak putih. Pemeriksaan integumen, kebersihan klien didapati klien kurang bersih dan rapi, warna sawo matang, turgor normal, kulit kering, dan suhu hangat. Pemeriksaan thoraks dada , inspeksi tidak ada tanda kesulitan bernapas, bentuk dada simetris, palpasi getaran suara ekspansi normal dan getaran suara normal merata pada seluruh area bidang dada, auskultasi suara napas teratur, vesikular, dan tidak terdengar suara tambahan. Sistem kardiovaskuler, tidak ada ditemukan tanda-tanda cyanosis, nadi 95 kalimenit. Sistem muskuloskletal, gerakan ROM tangan, kaki baik, kekuatan otot baik, simetris. Pola kebiasaan sehari-hari, frekuensi makanhari An. N makan kurang teratur, nafsuselera makan An. N kurang baik, karena An. N mengatakan sangat bosan dengan makanan yang disediakan oleh ibunya makanan yang disediakan biasanya adalah : telur 2 butir yang dibagi 5 dengan adik-adiknya, tempetahu, ibu An. N jarang menyedikan sayuran ataupun buah-buahan serta terkadang tidak ada makanan yang dapat dimakan oleh An. N dirumahnya. Nyeri ulu hati An. N tidak ada mengeluhan nyeri pada ulu hati An. N, tidak ada riwayat alergi yang di derita oleh An. N. Mual dan muntah An.N tidak pernah mengeluhkan perasaan mual dan muntah pada saat makan. Pada pengkajian perawatan diri Personal Hygine pada anak N dapat dilihat sangat jelas jika ia terlihat sangat kumal kotor dan bau dan kebersihan tubuh anak ini yang kurang terjaga, dari hasil wawancara An. N mengatakan sangat malas mandi pada saat pagi maupun sudah sore hari. An. N baru akan mandi ketika ibunya pulang dari pekerjaannya disaat siang atau sore hari, maka baru An. N akan mandi, karena ibunya yang menyuruh. Dilihat dari kebersihan gigi dan mulut juga terlihat sangat buruk, anak N hanya menyikat giginya 1 kali saja dan ibunya kurang memperhatikan hal ini juga, kuku kaki dan tangan klienpun tidak terawat, panjang dan terlihat hitam karena kotoran. Pola Eliminasi, BAB kurang lancar dengan karakter feses agak keras dan susah untuk dikeluarkan dari pengkajian yang dilakukan tanggal 18 mei An. N mengatakan kalau sudah 2 hari belum BAB. BAK lancar 4-5 x hari, tidak ada nyeri saat BAB dan BAK 22 2 Analisa Data. No Data Etiologi Masalah Keperawatan 1 Ds : 1 Anak N mengatakan jika ia jarang makan secara teratur. 2 Ibu anak N mengatakan jika anaknya jarang sekali makan teratur disebabkan oleh keadaan ekonomi keluarga yang kurang mencukupi sehingga sangat susah untuk mendapatkan makanan bagi anaknya. Do: 1 Anak N umur 10 tahun tampak sangat kurus. 2 TB : 136 cm 3 BB : 21 kg BBI Anak 10x2+8 = 28 kg, maka berat badan anak N kurang 6kg lagi untuk mencapai berat badan ideal anak usia 10 tahun. 4 Rambut anak N berwarna coklat kemerahan seperti rambut jagung, rambut sangat tipis, kering, serta terlihat sangat lepek Ketidakmampuan mendapatkan makan Faktor ekonomi Penurunan asupan kebutuhan nutrisi bagi tubuh makan hanya 1xhari Penurunan berat badan Nutrisi kurang dari kebutuhan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh 23 seperti tidak pernah terurus, kulit sangat kering dan terlihat seperti bersisik, dan konjungtiva anemis 2 DS: - Ny. S mengatakan An. N BAB terakhir hari Sabtu tanggal 16 Mei 2015 dan hingga hari Selasa tanggal 19 Mei 2015 belum ada BAB. -Ny.S mengatakan BAB An.N sedikit dan agak keras. -Ny.S juga mengatakan An.N jarang mengkonsumsi makanan berserat. DO : Gerakan Peristaltik hiperaktif 20x per menit. Ketika diraba perut klien terasa sangat keras jika ditekan. Pola makan tidak teratur Makanan tidak berserat Perubahan pola defekasi BAB Konstipasi Konstipasi 3 Ds : An. N mengatakan sangat malas mandi pada saat pagi maupun sudah sore hari. An. N baru akan mandi ketika ibunya pulang dari pekerjaannya disaat siang hari baru disitulah An. N baru mandi. Psikologi malas Mandi 1 x sehari Tidak mampu memenuhi aktivitas mandi hyigene. Defisit perawatan diri 24 Do : 1 An. N terlihat sangat kumal dan kurang bersih 2 Gigi kotor dan terlihat adanya karies pada gigi klien 3 Kuku klien panjang dan kotor Defisit Perawatan Hyigene 3 Rumusan Masalah Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan pada tanggal 19 Mei 2015 sd 22 Mei 2015 maka dari data-data yang diperoleh dilakukan analisa data dengan mengelompokkan data objek dan data subjek. Dari analisa data yang dilakukan ditemukan tiga masalah keperawatan yaitu: 1 Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh 2 Konstipasi 3 Defisit perawatan diri 4 Diagnosa Keperawatan Prioritas. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan untuk mendapatkan makanan ditandai dengan Ny. S dan Tn. M merupakan buruh yang bekerja serabutan dengan penghasilan yang tidak menentu setiap harinya sehingga orangtua An. N jarang menyediakan makanan setiap harinya. 5 Perencanaan Diagnosa I : Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan untuk mendapatkan makanan ditandai dengan Ny. S dan Tn. M merupakan buruh yang bekerja serabutan dengan penghasilan yang tidak menentu setiap harinya sehingga orangtua An. N jarang menyediakan makanan setiap harinya. 25 HariTanggal No. DX Perencanaan Keperawatan 1. Tujuan dan Kriteria Hasil Tujuan menurut NOC: Menunjukkan satus gizi : asupan makanan, cairan dan zat gizi, ditandai dengan indikator berikut sebutkan nilai 1-5: tidak adekuat, ringan, sedang, kuat, atau adekuat total. Kriteria hasil NOC : d Status gizi: tingkat gizi yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan metabolik. e Status gizi: asupan makanan dan cairan: jumlah makanan dan cairan yang dikonsumsi tubuh selama waktu 24 jam. f Status gizi: nilai gizi: keadekuatan zat gizi yang dikonsumsi tubuh. Rencana tindakan Rasional 1 Kaji pengetahuan klien dan keluarga tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh. 2 Kaji motivasi klien untuk mengubah kebiasaan makan. 3 Tanyakan makanan kesukaan klien. 4 Tentukan kemampuan klien dan keluarga untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. 11 Pengetahuan yang kurang tentang nutrisi mempengaruhi dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi. 12 Memotivasi klien untuk mengubah kebiasaan makan. 13 Meningkatkan selera makan klien. 14 Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi terhadap memenuhi kebutuhan 26 5 Hitung TB dan BB klien 6 Ajarkan klienkeluarga tentang makanan bergizi dan tidak mahal. nutrisi ekonomi. 15 Membantu dalam identifikasi malnutrisi protein-kalori, khususnya bila berat badan kurang dari normal. 16 Menjaga keadekuatan asupan nutrisi yang dibutuhkan. Diagnosa II : Konstipasi berhubungan dengan asupan serat yang tidak mencukupi ditandai dengan perubahan pola defekasi, BAB sedikit dan keras, peristaltik usus 20 xi. Hari Tanggal No. Dx Perencanaan Keperawatan 2 Tujuan: Kemampuan saluran gastrointestinal untuk membentuk dan mengeluarkan feses secara aktif . Kriteria hasil: a. Pola eliminasi dalam rentang yang diharapkan, feses lembut dan berbentuk. b. Mengeluarkan feses tanpa bantuan. c. Mengonsumsi cairan dan serat dengan adekuat. d. Latihan dalam jumlah yang adekuat. e. Menunjukkan pengetahuan program defekasi yang dibutuhkan untuk mengatasi efek samping pengobatan. f. Melaporkan keluarnya feses dengan berkurangnya nyeri dan mengejan. Rencana Tindakan Rasional 27 1. Tentukan pola defekasi bagi klien dan latih klien untuk menjalankannya. 2. Anjurkan untuk mengkonsumsi asupan nutrisi berserat. 3. Jelaskan efek cairan dan serat dalam mencegah konstipasi. 4. Tekankan pentingnya menghindari mengejan selama defekasi. 5. Anjurkan agar klien menghindari penggunaan laksatif. 6. Anjurkan aktivitas optimal untuk merangsang eleminasi defekasi klien. 1 Untuk mengembalikan keteraturan pola defekasi klien. 2 Nutrisi serat tinggi untuk melancarkan eliminasi fekal 3 Untuk melunakkan eliminasi feses. 4 Untuk mencegah perdarahan. 5 Untuk menghindari penggunaan laksatif . 6 Aktivitas yang optimal dapat merangsang eleminasi defekasi. Diagnosa III : Defisit perawatan diri berhubungan dengan psikologimalas ditandai dengan mandi 1 kali sehari, gigi berplak, kuku kotor dan panjang, dan kulit tampak kusam. HariTanggal No. DX Perencanaan Keperawatan 1. Tujuan dan Kriteria Hasil Tujuan: 1 Meningkatkan minat dan motivasi klien untuk memperhatikan kebersihan diri. 28 Kriteria hasil: a. Klien tampak bersih dan segar b. Klien mampu melakukan perawatan diri secara mandiri. Rencana tindakan Rasional 1 Kaji kemampuan klien untuk melakukan perawatan diri. 2 Diskusikan bersama klien pentingnya kebersihan diri dengan cara menjelaskan pengertian tentang arti kebersihan diri. 3 Anjurkan klien mengganti pakaian yang kotor dengan yang bersih. 4 Berikan pujian pada klien tentang kebersihannya. 5 Dorong dan bantu klien untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut klien. 1 Mengkaji kemampuan klien untuk melakukan perawatan diri memudahkan intervensi selanjutnya. 2 Membuat klien mengetahui tentang arti kebersihan diri. 3 Mengganti pakaian melindungi klien dari kuman dan meningkatkan rasa nyaman. 4 Memberikan pujian membuat klien merasa tersanjung dan lebih kooperatif dalam kebersihan. 5 Memotivasi klien untuk meningkatkan kebersihan mulut 29 6 Implementasi HariTanggal No. Dx Implementasi Keperawatan Evaluasi SOAP Selasa, 19 Mei 2015 1 1. Mengkaji pengetahuan klien serta keluarga tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh. 2. Mengkaji motivasi klien untuk mengubah kebiasaan makan. Klien belum memiliki motivasi untuk merubah kebiasaan makan klien sehari-hari 3. Menanyakan makanan kesukaan klien.Klien mengatakan sangat suka makan ayam kecap 4. Menentukan kemampuan klien dan keluarganya untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. 5. Menghitung TB dan BB klien TB : 136cm BB : 21kg 6. Mengajarkan klienkeluarga tentang makanan bergizi dan tidak mahal. Contohnya makanan murah yang mengandung protein dan S : Klien mengatakan belum terlalu mengerti tentang kebutuhan nutrisi dan mengatakan belum memiliki motivasi untuk merubah kebiasaan makannya sehari-hari O : 1. BB : 21 kg 2. TB : 136 cm 3. Klien tampak tidak mengerti tentang yang telah dijelaskan oleh mahasiswa tentang apa pentingnya kebutuhan pemenuhan nutrisi bagi tubuh. Klien tampak sangat sangat kurus, rambut kusam, pecah-pecah, kulit kering dankelembaban kulit yang sangat 30 lemak adalah telur ayam, tempe, dan tahu, serta bisa menambahkan makanan yang mengandung vitamin adalah mengonsumsi sayur- sayuran dan mengusahakan membeli buah-buahan agar asupan kebutuhan akan vitamin juga dapat terpenuhi jelek A : Teratasi sebagian P : Intervensi dilanjutkan Selasa, 19 Mei 2015 2 1 Menentukan pola defeksasi bagi klien dan melatih klien untuk menjalankannya. Klien masih anak 10 tahun jadi pola defekasi yang bagus unutk klien adalah klien bisa BAB setiap pagi hari 2 Menganjurkan untuk mengkonsumsi asupan nutrisi berserat. Menganjurkan klien untuk memakan buah pepaya agar pencernaan lancar 3 Menjelaskan efek cairan dan serat dalam mencegah konstipasi. Menjelaskan kebutuhan minum yang dibutuhkan oleh klien dalam sehari, serta makanan S : Klien mengatakan belum mengerti cara menjalankan pola defekasi dan arti dari efek cairan dan serat dalam mencegah konstipasi. Klien mengatakan mengerti tentang efek cairan dan serat dalam mencegah konstipasi dan akan mulai memakan makanan yang berserat seperti pepaya yang telah diberitahukan tadi. O : Klien terlihat belum mengerti tentang apa yang dijelaskan oleh mahasiswa 31 dan buah-buahan seperti pepaya yang mengandung banyak serat 4 Menekankan pentingnya menghindari mengejan selama defekasi. 5 Menganjurkan agar klien menghindari penggunaan laksatif. 6 Menganjurkan aktivitas optimal untuk merangsang eleminasi defekasi klien. keperawatan A : Teratasi sebagian P : Intervensi dilanjutkan Selasa, 19 Mei 2015 3 1 Mengkaji kemampuan klien untuk melakukan perawatan diri. 2 Mendiskusikan bersama klien pentingnya kebersihan diri dengan cara menjelaskan pengertian tentang arti kebersihan diri. 3 Menganjurkan klien mengganti pakaian yang kotor dengan yang bersih. 4 Memberikan pujian pada klien tentang kebersihannya. 5 Mendorong dan membantu klien untuk menjaga S : -Klien mengatakan mampu untuk melakukan perawatan diri sendiri tapi klien malas untuk melakukannya. -Klien mengatakan jika klien mengerti tentang arti kebersihan diri O : 1 Ketika klien disuruh untuk mandi, klien terlihat mampu untuk mandi sendiri 32 kebersihan tubuh, gigi dan mulut klien. tanpa perlu bantuan 2 Klien juga terlihat mengerti ketika mahasiswa keperawatan menjelaskan tentang pentinnya menjaga kebersihan diri dengan klien dapat menjawab pertanyaan yang diajukan. A : Masalah teratasi sebagian P : Intervensi dilanjutkan. 33

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen yang terkait

Asuhan Keperawatan pada An.F dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Lingkungan IX Kelurahan Harjosari II Medan Amplas

0 27 64

Asuhan Keperawatan pada An.S dengan Prioritas Masalah kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 14 58

Asuhan Keperawatan pada An. N dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Lingkungan V Kelurahan Harjo Sari II Medan Amplas

0 0 6

Asuhan Keperawatan pada An. N dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Lingkungan V Kelurahan Harjo Sari II Medan Amplas

0 0 4

Asuhan Keperawatan pada An. N dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Lingkungan V Kelurahan Harjo Sari II Medan Amplas

0 0 1

Asuhan Keperawatan pada An. N dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Lingkungan V Kelurahan Harjo Sari II Medan Amplas

0 0 19

Asuhan Keperawatan pada An.F dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Lingkungan IX Kelurahan Harjosari II Medan Amplas

0 0 7

Asuhan Keperawatan pada An.F dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Lingkungan IX Kelurahan Harjosari II Medan Amplas

0 0 6

Asuhan Keperawatan pada An.F dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Lingkungan IX Kelurahan Harjosari II Medan Amplas

0 0 2

Asuhan Keperawatan pada An.F dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Lingkungan IX Kelurahan Harjosari II Medan Amplas

0 0 1